Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam alam globalisasi yang sangat dinamik dewasa ini,kita sungguh sangat sedih
melihat kenyataan bahwa anak-anak bangsa yang bisa mengisi kesempatan yang terbuka luas
diseluruh dunia hanya terbatas dalam bidang-bidang yang memberi nilai tambah yang relatif
rendah.Salah satu sebabnya adalah karna sumber daya manusia yang kita miliki mutu nya
sangat rendah.Banyak kesempatan lewat begitu saja karna sumber daya yang jumlahnya
melimpah tidak ada yang cocok,atau bahkan tidak pernah di persiapkan untuk itu.Hasil
pendidikan ditempat kita sekarang ini belum mencapai taraf seperti yang di harapkan.Tetapi
diyakini bahwa hasil dari suatu kegiatan tidak akan pernah maksimal bila tidak diawali
dengan perencanaan yang memadai,komprehensif,dan teratur.Maka dari itu dibutuhkan
pengawasan dan evaluasi pendidikan agar berdampak baik bagi pendidikan,memberitahu
peningkatan evaluasi terhadap pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat berdasarkan latar belakang adalah:

a) Apa yang di maksud dengan pengawasan,evaluasi dan sistem Penjamin Mutu


Pendidikan?
b) Apa fungsi Pengawasan Pendidikan dan tujuan dari pengawasan pendidikan?
c) Apa fungsi Evaluasi Pendidikan dan tujuan dari Evaluasi pendidikan?
d) jelaskan Keterkaiatan antara pengawasan dan Evaluasi terhadap Mutu
Pendidikan?

1
1.3 Tujuan makalah

Adapun tujuan makalah adalah:

1). Untuk mengetahui pengertian serta kajian Pengawasan Pendidikan dan tujuan dari
pengawasan pendidikan

2). Untuk mengetahui pengertian Evaluasi Pendidikan dan tujuan dari Evaluasi pendidikan

3). Untuk mengetahui dan Mamahami Keterkaiatan antara pengawasan dan Evaluasi terhadap
Mutu Pendidikan?

1.4 Manfaat Makalah

Adapun manfaat makalah adalah untuk memberitahukan kepada para pembaca agar lebih
mengetahui mengenai dampak antara pengawasan dan Evaluasi terhadap Mutu Pendidikan
serta memberikan manfaat lebih bagi para pembaca yang memang ingin memperoleh suatu
ilmu pengetahuan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 pengertian pengawasan pendidikan

A. Pengawasan pendidikan
1. Defenisi pengawasan pendidikan

Seperti diungkapkan oleh weihrich dan koontz (2005:7) yang menyatakan bahwa ada
lima fungsi manajemen yaitu planning,organizing,staffing,leading,controlling.namun dalam
buku ini yang di bahas hanya salah satu fungsi yaitu controlling (pengawasan) dalam konteks
administrasi dan manajemen pendidikan yang senjutnya di kenal dengan istilah pengawasan
pendidikan.

Secara terminologis,banyak ahli yang memberikan defenisi tentang controlling di antara


ahli yang memberikan definisi adalah weihrich dan koontz (2005;408) yang manyatakan
:”the managerial function of controlling is the measurement and correction of performance in
order to make sure anterprise objectives and the plans devised to attain them are being
accomplished.” berdasarkan pendapat tersebut,di ketahui bahwa pengawasan (controlling)
merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengukur dan melakukan koreksi atas kinerja
aatau upaya yang sedang di lakukan dalam rangka meyakinkan atau memastikan tercapainya
tujuan dan rencana yang telah di tetapkan

Pendapat yang relatif sama dikemukakan oleh Sutisna (1989:240) yang meyatakan
bahwa pengawasan ialah funsi administrasi di mana admistrator memastikan bahwa apa yang
di kerjakan sesaui dengan yang di kehendaki.pengawasan di dalamnya terapat aktivitas
pemeriksaan apakah semua berjalan sesaui dengan rencana yang di buat,instruksi yang di
keluaarkan,dan prinsip-prinsipyang telah di tetapkan.selain oitu,pengawasan juga di
maksudkan untuk menunujukkan kelemahan yang ada dalam pelaksanaan serta melakukan
upaya perbaikan serta pencegahan agar kelemahan atau kesalahan tersebut tidak terulang
kembali.definisi pengawasan yang bdi dalamnya terdapat aktivitas pemeriksaan dikemukakan
pila oleh Harahap (Saputra,2008:67) yang menyatakan bahwa pengawasan merupakan upaya
memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang di tetapkan,perintah yang di
keluarkan,dan prinsip yang di anut.

