Tai
Tai
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Aluminium adalah elemen kedua di kolom ketiga belas dari tabel periodik. Hal
ini diklasifikasikan sebagai logam pasca-transisi dan merupakan “metal miskin”. Atom
aluminium mengandung 13 elektron dan 13proton. Ada 3 elektron valensi di kulit
terluar.
Karakteristik dan Sifat Aluminium dalam kondisi standar aluminium adalah
logam yang cukup lembut, kuat, dan ringan. Warnanya abu keperakan atau abu-abu
perak metalik. Aluminium murni adalah unsur yang sangat reaktif dan jarang ditemukan
di Bumi dalam bentuk bebas.
Aluminium bertindak sebagai konduktor yang sangat baik listrik dan panas,
tetapi non-magnetik. Ketika aluminium terkena udara, lapisan tipis aluminium oksida
terbentuk pada permukaan logam. Hal ini untuk mencegah korosi dan
berkarat.Karakteristik penting lainnya dari aluminium termasuk kepadatan rendah (yang
hanya sekitar tiga kali lipat dari air), daktilitas (yang memungkinkan untuk ditarik ke
dalam kawat), dan kelenturan (yang berarti dapat dengan mudah dibentuk menjadi
lembaran tipis).
1. Simbol : Al
2. Nomor atom : 13
3. Berat atom : 26,981
4. Klasifikasi : Pasca transisi Logam
5. Fase pada Suhu Kamar : Padat
6. Kepadatan : 2.70 gram per cm3
7. Titik leleh : 660,32 ° C, 1220,58 ° F
8. Titik didih : 2519 ° C, 4566 ° F
9. Ditemukan oleh : Hans Orsted pada tahun 1825, pertama kali diisolasi oleh
Friedrich Wohler pada tahun 1827
3
Ciri-ciri umum
Nama, lambang, Nomor atom aluminium, Al, 13
UK /En-uk-aluminium1.oggˌæljʉˈmɪniəm/
AL-ew-MIN-ee-əm; or
Dibaca
US /En-us-aluminum.oggəˈluːmɪnəm/
ə-LOO-mi-nəm
Jenis unsur logam lainnya
Golongan, periode, blok 13, 3, p
Massa atom standar 26.9815386(13)
[Ne] 3s2 3p1
2, 8, 3
Konfigurasi elektron
Sifat fisika
Fase solid
Massa jenis (mendekati suhu kamar) 2.70 g·cm−3
Massa jenis cairan pada t.l. 2.375 g·cm−3
Titik lebur 933.47 K, 660.32 °C, 1220.58 °F
Titik didih 2792 K, 2519 °C, 4566 °F
Kalor peleburan 10.71 kJ·mol−1
Kalor penguapan 294.0 kJ·mol−1
Kapasitas kalor 24.200 J·mol−1·K−1
4
Tekanan uap
P (Pa) 1 10 100 1k 10 k 100 k
at T (K) 1482 1632 1817 2054 2364 2790
Sifat atom
3, 2[1], 1[2]
Bilangan oksidasi
(oksida amfoter)
Elektronegativitas 1.61 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama: 577.5 kJ·mol−1
(lebih lanjut) ke-2: 1816.7 kJ·mol−1
ke-3: 2744.8 kJ·mol−1
Jari-jari atom 143 pm
Jari-jari kovalen 121±4 pm
Jari-jari van der Waals 184 pm
Lain-lain
Struktur kristal face-centered cubic
Pembenahan magnetik paramagnetik[3]
Keterhambatan elektris (20 °C) 28.2 nΩ·m
Konduktivitas termal 237 W·m−1·K−1
Ekspansi termal (25 °C) 23.1 µm·m−1·K−1
Kecepatan suara (batang ringan) (suhu kamar) (rolled) 5,000 m·s−1
Modulus Young 70 GPa
Modulus Shear 26 GPa
Bulk modulus 76 GPa
Rasio Poisson 0.35
Kekerasan Mohs 2.75
Kekerasan Viker 167 MPa
Kekerasan Brinell 245 MPa
Nomor CAS 7429-90-5
Isotop paling stabil
iso NA Waktu paruh DM DE (MeV) DP
β+ 1.17 26
Mg
26
Al sisa 5
7.17×10 thn ε - 26
Mg
γ 1.8086 -
27
Al 100% Al stabil dengan 14 neutron
5
TABEL PERIODIK UNSUR
H
H
e
L B N
B C N OF
i e e
N M S
Al P S Cl Ar
a g i
C S T C MF C NC Z G G S
K V As Br Kr
a c i r n e o i u n a e e
R ZNMT R R P A C S T X
Sr Y In Sb I
b r b o c u h d g d n e e
CB L C PNP S E G T D H E T Y L HT R O P A H P P R
W Ir Tl Bi At
s a a e r d mmu d b y o r mb u f a e s t u g b o n
F R AT P N P A C B C E F MN L RDS B H MD R C U F U LU U
U
r a c h a p u m m k f s m d o r f b g h s t s g n ut l up v us uo
Belum
Loga Logam
Alkal Gas diketahu
Alkal Lantanid Aktinid m Pasca- Metaloi Nonloga Haloge
i muli i sifat
i a a transis Transis d m lainnya n
tanah a kimiany
i i
a
6
Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut.
