Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

(TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI SESI III)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Disusun oleh (Kelompok II) :

Amelia Fasha

Neni Nopiyanti

Robby Heriana Rochim

Selly Hardian

Shafira Qurratunainy

Syamsul Arifin

Tia Purwantini

Try Fahmi Faozi

Yanti Suryanengsih

Tingkat : III C

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS SUMEDANG

Jalan Margamukti Ds. Licin No. 93 Cimalaka Sumedang Telp. (0261) 203084

2018
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

SOSIALISASI SESI III

I. TOPIK
Terapi aktivitas kelompok (TAK) sosialisasi dengan permainan bola dan musik.

II. TUJUAN
2.1. Tujuan Umum
Meningkatnya kemampuan pasien dalam membina hubungan sosial dalam
kelompok secara bertahap.
2.2. Tujuan Khusus

a. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok.

b. Pasien mampu mengajukan pertanyaan tentang kehidupan pribadi kepada satu


orang kelompok.

c. Menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi.

d. Klien mampu menyampikan pendapat tentang manfaat kegiatan tentang TAKS


yang telah dilakukan. (Eko prabowo, 2014: 240).

2.3. Tujuan Saat Ini

III. LANDASAN TEORI


Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi dan sosial yang
terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif,
konsep diri yang positif, dan kestabilan emosi. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan oleh
perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan
masyarakat yang didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa dan sarana lain seperti
keluarga dan lingkungan sosial.
Meningkatnya klien dengan gangguan jiwa ini disebabkan banyak hal. Kondisi
lingkungan sosial yang semakin keras diperkirakan menjadi salah satu penyebab
meningkatnya jumlah masyarakat yang mengalami gangguan kejiwaan.
Apalagi untuk individu yang rentan terhadap kondisi lingkungan dengan tingkat kemiskinan
yang terlalu menekan.
Gangguan isolasi sosial yang tidak mendapat perawatan lebih lanjut dapat
menyebabkan klien makin sulit dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain,
sehingga klien menjadi regresi, mengalami penurunan dalam aktivitas, dan kurangnya
perhatian terhadap penampilan dan kebersihan diri bahkan bisa berlanjut menjadi
halusinasi yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Penatalaksanaan keperawatan klien selain dengan pengobatan psikofarmaka juga
dengan pemberian terapi modalitas yang salah satunya adalah Terapi Aktifitas Kelompok
(TAK). Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat pada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktifitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan.
Terapi Aktivitas Kelompok sangat efektif mengubah perilaku karena di dalam kelompok
terjadi interaksi satu dengan yang lain dan saling mempengaruhi. Dalam kelompok akan
terbentuk satu sistem sosial yang saling berinteraksi dan menjadi tempat klien berlatih
perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.
TAK dibagi sesuai dengan masalah keperawatan klien, salah satunya adalah TAK
Sosialisasi. TAK Sosialisasi adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah
klien dengan masalah hubungan sosial. Dengan TAK sosialisasi maka klien dapat
meningkatkan hubungan sosial secara bertahap dari interpersonal (satu dan satu),
kelompok dan masyarakat.
Dalam kegiatan aktifitas kelompok, tujuan ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan
dan masalah yang dihadapi oleh sebagian besar peserta. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
sosialisasi adalah upaya memfasilitasi kemampuan klien dalam meningkatkan sosialisasi.

IV. KRITERIA KLIEN

a. Pasien dengan isolasi sosial menarik diri dengan kondisi mulai menunjukkan
kamauan untuk melakukan interaksi interpersonal.

b. Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai dengan
stimulus yang diberikan.

V. PROSES SELEKSI

a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria.

b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria.

c. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan
TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok.
(Eko prabowo, 2014: 243).

VI. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK


6.1. Tempat
Lapangan depan bangsal X.
6.2. Hari/Tanggal
Selasa, 16 Oktober 2018.
6.3. Waktu
09.00 s/d 10.00 WIB.
6.4. Pengorganisasian
6.4.1. Jumlah dan Nama Klien
No. Nama Klien Diagnosa Keperawatan

1. Robby Heriana Rochim

2. Syamsul Arifin

3. Tia Purwantini

6.4.2. Leader dan Uraian Tugas


Nama : Shafira Qurratunainy
Tugas leader :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2) Memimpin jalannya terapi.
3) Memimpin diskusi.

