Anda di halaman 1dari 3

IBANDRONAT

Indikasi:

kanker tulang metastase, menurunkan risiko komplikasi skeletal pada penyakit malignant pada
tulang termasuk hiperkalsemia, nyeri, kebutuhan radioterapi untuk mengatasi nyeri akibat luka
tulang (bone lesion) dan fraktur, dan menurunkan resiko fraktur.

Peringatan:

Hipokalsemia dan gangguan metabolisme tulang dan mineral harus diobati terlebih dahulu
sebelum terapi asam ibandronat dilakukan. Asupan kalsium dan vitamin D yang cukup sangat
penting pada semua pasien. Pasien harus menerima asupan kalsium dan vitamin D yang cukup,
jika asupan tersebut tidak terpenuhi dari makanan maka pasien harus diberi suplemen kalsium
dan vitamin D.
Bifosfonat oral sering mengakibatkan disfagia, esofagitis, dan esofageal atau luka pada
lambung (gastric ulcer). Oleh karena itu, pasien harus memperhatikan cara pemberian obat.
Dokter harus waspada terhadap tanda atau gejala reaksi esofageal yang mungkin terjadi selama
terapi dan pasien diperintahkan untuk tidak melanjutkan terapi asam ibandronat. Bantuan
medis harus segera dilakukan jika pasien mengalami gejala iritasi esofageal seperti disfagia,
nyeri saat menelan, rasa sakit pada belakang sternum atau dada terbakar.
Perhatian harus diberikan saat pemberian oral Asam Ibandronat bersamaan dengan AINS
karena AINS sering dikaitkan dengan iritasi gastrointestinal.
Osteonekrosis rahang pernah dilaporkan terjadi pada pasien kanker yang menerima pengobatan
termasuk bifosfonat intravena. Banyak dari pasien tersebut juga menerima kemoterapi dan
kortikosteroid. Osteonekrosis rahang juga dilaporkan terjadi pada pasien osteoporosis yang
menerima bifosfonat oral.
Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan sebelum pengobatan dengan bifosfonat pada pasien
yang melakukan terapi lain dalam waktu yang bersamaan (kemoterapi, radioterapi,
kortikosteroid).
Bagi pasien yang mengalami osteonekrosis rahang saat terapi bifosfonat, operasi gigi dapat
memperparah kondisinya.
Uji klinik tidak menunjukkan bukti penurunan pada ginjal dengan terapi asam ibandronat
jangka panjang. Namun, direkomendasikan untuk memonitor fungsi ginjal, kalsium, fosfat dan
megnesium serum pada pasien yang diterapi asam ibandronat.
Hidrasi berlebihan harus dihindari pada pasien yang memiliki resiko gagal jantung.

Interaksi:

Interaksi obat-makanan
Produk mengandung kalsium atau kation multivalen (seperti alumunium, magnesium, besi),
termasuk susu dan makanan, dapat mempengaruhi absorbsi asam ibandronat. Oleh karena itu,
produk tersebut harus diberikan dengan selang waktu minimal 60 menit setelah dosis oral asam
ibandronat.
Bioavailabilitas berkurang sekitar 75% jika tablet asam ibandronat diberikan 2 jam setelah
makan. Oleh karena itu, direkomendasikan bahwa tablet harus diberikan setelah puasa satu
malam (setidaknya 6 jam) dan puasa harus dilanjutkan selama 60 menit setelah dosis diberikan.
Hati-hati penggunaan bersamaan bifosfonat dengan aminogliserida karena keduanya dapat
menurunkan tingkat kalsium serum jika digunakan dalam jangka waktu yang lama dan
kemungkinan dapat menyebabkan hipomagnesemia.

Interaksi obat-obat
Ranitidin intravena meningkatkan bioavailabilitas asam ibandronat sekita 20% (masih dalam
rentang normal bioavailabilitas asam ibandronat), kemungkinan karena keasaman lambung
yang berkurang. Namun, tidak diperlukan penyesuaian dosis jika asam ibandronat diberikan
bersamaan dengan antagaonis H2 atau obat lain yang meningkatkan pH lambung.

