BAB Isi
BAB Isi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu
penyakit yang banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah
lima tahun (balita) (Ramaiah, 2007). Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap
penyakit diare adalah hal yang wajar dan harus dimengert (Widjaja, 2007). Justru
yang menjadi masalah adalah apabila ada orang tua yang bersikap tidak acuh atau
kurang waspada terhadap anak yang mengalami diare (Asnil dkk, 2007).
nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur
(Depkes RI, 2009). Data UNICEF memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal
dunia setiap tahunnya karena diare (Depkes RI, 2006). Angka tersebut bahkan
masih lebih besar dari korban AIDS, malaria, dan cacar jika digabung. Sayang, di
Di Indonesia sendiri, kira-kira 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau
sekitar 460 balita setiap harinya akibat diare (Ramaiah, 2007). Daerah Jawa Barat
merupakan salah satu yang tertinggi, di mana kasus kematian akibat diare banyak
menimpa anak berusia di bawah 5 tahun (Depkes RI, 2010). Umumnya, kematian
1
Sedangkan di Provinsi Riau Pada 27 maret 2008 tercatat Diare 182 kasus
yang diakibatkan adanya banjir di Provinsi Riau. Adapun kecamatan yang terkena
banjir sebanyak 36 kecamatan, 164 desa, 29.950 Kepala Keluarga atau 60.950
hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian diare pada anak (p
: 0.000). Menurut hasil penelitian Irianto. J (2007), antara sikap dengan kejadian
diare terdapat hubungan yang bermakna. Anak yang mempunyai sikap negatif
mempunyai risiko menderita diare 1,76 kali dibanding anak yang bersikap positif.
Sulawesi Tenggara bahwa pada tahun 2011 prevalensi kejadian diare sebesar
tinggi, mengingat diare masuk dalang peringkat 10 besar penyakit yang masuk di
Sultra, 2013).
Sepintas diare terdengar sepele dan sangat umum terjadi. Namun, ini
disebabkan oleh Virus atau bakteri yang masuk ke makanan atau minuman,
makanan berbumbu tajam, alergi makanan, reaksi obat, alkohol dan bahkan
perubahan emosi juga dapat menyebabkan diare, begitu pula sejumlah penyakit
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
mengalami diare.
2. Tujuan Khusus
mengalami diare
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
amakanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus. Sistem
1. Usus Halus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak diantara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembeluh
darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta.
4
Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang
usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula,
(M longitudinal) dan lapisan serosa (sebelah luar). Usus halus terdiri dari tiga
bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejenum), dan usus
penyerapan (ileum). Vilia usus terdiri dari: Pipa berotot (> 6 cm), pencernaan
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus
(jejenum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari
yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari
duodenum berasal dari bahasa latin duodenum digitonum, yang berarti dua
5
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
bisa dicerana oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan mengirimkan
2010).
adalah bagian dari usus halus, diantara usus dua belas jari (duodenum) dan
halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong
terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara
penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit
M, 2010).
Jejenum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam
baasa inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Latin, jejunus yang
6
c. Usus Penyerapan (Ileum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
Pada sistem pencernaan manusia ini mempunyai panjang sekitar 2-4 meter
dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus
buntu. Ileum memiliki pH atara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan
2007).
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari: kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon
2009).
didalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk funsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus “buta”) dalam istilah
anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta
bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia,
7
burung dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivore memiliki sekum
yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki yang kecil, yang sebagian
Umbai cacing atau appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.
Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.
vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah ujung buntu tabung yang
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang
dewasa, umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2-20
cm, walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguana dan organ vestigial
(sishan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam
sebuah ruangan yang berawal dari usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
8
berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disamping ditempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pergeseran
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini,
tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
limbah keluar dari tubuh. Sebagian besar anus terbentuk dari permukaan tubuh
(kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur
oleh otot spinter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air
1. Pengertian Diare
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal
9
atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari
terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk
tinja yang encer atau cair (Suriadi, S.Kp dan Rita Yuliani, S.Kp, 2001). Diare
adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 ml/jam tinja) dengan tinja berbentuk cairan atau
a. Faktor infeksi
Aeromonas
10
b. Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat
2) Malabsorbsi Lemak
c. Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
a. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat
b. Diare kronik
Diare akut adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu. Ketentuan
ini berlaku bagi orang dewasa, sedangkan pada bayi dan anak ditetapkan
2. Patofisiologi Diare
merupakan akibat dari gangguan absorpsi dan ekresi cairan dan elektrolit
yang berlebihan
dalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan
11
permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan
c. Dehidrasi berat : berat badan menurun lebih dari 10% dengan volume
cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/kg (Juffrie M,
2010).
3. Pathway
12
4. Manifestasi Klinik Diare
a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
b. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, tangan kulit jelek, ubun-ubun dan
c. Keram abdorminal
d. Demam
f. Anoreksia
g. Lemah
h. Pucat
5. Therapy Diare
a. Pemberian cairan.
perlu diperhatikan
1) Memberikan ASI.
13
3) Obat-obatan.
a) Racecordil adalah Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak
2007).
garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal
14
tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa
d. Cairan Parenteral
15
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
perkawinan
Pelayanan kesehatan :
1) Hospital
16
2) Praktik swasta
3) Puskesmas
4) Rumah perawatan
6) Perawatan di rumah
transportasi)
pelayanan
d. Ekonomi
17
2) Karakteristik pekerjaan
a) Status ketergantungan
e. Keamanan transportasi
1) Keamanan
a) Protection service
1) Jenjang pemerintahan
2) Kebijakan Dep.Kes
g. Komunikasi
1) Formal
2) In formal
h. Pendidikan
komunitas
18
i. Recreation
2. Pengumpulan data
menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor
b. Pengamatan
19
panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan
(Mubarak, 2009).
c. Pemeriksaan fisik
3. Pengolahan data
c. Tabulasi data
4. Analisis data
(Mubarak, 2009).
20
yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah
6. Prioritas masalah
a. Perhatian masyarakat
b. Prevalensi kejadian
f. Aspek politis
c. Besarnya resiko
e. Minat masyarakat
21
j. Sumber daya dana
B. Diagnosis Keperawatan
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai
sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan oleh
keperawatan untuk mencapai hasil bagi anda, sebagai perawat, yang dapat
Diagnosa yang mungkin muncul pada kasus diare adalah sebagai berikut.
makanan
22
berdasarkan label yang mengurai pada aktifitas yang dibagi menjadi 7 bagian dan
klinik dan pengetahuan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien mencapai
sebagai bagian dari pelayanan kesehatan. Standar kriteria hasil pasien sebagai
klinik bersama dengan disiplin ilmu kesehatan lain. Klasifikasi berisi 190 kriteria
hasil yang diberi label, definisi dan indikator atau ukuran untuk menentukan
kriteria hasil yang diterima (Johnson dan Mass, 1997) dalam (Mubarak, 2009).
NOC :
a. Fluid balance
b. Hydration
Kriteria Hasil :
normal, HT normal
c. Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran
23
NIC :
NOC :
Kriteria Hasil :
perawatan alami
24
NIC : Pressure Management
makanan
NOC :
c. Weight control
Kriteria Hasil :
25
NIC :
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
konstipasi
NOC :
a. Anxiety control
b. Coping
c. Impulse control
Kriteria Hasil :
mengontol cemas
26
d. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
NIC
D. Implementasi
masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal
ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak,
2009). Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
27
1. Inovative
(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009)
2. Integrated
3. Rasional
(Mubarak, 2009).
5. Ugem
(Mubarak, 2009).
28
E. Evaluasi
ditetapkan.
dengan pelaksanaan.
29
BAB IV
PEMBAHASAN
Simulasi Kasus
A. Pengkajian
1) Lokasi :
b) Kabupaten/Kota : Konawe
c) Kecamatan : Poasia
d) Kelurahan : Anggoeya
e) RW : 10
f) RT : 04
h) Batas wilayah/wilayah
Utara : Laut
Selatan : RT 03 /RW 06
Barat : RT 03
Timur : Laut
1) Pemukiman : 3782 m2
c. Data demografi
30
2) Jumlah penderita rematik : 13 orang
a. Kondisi geografis
PAM : 69 KK (68,3%)
Masak : 19 KK (18,8%)
31
Ditempat sampah : 30%
Got/parit : 75%
Sungai :-
Laut : 25%
Baik/lancar : 25%
Kotor : 75%
3) Jamban
Kepemilikan jamban
Septitank : 85%
Di Laut : 15%
Keadaan jamban
Bersih : 70%
Kotor : 30%
4) Keadaan rumah
Tipe rumah
32
Status rumah
Kontrak : 6 KK
Lantai rumah
Papan : 3 KK
Tegel/keramik : 96
Semen : 2 KK
Ventilasi
Ada : 101 KK
Tidak ada :
Memenuhi syarat : 97 KK
Baik : 101 KK
Kurang : -
5) Halaman rumah
Kepemilikan pekarangan
Memiliki : 91 KK
Tidak memiliki : 10 KK
1) Fasilitas umum
33
Pengajian : 2 kelompok
RW : ada (1 buah)
RT : ada (1 buah)
2) Fasilitas Kesehatan
d. Ekonomi
1) Karekteristik Pekerjaan
PNS/TNI/Polri : 38 orang
Swasta : 25 orang
Pedagang : 39 orang
Nelayan : 97 orang
34
3) Pengeluaran Rata-Rata Perbulan
4) Kepemilikan usaha
Kios/Warung : 30 orang
Toko : 11 orang
1) Keamanan
Diet makan
2) Transportasi
Ambulans, Laut
Sepeda : 7 orang
Motor : 30 orang
35
Mobil : 17 orang
Posyandu)
puskesmas
g. Sistem Komunikasi
Radio : 11 orang
TV : 163 orang
Majalah/koran :-
terkait : Kurang
36
h. Pendidikan
SD : 17 orang
SLTP : 8 orang
i. Rekreasi
3. Analisa Data
37
2 Prevalensi Penyakit Warga sering buang sampah Warga RT 4 RW
sembarang tempat, Nampak 10 Kel. Kambu
sampah berserakan disekitar Kec. Poasia
perumahan dan tempat memiliki perilaku
pembuangan sampah dan yang beresiko
banyak lalat menimbulkan
penyakit untuk
diri sendiri
maupun orang
lain
B. Diagnosa Keperawatan
Rumusan Diagnosis
No Data Domain Kode
Keperawatan
1 - Warga RT 4 RW Domain 1 00099 Ketidakefektifan pemeliharaan
10 Kel. Kambu : kesehatan
Kec. Poasia Promosi
sebanyak 48% Kesehatan
mengalami Diare
- Warga menyatakan
pernah mengalami
diare namun sudah
sembuh
- Warga menyatakan
sudah berusaha
melakukan PHBS
namun masih kena
diare
- Terdapat sampah
yang menumpuk
berceceran di
tempat sampah dan
banyak lalat
38
2 - Warga sering Domain 1 00188 Perilaku Kesehatan Cenderung
buang sampah : Beresiko
sembarang tempat Promosi
- Nampak sampah Kesehatan
berserakan
disekitar
perumahan dan
tempat
pembuangan
sampah dan
banyak lalat
- Sebanyak 71
orang yang tidak
mencuci tangan
sebelum makan
39
C. Rencana Intervensi Keperawatan
40
Diagnosa
Data NOC NIC
Keperawatan
Tujuan
Data Pendukung Masalah
Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi
Kesehatan
- Warga sering buang 00188 Perilaku Warga dapat Prevensi Primer Prevensi Primer
sampah sembarang Kesehatan menghindari 1805 Pengetahuan; Perilaku sehat 7320 Manajemen kasus
tempat Cenderung perilaku yang 1823 Pengetahuan; Promosi 5510 Pendidikan kesehatan
- Nampak sampah Beresiko cenderung beresiko Kesehatan 5618 Pengajaran prosedur/tindakan
berserakan disekitar menimbulkan 1844 Pengetahuan; Manajemen sakit
perumahan dan tempat penyakit akut
pembuangan sampah 1803 Pengetahuan; Proses penyakit
dan banyak lalat Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
- Sebanyak 71 orang yang
1908 Deteksi faktor resiko 4350 Manajemen perilaku
tidak mencuci tangan
1603 Pencarian perilaku sehat 4360 Modifikasi perilaku
sebelum makan
1606 Partisipasi dalam pengambilan 7400 Panduan system kesehatan
keputusan perawatan kesehatan
1608 Kontrol gejala
Prevensi Tersier Prevensi Tersier
2605 Partisipasi tim kesehatan dalam 8700 Pengembangan program
keluarga 7910 Konsultasi
7920 Dokumentasi
8500 Pengembangan kesehatan
masyarakat
41
D. Impementasi
43
E. Evaluasi
45
P : Intervensi dilanjutkan
- Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan perawatan kesehatan
- Melakukan kontrol gejala
- Berpartisipasi tim kesehatan dalam keluarga
46
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
(faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak di luar saluran pencernaan, yaitu
pankreas, hati dan kantung empedu. Diare merupakan salah satu penyakit yang
terjadi pada system pencernaan. Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan
menggunakan NIC dan NOC. Pada proses implementasi keperawatan semua item
keberlanjutan (sustainability).
47
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan pada penulisan ini adalah sebagai berikut.
pelayanan kesehatan pada masyarakat, bukan saja pada upaya kuratif dan
sekitar. Bila kurang memahami tentang upaya yang harus dilakukan, silahkan
48