Pengertian pengawasan yang lebih lengkap di kemukakan oleh Moockler (1972:2) yang
menyatakan bahwa pengawasan sebagai usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan
dengan tujuan perencaan,merencang sistem informasi umpan balik,membandingkan
kegiataan nyata dan standar,menentukan dan mengukur deviasi-deviasi dan mengtambil
tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang di memiliki lelah di
pergunakan dengan efektif dan efesien.dari penertian yang di kemukakan oleh Monckler di
atas,jelaslah bahwa kegiataan mengawasaa bukan hanya memonitor pelaksanaan pekerjaan
atau program melainkan pengawasan di mulai dari menetapan stardar pelaksanaan.

3
2.2 Fungsi dan tujuan pengawasan pendidikan

2. Fungsi Pengawasan pendidikan

a. Fungsi informatif-progresif
Informasi tersebut di perlukan untuk mengetahui perkembangan ke arah pencapaian tujuan
yang telah di tetapakan. Misalnya melalui pengawasan dapat di ketahui kesiapan siswa
menghadapi ujian nasional,seberapa persen progres pencapaian target pengentasan buta huruf
ddi suatu daerah dalam tertentu,dan sebagainya. Kegiatan pengawasana berfungsi sebagai
proses peencariana informasi tentang progres (kemajuan) pelaksanaan program atau kegiatan
di bandingkan dengan target akhir yang telah di tetapkan.
b. Fungsi pengejekan-preventif
Menusia sebagai pelaksana program/kegiataan sangat mungkin melakukkian kelalaian dalam
melaksanakan sutau program atau kegiatan. Pengawasan dapat berfungsi sebagai langkah
pengejekan dan pencengahan agar pelaksana program menjalankan program sesuai denhgan
rencana,petunjuk pelaksanan,petunjuk teknis,ketentuan atau strandar pelaksanan yang sudah
di tetapkan.
c. Fungsi korektif
Pengawasan pendidikan memiliki fungsi korektif dalam arti bila sudah terjadi kesalahan atau
penyimpangan dalam pelaksanan program atau kegiataan,maka pengawas dalam batas
tertentu diberikan kewenangan untuk mengarahkan atau melakukkan tindakan perbaikan
sesaui dengan tugas pokok dan fungsinya.

3. Tujuan pengawasan pendidikan


Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang berupaya memastikan pelaksanan pekerjan
sesuai dengan rencana dan ketentuan sehingga tujuan atau target yang telah di tetapkan dapat
di capai. Pengawasan sangat penting mengingat banyak faktor yang dapat menyebabkan
penyimpangan dalam pelaksanan atau tujuan tidak tercapai. Pentingnya pengawasan di
kemukakan oleh Schermerhorn (1984:445) yang mengemukakan bahwa pengawasan penting
karena ada bebrapa faktor yang dapat menyebabkan pelaksanan kegiatan tidak sesuai dengan
rencana yang telah di tetapkan. Faktor-faktor tersebut adalah: (1) uncertainte (2) complexity
(3) human limitation dan (4) delegation and decentraliization.

