Resp Kand - Ca CX
Resp Kand - Ca CX
RUANG KANDUNGAN
Oleh
Diana Mayasari P. 010610150
Pembimbing
Dr. Wita Saraswati, Sp.OG
0
TINJAUAN PUSTAKA
CARCINOMA CERVIX
PREVALENSI
Kanker serviks merupakan keganasan tertinggi di Indonesia dan merupakan
penyebab terbanyak kematian kanker ginekologi di dunia. Diperkirakan di seluruh
dunia setiap tahun ditemukan sekitar 500.000 kasus baru. Deteksi dan penanganan lesi
prakanker merupakan factor yang penting untuk menurunkan angka kejadian kanker
serviks.
ETIOLOGI
Sampai saat ini infeksi HPV terutama tipe 16 dan 18 paling banyak berperan pada
kejadian kanker serviks. Penelitian menujnjukkan bahwa terdapat dua jenis protein/
gen (E6 clan E7) pada HPV yang akan menghambat kerja protein pada manusia (Rb
dan p53) yang bertugas untuk mengatur pertumbuhan dan pembelahan sel pada jalur
normal, sehingga epitel serviks berkembang tidak terkendali.
FAKTOR RESIKO
1. Perilaku seksual wanita maupun pria
a. Aktivitas seksual < 20 tahun
b. Pasangan seksual > 1 (multiple)
c. Rentan terhadap PMS (penyakit menular seksual)
2. Riwayat kanker serviks pada ibu/saudara
3. Merokok
4. Daya tahan tubuh yang rendah. Contoh: HIV, penyakit kronis.
5. Paritas
6. Keadaan sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah
1
Karsinoma invasive
Stadium I: Karsinoma hanya terbatas pada serviks (perluasan ke uterus diabaikan)
Stadium Ia: Karsinoma preklinis, diagnosis dibuat berdasarkan pemeriksaan
mikrokopik.
Ia 1 Invasi stroma secara mikroskopik minimal
Ia 2 Lesi ditentukan mikroskopik dan dapat diukur.
Batas atas invasi tidak melebihi 5mm basal epitel, permukaan atau
kelenjar, dari tempat asalnya, dan dimensi kedua, dengan penyebaran
horizontal tidak melebihi 7mm. Lesi yang lebih besar dianggap
stadium Ib.
Ib Lesi dengan dimensi lebih besar dari stadium Ia1, terlihat secara klinis
atau tidak.
Stadium III Karsinoma sudah meluas ke dinding pelvis. Pada pemeriksaan rektal,
sudah tidak didapatkan daerah bebas kanker antara tumor dengan
dinding pelvis. Tumor mnecapai sepertiga bawah vagina. Semua kasus
dengan hidronefrosis atau non fungsi ginjal.
Stadium IIIa Belum meluas ke dinding pelvis
Stadium IIIb Meluas ke dinding pelvis, dan atau hidronefrosis atau non fungsi
ginjal.
Stadium IV Karsinoma sudah meluas melebihi pelvis atau secara klinis sudah
meliputi mukosa kandung kemih atau rectum.
Stadium IVa Meluas ke organ sekitar
Stadium IVb Meluas ke organ yang jauh
2
Sering gejala kelainan pada serviks muncul sebagai perdarahan sesudah
senggama, yang kemudian bertambah menjadi metroragia dan selanjutnya dapat
menjadi menoragia.
Pada karsinoma insitu mungkin tak tampak kelainan makroskopik atau
mungkin hanya berupa tukak superfisial kecil. Pada lesi invasive keluar cairan
kekuning-kuningan terutama bila lesi nekrotik. Cairan ini berbau dan dapat bercampur
dengan darah. Bila terjadi perdarahan kronis, maka dapat timbul gejala-gejala anemis.
Nyeri pelvis atau hypogastrium dapat disebabkan oleh tumor yang nekrotik
atau radang pamggul. Bila muncul nyeri di daerah lumbosacral maka harus diingat
kemungkinan hidronefrosis atau penyebaran ke kelenjar paraaorta yang meluas ke
akar lumbosacral. Nyeri di panggul dan tungkai bawah akibat infiltrasi tumor ke saraf.