6.4.3. Co-Leader dan Tugas


Nama : Yanti Suryanengsih.
Tugas co-leader:
1) Membantu leader mengorganisasi anggota.
2) Apabila therapi aktivitas pasif diambil oleh co-leader.
3) Menggerakkan anggota kelompok.

6.4.4. Fasilitator dan Uraian Tugas


Nama : Try Fahmi Faozi, Selly Hardian, Neni Nopiyanti.
Tugas fasilitator :
1) Memotiviasi peserta dalam aktivitas kelompok.
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaaan setelah kegiatan.
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan.
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi.
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.
6) Membantu leader dalam terhadap program antisipasi masalah.
6.4.5. Observer dan Uraian Tugas
Nama : Amelia Fasha.
Tugas observer :
1) Mengobservasi jalannya TAK atau proses kegiatan yang berkaitan
dengan waktu, tempat dan jalannya acara.
2) Melaporkan respon klien pada co-leader atau leader apabila berada
diluar kendalinya saat proses TAK berlangsung.
3) Mengingatkan co-leader atau leader terkait kesesuaian proses TAK
yang telah berjalan (misalnya waktu yang telah dihabiskan/time
keeper).
4) Membuat laporan atau evaluasi jalannya aktivitas kelompok dengan
lembar penilaian yang telah disediakan.
5) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota
kelompok dengan evaluasi kelompok.

6.5. Langkah-langkah

6.6. Perilaku Yang Diharapkan


6.6.1. Persiapan
a. Terapis / perawat
1) Mengigatkan kontrak dengan pasien yang sesuai indikasi.
2) Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dalam
suasana ruang yang tenang dan nyaman).
b. Klien
Duduk di tempat yang dipandu oleh fasilitator dan dan co-leader.
6.6.2. Proses

a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak klien (sesuai kriteria) berkumpul di tempat
pelaksanaan TAK.
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
3) Klien diminta duduk di tempat yang dipandu oleh fasilitator dan dan
co-leader.
b. Orientasi
1) Salam
- Salam dari terapis.
- Perkenalan nama, dan panggilan nama dari terapis.
2) Validasi
Menanyakan perasaan klien hari ini serta tahap penyembuhan yang
telah dilalui secara individu atau satu persatu ditanyakan pada klien.
3) Penjelasan tujuan TAK
Leader menjelaskan tujuan dilakukannya TAK.
4) Penjalasan aturan main TAK.
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis atau leader.
- Tidak boleh merokok, tidak boleh melakukan kekerasan.
- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
- Meminta izin dengan mengacungkan tangan ketika ingin ke
toilet.
- Seluruh peserta harus bermain secara sportif.

5) Kontrak waktu
Terapis atau leader menawarkan kontrak waktu selama 60 menit
maksimal.
c. Kerja

1) Terapis atau leader mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri


(nama, dan nama panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan
searah jarum jam.
2) Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak semua klien untuk memberikan reinforcement positif
misalnya dengan kata “bagus”.
3) Terapis atau leader menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien
boleh tepuk tangan atau berjoget sesuai dengan irama lagu disertai
dengan operan bola pada setiap klien.
4) Terapis atau leader memutar lagu, klien mendengar boleh berjoget,
tepuk tangan musik yang diputar boleh diulang beberapa kali (15
menit). Terapis mengobservasi respon klien terhadap music.
5) Secara bergiliran, klien diminta untuk perkenalan diri secara lengkap
serta menyampaikan perasaannya dengan :
- Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, alamat dan hobi.
- Menyampaikan perasaan atau masalahnya saat ini.
6) Ulangi langkah (5) sampai semua klien mendapatkan giliran.
7) Klien lain yang tidak mendapatkan giliran diminta untuk memberi
tanggapan terhadap jawaban klien yang mendapatkan giliran.
8) Terapis atau leader memberikan pujian, setiap klien bercerita tentang
dirinya dan klien yang memberi tanggapan, dan mengajak klien lain
bertepuk tangan.
d. Terminasi
1) Leader melakukan evaluasi subjektif
- Terapis atau leader menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK.
- Terapis atau leader memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok.
2) Leader melakukan evaluasi objektif
Terapis atau leader menanyakan permainan apa yang telah
dilakukan.
3) Leader bersama pasien membuat rencana tindak lanjut terkait topik
TAK.
4) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
kepada orang lain di kehidupan sehari-hari.
5) Masukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan
harian klien.
6) Membuat kontrak dengan pasien
- Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang.
- Menyepakati waktu dan tempat.
e. Evaluasi
1) Evaluasi Input
- Tim berjumlah 6 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co-leader, 3
fasilitator dan 1 observer.
- Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik.
- Peralatan mp3 sound system berfungsi dengan baik.
- Tersedia bola
- Klien, tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan
kriteria dan karakteristik klien untuk melakukan terapi aktivitas
kelompok sosialisasi.
2) Evaluasi Proses
- Leader menjelaskan aturan main dengan jelas.
- Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien.
- Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan
untuk dapat mengawasi jalannya permainan.
- 100% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan
dengan aktif dari awal sampai selesai.
3) Evaluasi Output
- 100% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan
dengan aktif dari awal sampai selesai.
- 100% klien dapat meningkatkan komunkasi non verbal:
bergerak mengikuti instruksi, ekspresi wajah cerah, berani
kontak mata.
- 100% klien dapat meningkatkan komunikasi verbal (menyapa
klien lain atau perawat, mengungkapkan perasaan dengan
perawat).
- 100% klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan
kelompok (mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai).
- 100% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan
lingkungannya (mau berinteraksi dengan perawat / klien lain).