Pengawasan pendidikan utamanya memiliki dua tujuan, yaitu


1. Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan pendidik yang telah ditetapkan sesuai dengan
rencana
2. Memastikan tujuan, target dan sasaran dari program atau kebijakan pendidikan dapat
tercapai.
Secara lebih luas, kaho (Yudha, 2009:53) menyebutkan bahwa terdapat 4 tujuan pengawasan,
yaitu
1. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau
tidak
2. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dijumpai oleh para pelaksana sehingga
dengan demikian dapat diambil langkah-langkah perbaikan dikemudian hari

4
3. Mempermudah atau memperingat tugas pelaksana, karena para pelaksana tidak mungkin
dapat melihat kemungkinan-kemungkinan kesalahan-kesalahan yang dibuatnya karena
kesibukan sehari-hari
4. Pengawasan bukanlah untuk mencari kesalahan akan tetapi memperbaiki kesalahan

Dalam, konteks administrasi negara (LAND) RI (1996: 160) menjelaskan bahwa ada dua
tujuan:
1. Agar pelaksanaan pembangunan dilakukan sesuai dengan rencana dan program
pemerintah serta peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga tercapai sasaran
yang ditetapkan
2. Agar sejauh mungkin mencegah terjadinya pemborosan, kebocoran dan menyimpangan
dalam menggunaan wewenang, tenaga,uang,dan pelengkapan milik negara sehingga
dapat terbina aparatur yang tertitip, bersih, berwibawah,berhasil guna dan berdaya guna.

2.3 pengertian evaluasi pendidikan

Secara harfiah kata evaluasi bersal dari bahsa inggris evaluation, dalam bahasa Arab:
Al-Taqdir, dalam bahsa I ndonesia berarti : penilaian. Dengan demikian dapat diartikan
sebagai: penilaian dalam ( bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan.

Adapun dari segi istilah, sebagai mana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W.
Brown (1977) : evaluation refer to the act or process to determining the value of something.
Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung
pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentuka nilai dari sesuatu.

Apabila defenisi evaluasi yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown itu
untuk memberikan definisi tentang evaluasi pendidikan, maka evaluasi pendidikan itu dapat
diberi pengertian sebagai: suatu tindakan atau kegiatan (yang dilaksanakan dengan maksud
untuk) atau suatu proses (yang belangsung dalam rangka) menentukan nilai dari segala
sesuatu dalam dunia pendidikan ( yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang
terjadi dilapangan pendidikan). Atai singkatnya: evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau
proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.

Fungsi evaluasi pendidikan:

Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknyamemiliki tiga
macam fungsi pokok, yaitu (1) mengukur kemajuan, (2) menunjang penyusunan rencana,
dan(3)memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.

Setidak-tidaknya ada dua macam kemungkinan hadir yang diperoleh dari kegiatan evaluasi,
yaitu: 1.hasil evaluasi itu ternyata mengembirakan, sehingga dapat memberikan rasa lega
bagi evaluator, sebab tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai sesuai dengan yang
direncanakan.

5
2.hasil evaluasi itu ternyata tidak mengembirakan atau bahkan mengkhawatirkan,dengan
alasan bahwa berdasar hasil evaluasi ternyata dijumpai aadanya penyimpangan -
penyimpangan, hambatan atau kendala, sehingga mengharuskan evaluator untuk bersikap
waspada. Ia perlu memmikirkan dan melakukan pengkajian ulang terhadap rencana yang
telah disusun, atau mengubah dan memperbaiki cara pelaksanaannya. Berdasarkan data hasil
evaluasi itu selanjutnya dicari metode - metode lain yang dipandanh lebih tepat dan lebih
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. Sudah barang tentu perubahan - perubahan itu
membawa konsekuensi berupa perencanaa ulang (re-planning) atau perencanaan baru dengan
demikian dapat dikatakan bahwa evaluasi itu memiliki fungsi : menunjang penyusunan
rencana.

Evalusi yang dilaksanakan secara berkesinambungan, akan membuka peluang bagi


evaluator untuk membuat perkiraan (estimations), apakah tujuan yang telah dirumuskan akan
dapat dicapai pada waktu yang telah ditentukan, ataukah tidak. Apabila berdasar data evaluasi
itu diperkirakan bahwa tujuan tidak akan dapat dicapai sesuai dengan rencana, maka
evaluator akan berusaha untuk mencari dan menemukan faktor - faktor penyebabnya, serta
mencari dan menemukan jalan keluar atau cara -cara pemecahan.

adapun secara khusus, fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat ditilik dari tiga segi,
yaitu:

1. Segi psikologis

2. Segi didaktik

3. Segi administratif

Bagi pendidik, secara didaktif evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima macam
fungsi, yaitu :

1. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta
didiknya.

2. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing - masing
peserta didik ditengah - tengah kelompoknya

3. Memberikan bahan yang penting untuk memilih atau kemudian menetapkan status peserta
didik.

4. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang
memang memerlukannya.

5. Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah
ditentukan telah dapat dicapai.

6
2.4 Tujuan Dan Kegunaan Evaluasi Pendidikan

Tujuan Evaluasi pendidikan

1. Tujuan umum

Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidika ada dua, yaitu :

a. Untuk menghimpun bahan - bahan keterangan yang dijadikan sebagai bukti mengenai
taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh peserta didik, setelah mereka
mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

b. Untuk mengetahui tingkat efektifitas dari metode - metode pengajaran yang telah di
pergunakan dalam proses pembelajaran yang ditetapkan pendidik dalam kegiatan belajar
mwngajar.

2.Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan
adalah:

a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.


Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri
peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.

b. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan


ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat di cari
dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.

Kegunaan Evaluasi Pendidikan.

Diantara kegunaan yang dapat di petik dari kegiatan evaluasi dalam bidang
pendidikan adalah:

1.Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasi tentang hasil-hasil


yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan progran pendidikan.

2.Terbukanya kemungkinan untuk dapat di ketahuinya relavansi antara program pendidikan


yang telah di rumuskan, dengan tujuan yang hendak dicapai.

3.Terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha perbaikan, penyesuaian, dan


penyempurnaan program pendidikan yang dipandang lebih berguna dan berhasil
guna,sehingga tujuan yang dicita-cita kan,akan dapat dicapai dengan hasil yang sebaik-
baiknya.

Klasifikasi Evaluasi Pendidikan

Klasifikasi atau penggolongan evaluasi dalam bidang pendidikan sangat beragam.


Sangat beragamnya pengklasifikasian atas evaluasi pendidikan itu di sebabkan karna sudut
pandang yang saling berbeda dalam melakukan pengklasifikasian tersebut.

7
Salah satu cara pengklasifikasian terhadap evaluasi pendidikan itu adalah dengan jalan
membedakan evaluasi pendidikan tersebut atas tiga kategori,yaitu:

1.klasifikasi evaluasi pendidikan yang didasarkan pada fungsi evaluasi dalam proses
pendidikan.

2. Klasifikasi evaluasi pendidikan yang di dasarkan pada pemanfaatan informasi yang


bersumber dari kegiatan evaluasi itu sendiri.

3.klasifikasi evaluasi pendidikan yang dilatarbelakangi oleh pertanyaan: dimana atau


dimana evaluasi itu dilaksanakan dalam rangka proses pendidikan.

Obyek (Sasaran) Evaluasi Pendidikan

Dimakud dengan objek atau sasaran Evalusi pendidikan adalah segala sesuatu yang
betalian dengan kegiatan atau proses pendidikan,yang di jadikan titik pusat perhatian atau
pengamatan, karena pihak penilai(evaluator) ingin memperoleh informasi tentangnya
kegiatan atau proses pendidikan tersebut.

Dalam dunia pendidikan,khusunya dalam proses pembelajaran di sekolah input atau


bahan mentah yang siap untuk di olah,tidak lain adalah para calon peserta didik, seperti :
calon murid, calon siswa, calon mahasiswa dan sebagainya.DI tilik dari segi input ini.,maka
objek dari evaluasi pendidikan meliputi tiga aspek, yaitu:

1.) aspek kemampuan ,2.) aspek kepribadian dan 3.) aspek sikap

Subyek(Pelaku) Evaluasi Pendidikan

Subjek atau pelaku evaluasi pendidikan adalah orang yang melakukan evaluasi dalam
bidang pendidikan.

Berbicara tentang subyek evalusi pendidikan,kiranya perlu di kemukakan disini, bahwa


mengenai siapa yang di sebut sebagai subyek evalusi pendidikan itu, akan sangat bergantung,
atau di tentukan oleh suatu aturan yang menetapkan pembagian tugas untum melakukab
evaluasi tersebut.

