PENDAHULUAN
Dalam alam globalisasi yang sangat dinamik dewasa ini,kita sungguh sangat sedih
melihat kenyataan bahwa anak-anak bangsa yang bisa mengisi kesempatan yang terbuka luas
diseluruh dunia hanya terbatas dalam bidang-bidang yang memberi nilai tambah yang relatif
rendah.Salah satu sebabnya adalah karna sumber daya manusia yang kita miliki mutu nya
sangat rendah.Banyak kesempatan lewat begitu saja karna sumber daya yang jumlahnya
melimpah tidak ada yang cocok,atau bahkan tidak pernah di persiapkan untuk itu.Hasil
pendidikan ditempat kita sekarang ini belum mencapai taraf seperti yang di harapkan.Tetapi
diyakini bahwa hasil dari suatu kegiatan tidak akan pernah maksimal bila tidak diawali
dengan perencanaan yang memadai,komprehensif,dan teratur.Maka dari itu dibutuhkan
pengawasan dan evaluasi pendidikan agar berdampak baik bagi pendidikan,memberitahu
peningkatan evaluasi terhadap pendidikan.
1
1.3 Tujuan makalah
1). Untuk mengetahui pengertian serta kajian Pengawasan Pendidikan dan tujuan dari
pengawasan pendidikan
2). Untuk mengetahui pengertian Evaluasi Pendidikan dan tujuan dari Evaluasi pendidikan
3). Untuk mengetahui dan Mamahami Keterkaiatan antara pengawasan dan Evaluasi terhadap
Mutu Pendidikan?
Adapun manfaat makalah adalah untuk memberitahukan kepada para pembaca agar lebih
mengetahui mengenai dampak antara pengawasan dan Evaluasi terhadap Mutu Pendidikan
serta memberikan manfaat lebih bagi para pembaca yang memang ingin memperoleh suatu
ilmu pengetahuan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengawasan pendidikan
1. Defenisi pengawasan pendidikan
Seperti diungkapkan oleh weihrich dan koontz (2005:7) yang menyatakan bahwa ada
lima fungsi manajemen yaitu planning,organizing,staffing,leading,controlling.namun dalam
buku ini yang di bahas hanya salah satu fungsi yaitu controlling (pengawasan) dalam konteks
administrasi dan manajemen pendidikan yang senjutnya di kenal dengan istilah pengawasan
pendidikan.
Pendapat yang relatif sama dikemukakan oleh Sutisna (1989:240) yang meyatakan
bahwa pengawasan ialah funsi administrasi di mana admistrator memastikan bahwa apa yang
di kerjakan sesaui dengan yang di kehendaki.pengawasan di dalamnya terapat aktivitas
pemeriksaan apakah semua berjalan sesaui dengan rencana yang di buat,instruksi yang di
keluaarkan,dan prinsip-prinsipyang telah di tetapkan.selain oitu,pengawasan juga di
maksudkan untuk menunujukkan kelemahan yang ada dalam pelaksanaan serta melakukan
upaya perbaikan serta pencegahan agar kelemahan atau kesalahan tersebut tidak terulang
kembali.definisi pengawasan yang bdi dalamnya terdapat aktivitas pemeriksaan dikemukakan
pila oleh Harahap (Saputra,2008:67) yang menyatakan bahwa pengawasan merupakan upaya
memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang di tetapkan,perintah yang di
keluarkan,dan prinsip yang di anut.
Pengertian pengawasan yang lebih lengkap di kemukakan oleh Moockler (1972:2) yang
menyatakan bahwa pengawasan sebagai usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan
dengan tujuan perencaan,merencang sistem informasi umpan balik,membandingkan
kegiataan nyata dan standar,menentukan dan mengukur deviasi-deviasi dan mengtambil
tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang di memiliki lelah di
pergunakan dengan efektif dan efesien.dari penertian yang di kemukakan oleh Monckler di
atas,jelaslah bahwa kegiataan mengawasaa bukan hanya memonitor pelaksanaan pekerjaan
atau program melainkan pengawasan di mulai dari menetapan stardar pelaksanaan.
