Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aluminium merupakan logam yang paling banyak dijumpai pada kulit bumi,
kandungannya sekitar 8,8% pada kulit bumi, tetapi tidak pernah ditemukan secara bebas
di alam. Unsur ini terdapat dalam biji bauksit, Al2O3.2H2O (kadarnya 35-60%), granit
dan tanah liat.
Aluminium ditemukan oleh Sir Humprey Davy pada tahun 1809 sebagai suatu unsur,
dan pertama kali direduksi sebagai logam oleh Hans Christian Oesterd pada tahun 1825.
Dari segi industrial, pada tahun 1886, Paul Heroult di Prancis dan C. M. Hall di
Amerika Serikat, secara terpisah telah memperoleh logam aluminium dari alumina
dengan cara elektrolisa dari garamnya yang terfusi.
Logam aluminium mudah bereaksi dengan oksigen. Reaksi logam aluminium dengan
oksigen akan menghasilkan aluminium oksida yang sangat tipis dan bersifat sangat
keras, stabil dan tidak berpori sehingga berperan sebagai pelindung terhadap permukaan
logam di dalamnya.
Akibatnya, reaksi dengan oksigen dari udara akan berhenti setelah semua permukaan
tertutup rapat oleh lapisan oksidanya dan logam tersebut sudah tentu akan terhindar dari
reaksi oksidasi selanjutnya yang mana bila reaksi oksidasi ini terus berlanjut maka akan
mengakibatkan korosi atau proses pengkaratan.
Berdasarkan beberapa keterangan di atas maka percobaan mengenai oksidasi aluminium
ini amat penting untuk dilakukan agar didapatkan aluminium sesuai dengan yang
diinginkan.
Aluminium (dalam bentuk bauksit) adalah suatu mineral yang berasal dari magma asam
yang mengalami proses pelapukan dan pengendapan secara residual. Proses
pengendapan residual sendiri merupakan suatu proses pengkonsentrasian mineral bahan
galian di tempat.
Aluminium merupakan suatu metal reaktif, dan tidak terjadi secara alami. Oleh karena
itu, aluminium tak dikenal sebagai unsur terpisah sampai tahun 1820-an, walaupun
keberadaan nya telah diramalkan oleh beberapa ilmuwan yang telah belajar aluminum
campuran. Aluminium pertama kali diproduksi dengan bebas oleh ahli kimia dan ahli
ilmu fisika yang berasal dari Denmark, Hans Oersted Kristen, dan ahli kimia Jerman,
Frederich Wohler, pada pertengahan tahun1820-an. Nama aluminum diperoleh dari
bahasa latin: alumen, yang berarti tawas tawas ( suatu aluminium sulfate mineral).
1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian alumunium?


2. Proses pembuatan alumunium?
3. Proses penambangan alumunium?
4. Proses permunian alumunium?
5. Proses peleburan alumunium?
6. Kegunaan alumunium?

1.3Tujuan Pembuatan makalah


Tujuan pembuatan makalah untuk dapat memahami pengertian, pengolahan dan
kegunaan dari alumunium.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alumunium

Aluminium adalah elemen kedua di kolom ketiga belas dari tabel periodik. Hal
ini diklasifikasikan sebagai logam pasca-transisi dan merupakan “metal miskin”. Atom
aluminium mengandung 13 elektron dan 13proton. Ada 3 elektron valensi di kulit
terluar.
Karakteristik dan Sifat Aluminium dalam kondisi standar aluminium adalah
logam yang cukup lembut, kuat, dan ringan. Warnanya abu keperakan atau abu-abu
perak metalik. Aluminium murni adalah unsur yang sangat reaktif dan jarang ditemukan
di Bumi dalam bentuk bebas.
Aluminium bertindak sebagai konduktor yang sangat baik listrik dan panas,
tetapi non-magnetik. Ketika aluminium terkena udara, lapisan tipis aluminium oksida
terbentuk pada permukaan logam. Hal ini untuk mencegah korosi dan
berkarat.Karakteristik penting lainnya dari aluminium termasuk kepadatan rendah (yang
hanya sekitar tiga kali lipat dari air), daktilitas (yang memungkinkan untuk ditarik ke
dalam kawat), dan kelenturan (yang berarti dapat dengan mudah dibentuk menjadi
lembaran tipis).

1. Simbol : Al
2. Nomor atom : 13
3. Berat atom : 26,981
4. Klasifikasi : Pasca transisi Logam
5. Fase pada Suhu Kamar : Padat
6. Kepadatan : 2.70 gram per cm3
7. Titik leleh : 660,32 ° C, 1220,58 ° F
8. Titik didih : 2519 ° C, 4566 ° F
9. Ditemukan oleh : Hans Orsted pada tahun 1825, pertama kali diisolasi oleh
Friedrich Wohler pada tahun 1827

3
Ciri-ciri umum
Nama, lambang, Nomor atom aluminium, Al, 13
UK /En-uk-aluminium1.oggˌæljʉˈmɪniəm/
AL-ew-MIN-ee-əm; or
Dibaca
US /En-us-aluminum.oggəˈluːmɪnəm/
ə-LOO-mi-nəm
Jenis unsur logam lainnya
Golongan, periode, blok 13, 3, p
Massa atom standar 26.9815386(13)
[Ne] 3s2 3p1
2, 8, 3

Konfigurasi elektron

Sifat fisika
Fase solid
Massa jenis (mendekati suhu kamar) 2.70 g·cm−3
Massa jenis cairan pada t.l. 2.375 g·cm−3
Titik lebur 933.47 K, 660.32 °C, 1220.58 °F
Titik didih 2792 K, 2519 °C, 4566 °F
Kalor peleburan 10.71 kJ·mol−1
Kalor penguapan 294.0 kJ·mol−1
Kapasitas kalor 24.200 J·mol−1·K−1

4
Tekanan uap
P (Pa) 1 10 100 1k 10 k 100 k
at T (K) 1482 1632 1817 2054 2364 2790

Sifat atom
3, 2[1], 1[2]
Bilangan oksidasi
(oksida amfoter)
Elektronegativitas 1.61 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama: 577.5 kJ·mol−1
(lebih lanjut) ke-2: 1816.7 kJ·mol−1
ke-3: 2744.8 kJ·mol−1
Jari-jari atom 143 pm
Jari-jari kovalen 121±4 pm
Jari-jari van der Waals 184 pm
Lain-lain
Struktur kristal face-centered cubic
Pembenahan magnetik paramagnetik[3]
Keterhambatan elektris (20 °C) 28.2 nΩ·m
Konduktivitas termal 237 W·m−1·K−1
Ekspansi termal (25 °C) 23.1 µm·m−1·K−1
Kecepatan suara (batang ringan) (suhu kamar) (rolled) 5,000 m·s−1
Modulus Young 70 GPa
Modulus Shear 26 GPa
Bulk modulus 76 GPa
Rasio Poisson 0.35
Kekerasan Mohs 2.75
Kekerasan Viker 167 MPa
Kekerasan Brinell 245 MPa
Nomor CAS 7429-90-5
Isotop paling stabil
iso NA Waktu paruh DM DE (MeV) DP
β+ 1.17 26
Mg
26
Al sisa 5
7.17×10 thn ε - 26
Mg
γ 1.8086 -
27
Al 100% Al stabil dengan 14 neutron

5
TABEL PERIODIK UNSUR
H
H
e
L B N
B C N OF
i e e
N M S
Al P S Cl Ar
a g i
C S T C MF C NC Z G G S
K V As Br Kr
a c i r n e o i u n a e e
R ZNMT R R P A C S T X
Sr Y In Sb I
b r b o c u h d g d n e e
CB L C PNP S E G T D H E T Y L HT R O P A H P P R
W Ir Tl Bi At
s a a e r d mmu d b y o r mb u f a e s t u g b o n
F R AT P N P A C B C E F MN L RDS B H MD R C U F U LU U
U
r a c h a p u m m k f s m d o r f b g h s t s g n ut l up v us uo
Belum
Loga Logam
Alkal Gas diketahu
Alkal Lantanid Aktinid m Pasca- Metaloi Nonloga Haloge
i muli i sifat
i a a transis Transis d m lainnya n
tanah a kimiany
i i
a

2.2 Proses Pembuatan Alumunium


Pembuatan Aluminium terjadi dalam dua tahap:
2.2.1 Proses Bayer
Merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh aluminium
oksida (alumina), dan Proses Bayer. Al2O3
Bijih bauksit mengandung 50-60% Al2O3 yang bercampur dengan zat-zat pengotor
terutama Fe2O3 dan SiO2. Untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat yang tidak
dikehendaki, kita memanfaatkan sifat amfoter dari Al2O3.
Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama dalam
bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2. Caranya
adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),

Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) ---> 2NaAl(OH)4(aq)

6
Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut.
Pengotor-pengotor dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya
aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan
pengenceran.

2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) ---> 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)

Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan sehingga diperoleh


aluminium oksida murni (Al2O3)

2Al(OH)3(s) ---> Al2O3(s) + 3H2O(g)

2.2.2 Proses Hall-Heroult


Merupakan proses peleburan aluminium oksida untuk menghasilkan aluminium
murni. Proses Hall-Heroult
Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses
elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida
dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit yang
sekaligus berfungsi sebagai katode. Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950
°C. Sebagai anode digunakan batang grafit.

Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses selanjutnya adalah elektrolisis leburan
Al2O3. Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2 dan 2-8% kriolit (Na3AlF6)
yang berfungsi untuk menurunkan titik lebur Al2O3 (titik lebur Al2O3 murni mencapai
2000 °C), campuran tersebut akan melebur pada suhu antara 850-950 °C. Anode dan
katodenya terbuat dari grafit. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Al2O3 (l) 2Al3+ (l) + 3O2- (l)


Anode (+): 3O2- (l) 3/2 O2 (g) + 6e−
Katode (-): 2Al3+ (l) + 6e- 2Al (l)
Reaksi sel: 2Al3+ (l) + 3O2- (l) 2Al (l) + 3/2 O2 (g)

7
Peleburan alumina menjadi aluminium logam terjadi dalam tong baja yang disebut pot
reduksi atau sel elektrolisis. Bagian bawah pot dilapisi dengan karbon, yang bertindak
sebagai suatu elektroda (konduktor arus listrik) dari sistem. Secara umum pada proses
ini, leburan alumina dielektrolisis, dimana lelehan tersebut dicampur dengan lelehan
elektrolit kriolit dan CaF2 di dalam pot dimana pada pot tersebut terikat serangkaian
batang karbon dibagian atas pot sebagai katoda. Karbon anoda berada dibagian bawah
pot sebagai lapisan pot, dengan aliran arus kuat 5-10 V antara anoda dan katodanya
proses elektrolisis terjadi. Tetapi, arus listrik dapat diperbesar sesuai keperluan, seperti
dalam keperluan industri. Alumina mengalami pemutusan ikatan akibat elektrolisis,
lelehan aluminium akan menuju kebawah pot, yang secara berkala akan ditampung
menuju cetakan berbentuk silinder atau lempengan. Masing – masing pot dapat
menghasilkan 66.000-110.000 ton aluminium per tahun(Anonymous,2009). Secara
umum, 4 ton bauksit akan menghasilkan 2 ton alumina, yang nantinya akan
menghasilkan 1 ton aluminium.

2.3 Proses Penambangan Aluminium


Aluminium ditambang dari biji bauksit yang banyak terdapat
dipermukaanbumi, kemudiandilakukan proses pemanasan untuk mengurangi kadar air
yang ada daripenambangandipermukaan bumi. Bauksit yang ditambang untuk keperluan
industri mempunyai kadar aluminium sekitar40 – 60 %. Setelah ditambang biji bauksit
digiling dan dihancurkan supaya halus dan merata. Selanjutnya bauksit mengalami
proses pemurnian.

2.4 Proses Pemurnian Aluminium


Pengolahan aluminium menjadi aluminium murni dapat dilakukan melalui
Proses pemurnian dengan metode Bayer. Proses Bayer adalah sarana industri utama
bauksit pemurnian untuk menghasilkan alumina. Bauksit, bijih paling penting dari
aluminium, berisi alumina hanya 30-54 %, Al2O3, sisanya menjadi campuran dari silika
(SiO2), oksida besi (Fe2O3), dan titanium dioksida (TiO2) dan. Caranya adalah dengan
melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH).

2.5 Proses Peleburan Aluminium


Proses pembuatan Alpadan tahap selanjutnya adalah proses hallheroult. Ini
merupakan proses metode elektrolisis yang ditemukanoleh Charles M. Hall dan Paul
Heroult. Berikuttahap-tahapdalamproses Hall-Heroult.
8
Aluminium dibuat menurut proses Hall-heroult yang ditemukan oleh Charles
M. Hall di Amerika Serikat dan Paul Heroult tahun 1886. Pengolahan aluminium dan
bauksit meliputi 2 tahap :
1. Pemurnian bauksit untuk meperoleh alumina murni.
2. Peleburan / reduksi alumina dangan elektrolisis.

Pemurnian bauksit melalui cara :


 Ba direaksikan dengana NaOH(q) . Aluminium oksida akan larut membentuk
NaCl(OH)4.
 Larutan disaring lalu filtrat yang mengandung NaAl(OH)4 diasamkan dengan
mengalirkan gas CO2 Al mengendap sebagai Al(OH)3
 Al(OH)3 disaring lalu dikeringkan dan dipanaskan sehingga diperoleh Al2O3
tak berair. Bijih –bijih Aluminium yang utama antara lain:
§ Bauksit
§ Mika
§ tanah liat

2.6 Kegunaan Aluminium


Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor
atomnya 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium bukan merupakan
jenis logam berat, namun merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan
bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat dalam penggunaan aditif
makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan hidung, antiperspirant, air
minum, knalpot mobil, asap tembakau, penggunaan aluminium foil, peralatan masak,
kaleng, keramik , dan kembang api.
Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Ringan dan kuat.
Merupakan konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran,
ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam
penampang. Tahan korosi.
Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan
dalam kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan
badan pesawat terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan,
tutup botol susu dsb. Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan
compact disks.
Proses Pemurnian Refinery Pembuatan Aluminium sama ada dikira dari segi kuantiti
9
atau nilai, penggunaan aluminium mengatasi kesemua logam kecuali besi, dan ia
amatlah penting dalam hampir semua bahagian dalam ekonomi dunia.
Aluminium tulen mempunyai kekuatan tegangan yang rendah, tetapi sedia
untuk membentuk aloi bersama dengan banyak unsur seperti tembaga, zink,
magnesium, mangan dan silikon (contohnya, duralumin). Pada masa kini, hampir semua
bahan yang dianggap aluminium adalah sebenarnya sejenis aloi aluminium. Aluminium
tulen hanya ditemui apabila daya tahan kakisan adalah lebih penting daripada kekuatan
atau kekerasan. Sedemikian juga, istilah "aloi" dalam penggunaan umum masa kini
biasanya membawa maksud aloi aluminium. Apabila digabung secara proses
termomekanikal, aloi aluminium menunjukkan peningkatan memberangsangkan dari
segi sifat mekanikal. Aloi aluminium membentuk komponen penting dalam pesawat
udara dan roket oleh sebab nisbah kekuatan kepada beratnya. Apabila aluminium
mengewap dalam vakum (hampagas) ia membentuk sejenis salutan yang memantul
kedua-dua cahaya tampak dan inframerah. Salutan ini membentuk satu lapisan
pelindung yang nipis iaitu aluminium oksida yang tidak merosot seperti apa yang terjadi
pada salutan perak. Lebih terperinci, hampir semua cermin masa kini diperbuat daripada
salutan pemantul nipis aluminium yang diletakkan di belakang permukaan sekeping
kaca apung. Cermin teleskop juga disaluti satu lapisan nipis aluminium, tetapi disalut
pada bahagian hadapan untuk mengelakkan pantulan dalaman, sungguhpun tindakan
sedemikian akan menyebabkan permukaan lebih mudah terdedah kepada kerosakan.
Dilihat dari segi kuantitas dan kualitas, kegunaan aluminium dapat mengatasi kegunaan
logam lain kecuali besi. Karena itu aluminium sangat penting dalam kehidupan sehari –
hari dan berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi dunia, dikarenakan aluminium
diprediksi akan menjadi komoditi ekspor dunia.
Aluminium murni mempunyai kekuatan tegangan yang rendah, tetapi
mempunyai kemampuan untuk membentuk alloy bersama dengan banyak unsur sseperti
tembaga, seng, magnesium, mangan dan silikon. Pada saat ini hampir semua bahan
yang dianggap aluminium adalah sebenarnya sejenis alloy aluminium bukan aluminium
murni.
Apabila digabung secara proses termomekanikal, alloy aluminium menunjukkan
peningkatan kekuatan dari segi sifat mekanikal. Alloy aluminium membentuk
komponen penting dalam pesawat udara dan roket, ini dikarenakan kekuatan yang
meningkat.

10
Sebagian dari kegunaan – kegunaan aluminium yaitu :
1. Pengangkutan (kendaraan, kapal terbang, kendaraan landasan, kapal laut, dsb)
2. Pembungkus (tin aluminium, keranjang aluminium, dsb)
3. Perawatan air
4. Pembinaan (tingkap, pintu, dwai binaan, dsb)
5. Barangan pengguna tahan lama (perkakas, peralatan dapur, dsb)
6.Talian penghantaran elektrik (berat pengalir aluminium adalah setengah dari berat
tembaga dengan kekonduksian yang sama dan lebih murah)
7. Jendela
8. Aluminium murni
9. Serbuk aluminium, yang mempunyai bentuk perak yang biasa digunakan dalam
cat. Serpihan aluminium juga dimasukkan dalam cat alas, terutama kayu cat.
(David W. Oxtoby, 2003

Beberapa kegunaan aluminium yang lain antara lain:


 Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan
bermotor.
 untuk membuat badan pesawat terbang.
 Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela.
 Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk.
 Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang
kerajinan.
 Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III)
oksida, digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk menyambung
rel kereta api.

Beberapa senyawa Aluminium juga banyak penggunaannya, antara lain:


 Tawas (K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O)
Tawas mempunyai rumus kimia KSO4.AL2.(SO4)3.24H2O. Tawas digunakan
untuk menjernihkan air pada pengolahan air minum.
 Alumina (Al2O3)
Alumina di bedakan atas alfa allumina dan gamma-allumina. Gamma-alumina
diperoleh dari pemanasan Al(OH)3 di bawah 4500C. Gamma-alumina
digunakan untuk pembuatan aluminium, untuk pasta gigi, dan industri keramik
serta industri gelas. Alfa-allumina diperoleh dari pemanasan Al(OH)3 pada
11
suhu diatas 10000C. Alfa-allumina terdapat sebagai korundum di alam yang
digunakan untuk amplas atau grinda. Batu mulia, seperti rubi, safir, ametis, dan
topaz merupakan alfa-allumina yang mengandung senyawa unsur logam
transisi yang memberi warna pada batu tersebut. Warna-warna rubi antara lain:

Ø Rubi berwarna merah karena mengandung senyawa kromium (III)


Ø Safir berwarna biru karena mengandung senyawa besi(II), besi(III) dan titan(IV)
Ø Ametis berwarna violet karena mengandung senyawa kromium (III) dan titan (IV)
Ø Topaz berwarna kuning karena mengandung besi (III)

 Aluminium banyak dipergunakan dalam bangunan seperti untuk dinding atap,


dan lain-lain.
 Dalam transportasi, aluminium banyak dipakai pada pembuatan kapal terbang.
 Aluminium juga banyak digunakan untuk alat-alat elektronik, dalam industri
kaleng dan alat-alat pembungkus lainnya,
 dalam industri mesin-mesin dan alat-alat untuk industri kimia dan logam.
 Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan kuat. Merupakan
konduktor yang baik juga buat panas.
 Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi
batangan dengan bermacam-macam penampang. Tahan korosi.
 Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam
kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan
badan pesawat terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman
ringan, tutup botol susu dsb.
 Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disks.
 Pembuatan termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi(III)
oksida yang digunakan untuk mengelas baja di tempat misalnya untuk
menyambung rel kereta api.

12
2.7 Penambangan Dan Pengolahan Bijih Bauksit

2.7.1 Sistem Penambangan Bauksit


Aluminium didapatkan dari bijih bauksit yang ditambang terlebih dahulu. Pada
tahap awal penambangan dilakukan pembersihan lokal (land clearing) dari tumbuh-
tumbuhan yang terdapat di atas endapan bijih bauksit. Hal ini dimaksudkan untuk
mempermudah dalam operasi selanjutnya yaitu kegiatan pengupasan lapisan penutup
(overburden). Metode penambangan bijih Aluminium dapat dilakukan secara tambang
terbuka seperti metode penambangan bijih Aluminium yang dilakukan di PT. Inalum
Sumatra Utara.
Untuk melaksanakan kegiatan pengupasan lapisan penutup digunakan bulldozer,
sedangkan untuk penggalian endapan bauksit digunakan alat gali muat excavator yang
selanjutnya dimuatkan ke alat angkut dump truck. Untuk mengoptimalkan perolehan,
bauksit kadar rendah dicampur (mixing) dengan bijih bauksit kadar tinggi, hal ini dapat
berfungsi juga untuk memperpanjang umur tambang. Untuk menghindari pengotoran
dari batuan dasar yang ikut tergali pada saat penambangan bauksit, maka penggalian
dilakukan dengan menyisakan bauksit setebal 40 - 50 cm di atas batuan dasarnya.
Kemajuan penambangan setiap blok disesuaikan dengan rencana penambangan pada
peta tambang.

2.7.2 Pengolahan Bijih Bauksit


Pekerjaan pengolahan bahan galian dilakukan untuk mendapatkan konsentrat atau
bijih yang sesuai dengan standar, keinginan atau patokan pasar dengan ketentuan -
ketentuan atau kriteria tertentu. Adapun konsentrat yang didapatkan dari hasil
pengolahan ini berupa Alumina. Logam alumunium sebagai produk dari industri
pertambangan yang berasal dari pengolahan bijih bauksit melalui standar yang telah kita
kenal, yaitu didapat dari proses pengolahan bauksit menjadi alumina (proses bayer) dan
pengolahan alumina menjadi alumunium (proses Hall-Heroult).
Proses pencucian yang dilakukan bertujuan untuk meliberasi bijih bauksit terhadap
unsur-unsur pengotornya yang pada umumnya berukuran -2 mm yaitu berupa tanah liat
(clay) dan pasir kuarsa. Sehingga hasil dari proses pencucian tersebut akan
mempertinggi kualitas bijih bauksit, yaitu didapatkan kadar alumina yang lebih tinggi
dengan berkurangnya kadar silika, oksida besi, oksida titan dan mineral-mineral
pengotor lainnya.

13
Peralatan pencucian yang dapat digunakan adalah ayakan putar (tromol rail atau
rotary grizzly) dan ayakan getar (vibrating screen). Ayakan putar mempunyai fungsi
untuk mencuci bijih bauksit yang masuk melalui hopper (stationary grizzly), sedangkan
ayakan getar berfungsi untuk mencuci bijih bauksit yang keluar dari ayakan putar.
Ayakan getar mempunyai dua tingkat ayakan, dimana ayakan tingkat pertama (bagian
atas) mempunyai lebar lubang bukaan 12,5 mm dan ayakan tingkat kedua (bagian
bawah) mempunyai lebar bukaan 2 mm sehingga alat ini sering juga disebut dengan
system ayakan getar bertingkat (vibration horizontal double deck screen).
Dengan demikian selama proses pencucian, bijih mengalami tiga tahap proses
pencucian antara lain :
1. Proses penghancuran untuk memperkecil ukuran bijih bauksit yang berasal dari front
penambangan.
2. Proses pembebasan (liberasi) yaitu proses pembebasan bijih bauksit dari unsur-unsur
pengotor.
3. Proses pemisahan (sorting) terhadap bijih bauksit yang berdasarkan pada perbedaan
ukuran dan pemisahan terhadap fraksi yang tidak diinginkan yaitu yang berukuran -2
mm.
Adapun mekanisme dari pengolahan bijih Bauksit menjadi Alumina (proses Bayer)
adalah sebagai berikut :
a. Mereduksi ukuran bijih bauksit yang akan dijadikan feed deangan cara digerus
(grinding). Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses pelarutan. Hasil atau produk
dari proses penggerusan ini umumnya yang dipakai sebagai feed pada proses bayer
yaitu bijih yang berukuran kurang dari 35 mesh.

b. Melarutkan alumina yang terdapat dalam bijih bauksit dengan larutan soda api
atau “caustic soda”dengan konsentrasi dan temperature tertentu, dengan menggunakan
media uap sebagai pemanas didalam suatu tabung yang dibuat dari baja yang tehan
terhadap tekanan yang timbul akibat proses pemanasan selama berlangsungnya proses
pelaruatan. Suhu pelarutan sekitar 108osampai 250o dengan konsentrasi soda api 250
sapai 400 gr/liter. Pemilihan temperatu dan konsentrasi serta lamanya waktu pelarutan
tergantung pada sifat-sifat spesifik bijih bauksit yang digunakan dan berdasarkan
perhitungan-perhitungan yang paling ekonomis meliputi semua rantai proses beserta
efek- efeknya untuk dapat menghasilkan alumina dengan mutu yang memenuhi
persyaratan sesuai yang dibutuhkan. Reaksi yang terjadi pada prosespelarutan adalah:

14
Bauksit + NaOH NaAlO2 + H2O
Atau
Al2O33H2O + 2NaOH 2NaAlO2 + 4H2O
Sesuai dengan reaksi diatas, diperkirakan sekitar 90% alumina yang ada dalam bijih
beuksit akan larut menjadi NaAlO2. sedangkan rekasi sampingan yang terjadi sebagai
akibat adanya unsure silica reaktif dalam bijih bauksit adalah:
SiO2 + 2NaOH Na2SiO2
5SiO2 + 6NaAlO2 + 5H2O 3Na2O.3Al2O3.5SiO2.5H2O

c. Proses memisahkan larutan natrium aluminat (NaAlO2) dari benda padat yang
tidak larut dan produk dari reaksi disilikasi. Pemisahan dilkaukan dengan cara
pengendapan, suhu pengendapan dikontrol sekitar 100oC, dimana alumina masih dalam
kondisi kelarutannya. Dari proses pengendapan ini akan didapat suatu produk berupa
larutan natrium aluminat yang bening.

d. Larutan bening yang didapat, kemudian diproses lagi dengan proses. Presipitasi
dengan cara menambahkan serbuk Al2O3 sebagai inti pengendapan (seed). Endapan
yang etrbentuk merupakan kristal-kristal dari hidrat alumina dan sebagian teraglomerasi
membentuk gumpalan-gumpalan alumina yang lebih besar dan tidak mudah pecah.
Hasil dari proses presipitasi yang ukurannya dikembalikan lagi kedalam proses
Presipitasi sebagai inti pengendapan. Larutan sisa presipitasi (spent liquor),
dimanfaatkan kembali dengan cara mengembalikannya kedalam proses pelarutan
dengan terlebih dahulu di uapkan kemudian ditambahkan soda api. Reaksi yang terjadi
selama berlangsungnya proses presipitasi adalah:
2NaAlO2 + 4H2O 2NaOH + Al2O33H2O

e. Hidrat alumina yang didapat dari proses presipitasi sdan memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan, selajutnya akan mengalami proses kalsinasi (pemanggangan)
pada suhu sekitar 1.200oC yang bertujuan untuk mengeluarkan juga mengurangi kadar
air dan air kristal yangbterikat dalam gumpalan-gumpalan alumina. Reaksi-reaksi yang
terjadi pada proses kalsinasi adalah :
Al2O33H2O Al2O3 + 3H2O
Al2O3 yang didapat dari proses diatas adalah alumina yang siap dikirim ke pabrik
peleburan untuk dilebur menjadi aluminium.
15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari Pembahasan makalah di atas dengan judul “kegunaan Aluminium dalam
kehidupan” kita dapat memahami bahwa Aluminium (dalam bentuk bauksit) adalah
suatu mineral yang berasal dari magma asam yang mengalami proses pelapukan dan
pengendapan secara residual. Proses pengendapan residual sendiri merupakan suatu
proses pengkonsentrasian mineral bahan galian di tempat. Aluminium murni tidak stabil
dalam proses oksidasi.
Dalam keadaan berhubungan dengan udara aluminium membentuk lapisan tipis oksida
diats permukaan serta membentuk lapisan pelindung yang tahan terhadap korosi.
Aluminium oksida membentuk dua bentuk isomer α – Al2O3 dan γ – Al2O3.
(Seiler,1994).dan dari makalah ini kita dapat mengetahui berbagai macam kegunaan
dari Aluminium baik dalam industry elektronik dan sebagainya di antaranya yaitu Talian
penghantaran elektrik (berat pengalir aluminium adalah setengah dari berat tembaga
dengan kekonduksian yang sama dan lebih murah) dalam Sektor industri otomotif,
untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor.

Saran
Saran dari penulis tentang alumunium suatu bahan galian yang sangat berguna
agar dapat di manfaatkan sebaik mungkin. Dan dapat di kembangkan menjadi suatu
bahan galian yang lebih berguna
·

16
DAFTAR PUSTAKA

http://ierjeck.blogspot.co.id/2013/06/kegunaan-aluminium.html?m=1
tanggal 07.10.2015/jam 19.00/20.00

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Aluminium
tanggal 07.10.2015/jam 20.00/20.30

http://kliksma.com/2015/03/pengertian-unsur-aluminium.html
tanggal 07.10.2015/jam 20.30/21.00

http://budisma.net/2015/02/pengertian-ciri-dan-sifat-aliminium.html
tanggal 07.10.2015/jam 21.00/22.00

17

Anda mungkin juga menyukai