Ruang Lingkup (Scope) Evaluasi Pendidikan Di Sekolah

Secara umum, ruang lingkup dari evaluasi dalam bidang pendidikan di Sekolah
mencakup tiga komponen utama, yaitu : 1) evaluasi mengenai program pengajaran
2).evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran. 3).evaluasi mengenai hasil belajar
(hasil pengajaran).

Pendidikan dapat didefenidikan sebagai humanisasi atau upaya memanusiakan manusia


yaitu suatu upaya membantu manusia untuk dapat bereksistensi sesuai dengan martabatnya
sebagai manusia. Manusia menjadi manusia yang sebenarnya, jika ia mampu merealisasikan
hakikatnya secara total maka pendidikan hendaknya merupakan upaya yang dilaksanakan
secara sadar dengan bertitik tolak pada asumsi tentang hakikat manusia.

8
2.5 Sistem Penjamin Mutu Pendidikan

Istilah penjaminan mutu masuk ke dalam dunia pendidikan terkait dengan tuntutan
masyarakat tentang akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan. Tuntutan peningkatan kualitas
atas mutu pendidikan dianggap wajar karena penyelenggaraan pendidikan yang bermutu
merupakan bentuk akuntabilitas publik. Lebih-lebih telah jelas bahwa semua kalangan
memiliki kepentingan dalam proses penyelenggaraan pendidikan.

Secara yuridis landasan sistem penjaminan mutu pendidikan adalah UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ayat 21 yang menyebutkan bahwa evaluasi
pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan
terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya,
Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan yang
ditetapkan tanggal 25 September 2009 yang menyebutkan bahwa penjaminan mutu
pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan,
penyelenggara satuan atau program pendidikan yaitu pemerintah daerah, pemerintah, dan
masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan.

Mutu pendidikan didefinisikan sebagai tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat
diraih dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional (Permendiknas no. 63 tahun 2009).
Definisi tersebut diterjemahkan dari aspek proses dan produk pendidikan (Mariana, dkk.,
2013: 8), sebagai berikut.

1. Proses pendidikan, yaitu upaya sistematis oleh institusi dan/atau perorangan dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan consensus nasional melalui
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 (pasal 4).
2. Produk pendidikan, yaitu segala yang dihasilkan dalam pendidikan melalui persekolahan
yang menjadi harapan masyarakat dan sesuai dengan consensus nasional melalui Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003.

Secara umum dapat dikemukakan, sistem penjaminan mutu pendidikan


dikembangkan untuk tujuan sebagai berikut.

1. Sebagai acuan untuk memeratakan mutu pengelolaan pendidikan pada tingkat nasional,
provinsi, kabupaten dan kota, sekolah dan pembelajaran.
2. Proses dan produk Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dapat meyakinkan bahwa
pendidikan dan pembelajaran telah dan diupayakan secara terus-menerus memuaskan bagi
peserta didik, orang tua siswa dan masyarakat, sumber daya pendidikan sekolah, dan para
pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan.
3. Menentukan model fasilitas peningkatan kinerja sekolah, meliputi sistem pembelajaran,
manajemen berbasis sekolah, dan pemberdayaan masyarakat pendidikan dan masyarakat
luas dalam pengelolaan pendidikan disekolah.

9
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) bertujuan agar setiap warga Negara
mendapatkan pendidikan dan pelayanan yang bermutu sesuai dengan yang dijanjikan oleh
penyelenggara.

Tujuan Penjaminan Mutu Pendidikan

A. Tujuan Akhir Penjaminan Mutu Pendidikan

Dalam pasal 2 ayat (1) Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan (SPMP) dinyatakan bahwa tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan
adalah tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh
pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai
melalui penerapan SPMP. Dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu cita-
cita pendirian negara Indonesia ialah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Berdasarkan makna cerdas dan perkembangan teori yang ada maka konsep kecerdasan
merupakan konsep yang multi dimensi. Banyak ranah atau domain tentang manusia yang
harus dimatangkan atau disempurnakan agar dapat dikatakan cerdas.