6.6.3. Hasil

a. Kemampuan verbal
Nama Klien
No Aspek yang di nilai

1. Menyebutkan nama lengkap.


2 Menyebutkan nama
panggilan.
3. Menyebutkan alamat asal.
4. Menyebutkan hobi.
5. Menyampaikan perasaan
dengan jelas.
6. Menyampaikan perasaan
secara ringkas.
7. Menyampaikan perasaan
secara spontan.

b. Kemampuan non verbal


Nama Klien
No Aspek yang di nilai

1. Kontak mata.
2. Duduk Tegak.
3. Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai.
4. Mengikuti kegiatan dari awal-
akhir.

Petunjuk :
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2) Untuk tiap klien, beri penilaian pada semua aspek dengan memberi tanda
(√) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu.
3) Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu
dan jika nilai < 2 klien belum mampu.

VII. ATURAN MAIN / TATA TERTIB


a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai.
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAKS dimulai.
c. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
d. Peseta Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAKS
berlangsung.
e. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan
dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari permainan .
g. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK selesai.
h. Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAKS telah habis,sedangkan
permainan belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota
untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota.

VIII. PROGRAM ANTISIPASI

Masalah yang mungkin muncul pada saat kegiatan berlangsung :


a. Klien tiba-tiba meninggalkan kegiatan.
b. Klien tiba-tiba tidak mau mengikuti dan melakukan kegiatan.
c. Klien lain di luar anggota kelompok ingin bergabung
Antisipasi :
a. Menanyakan alasan apa yang menyebabkan sehingga klien meninggalkan tempat
pelaksanaan TAK, tidak mau melakukan kegiatan, dan mengapa klien ingin
bergabung.
b. Memotivasi klien yang tidak mau mengikuti kegiatan dan melakukan rangkaian
kegiatan selama TAK dan menyiapkan klien cadangan untuk mengganti klien yang
tidak mengikuti
c. Menjelaskan kepada klien yang ingin bergabung bahwa kegiatan TAK hanya diikuti
oleh 3 orang klien yang telah bersedia ikut pada hari sebelumnya.

IX. ALAT BANTU


Peralatan :
a. Hand phone.
b. Musik.
c. Speaker.
d. Bola tangan.
Metode :
a. Games.
b. Dinamika kelompok.
c. Diskusi dan tanya jawab.

X. SETTING TEMPAT
Terapis dan klien duduk bersama dalam bentuk lingkaran.

Keterangan :

: Leader

: Co Leader

: Observer

: Fasilitator

: Peserta / Pasien

XI. PENUTUP

XII. REFERENSI

Copel, L.C (2007) kesehatan jiwa dan psikiatrik; Pedoman klinis perawat. Ed.2, EGC: Jakarta.

Christopher L (2007). Terapi aktivitas sosialisasi di rumah sakit jiwa. Journal of psychosocial
nursing ang mental health services. Vol 45. P.1/3.

Eko Prabowo. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Medikal Book.

Stuart, G.W (2007). Buku saku keperawatan jiwa. Ed.5,EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai