Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN KONSTRUKSI INFRASTRUKTUR PEMBASAHAN GAMBUT


PENIMBUNAN KANAL
KESATUAN HIDROLOGIS GAMBUT (KHG)
SUNGAI KAPUAS-SUNGAI BARITO
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

1. LATAR BELAKANG
Lahan dan hutan rawa gambut merupakan suatu ekosistem yang unik, namun sangat rentan (fragile)
terhadap adanya gangguan eksternal. Ekosistem gambut terbentuk dari interaksi dan kesatuan
antara substrat (tanah organik), air (hidrologi) dan vegetasi secara utuh dan solid. Ekosistem gambut
memiliki nilai dan jasa lingkungan penting seperti pengendali dan pengatur hidrologi, pemendam
(sink) dan penambat (sequester) karbon, sumber plasma nuftah dan keragaman hayati serta
manfaat sosial-ekonomi lainnya.

Kendati memiliki nilai dan fungsi penting, namun ekosistem gambut di Indonesia mengalami
ancaman deforestasi dan degradasi akibat pengelolaan dan pemanfaatan yang kurang bijaksana
dan berkelanjutan. Kegiatan pembalakan, konversi ke kegiatan industri perkebunan, kehutanan,
pemukiman disertai pembangunan drainase berlebihan serta kebakaran merupakan pemicu dan
pemacu utama deforestasi dan degradasi gambut di Indonesia. Deforestasi dan degradasi gambut
berdampak pada gangguan hidrologi, penurunan tutupan hutan, subsidensi gambut, peningkatan
kerentanan kebakaran, peningkatan emisi gas rumah kaca, kehilangan biodiversitas dan sosial
ekonomi lainnya. Peristiwa kekabaran hutan dan lahan gambut yang terjadi di tahun 2015,
misalnya, telah menyebabkan kabut asap tebal berbulan-bulan yang berdampak biaya ekonomi,
sosial, kesehatan dan bahkan mengganggu hubungan dengan negara-negara tetangga.

Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi degradasi ekosistem gambut beserta dampak yang
ditimbulkan nya adalah melalukan kegiatan pemulihan (restorasi) secara sistematis, terencana dan
terukur, Untuk itu telah dibentuk Badan restorasi Gambut (BRG) melalui Peraturan Presiden Nomor
1 Tahun 2016. BRG diberikan tugas pokok untuk mengkoordinasi dan memfasilitasi pelaksanaan
kegiatan restorasi gambut di 7 (tujuh) provinsi yakni Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua dengan mandat untuk melakukan restorasi gambut
paling tidak seluas 2 juta hektar pada kurun waktu tahun 2016-2020.

Untuk mengimplementasikan kegiatan restorasi gambut tersebut salah satu kegiatan BRG adalah
melakukan pendekatan Pembasahan Gambut (Peat Rewetting), yang dilaksanakan melalui
pembangunan infrastruktur pembasahan gambut penimbunan kanal. Salah satu sasaran kegiatan
penimbunan berada pada kawasan KSA/KPA Sungai Kapuas-BKSDA Kalteng (Ex PLG V), KHG Sungai
Kapuas-Sungai Barito, Provinsi Kalimantan Tengah.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud kegiatan konstruksi ini adalah melakukan pembangunan Infrastruktur Pembasahan Gambut
yaitu Penimbunan Kanal.
Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan penimbunan kanal untuk pembasahan gambut yang telah
mengalami kekeringan dan penurunan akibat pembuatan kanal.
3. SASARAN
Sasaran dari pelaksanaan pembangunan ini adalah terwujudnya penimbunan kanal pada kawasan
KSA/KPA Sungai Kapuas-BKSDA Kalteng (Ex PLG V), KHG Sungai Kapuas-Sungai Barito, Provinsi
Kalimantan Tengah, sehingga dapat menahan air untuk pembasahan gambut yang komprehensif
efektif dan efisien dengan memenuhi kaidah kelayakan teknis penimbunan kanal.

4. LOKASI PEKERJAAN
Kegiatan ini berlokasi di KHG Sungai Kapuas-Sungai Barito (nomor kode: KHG.62.03-04.01),
Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.
Luas KHG : 385,319.98 Ha

5. SUMBER PENDANAAN
Pekerjaan ini dibiayai melalui APBN DIPA BA-029.13.1.418989/2018 Satker Badan Restorasi Gambut
dengan nilai Rp. 3.533.342.000, - (Tiga Milyar Lima Ratus Tiga Puluh Tiga Juta Tiga Ratus Empat
Puluh Dua Ribu Rupiah).

6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Dr. Abdul Kodir, SIP, MM
Satuan Kerja : Badan Restorasi Gambut, Republik Indonesia

7. DATA DASAR
a. Peta Prioritas Restorasi BRG berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan No. 05/BRG/KPTS/2016;
b. Peta Rencana Restorasi Kontijensi Tahun 2017 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan No.
P3/BRG-KB/2017;
c. Rapid Assesment KHG Sungai Barito-Sungai Kapuas, berdasarkan ST No. 09/D2/WK/05/2018.
Tanggal:

8. REFERENSI HUKUM
Referensi hukum pekerjaan ini mengacu pada:
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046);
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3888), sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Menjadi Undang-
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4412);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4355);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
5. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air;
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 Juncto Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2016
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut;
8. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 17);
9. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pembentukan Badan Restorasi Gambut
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1);
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam
Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 1191);
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1618);
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1340);
13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.12/MenLHK/Setjen/Kum.1/2/2017 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Lainnya Yang
Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan;
14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.16/ MenLHK/Setjen/Kum.1/2/2017
tentang Pedoman Teknis Pemulihan Fungsi Ekosistem Gambut;
15. Peraturan Menteri PUPR Nomor 10/PRT/M/2015 tentang Rencana dan Rencana Teknis Tata
Pengaturan Air dan Tata Pengairan;
16. Peraturan Menteri PUPR Nomor 29/PRT/M/2015 tentang Rawa;
17. Peraturan Menteri PUPR Nomor 28 Tahun 2016 Tentang Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
18. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.
P.4/SETJEN/ROKEU/KEU.1/8/2017 tentang Pedoman Standar Biaya Kegiatan Tahun Anggaran
2018;
19. Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Nomor:
P.4/PPKL/PKG/PKL.0/3/2018 Tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Tugas Pembantuan Kegiatan Restorasi Gambut Tahun 2018;
20. Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Nomor:
P.xx/PPKL/PKG/PKL.0/6/2018 Tentang Pedoman Standar Biaya Pembangunan Infrastruktur
Pembasahan Gambut.

9. STANDAR TEKNIS
Standar teknis pekerjaan ini mengacu pada:
1. Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Nomor:
P.3/PPKL/PKG/PKL.0/3/2018 Tentang Pedoman Pembangunan Infrastruktur Pembasahan Untuk
Pemulihan Ekosistem Gambut;
2. Peraturan Kepala Badan Restorasi Gambut P.8/BRG-KB/2017 tentang Standar Biaya
Pembangunan Infrastruktur Pembasahan Lahan Gambut;
3. SNI 19-6724, 2002 Tata Cara Pengukuran Kontrol Horizontal dan SNI 19-6988, 2004 Tata Cara
Pengukuran Kontrol Vertikal.
4. Peraturan Kepala Badan Restorasi Gambut P.XX/BRG-KB/2018 Tentang Pedoman Penyusunan
SID/DED.
10. LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup pekerjaan Penimbunan Kanal antara lain:
1. Pekerjaan Persiapan, meliputi:
1). Pengadaan dan penyiapan segala hal yang diperlukan dalam pekerjaan ini, antara lain kantor
lapangan dan perlengkapannya, mobilisasi personil, peralatan, dan bahan, perijinan, data
awal, rencana kerja dan tinjauan lapangan;
2). Mempelajari dan memahami dokumen Pengadaan Barang/jasa (kontrak, gambar rencana/
shop drawing, Rencana Anggaran dan Biaya, Spesifikasi Teknis, dan lainnya sesuai ketentuan);
3). Mempelajari dan memahami kondisi dan situasi lingkungan lokasi kegiatan;
4). Mempelajari dan memahami sumber daya yang akan digunakan pada pelaksanaan
kegiatan (tenaga kerja, peralatan, keuangan, dan lainnya sesuai ketentuan);
5). Melakukan koordinasi dengan instansi terkait;
6). Melakukan pengukuran ulang terhadap lokasi kegiatan sesuai dengan Gambar, Rencana
Anggaran dan Biaya. Apabila diperlukan segera mengusulkan perubahan-perubahan sesuai
kondisi yang ada;
7). Menyiapkan laporan yang dilengkapi dengan form-form pengendalian, pemantauan,
dokumentasi dan lainnya;
2. Pelaksanaan pekerjaan, meliputi:
1) Mendokumentasikan kondisi awal (0 %) dan pelaksanaan setiap item pekerjaan (progress
50%, dan 100%) sebagaimana ketentuan Direksi Teknis;
2) Pelaksanaan pekerjaan penimbunan kanal (sesuai dengan spesifikasi teknis);
3) Menyerahkan hasil pelaksanaan pekerjaan dan laporan yang dilengkapi dengan as-built
drawing dan form-form pendukung, setelah Direksi Teknis menyatakan pekerjaan telah
memenuhi segala persyaratan (provisional hand over/serah terima pertama pekerjaan).
3. Pemeliharaan, meliputi:
1) Melakukan perbaikan atas hasil pekerjaan yang belum sempurna, baik atas inisiatif sendiri
atau perintah Pejabat Pembuat Komitmen;
2) Melakukan perbaikan atas kerusakan yang terjadi selama masa pemeliharaan, dan setelah
masa pemeliharaan selesai, Direksi Teknis menyatakan pekerjaan telah memenuhi
persyaratan (final hand over/serah terima akhir pekerjaan).

11. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA


1. Penyedia Jasa bertugas melaksanakan dan menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi teknis dan jangka waktu yang ditetapkan dalam dokumen kontrak;
2. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas hasil pekerjaan berdasarkan dokumen kontrak, dan
apabila terdapat perubahan pekerjaan dan/atau perubahan jangka waktu pelaksanaan dilakukan
addendum kontrak antara Penyedia Jasa dengan Pejabat Pembuat Komitmen;
3. Penyedia Jasa bertanggung jawab melaksanakan kegiatan berdasarkan metode dan tahapan yang
telah disepakati antara Penyedia Jasa dengan Pejabat Pembuat Komitmen;
4. Penyedia Jasa bertugas dan bertanggung jawab membuat laporan mingguan, bulanan dan
laporan akhir lengkap dengan data pendukung (progress fisik dan dokumentasi);
5. Penyedia Jasa harus berkoordinasi dengan Direksi Teknis Badan Restorasi Gambut yang ditunjuk
oleh Pejabat Pembuat Komitmen, atas kemajuan pekerjaan, permasalahan, baik teknis maupun
non teknis secara rutin/berkala.
12. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN
Jangka waktu penyelesaian pekerjaan adalah 90 (sembilan) hari kalender
Tabel Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
BULAN KE 1 BULAN KE 2 BULAN KE 3
NO. URAIAN PEKERJAAN VOLUME BOBOT KET.
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12

I PERSIAPAN 1

II PENIMBUNAN KANAL 150 x 25 x 2.0 3

III PENIMBUNAN KANAL 150 x 20 x 2.0 8

IV PENIMBUNAN KANAL 150 x 12 x 2.0 4

V PAKET SMK3 1

JUMLAH
KOMULATIF KEMAJUAN RENCANA

13. PERSYARATAN PERSONIL

Persyaratan Personil Inti yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut:

JUMLAH
JABATAN / PENGALAMAN KERJA
NO. PENDIDIKAN PERSONIL SERTIFIKAT PELATIHAN
POSISI (tahun)
(orang)

1 Site Manager S1 Teknik 5 1 SKA Teknik Sumber Daya Air (211)


Sipil

2 Site Engineer S1 Teknik 3 1 SKA Teknik Sumber Daya Air (211)


Sipil

3 Pelaksana S1 Teknik 3 1 SKT Pelaksana Bangunan irigasi (TM 032)/


Teknis Sipil SKT Pelaksana Bendungan (TS 033)

4 Operator SLTA/STM 3 4 SKT Operator Mesin Excavator (TM 006)


Excavator

5 Mekanik Alat SLTA/STM 3 1 SKT Mekanik Alat-alat Berat (TM 027)


Berat

6 Logistik SLTA 3 2 -

7 Administrasi SLTA 3 1 -

Persyaratan Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sebagai
berikut:

NO. JENIS MACAM ALAT JUMLAH

1 Excavator 80 – 140 HP 4 unit


14. SPESIFIKASI TEKNIS
1. Secara umum spesifikasi teknis ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan hasil perencanaan
(terlampir);
2. Spesifikasi khusus dapat ditetapkan sepanjang pekerjaan yang ada tidak terdapat dalam
spesifikasi yang umum.

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini disusun untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa di Pekerjaan Konstruksi Infrastruktur Pembasahan Gambut Penimbunan Kanal
Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Sungai Kapuas-Sungai Barito Provinsi Kalimantan Tengah.

Jakarta, 05 Juli 2018

Mengetahui :
Kuasa Pengguna Anggaran,

Dr. Ir. Didy Wurjanto, M.Sc.


NIP. 19581115 198501 1 002

Anda mungkin juga menyukai