Kontraindikasi:

Hipersensitif terhadap asam ibandronat atau golongan bifosfonat lainnya; asam ibandronat
tidak boleh diberikan pada anak-anak karena penelitian ilmiah yang masih terbatas; asam
ibandronat tidak boleh diberikan pada wanita hamil dan ibu menyusui karena belum ada data
keamanan yang memadai.

Efek Samping:

Umum terjadi (>1% dan < 10%): hipokalsemia, dispepsia, mual, nyeri abdomen, esofagitis,
astenia. Tidak umum terjadi (> 0,1% dan < 1%): anemia, parestesia, disgesia (pengecapan yang
tidak normal), perdarahan, ulkus duodenum, gastritis, disfagia, mulut kering, pruritus, azotemia
(uremia), nyeri dada, gejala seperti influenza, mengantuk, nyeri, peningkatan hormon
paratiroid dalam darah.

Dosis:

Oral: 50 mg sekali sehari.


Tablet asam ibandronat harus diminum 60 menit sebelum makan dan minum (selain air putih),
atau minum obat dan suplemen lain (termasuk kalsium).
Tablet asam ibandronat harus diberikan setelah puasa selama semalam (minimal 6 jam) dan 60
menit sebelum makan dan minum pada pagi hari atau sebelum mengkonsumsi obat atau
suplemen lain (termasuk kalsium). Puasa dilanjutkan 30 menit setelah tablet diminum. Air
putih dapat diminum bersama dengan pemberian tablet asam ibandronat. Pasien tidak boleh
berbaring 60 menit setelah minum tablet asam ibandronat.

ASAM IBANDRONAT
Indikasi:

pengobatan osteoporosis pascamenopause, mengurangi risiko fraktur, pencegahan bone loss


pada wanita pascamenopause yang memiliki risiko terhadap berkembangnya osteoporosis.

Peringatan:

kerusakan ginjal (lampiran 3); monitor fungsi ginjal dan kadar serum kalsium, fosfat dan
magnesium; penyakit jantung (hindari asupan cairan yang berlebih); keamanan pada anak
belum ditetapkan.
Interaksi:

lihat lampiran 1 (bifosfonat).

Kontraindikasi:

hipersensitivitas, uncorrected hypocalcemia, ketidakmampuan berdiri atau duduk tegak


selama paling sedikit 60 menit, kehamilan (lampiran 4); menyusui (lampiran 5).

Efek Samping:

hipokalsemia, hipofosfatemia, gejala seperti influenza (termasuk demam, menggigil dan nyeri
otot), nyeri tulang, reaksi esofageal (lihat keterangan di bawah), diare, mual, muntah, nyeri
abdominal, dyspepsia, faringitis, sakit kepala, asthenia, jarang anemia, reaksi hipersensitivitas
(pruritus, bronkospasmus dan dilaporkan angioudem). REAKSI ESOFAGEAL. Dilaporkan
reaksi esofageal yang berat dengan seluruh bifosfonat oral; pasien dianjurkan untuk berhenti
mengkonsumsi obat ini dan konsultasi ke dokter jika mengalami gejala-gejala iritasi
esofageal seperti dysphagia, nyeri menelan, nyeri retrosternal, atau nyeri ulu hati.

Dosis:

Pengobatan dan pencegahan: 2,5 mg sekali sehari. Obat harus diminum 60 menit sebelum
mengkonsumsi makanan atau minuman pertama kali (selain air) atau mengkonsumsi obat
atau suplemen oral lainnya (termasuk kalsium). Tablet harus ditelan utuh dengan segelas
penuh air putih (180 hingga 240 mL) sambil duduk atau berdiri dalam posisi tegak. Pasien
tidak boleh berbaring selama 60 menit setelah meminum obat ini. Air putih adalah satu-
satunya minuman yang boleh diminum dengan obat ini. Beberapa air mineral dapat
mengandung kadar kalsium yang lebih tinggi sehingga tidak boleh digunakan. Obat ini tidak
boleh dikunyah atau dihisap karena dapat menyebabkan ulserasi orofaringeal. Pengobatan
osteoporosis pascamenopause, oral, 150 mg satu kali sebulan atau injeksi intravena diberikan
selama 15-30 detik, 3 mg setiap 3 bulan.

Anda mungkin juga menyukai