B. Tujuan Antara Penjaminan Mutu Pendidikan

Untuk mencapai tujuan akhir maka ditetapkanlah tujuan antara penjaminan mutu
pendidikan. Dalam pasal 2 ayat (2) Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 dinyatakan bahwa
tujuan antara penjaminan mutu pendidikan adalah terbangunya SPMP termasuk sebagai
berikut.

1. Terbangunya budaya mutu pendidikan.


2. Pembagian tugas dan tanggun jawab yang jelas dan proporsional.
3. Ditetapkannya secara nasional acuan mutu.
4. Terpetakannya secara nasional mutu pendidikan.
5. Terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan

Manajemen Mutu Pendidikan

A. Pengertian Manajemen Mutu Pendidikan

Kualitas atau mutu adalah aspek terpenting dalam setiap organisasi. Peningkatan mutu
paling banyak menjadi agenda prioritas organisasi. Mutu diyakini sebagai modal utama
dalam menghadapi persaingan antarorganisasi.

Dalam dunia pendidikan konsep mutu misalnya berkaitan dengan kompetensi guru,
nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi, hasil belajar memuaskan, dukungan dari masyarakat
dan orang tua siswa, sumber daya yang memadai, didukung teknologi terkini, dipimpin oleh
kepala sekolah yang kuat dan visioner, dan sangat memperhatikan kebutuhan peserta didik.

Adapun konsep manajemen mutu dalam lembaga pendidikan adalah cara mengelola seluruh
sumber daya pendidikan agar menghasilkan layanan pendidikan yang sesuai atau bahkan
melampaui kebutuhan. Manajemen mutu pendidikan hendaknya menjadi agenda utama untuk

10
meningkatkan kualitas pendidikan. Konsep manajemen mutu pendidikan di lingkungan
sekolah dapat dilihat dari hasil ujian peserta didik. Selain itu, bagaimana alumni dapat
menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan nyata. Perubahan tingkah laku
yang meliputi domain kognitif, afaktif dan psikomotrik dapat dibuktikan dengan peran serta
peserta didik dalam kehidupan masyarakat.

B. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan

Manajemen mutu terpadu merupakan terjemahan dari istilah Total Quality


Management. Manajemen mutu terpadu merupakan intervensi total yang dikemas secara
menarik yang membuat organisasi bertahan setiap waktu. Manajemen mutu terpadu
merupakan transformasi dari manajemen kualitas kontrol yang memadukan faktor manusia
dengan faktor sistem sebagai kesatuan teknikal dan mekanikal.

Manajemen mutu terpadu bermanfaat untuk menghadapi persaingan global. Persaingan


global sangat ketat karena semakin mudahnya orang berkomunikasi dan berpindah tempat.
Keadaan tersebut membuat pertukaran informasi menjadi sangat cepat sehingga perubahan
akan semakin cepat.

C. Manajemen Mutu Pendidikan Berbasis Pelayanan Prima

Lembaga pendidikan merupakan lembaga yang berfungsi memberikan pelayanan


pendidikan kepada publik. Pelayanan yang dapat memberikan kepuasan pelanggang atau
sesuai dengan harapan pelanggang, bahkan lebih disebut pelayanan prima.

Pelayanan prima adalah pelayanan yang memuaskan atau pelayanan yang dapat
memenuhi kebutuhan pelanggang tanpa ada keluhan-keluhan. Singkatnya, pelayanan prima
adalah pelayanan terbaik.

Alangkah baiknya apabila lembaga pendidikan dapat menerapkan manajemen mutu


pendidikan berbasis pelayanan prima. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
konsep pelayanan prima dalam bidang pendidikan adalah sebagai berikut.

