Anda di halaman 1dari 26

RANCANGAN PROYEK PENGEMBANGAN TEH HERBAL DARI

BAHAN BAKU RAMBUT JAGUNG

Oleh
PT PENA INDONESIA

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
YOGYAKARTA
2018
TIM PELAKSANA

A. Perusahaan
Nama perusahaan : PT Pena Indonesia

B. Profil tim

Ketua : Saleh
Aspek teknis : Fuji Rokhaniatun
Isti K
Saleh
Hukum : Ajeng Sukmawati,
Hasbi
Anugerah K A
Aspek Komersial : Setiyati Nurul Hidayah,
Nor Faizatullina
Rizky Kurnianto
Aspek Finansial /Keuangan : Lia Agustina
Wisnu Jazim
RINGKASAN EKSEKUTIF

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, salah
satu hasil pertanian utama yang saat ini tercatat memiliki laju produksi yang lebih
besar dari kebutuhan tiap tahunnya adalah jagung. Saat ini pemanfaatan jagung
hanya mencakup pada daging buah dan daunnya saja, sedangkan rambut jagung
menjadi sampah dan belum termanfaatkan. Sebagian besar masyarakat sudah
memanfaatkan air rebusan rambut jagung sebagai obat tradisional untuk peluruh
air seni, penurun tekanan darah, dan bisa menyembuhkan penyakit darah tinggi.
Akhir-akhir ini sudah ada beberapa penelitian mengenai manfaat rambut jagung
untuk kesehatan. Oleh karena itu, inovasi dapat dihadirkan untuk masyarakat
dalam membantu memenuhi kebutuhan minuman herbal yang berguna untuk
kesehatan. Rancangan proyek pengembangan produk pertanian berkelanjutan ini
bertujuan untuk pemanfaatan rambut jagung sebagai minuman kesehatan yang
dapat membuka peluang bisnis baru. Produk yang akan di kembangkan adalah teh
herbal yang terbuat dari limbah rambut jagung. Teh herbal yang dikembang kan
dengan kemasan Kantong teh celup yang terbuat dari kraft yang dilapisi plastic
polietilen yang berfungsi dalam perekatan panas. Keunggulan produk yang
dikembangkan adalah teh tidak menggunakan bahan pengawat buatan, memiliki
kandungan zat yang terdapat obat herbal, diolah menggunakan alat dan mesin
modern dan berasal dari bahan baku yang fresh dan dijamin kualitasnya.
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................


A. Latar Belakang ............................................................................................
B. Tujuan Kegiatan ..........................................................................................
C. Manfaat Kegiatan ....................................................................................

BAB II. ASPEK PRODUK INOVASI TEKNOLOGI ..........................................


A. Teknologi .....................................................................................................
B. Deskripsi Produk .........................................................................................
B. Kebutuhan Bahan Baku Produk ...............................................................
C. Spesifikasi Teknis ........................................................................................
D. Spesifikasi Kemasan ....................................................................................
E. Keunggunlan/Kelemahan Produk ............................................................
F. Kekayaan Intelektual ....................................................................................
G. Sertifikasi dan standarisasi Produk ..........................................................

BAB III. PENGEMBANGAN PRODUK (ASPEK YURIDIS) ............................


A. Roadmap Pengembangan Produk ...............................................................
B. Pengujian Produk .........................................................................................
C. Pendanaan Pengembangan Produk ...........................................................

BAB III. ASPEK POTENSI PASAR ......................................................................


A. Target Pasar .................................................................................................
B. Pangsa Pasar .................................................................................................
C. Penetapan Biaya Produksi dan Harga Jual Produk ....................................
D. Rencana Pemasaran Produk ........................................................................
BAB IV. ASPEK ORGANISASI.............................................................................
BAB V. RENCANA PENGGUNAAN ANGGARAN ..........................................
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN

A. Pendahualuan
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian,
salah satu hasil pertanian utama yang saat ini tercatat memiliki laju produksi
yang lebih besar dari kebutuhan tiap tahunnya adalah jagung. Daerah-daerah
penghasil utama tanaman jagung adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa
Timur, Madura, D.I. Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara,
Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus di Daerah Jawa Timur dan Madura,
budidaya tanaman jagung dilakukan secara intensif karena kondisi tanah
dan iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhannya. Jawa Tengah
merupakan Provinsi yang memiliki banyak potensi yang masih perlu
dikembangkan, antara lain : pertanian, peternakan, maupun perdagangan.
Pertanian merupakan salah satu produk unggulan provinsi Jawa Tengah, salah
satu hasil pertanian yang banyak dijumpai di Jawa Tengah adalah Jagung.
Saat ini pemanfaatan jagung hanya mencakup pada daging buah dan
daunnya saja, sedangkan rambut jagung menjadi sampah dan belum
termanfaatkan. Sebagian besar masyarakat sudah memanfaatkan air rebusan
rambut jagung sebagai obat tradisional untuk peluruh peluruh batu, penurun
tekanan darah, dan bisa menyembuhkan penyakit darah tinggi dengan
senyawa yang diduga berperan adalah saponin (Rahmayani, 2007).
Rambut jagung merupakan salah satu bagian dari jagung yang sering
tidak digunakan masyarakat, padahal rambut jagung dapat berpotensi sebagai
obat. Grobogan merupakan salah satu daerah produksi jagung, yang
umumnya rambut jagung di daerah grobogan hanyalah sebagai limbah dari
industri pangan yang pemanfaatannya belum maksimal. Rambut jagung
berbau aromatik lemah, rasanya agak sepat. Rambut jagung yang dikeringkan
selanjutnya dihaluskan ternyata besar manfaatnya, karena zat-zat yang
terkandung, yaitu asam maisenat (2%- 2,25%), minyak lemak, damar, gula,
dan garam-garam mineral, sangat baik dipakai bagi diuretika, dengan dosis
antara 4 gram sampai dengan 12 gram (Kartasapoetra, 2004).
Hasil penelitian Harun (2011), menunjukkan bahwa karakteristik teh
herbal rambut jagung diperoleh interaksi lama pelayuan dan lama
pengeringan terhadap kadar air, serat kasar, dan penilaian organoleptik teh
herbal rambut jagung yang dihasilkan. Teh herbal rambut jagung terbaik dari
segi analisis fisio-kimiawi dan penilaian organoleptik adalah perlakuan
pelayuan 18 jam dan pengeringan 4-5 jam. Rambut jagung mengandung asam
lemak 2,5%, miyak atsiri 0,12%, karet 3,8%, resin 2,7%, saponin 3,18%, dan
alkaloid 0,05% (Kaur, 2015).
Hal inilah yang melatar belakangi program pemanfaatan limbah
rambut jagung sebagai minuman teh sekaligus mengkomersialiasikannya
kepada masyarakat sebagai inovasi baru dalam pemanfaatan limbah rambut
jagung.

B. Tujuan
Tujuan dari perancangan proyek ini adalah untuk melakukan perancangan
pengembangan produk teh herbal dari rambut jagung.
BAB II. ASPEK PRODUK DAN TEKNOLOGI