Pengotor-pengotor dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya
aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan
pengenceran.
Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses selanjutnya adalah elektrolisis leburan
Al2O3. Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2 dan 2-8% kriolit (Na3AlF6)
yang berfungsi untuk menurunkan titik lebur Al2O3 (titik lebur Al2O3 murni mencapai
2000 °C), campuran tersebut akan melebur pada suhu antara 850-950 °C. Anode dan
katodenya terbuat dari grafit. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
7
Peleburan alumina menjadi aluminium logam terjadi dalam tong baja yang disebut pot
reduksi atau sel elektrolisis. Bagian bawah pot dilapisi dengan karbon, yang bertindak
sebagai suatu elektroda (konduktor arus listrik) dari sistem. Secara umum pada proses
ini, leburan alumina dielektrolisis, dimana lelehan tersebut dicampur dengan lelehan
elektrolit kriolit dan CaF2 di dalam pot dimana pada pot tersebut terikat serangkaian
batang karbon dibagian atas pot sebagai katoda. Karbon anoda berada dibagian bawah
pot sebagai lapisan pot, dengan aliran arus kuat 5-10 V antara anoda dan katodanya
proses elektrolisis terjadi. Tetapi, arus listrik dapat diperbesar sesuai keperluan, seperti
dalam keperluan industri. Alumina mengalami pemutusan ikatan akibat elektrolisis,
lelehan aluminium akan menuju kebawah pot, yang secara berkala akan ditampung
menuju cetakan berbentuk silinder atau lempengan. Masing – masing pot dapat
menghasilkan 66.000-110.000 ton aluminium per tahun(Anonymous,2009). Secara
umum, 4 ton bauksit akan menghasilkan 2 ton alumina, yang nantinya akan
menghasilkan 1 ton aluminium.
10
Sebagian dari kegunaan – kegunaan aluminium yaitu :
1. Pengangkutan (kendaraan, kapal terbang, kendaraan landasan, kapal laut, dsb)
2. Pembungkus (tin aluminium, keranjang aluminium, dsb)
3. Perawatan air
4. Pembinaan (tingkap, pintu, dwai binaan, dsb)
5. Barangan pengguna tahan lama (perkakas, peralatan dapur, dsb)
6.Talian penghantaran elektrik (berat pengalir aluminium adalah setengah dari berat
tembaga dengan kekonduksian yang sama dan lebih murah)
7. Jendela
8. Aluminium murni
9. Serbuk aluminium, yang mempunyai bentuk perak yang biasa digunakan dalam
cat. Serpihan aluminium juga dimasukkan dalam cat alas, terutama kayu cat.
(David W. Oxtoby, 2003
12
2.7 Penambangan Dan Pengolahan Bijih Bauksit
13
Peralatan pencucian yang dapat digunakan adalah ayakan putar (tromol rail atau
rotary grizzly) dan ayakan getar (vibrating screen). Ayakan putar mempunyai fungsi
untuk mencuci bijih bauksit yang masuk melalui hopper (stationary grizzly), sedangkan
ayakan getar berfungsi untuk mencuci bijih bauksit yang keluar dari ayakan putar.
Ayakan getar mempunyai dua tingkat ayakan, dimana ayakan tingkat pertama (bagian
atas) mempunyai lebar lubang bukaan 12,5 mm dan ayakan tingkat kedua (bagian
bawah) mempunyai lebar bukaan 2 mm sehingga alat ini sering juga disebut dengan
system ayakan getar bertingkat (vibration horizontal double deck screen).
Dengan demikian selama proses pencucian, bijih mengalami tiga tahap proses
pencucian antara lain :
1. Proses penghancuran untuk memperkecil ukuran bijih bauksit yang berasal dari front
penambangan.
2. Proses pembebasan (liberasi) yaitu proses pembebasan bijih bauksit dari unsur-unsur
pengotor.
3. Proses pemisahan (sorting) terhadap bijih bauksit yang berdasarkan pada perbedaan
ukuran dan pemisahan terhadap fraksi yang tidak diinginkan yaitu yang berukuran -2
mm.
Adapun mekanisme dari pengolahan bijih Bauksit menjadi Alumina (proses Bayer)
adalah sebagai berikut :
a. Mereduksi ukuran bijih bauksit yang akan dijadikan feed deangan cara digerus
(grinding). Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses pelarutan. Hasil atau produk
dari proses penggerusan ini umumnya yang dipakai sebagai feed pada proses bayer
yaitu bijih yang berukuran kurang dari 35 mesh.
b. Melarutkan alumina yang terdapat dalam bijih bauksit dengan larutan soda api
atau “caustic soda”dengan konsentrasi dan temperature tertentu, dengan menggunakan
media uap sebagai pemanas didalam suatu tabung yang dibuat dari baja yang tehan
terhadap tekanan yang timbul akibat proses pemanasan selama berlangsungnya proses
pelaruatan. Suhu pelarutan sekitar 108osampai 250o dengan konsentrasi soda api 250
sapai 400 gr/liter. Pemilihan temperatu dan konsentrasi serta lamanya waktu pelarutan
tergantung pada sifat-sifat spesifik bijih bauksit yang digunakan dan berdasarkan
perhitungan-perhitungan yang paling ekonomis meliputi semua rantai proses beserta
efek- efeknya untuk dapat menghasilkan alumina dengan mutu yang memenuhi
persyaratan sesuai yang dibutuhkan. Reaksi yang terjadi pada prosespelarutan adalah:
14
Bauksit + NaOH NaAlO2 + H2O
Atau
Al2O33H2O + 2NaOH 2NaAlO2 + 4H2O
Sesuai dengan reaksi diatas, diperkirakan sekitar 90% alumina yang ada dalam bijih
beuksit akan larut menjadi NaAlO2. sedangkan rekasi sampingan yang terjadi sebagai
akibat adanya unsure silica reaktif dalam bijih bauksit adalah:
SiO2 + 2NaOH Na2SiO2
5SiO2 + 6NaAlO2 + 5H2O 3Na2O.3Al2O3.5SiO2.5H2O
c. Proses memisahkan larutan natrium aluminat (NaAlO2) dari benda padat yang
tidak larut dan produk dari reaksi disilikasi. Pemisahan dilkaukan dengan cara
pengendapan, suhu pengendapan dikontrol sekitar 100oC, dimana alumina masih dalam
kondisi kelarutannya. Dari proses pengendapan ini akan didapat suatu produk berupa
larutan natrium aluminat yang bening.
d. Larutan bening yang didapat, kemudian diproses lagi dengan proses. Presipitasi
dengan cara menambahkan serbuk Al2O3 sebagai inti pengendapan (seed). Endapan
yang etrbentuk merupakan kristal-kristal dari hidrat alumina dan sebagian teraglomerasi
membentuk gumpalan-gumpalan alumina yang lebih besar dan tidak mudah pecah.
Hasil dari proses presipitasi yang ukurannya dikembalikan lagi kedalam proses
Presipitasi sebagai inti pengendapan. Larutan sisa presipitasi (spent liquor),
dimanfaatkan kembali dengan cara mengembalikannya kedalam proses pelarutan
dengan terlebih dahulu di uapkan kemudian ditambahkan soda api. Reaksi yang terjadi
selama berlangsungnya proses presipitasi adalah:
2NaAlO2 + 4H2O 2NaOH + Al2O33H2O
e. Hidrat alumina yang didapat dari proses presipitasi sdan memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan, selajutnya akan mengalami proses kalsinasi (pemanggangan)
pada suhu sekitar 1.200oC yang bertujuan untuk mengeluarkan juga mengurangi kadar
air dan air kristal yangbterikat dalam gumpalan-gumpalan alumina. Reaksi-reaksi yang
terjadi pada proses kalsinasi adalah :
Al2O33H2O Al2O3 + 3H2O
Al2O3 yang didapat dari proses diatas adalah alumina yang siap dikirim ke pabrik
peleburan untuk dilebur menjadi aluminium.
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari Pembahasan makalah di atas dengan judul “kegunaan Aluminium dalam
kehidupan” kita dapat memahami bahwa Aluminium (dalam bentuk bauksit) adalah
suatu mineral yang berasal dari magma asam yang mengalami proses pelapukan dan
pengendapan secara residual. Proses pengendapan residual sendiri merupakan suatu
proses pengkonsentrasian mineral bahan galian di tempat. Aluminium murni tidak stabil
dalam proses oksidasi.
Dalam keadaan berhubungan dengan udara aluminium membentuk lapisan tipis oksida
diats permukaan serta membentuk lapisan pelindung yang tahan terhadap korosi.
Aluminium oksida membentuk dua bentuk isomer α – Al2O3 dan γ – Al2O3.
(Seiler,1994).dan dari makalah ini kita dapat mengetahui berbagai macam kegunaan
dari Aluminium baik dalam industry elektronik dan sebagainya di antaranya yaitu Talian
penghantaran elektrik (berat pengalir aluminium adalah setengah dari berat tembaga
dengan kekonduksian yang sama dan lebih murah) dalam Sektor industri otomotif,
untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor.
Saran
Saran dari penulis tentang alumunium suatu bahan galian yang sangat berguna
agar dapat di manfaatkan sebaik mungkin. Dan dapat di kembangkan menjadi suatu
bahan galian yang lebih berguna
·
16
DAFTAR PUSTAKA
http://ierjeck.blogspot.co.id/2013/06/kegunaan-aluminium.html?m=1
tanggal 07.10.2015/jam 19.00/20.00
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Aluminium
tanggal 07.10.2015/jam 20.00/20.30
http://kliksma.com/2015/03/pengertian-unsur-aluminium.html
tanggal 07.10.2015/jam 20.30/21.00
http://budisma.net/2015/02/pengertian-ciri-dan-sifat-aliminium.html
tanggal 07.10.2015/jam 21.00/22.00
17