1. Pelayanan prima adalah pelayanan yang terbaik dari sekolah kepada orangtua/wali peserta
didik.
2. Pelayanan prima didasarkan pada standar pelayanan yang paling baik.
3. sekolah yang belum memiliki standar, pelayanan prima adalah Standar Pelayanan Minimal
(SPM).
4. Sekolah yang telah mencapai SPM, pelayanan prima adalah Standar Nasional Pendidikan
(SNP).
5. Sekolah yang telah mencapai SNP, pelayanan prima adalah standar mutu berbasis
keunggulan lokal. Selain itu, bisa juga standar mutu dari hasil mengadopsi dan/atau
mengadaptasi standar internasional tertentu.

Sekolah yang telah memiliki standar keunggulan lokal atau standar keunggulan lokal
atau standar internasional tertentu maka pelayanan prima adalah trobosan baru yang dapat
meningkatkan standar dari standar mutu yang sebelumnya.

11
2.6 Keterkaiatan antara pengawasan dan Evaluasi terhadap Mutu Pendidikan.

Pengawasan dan evaluasi pendidikan memiliki peranan penting.tanpa


pengawasan,pelaksanaan kegiatan tidak terkendali,kemungkinan terjadi penyimpangan
sehingga tujuan yang telah di tetapkan tidak dapat di capai. Dengan adanya pengawasan dan
Informasi tersebut maka akan diketahui perkembangan ke arah pencapaian tujuan yang telah
di tetapakan dan yang ingin dicapai. Seperti merangsang kegiatan peserta didik dalam
menempuh program pendidikan.Tanpa adanya evaluasi maka tidak akan ada rangsangan
kepada peserta didik untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan mengukur diri sejauh mana
kemampuan yang dimilikinya.Serta mengukur apakah guru berhasil membina peserta didik
menjadi lebih baik atau malah tidak ada perubahan,dengan pengawasan dan evaluasi juga
bisa diketahui tingkat efektifitas dari metode - metode pengajaran yang telah di pergunakan
dalam proses pembelajaran yang ditetapkan pendidik dalam kegiatan belajar mengajar.
Sehingga berpengaruh pada kualitas atau mutu pendidikan.Sehingga konsep manajemen
mutu pendidikan di lingkungan sekolah dapat dilihat dari hasil ujian peserta didik. Selain itu,
bagaimana alumni dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan
nyata. Perubahan tingkah laku dapat dibuktikan dengan peran serta peserta didik dalam
kehidupan masyarakat.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengawasan pendidikan merupakan salah satu tahapan dalam manajemen pendidikan


yang memiliki peranan penting.tanpa pengawasan,pelaksanaan kegiatan tidak
terkendali,kemungkinan terjadi penyimpangan sehingga tujuan yang telah di tetapkan tidak
dapat di capai. Evaluasi pendidikan adalah Proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan
pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan Usaha untuk memperoleh
informasi berupa umpan balik ( feed back) bagi penyempurnaan pendidikan.Sehingga
pengawasan dan Evaluasi pendidikan sangat erat kaitannya dengan Mutu pendidikan dengan
pengawasan dan evaluasi pendidikan juga maka kita dapat mengetahui mutu pendidikan dari
Peserta didik dan menjadi acuan agar mutu pendidikan mejadi lebih baik.

3.2 Saran

Pengawasan dan Evaluasi menjadi hal yang penting bagi guru untuk menigkatkan
kualitasnya. Agar dalam mengajar guru lebih mampu mereduksi konten-konten kurikulum
yang ada harus sesuai dengan kebutuhan siswa dan sekolah serta mampu memberikan metode
pengajaran yang sangat baik bagi peserta didik sehingga pelajaran menjadi lebih menarik.
.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aedi,Nur 2014.Pengawasan Pendidikan”Jakarta:PT Raja Grafindo Perseda

Sudijono,Anas.2016.Evaluasi Pendidikan.Jakarta:PT raja Grafindo Perseda

Sumantri,S.Muhammad.,Dan Yatimah Doratul.2015.Pengantar Pendidikan.Tangerang


Selatan:Universitas Terbuka.

Barnawi,dan Arifin.,M.2017 Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.Yogyakarta:Ar-Ruzz


Media

Tim Pengembang MKDP kurikulum dan Pengajaran.2016 kurikulum dan


pengajaran.Jakarta:PT Raja Grafindo Perseda.

14

Anda mungkin juga menyukai