Anda di halaman 1dari 2

Pada awalnya, kesadahan air didefinisikan sebagai kemampuan air untuk mengendapkan sabun,

sehingga keaktifan/ daya bersih sabun menjadi berkurang atau hilang sama sekali. Sabun adalah zat
aktif permukaan yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan air, sehingga air sabun dapat
berbusa. Air sabun akan membentuk emulsi atau sistem koloid dengan zat pengotor yang melekat
dalam benda yang hendak dibersihkan.

Kesadahan terutama disebabkan oleh keberadaan ion-ion kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+) di
dalam air. Keberadaannya di dalam air mengakibatkan sabun akan mengendap sebagai garam
kalsium dan magnesium, sehingga tidak dapat membentuk emulsi secara efektif. Kation-kation
polivalen lainnya juga dapat mengendapkan sabun, tetapi karena kation polivalen umumnya berada
dalam bentuk kompleks yang lebih stabil dengan zat organik yang ada, maka peran kesadahannya
dapat diabaikan. Oleh karena itu penetapan kesadahan hanya diarahkan pada penentuan kadar Ca2+
dan Mg2+. Kesadahan total didefinisikan sebagai jumlah miliekivalen (mek) ion Ca2+ dan Mg2+ tiap
liter sampel air .Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air.
Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+. Atau dapat juga disebabkan
karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan
Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil.

Kesadahan ada jenis Yaitu:

Kesadahan sementara

Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam bikarbonat, seperti Ca(HCO3)2,
Mg(HCO3)2. Kesadahan sementara ini dapat / mudah dieliminir dengan pemanasan (pendidihan),
sehingga terbentuk encapan CaCO3 atau MgCO3.

Reaksinya:

Ca(HCO3)2 → dipanaskan → CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3 (endapan)

Mg(HCO3)2 → dipanaskan → CO2 (gas) + H2O (cair) + MgCO3 (endapan)

2. Kesadahan tetap

Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida, sulfat dan karbonat, misal
CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2. Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan soda –
kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida) sehingga terbentuk
endapan kaslium karbonat (padatan/endapan) dan magnesium hidroksida (padatan/endapan) dalam
air.

Reaksinya:

CaCl2 + Na2CO3 → CaCO3 (padatan/endapan) + 2NaCl (larut)

CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 (padatan/endapan) + Na2SO4 (larut)


MgCl2 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaCl2 (larut)

MgSO4 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaSO4 (larut)

Ketika kesadahan kadarnya adalah lebih besar dibandingkan penjumlahan dari kadar alkali karbonat
dan bikarbonat, yang kadar kesadahannya eqivalen dengan total kadar alkali disebut “ kesadahan
karbonat; apabila kadar kesadahan lebih dari ini disebut “kesadahan non-karbonat”. Ketika
kesadahan kadarnya sama atau kurang dari penjumlahan dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat,
semua kesadahan adalah kesadahan karbonat dan kesadahan noncarbonate tidak ada. Kesadahan
mungkin terbentang dari nol ke ratusan miligram per liter, bergantung kepada sumber dan
perlakuan dimana air telah subjeknya.

Kesadahan total yaitu ion Ca2+ dan Mg2+ dapat ditentukan melalui titrasi dengan EDTA sebagai
titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap semua kation tersebut. Kejadian total
tersebut dapat dianalisis secara terpisah misalnya dengan metode AAS (Automic Absorption
Spectrophotometry).Asam Ethylenediaminetetraacetic dan garam sodium ini (singkatan EDTA)
bentuk satu kompleks kelat yang dapat larut ketika ditambahkan ke suatu larutan yang mengandung
kation logam tertentu. Jika sejumlah kecil Eriochrome Hitam T atau Calmagite ditambahkan ke suatu
larutan mengandung kalsium dan ion-ion magnesium pada satu pH dari 10,0 ± 0,1, larutan menjadi
berwarna merah muda. Jika EDTA ditambahkan sebagai satu titran, kalsium dan magnesium akan
menjadi suatu kompleks, dan ketika semua magnesium dan kalsium telah manjadi kompleks, larutan
akan berubah dari berwarna merah muda menjadi berwarna biru yang menandakan titik akhir dari
titrasi. Ion magnesium harus muncul untuk menghasilkan suatu titik akhir dari titrasi. Untuk
mememastikankan ini, kompleks garam magnesium netral dari EDTA ditambahkan ke larutan buffer.

Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. pH untuk titrasi adalah 10
dengan indikator Eriochrom Black T (EBT). Pada pH lebih tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap,
sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca2+ dengan indikator murexide. Adanya gangguan Cu
bebas dari pipa-pipa saluran air dapat di masking dengan H2S. EBT yang dihaluskan bersama NaCl
padat kadangkala juga digunakan sebagai indikator untuk penentuan Ca ataupun hidroksinaftol.
Seharusnya Ca tidak ikut terkopresitasi dengan Mg, oleh karena itu EDTA direkomendasikan. (Svehla,
1985)

Anda mungkin juga menyukai