A. Teknologi
1. Legalitas
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2004 Tentang Keamanan, Mutu Dan Gizi Pangan
1) Pasal 2 Ayat 1 Setiap Orang Yang Bertanggung Jawab Dalam
Penyelenggaraan Kegiatan Pada Rantai Pangan Yang Meliputi
Proses Produksi, Penyimpanan, Pengangkutan, Dan Peredaran
Pangan Wajib Memenuhi Persyaratan Sanitasi Sesuai Ketentuan
Peraturan Perundang-Undangan Yang Berlaku.
2) Pasal 6 Ayat 1 Tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan
Yang Baik
3) Pasal 7 Ayat 1 Pedoman Cara Distribusi Pangan Yang Baik
4) Pasal 8 Ayat 1 Pedoman Cara Ritel Pangan Yang Baik
5) Pasal 16 Ayat 1 Tentang Kemasan Pangan Yaitu Setiap Orang
Yang Memproduksi Pangan Untuk Diedarkan Dilarang
Menggunakan Bahan Apapun Sebagai Kemasan Pangan Yang
Dinyatakan Terlarang Dan/Atau Yang Dapat Melepaskan
6) Pasal 21 Ayat 1 Tentang Jaminan Mutu Pangan Dan
Pemeriksaan Laboratorium Yaitu Setiap Orang Yang
Memproduksi Pangan Untuk Diperdagangkan Bertanggung
Jawab Menyelenggarakan Sistem Jaminan Mutu Sesuai Dengan
Jenis Pangan Yang Diproduksi.
7) Pasal 35 Ayat 4 Gizi Pangan Yaitu Setiap Orang Yang
Memproduksi Pangan Yang Harus Diperkaya Dan/Atau
Difortifikasi Untuk Diedarkan Wajib Memenuhi Ketentuan Dan
Tata Cara Pengayaan Dan/Atau Fortifikasi Gizi
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun
1999 Tentang Label Dan Iklan Pangan
1) Pasal 2 Ayat 1 Tentang Label Pangan Bahwa Setiap Orang
Yang Memproduksi Atau Memasukkan Pangan Yang Dikemas
Ke Dalam Wilayah Indonesia Untuk Diperdagangkan Wajib
Mencantumkan Label Pada, Di Dalam, Dan Atau Di Kemasan
Pangan.
2) Pasal 3 Ayat 2 Tentang Keterangan Label Pangan Yaitu
3) Pasal 10 Ayat 1 Yaitu (1) Setiap Orang Yang Memproduksi
Atau Memasukkan Pangan Yang Dikemas Ke Dalam Wilayah
Indonesia Untuk Diperdagangkan Dan Menyatakan Bahwa
Pangan Tersebut Halal Bagi Umat Islam, Bertanggung Jawab
Atas Kebenaran Pernyataan Tersebut Dan Wajib Mencantumkan
Keterangan Atau Tulisan Halal Pada Label.
4) Pasal 15 Tentang Tulisan Pada Label
5) Pasal 17 Dan 18 Tentang Nama Produk Pangan
6) Pasal 19-22 Tentang Keterangan Tentang Bahan Yang
Digunakan
7) Pasal 23 Tentang Keterangan Tentang Berat Bersih Atau Isi
Bersih Pangan
8) Pasal 26 Tentang Keterangan Tentang Nama Dan Alamat
9) Pasal 27 Tentang Tanggal Kedaluwarsa
10) Pasal 30 Tentang Nomor Pendaftaran Pangan
11) Pasal 31 Tentang Keterangan Tentang Kode Produksi Pangan
12) Pasal 32 Tentang Keterangan Tentang Kandungan Gizi
3. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor
75/M-IND/PER/7/2010 tentang Cara Produksi Pangan Olahan
yang Baik
1) Pasal 1 yaitu memberlakukan pedoman cara produksi pangan
olahan yang baik (Good Manufacturing Practices) yang
selanjutnya disebut CPPOB sebagaimana tercantum pada
lampiran peraturan menteri ini sebagai pedoman umum dalam
memproduksi pangan olahan.
4. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia No. HK. 00. 06. 52. 4011 Tahun 2009 tentang
Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia
dalam Pangan.
1) Pasal 2 ayat 2 tentang jenis dan batas maksimum cemaran dalam
makanan yaitu Persyaratan keamanan makanan harus dipenuhi
untuk mencegah makanan dari kemungkinan adanya bahaya,
baik karena cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan
manusia.
5. SNI 3836:2013 Standar Nasional Indonesia (SNI) Teh kering
dalam kemasan tentang Syarat mutu, pengambilan contoh, cara
uji, syarat lulus uji, higiene, pengemasan, penandaan.

2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah jenis jagung varietas hibrida
dengan umur 10-12 minggu. Rambut jagung mengandung vitamin C.
a. Karakteristik Bahan
Tabel 2.1. Karakteristik Simplisia Rambut Jagung
Pemeriksaan Hasil
Kadar Air 6,75% v/b
Kadar Abu Total 5,07% b/b
Kadar Sari Larut Etanol 6,91% b/b
Kadar Sari Larut Air 19,18% b/b
Sumber : Ditjen POM Depkes RI 1995
Tabel 2.2. Hasil Penapisan Fitokimia Simplisia Rambut Jagung
Golongan Hasil
Alkaloid ─
Flavonoid +
Tanin ─
Kuinon ─
Steroid/Triterpenoid +
Saponin ─
Keterangan : (+) = Simplisia bereaksi positif terhadap pereaksi yang diujikan
(─) = Simplisia bereaksi negatif terhadap pereaksi yang diujikan
- Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang
terdapat pada tanaman hijau, kecuali Alga.
- Alkaloid
- Tanin
- Kuinon
- Steroid/Triterpenoid
- Saponin

b. Karakteristik Kemasan Teh Celup


1) Kantong teh celup terbuat dari kertas. Jenis kertas yang digunakan
adalah kraft yang dilapisi plastic polietilen yang berfungsi dalam
perekatan panas.
3. Alat
a. Oven
b. Penggiling
c. Mesin Pengemas Teh
d. Sealer
e. Alat Peniris
4. Metode
Berikut ini Metode pembuatan teh herbal dari rambut jagung.

Gambar 2.1. Alur pembuatan teh herbal


Keterangan :
Pelayuan adalah menurunkan kandungan air, sehingga pucuk
menjadi lemas (layu fisik), dan memberi kesempatan terjadinya
perubahan senyawa-senyawa kimia yang dikandung dalam pucuk
(Sembiring, 2009). Fermentasi pada rambut jagung merupakan
proses oksidasi enzimatif, yakni proses tanpa penambahan bantuan
mikroba atau ragi. Selain itu, fermentasi juga bertujuan untuk
mengeluarkan aroma dari rambut jagung dan senyawa aktif yang
berkhasiat untuk kesehatan. Pengemasan bertujuan untuk menjaga
kualitas dari teh jagung yang telah diproses.

5. Manfaat
a. Mencegah dan mengobati penyakit hipertensi
b. Penurun Kadar Kolesterol dalam Darah
c. Sebagai Antioksidan
d. Daya Larut Batu Ginjal

B. Deskripsi Produk
Produk yang akan di kembangkan adalah teh herbal yang terbuat dari
limbah rambut jagung. Teh herbal yang dikembang kan dengan kemasan
Kantong teh celup yang terbuat dari kraft yang dilapisi plastic polietilen yang
berfungsi dalam perekatan panas.

C. Kebutuhan Bahan Baku


Jagung merupakan tanaman semusim yang tumbuh subur di
Indonesia, beberapa penduduk daerah di Indonesia (misalnya Madura dan
Nusa Tenggara) juga mernggunakan jagung sebagai makanan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat jagung juga ditanam sebagai pakan ternak,
diambil minyaknya dan dibuat tepung. Provinsi penghasil jagung di
Indonesia : Jawa Timur : 5 jt ton; Jawa Tengah : 3,3 jt ton; Lampung : 2 jt
ton; Sulawesi Selatan: 1,3 jt ton; Sumatera Utara : 1,2 jt ton; Jawa Barat :
700 – 800 rb ton, sisa lainnya (NTT, NTB, Jambi dan Gorontalo)
dengan rata-rata produksi jagung nasional 16 jt ton per tahun. Melihat
adanya ketersediaan bahan baku yang memadai dapat menjamin
keberlangsungan usaha pembuatan Teh Herbal ini.

D. Keunggulan/Kelemahan Produk
Keunggulan produk teh herbal yang akan dikembangkan adalah :
1. Tidak menggunakan bahan pengawat buatan
2. Memiliki kandungan zat yang terdapat obat herbal
3. Diolah menggunakan alat dan mesin modern
4. Berasal dari bahan baku yang fresh dan dijamin kualitasnya.
E. Spesifikasi Produk
1. Penetapan kadar air
Tabel 2.3. Kadar air dalam sampel teh rambut jagung
Sampel Penimbangan sampel
Berat sampel Kadar air Rata-rata SNI (%)
(g) (%) (%)
I 2,0001 1,4% 1,6% Maks. 8%
II 2,0002 1,8%
Sumber : Jurnal Analisis Pembuatan Teh dari Rambut Jagung 2015
Rata-rata kadar air dari sampel sebesar 1,6%. hasil yang diperoleh
sesuai dengan standar dari (SNI 01-3836-2000 Teh Kering dalam
Kemasan) berarti mutu dari teh sangat baik karena teh dapat bertahan
lama jika disimpan dan tidak mudah rusak oleh bakteri.

2. Penetapan kadar ekstrak dalam air


Tabel 2.4. Tabel hasil penetapan kadar ekstrak dalam air
Sampel Penimbangan sampel
Berat sampel Kadar air Rata-rata SNI (%)
(g) (%) (%)
I 2,0037 44,81% 47,81% Min. 32%
II 50,81%
Sumber : Jurnal Analisis Pembuatan Teh dari Rambut Jagung 2015
Rata-rata kadar ekstrak dalam air dari sampel sebesar 47,81%.
berarti ekstrak dari rambut jagung terekstrak dengan baik, sehingga mutu
dan kualitas teh rambut jagung ini baik karena zat antioksidan yang
terdapat dalam rambut jagung terekstrak dalam air dan manfaatnya dapat
dirasakan langsung.

3. Penetapan serat kasar


Tabel 2.5. Hasil penetapan kadar serat kasar
No Metabolit sekunder Hasil
1 Saponin +
2 Tanin +
3 Flavanoid +
4 Alkaloid +
Sumber : Jurnal Analisis Pembuatan Teh dari Rambut Jagung 2015
Dari hasil praktikum yang dilakukan didapatkan kadar serat kasar
dari sampel sebesar 4,5%. hasil yang diperoleh sesuai dengan standar
dari (SNI 01-3836-2000 Teh Kering dalam Kemasan) berarti mutu teh
tersebut sangat baik karena mengandung serat yang dibutuhkan oleh
tubuh.

4. Uji kualitatif metabolit sekunder :


Tabel 2.6. Hasil uji metaboli sekunder
No Metabolit sekunder Hasil
1 Saponin +
2 Tanin +
3 Flavanoid +
4 Alkaloid +
Sumber : Jurnal Analisis Pembuatan Teh dari Rambut Jagung 2015
Dari uji kualitatif yang dilakukan dapat dilihat hasil uji metabolit
sekunder diketahui bahwa sampel teh dari rambut jagung mengandung 3
komponen senyawa metabolit sekunder yaitu : saponin, tannin dan
flavanoid.sehingga mutu dari teh rambut jagung sangat baik karena
mengandung senyawa metabolit sekunder sebagai zat antioksidan yaitu
zat untuk menangkal radikal bebas.
5. Penetapan kadar abu :
Tabel 2.7. Hasil penetapan kadar abu
Sampel Berat sampel Kadar abu Rata-rata SNI (%)
(g) total (%) (%)
I 2,0001 4.27% 4,27% Maks. 8%
II 2,0008 4.26%
Sumber : Jurnal Analisis Pembuatan Teh dari Rambut Jagung 2015
Dari hasil praktikum yang dilakukan didapatkan kadar abu dari
sampel sebesar 4,27%. hasil yang diperoleh sesuai dengan standar dari
(SNI 01-3836-2000 Teh Kering dalam Kemasan) berarti mutu teh
tersebut sangat baik karena dalam pengolahan teh rambut jagung sangat
baik dan sampel baik digunakan.
6. Penetapan kadar alkalinitas abu larut dalam air
Tabel 2.8. Hasil penetapan kadar alkalinitas abu larut dalam air
Sampel Volume Kadar Rata-rata SNI (%)
penitaran (mL) alkalinitas (%)
(%)
I 4,40 mL 1,30 % 1,29 % 1–3%
II 4,30 mL 1,27%
Sumber : Jurnal Analisis Pembuatan Teh dari Rambut Jagung 2015
Dari hasil praktikum yang dilakukan didapatkan rata-rata kadar
alkalinitas abu larut dalam air (sebagai KOH) dari sampel sebesar 1,29
%. berarti mutu dan kualitas teh rambut jagung ini baik karena sampel
kemampuan yang baik dalam menetralisir asamyang mencakup semua
basa-basa dalam air yang dapat dititrasi dan sampel layak untuk
digunakan.
7. Penetapan kadar abu larut dalam air dari abu total
Tabel 2.9. Penetapan kadar abu larut dalam air dari abu total
Berat sampel (g) Abu larut dalam air (%) Standar SNI (%)
2,0008 1,04% Min.45% dari kadar
2,0001 1,04% abu total
Sumber : Jurnal Analisis Pembuatan Teh dari Rambut Jagung 2015
Dari hasil praktikum yang dilakukan didapatkan rata-rata kadar
abu larut dalam air dari abu total pada sampel sebesar 1,04 %. hasil yang
diperoleh tidak sesuai dengan standar dari (SNI 01-3836-2000 Teh
Kering dalam Kemasan), hasil analisa yang rendah dan kecil dari standar
dapat mempengaruhi proses penyeduhan/pengocokan teh yang
memerlukan waktu cukup lama agar teh dapat larut sempurna dalam air.

8. Penetapan kadar abu tak larut dalam asam :


Tabel 2.10. Penetapan kadar abu tak larut dalam asam

Sampel Berat Kadar abu tak larut Rata-rata SNI (%)


sampel dalam asam (%)
I 2.0001 0.56% 0,62 Maks. 1,0
II 2.0008 0.68%
Sumber : Jurnal Analisis Pembuatan Teh dari Rambut Jagung 2015
Dari hasil praktikum yang dilakukan didapatkan kadar abu tak
larut dalam asam dari sampel sebesar 0,62%. hasil yang diperoleh sesuai
dengan standar dari (SNI 01-3836-2000 Teh Kering dalam Kemasan)
berarti mutu teh tersebut sangat baik karena tingkat senyawa abu yg
terdapat dalam sampel tidak berbahaya, jika kadar abu tak larut dalam
asam >1 maka sampel tidak layak digunakan, karena hasilnya<1 maka
sampel layak untuk dikonsumsi.