3
2.2 Fungsi dan tujuan pengawasan pendidikan
a. Fungsi informatif-progresif
Informasi tersebut di perlukan untuk mengetahui perkembangan ke arah pencapaian tujuan
yang telah di tetapakan. Misalnya melalui pengawasan dapat di ketahui kesiapan siswa
menghadapi ujian nasional,seberapa persen progres pencapaian target pengentasan buta huruf
ddi suatu daerah dalam tertentu,dan sebagainya. Kegiatan pengawasana berfungsi sebagai
proses peencariana informasi tentang progres (kemajuan) pelaksanaan program atau kegiatan
di bandingkan dengan target akhir yang telah di tetapkan.
b. Fungsi pengejekan-preventif
Menusia sebagai pelaksana program/kegiataan sangat mungkin melakukkian kelalaian dalam
melaksanakan sutau program atau kegiatan. Pengawasan dapat berfungsi sebagai langkah
pengejekan dan pencengahan agar pelaksana program menjalankan program sesuai denhgan
rencana,petunjuk pelaksanan,petunjuk teknis,ketentuan atau strandar pelaksanan yang sudah
di tetapkan.
c. Fungsi korektif
Pengawasan pendidikan memiliki fungsi korektif dalam arti bila sudah terjadi kesalahan atau
penyimpangan dalam pelaksanan program atau kegiataan,maka pengawas dalam batas
tertentu diberikan kewenangan untuk mengarahkan atau melakukkan tindakan perbaikan
sesaui dengan tugas pokok dan fungsinya.
4
3. Mempermudah atau memperingat tugas pelaksana, karena para pelaksana tidak mungkin
dapat melihat kemungkinan-kemungkinan kesalahan-kesalahan yang dibuatnya karena
kesibukan sehari-hari
4. Pengawasan bukanlah untuk mencari kesalahan akan tetapi memperbaiki kesalahan
Dalam, konteks administrasi negara (LAND) RI (1996: 160) menjelaskan bahwa ada dua
tujuan:
1. Agar pelaksanaan pembangunan dilakukan sesuai dengan rencana dan program
pemerintah serta peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga tercapai sasaran
yang ditetapkan
2. Agar sejauh mungkin mencegah terjadinya pemborosan, kebocoran dan menyimpangan
dalam menggunaan wewenang, tenaga,uang,dan pelengkapan milik negara sehingga
dapat terbina aparatur yang tertitip, bersih, berwibawah,berhasil guna dan berdaya guna.
Secara harfiah kata evaluasi bersal dari bahsa inggris evaluation, dalam bahasa Arab:
Al-Taqdir, dalam bahsa I ndonesia berarti : penilaian. Dengan demikian dapat diartikan
sebagai: penilaian dalam ( bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Adapun dari segi istilah, sebagai mana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W.
Brown (1977) : evaluation refer to the act or process to determining the value of something.
Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung
pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentuka nilai dari sesuatu.
Apabila defenisi evaluasi yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown itu
untuk memberikan definisi tentang evaluasi pendidikan, maka evaluasi pendidikan itu dapat
diberi pengertian sebagai: suatu tindakan atau kegiatan (yang dilaksanakan dengan maksud
untuk) atau suatu proses (yang belangsung dalam rangka) menentukan nilai dari segala
sesuatu dalam dunia pendidikan ( yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang
terjadi dilapangan pendidikan). Atai singkatnya: evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau
proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknyamemiliki tiga
macam fungsi pokok, yaitu (1) mengukur kemajuan, (2) menunjang penyusunan rencana,
dan(3)memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.
Setidak-tidaknya ada dua macam kemungkinan hadir yang diperoleh dari kegiatan evaluasi,
yaitu: 1.hasil evaluasi itu ternyata mengembirakan, sehingga dapat memberikan rasa lega
bagi evaluator, sebab tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai sesuai dengan yang
direncanakan.
5
2.hasil evaluasi itu ternyata tidak mengembirakan atau bahkan mengkhawatirkan,dengan
alasan bahwa berdasar hasil evaluasi ternyata dijumpai aadanya penyimpangan -
penyimpangan, hambatan atau kendala, sehingga mengharuskan evaluator untuk bersikap
waspada. Ia perlu memmikirkan dan melakukan pengkajian ulang terhadap rencana yang
telah disusun, atau mengubah dan memperbaiki cara pelaksanaannya. Berdasarkan data hasil
evaluasi itu selanjutnya dicari metode - metode lain yang dipandanh lebih tepat dan lebih
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. Sudah barang tentu perubahan - perubahan itu
membawa konsekuensi berupa perencanaa ulang (re-planning) atau perencanaan baru dengan
demikian dapat dikatakan bahwa evaluasi itu memiliki fungsi : menunjang penyusunan
rencana.
adapun secara khusus, fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat ditilik dari tiga segi,
yaitu:
1. Segi psikologis
2. Segi didaktik
3. Segi administratif
Bagi pendidik, secara didaktif evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima macam
fungsi, yaitu :
1. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta
didiknya.
2. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing - masing
peserta didik ditengah - tengah kelompoknya
3. Memberikan bahan yang penting untuk memilih atau kemudian menetapkan status peserta
didik.
4. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang
memang memerlukannya.
5. Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah
ditentukan telah dapat dicapai.
6
2.4 Tujuan Dan Kegunaan Evaluasi Pendidikan
1. Tujuan umum
Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidika ada dua, yaitu :
a. Untuk menghimpun bahan - bahan keterangan yang dijadikan sebagai bukti mengenai
taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh peserta didik, setelah mereka
mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b. Untuk mengetahui tingkat efektifitas dari metode - metode pengajaran yang telah di
pergunakan dalam proses pembelajaran yang ditetapkan pendidik dalam kegiatan belajar
mwngajar.
2.Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan
adalah:
Diantara kegunaan yang dapat di petik dari kegiatan evaluasi dalam bidang
pendidikan adalah:
7
Salah satu cara pengklasifikasian terhadap evaluasi pendidikan itu adalah dengan jalan
membedakan evaluasi pendidikan tersebut atas tiga kategori,yaitu:
1.klasifikasi evaluasi pendidikan yang didasarkan pada fungsi evaluasi dalam proses
pendidikan.
Dimakud dengan objek atau sasaran Evalusi pendidikan adalah segala sesuatu yang
betalian dengan kegiatan atau proses pendidikan,yang di jadikan titik pusat perhatian atau
pengamatan, karena pihak penilai(evaluator) ingin memperoleh informasi tentangnya
kegiatan atau proses pendidikan tersebut.
1.) aspek kemampuan ,2.) aspek kepribadian dan 3.) aspek sikap
Subjek atau pelaku evaluasi pendidikan adalah orang yang melakukan evaluasi dalam
bidang pendidikan.
Secara umum, ruang lingkup dari evaluasi dalam bidang pendidikan di Sekolah
mencakup tiga komponen utama, yaitu : 1) evaluasi mengenai program pengajaran
2).evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran. 3).evaluasi mengenai hasil belajar
(hasil pengajaran).
8
2.5 Sistem Penjamin Mutu Pendidikan
Istilah penjaminan mutu masuk ke dalam dunia pendidikan terkait dengan tuntutan
masyarakat tentang akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan. Tuntutan peningkatan kualitas
atas mutu pendidikan dianggap wajar karena penyelenggaraan pendidikan yang bermutu
merupakan bentuk akuntabilitas publik. Lebih-lebih telah jelas bahwa semua kalangan
memiliki kepentingan dalam proses penyelenggaraan pendidikan.
Secara yuridis landasan sistem penjaminan mutu pendidikan adalah UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ayat 21 yang menyebutkan bahwa evaluasi
pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan
terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya,
Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan yang
ditetapkan tanggal 25 September 2009 yang menyebutkan bahwa penjaminan mutu
pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan,
penyelenggara satuan atau program pendidikan yaitu pemerintah daerah, pemerintah, dan
masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan.
Mutu pendidikan didefinisikan sebagai tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat
diraih dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional (Permendiknas no. 63 tahun 2009).
Definisi tersebut diterjemahkan dari aspek proses dan produk pendidikan (Mariana, dkk.,
2013: 8), sebagai berikut.
1. Proses pendidikan, yaitu upaya sistematis oleh institusi dan/atau perorangan dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan consensus nasional melalui
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 (pasal 4).
2. Produk pendidikan, yaitu segala yang dihasilkan dalam pendidikan melalui persekolahan
yang menjadi harapan masyarakat dan sesuai dengan consensus nasional melalui Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003.
1. Sebagai acuan untuk memeratakan mutu pengelolaan pendidikan pada tingkat nasional,
provinsi, kabupaten dan kota, sekolah dan pembelajaran.
2. Proses dan produk Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dapat meyakinkan bahwa
pendidikan dan pembelajaran telah dan diupayakan secara terus-menerus memuaskan bagi
peserta didik, orang tua siswa dan masyarakat, sumber daya pendidikan sekolah, dan para
pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan.