Gejala hematuria dan perdarahn prerectal timbul jika tumor sudah menginvasi vesika
urinaria dan rectum.
Pada stadium lanjut dapat menimbulkan gejala kaheksia, iritasi vesika urinaria
dan rectum, fistel vesikovaginal atau rektovaginal.
CARA PEMERIKSAAN
1. Emeriksaan sederhana dengan inspekulo, pemeriksaan dalam (vaginal Touch)
2. Pemeriksaan rektal (Rectal Touch)
3. Hapusan mulut Rahim/ Pap Smear
4. Kolposkopi
5. Biopsy
6. Dilatasi dan kuretase
7. Konisasi
8. Pemeriksaan penunjang lain
TATA LAKSANA
Sampai dengan stadium IIa Histerektomi radikal disertai dengan pengambilan
kelenjar bening pelvis (operasi radikal Wertheim) merupakan pilihan pertama, kadang
perlu adjuvant sitostatika atau radiasi, bergantung pada temuan saat operasi dan hasil
pemeriksaan patologi. Untuk stadium IIb sampai III, pengobatan dengan penyinaran /
radioterapi dan atau sitostatika merupakan pilihan terbaik, sedangkan untuk stadium
akhir pengobatan paliatif lebih dianjurkan.
3
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.K
Usia : 41 tahun
Alamat : Siman Kepung
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal MRS : 14 November 2010
Tanggal pemeriksaan : 23 November 2010
4
Oktober 2010, MRS di RS Pare karena perdarahan, mendapatkan
transfuse sebanyak 5 kantong.
Riwayat hipertensi dan diabetes mellitus disangkal.
5. Riwayat Sosial
Pasien menikah satu kali, menikah saat umur 13 tahun. Saat ini pasien
tidak bersuami. Jumlah anak dua orang hidup dan dua keguguran.
6. Riwayat Persalinan
I. Aterm/spontan/bidan/4500g/laki-laki/17tahun
II. Aterm/spontan/dukun/-/laki-laki/13tahun
III. Abortus/1 minggu
IV. Abortus/1 minggu
7. Riwayat Haid
HPHT : - (semenjak pakai KB implan)
Menarche : umur 11 tahun
Siklus : 28-31 hari
Lama menstruasi : 6 hari
Dismenorrhea : kadang-kadang
8. Riwayat KB
Pasien menggunakan KB implant selama lima tahun, dan telah dilepaskan
kurang lebih enam bulan yang lalu.
5
Vital sign : TD 100/80, nadi 100x/m, RR 16x/m, temp 36,9oC
Kepala/Leher : anemia (+), icterus (-), cyanosis (-), dispnea (-),
pembesaran KGB leher (-)
Thoraks : simetris, retraksi (-)
Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : ves/ves, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : supel, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)
Hepar/lien tidak teraba
Ekstrimitas : akral hangat kering merah, CRT < 2 detik, edema -/-
6
USG (14 November 2010)
Massa cervix ukuran 4,45x 4,37x5,93 cm, menginfiltrasi uterus disertai
hematocolpos
Hidronefrosis ringan kiri
Tidak tampak proses metastase di hepar dan paraaorta
Ginjal kanan/gall bladder/pancreas/lien/bladder tidak tampak kelainan.
PA (3 November 2010)
Invasive non keratinizing epidermoid carcinoma cervix, large cell type (ganas).
V. ASSESSMENT
Carcinoma cervix
VI. PLANNING
Diagnosis : -
Terapi :
- Diet TKTPRG ekstra putih telur
- Infus RL 200cc/hari
- Transfusi PRC hingga Hb >=10
- Transamin 3x500 mg iv
- Asam mefenamat 3x5g
- SF 2xI tab
Monitoring : perdarahan, KU
Edukasi : 1.Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan
keadaan saat ini.
2.Menjelaskan kepada pasien dan tentang terapi yang akan diberikan,
komplikasi dan prognosis penyakit tersebut.