Bab Ii,,.
Bab Ii,,.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pada tipe ini. Diabetes mellitus tipe II terjadi akibat penurunan sensifitas
(Tarwoto,2012)
darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh.
2. Etiologi
3. Riwayat keluarga
asia
6. Kebiasaan diet
pentamidine (Tarwoto,2012)
3. Patofisiologi
glikogen dan 20% sampai 40% diubah menjadi lemak. Pada Diabetes
karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga
meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu banyak
akibatnya bau urine dan napas penderita berbau aseton atau bau buah-
sirkulasi insulin yang secara normal akan terikat dengan reseptor khusus
DM TIPE 1 DM TIPE 2
Defisiensi Insulin
Polidipsi Ketonuria
Ketoasidosis
Coma diabetik
6
Trauma
Ulkus
Kerusakan Integritas
Jaringan
4. Manifestasi klinik
a) Poliuria
b) Polidipsi
c) Polifagia
d) Kulit kering
e) Pusing
DM
Tujuan penatalaksanaan :
7. Komplikasi
1. Komplikasi akut
2. Komplikasi kronis
b. Makroangiopati
karena arterisklerosis
klorpropamid.
Misal : mitformin .
9. Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus
terdaftar.
makanan manis).
dalam sel dan menghambat glikogen dan asam amino menjadi glukosa .
c. Ulkus
permukaan kulit atau selaput lender dan ulkus adalah kematian jaringan
yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman saprofit
pembuluh darah.
bagi pasien dengan diabetes mellitus, penyembuhan luka yang lambat dan
bawah.
Derajat Lesi
1 Ulkus diabetik superfisial
2 Ulkus yang meluas ke ligament,
3 Ulkus dalam
abses atau dengan abses atau
osteomielitis
1. Cara Debridement
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis Diabetes Melitus dengan Kaki Diabetik
Pengobatan yang telah diberikan adalah insulin, antibiotika, dan anelgetik. Setelah
kamar operasi pada tanggal 6 november 2013, dilakukan selama 50 menit, dengan
perdarahan sekitar 50 cc. Posisi pasien supine, diberikan anestesi regional yaitu
dipasang duk steril untuk mempersempit lapangan operasi. Insisi dimulai pada
dorsal pedis dekstra sepanjang 5 cm, evaluasi didapatkan pus dan tampak jaringan
nekrotik lalu dilakukan debridement dan dicuci dengan perhidrol. Insisi pada
menggunakan kain kasa steril betadine dan elastic bandage.Setelah operasi, kondisi
pasien stabil dengan keluhan nyeri kaki ringan (Visual Analogue Scale 2).
tipe 2, divisi bedah thoraks-kardiovaskular untuk perawatan dan evaluasi luka, serta
bagian anestesi untuk penatalaksanaan nyeri pada luka. Perawatan luka dilakukan
setiap 2 hari, keadaan luka saat pasien pulang dari RS adalah tidak ada perdarahan
atau pus, dengan dasar luka berupa jaringan sehat dan tidak berbau. Selanjutnya
1. Kriteria hasil
7. Olahraga teratur
1. Pengkajian
(Tarwoto,2012)
a. Pengumpulan data
2. Riwayat kesehatan
arterosklerosis.
d. Riwayat psikososial
Keluhan utama yaitu keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa
penglihatan, Integumen : gatal pada kulit dan luka gangren, kelemahan dan
keletihan.
masuk rumah sakit. Pada pasien diabetes mellitus akibat produksi insulin
tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin maka kadar gula darah tidak
c) Pola eliminasi
volume, adakah disertai rasa nyeri, warna dan bau. Pada kasus diabetes
senggang, kesulitan dan hambatan dalam tidur, situasi rumah sakit yang
debora. 2012)
debora. 2012)
Menggambarkan citra diri, identitas diri, harga diri dan ideal diri
debora. 2012)
2. Pemeriksaan fisik
Dibagi menjadi 3 :
a. Gambaran umum :
lapar, dan sering haus, bisa juga selalu lelah saat beraktifitas.Hal ini
pengkajian. (Tarwoto,2012)
b. Secara sistematik
gangren.
19
haus.
c. Keadaan lokal
3. Tes diagnostik
melitus.
4. Analisa data
dianalisa sehingga dapat ditarik kesimpulan masalah yang timbul dan untuk
5. Diagnosa keperawatan
6. Intervensi
21
Kerusakan lapisan kulit Integritas kulit yang baik Jaga kebersihan kulit agar
(dermis) bisa dipertahankan (sensasi, tetap bersih dan kering
elastisitas, temperatur,
Gangguan permukaan hidrasi, pigmentasi) Mobilisasi pasien (ubah posisi
kulit (epidermis) pasien) setiap dua jam sekali
Tidak ada luka/lesi pada
Invasi struktur tubuh kulit Monitor kulit akan adanya
kemerahan
Perfusi jaringan baik
Oleskan lotion atau
Faktor Yang
Menunjukkan pemahaman minyak/baby oil pada daerah
Berhubungan : dalam proses perbaikan kulit yang tertekan
dan mencegah terjadinya
Eksternal : cedera berulang Monitor aktivitas dan
mobilisasi pasien
Mampu melindungi kulit
dan mempertahankan
22
Penurunan sirkulasi
Kondisi gangguan
metabolik
Gangguan sensasi
Tonjolan tulang
23
7. Implementasi
Sunddarth,2011).
8. Evaluasi
telah diberikan atau dilaksanakan dengan berpegang teguh pada tujuan yang
tercapai atau belum, dapat juga timbul masalah baru. Setelah dilakukan
selalu menjaga suatu tujuan ketika muncul hal-hal baru dan memerlukan
penyesuaian perencanaan.
a. Tujuan evaluasi
waktunya.
24
waktunya.
b. Komponen evaluasi
objektif.
Contoh :
terpenuhi.