3. Menentukan model fasilitas peningkatan kinerja sekolah, meliputi sistem pembelajaran,
manajemen berbasis sekolah, dan pemberdayaan masyarakat pendidikan dan masyarakat
luas dalam pengelolaan pendidikan disekolah.
9
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) bertujuan agar setiap warga Negara
mendapatkan pendidikan dan pelayanan yang bermutu sesuai dengan yang dijanjikan oleh
penyelenggara.
Dalam pasal 2 ayat (1) Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan (SPMP) dinyatakan bahwa tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan
adalah tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh
pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai
melalui penerapan SPMP. Dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu cita-
cita pendirian negara Indonesia ialah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berdasarkan makna cerdas dan perkembangan teori yang ada maka konsep kecerdasan
merupakan konsep yang multi dimensi. Banyak ranah atau domain tentang manusia yang
harus dimatangkan atau disempurnakan agar dapat dikatakan cerdas.
Untuk mencapai tujuan akhir maka ditetapkanlah tujuan antara penjaminan mutu
pendidikan. Dalam pasal 2 ayat (2) Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 dinyatakan bahwa
tujuan antara penjaminan mutu pendidikan adalah terbangunya SPMP termasuk sebagai
berikut.
Kualitas atau mutu adalah aspek terpenting dalam setiap organisasi. Peningkatan mutu
paling banyak menjadi agenda prioritas organisasi. Mutu diyakini sebagai modal utama
dalam menghadapi persaingan antarorganisasi.
Dalam dunia pendidikan konsep mutu misalnya berkaitan dengan kompetensi guru,
nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi, hasil belajar memuaskan, dukungan dari masyarakat
dan orang tua siswa, sumber daya yang memadai, didukung teknologi terkini, dipimpin oleh
kepala sekolah yang kuat dan visioner, dan sangat memperhatikan kebutuhan peserta didik.
Adapun konsep manajemen mutu dalam lembaga pendidikan adalah cara mengelola seluruh
sumber daya pendidikan agar menghasilkan layanan pendidikan yang sesuai atau bahkan
melampaui kebutuhan. Manajemen mutu pendidikan hendaknya menjadi agenda utama untuk
10
meningkatkan kualitas pendidikan. Konsep manajemen mutu pendidikan di lingkungan
sekolah dapat dilihat dari hasil ujian peserta didik. Selain itu, bagaimana alumni dapat
menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan nyata. Perubahan tingkah laku
yang meliputi domain kognitif, afaktif dan psikomotrik dapat dibuktikan dengan peran serta
peserta didik dalam kehidupan masyarakat.
Pelayanan prima adalah pelayanan yang memuaskan atau pelayanan yang dapat
memenuhi kebutuhan pelanggang tanpa ada keluhan-keluhan. Singkatnya, pelayanan prima
adalah pelayanan terbaik.
1. Pelayanan prima adalah pelayanan yang terbaik dari sekolah kepada orangtua/wali peserta
didik.
2. Pelayanan prima didasarkan pada standar pelayanan yang paling baik.
3. sekolah yang belum memiliki standar, pelayanan prima adalah Standar Pelayanan Minimal
(SPM).
4. Sekolah yang telah mencapai SPM, pelayanan prima adalah Standar Nasional Pendidikan
(SNP).
5. Sekolah yang telah mencapai SNP, pelayanan prima adalah standar mutu berbasis
keunggulan lokal. Selain itu, bisa juga standar mutu dari hasil mengadopsi dan/atau
mengadaptasi standar internasional tertentu.
Sekolah yang telah memiliki standar keunggulan lokal atau standar keunggulan lokal
atau standar internasional tertentu maka pelayanan prima adalah trobosan baru yang dapat
meningkatkan standar dari standar mutu yang sebelumnya.
11
2.6 Keterkaiatan antara pengawasan dan Evaluasi terhadap Mutu Pendidikan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Pengawasan dan Evaluasi menjadi hal yang penting bagi guru untuk menigkatkan
kualitasnya. Agar dalam mengajar guru lebih mampu mereduksi konten-konten kurikulum
yang ada harus sesuai dengan kebutuhan siswa dan sekolah serta mampu memberikan metode
pengajaran yang sangat baik bagi peserta didik sehingga pelajaran menjadi lebih menarik.
.
13
DAFTAR PUSTAKA
14