F. Spesifikasi Kemasan
Berikut spesifikasi kemasan yang akan digunakan untuk produk teh herbal.
1. Kantong teh celup terbuat dari kertas dan plastik.
2. Kantong teh celup terbuat dari kertas berupa jenis kraft dilapisi plastik
polietilen yang berfungsi dalam perekatan panas.

Gambar 2. Kantong Teh Celup dari Kertas

 Polietilen atau asam polilaktat (PLA). yang digunakan sebagai fungsi


perekatan tidak meleleh pada suhu titik didih air, hal ini terlihat saat kantong
kertas teh celup tidak terbuka saat diseduh dengan air panas.

3. Kantong teh celup terbuat dari kertas berupa jenis kraft dilapisi plastik
polietilen yang berfungsi dalam perekatan panas.
4. Teh celup yang terdaftar di Badan POM telah melalui evaluasi penilaian
keamanan pangan termasuk penilaian keamanan kemasannya (kantong teh
celup).
5. Penilaian keamanan kantong teh celup juga mensyaratkan pemenuhan
terhadap batas migrasi baik yang berbahan kertas maupun plastik yang
tercantum dalam Peraturan Kepala Badan POM Nomor
HK.03.1.23.07.11.6664 tahun 2011 tentang Pengawasan Kemasan Pangan.
BAB III ASPEK POTENSI PASAR (KOMERSIAL)

A. Segmentasi Pasar

Rencana pemasaran yang akan dilakukan yaitu dengan


mendistribusikan produk teh herbal ke seluruh penjuru Nusantara. Selain itu
PT. PENA INDONESIA juga menyegmentasikan dalam 7 segmen (dalam
istilah mereka klasifikasi outlet) yaitu : kantin / kafe, lokasi makan (resto),
street market (toko, warung, PKL), supermarket, hotel dan tempat hiburan,
institusi (koperasi), dan end user. Pengembangan selanjutnya, produk akan
merambah pasar Internasional dengan upaya mengekspor produk-produk
dalam kemasan kotak dan kaleng ke beberapa Negara seperti Malaysia,
Singapura, Brunei Darussalam, sebagian Timur Tengah, Afrika, Australia,
dan Amerika. Sosro dikenal memiliki jaringan distribusi yang sangat
mengakar.

B. Rencana Pemasaran Produk


1. Selling
Teh celup rambut jagung didistribusikan ke seluruh Indonesia.
Konsumen tidak sulit untuk membeli karena mudah dicari dan harganya
terjangkau.
2. Harga
Harga yang bandrol untuk pembelian teh ini yaitu antara
Rp8.000,00 hingga Rp10.000,00 .
3. Place
Tempat yang akan dituju untuk pemasaran teh celup rambut
jagung ini yaitu Supermarket, minimarket dan warung-warung kecil yang
ada dipedesaan.
4. Karakteristik Konsumen
Karakteristik konsumen yang dituju yaitu :
a. Usia
- Remaja : 13-18 tahun
- Dewasa : 19-45 tahun
- Lansia : di atas 45 tahun

b. Jenis kelamin
Jenis kelamin yang ditargetkan untuk pemasaran teh rambut
jagung ini adalah pria dan wanita, karena teh ini baik untuk
kesehatan pria maupun wanita.
c. Pendidikan
Semua golongan masyarakat bisa mengkonsumsi teh herbal ini.

5. Psikografis
Orang yang menyukai minuman teh yang mempunyai rasa alami
dan berkualitas serta baik untuk tubuh.
6. Geografis
Wilayah pemasaran untuk konsumen adalah seluruh wilayah di
Indonesia baik di kota-kota besar maupun daerah-daerah.

C. Penetapan Biaya Produksi dan Harga Jual Produk


D. Analisis SWOT
BAB III ASPEK ORGANISASI

A. Legalitas
1. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 76
Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan
a. Pasal 2 ayat 1 yaitu Setiap perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT), Koperasi, Persekutuan Komanditer (CV), Firma (Fa),
Perorangan, dan bentuk usaha lainnya, termasuk Perusahaan Asing
dengan status Perwakilan Perusahaan yang berkedudukan dan
menjalankan usahanya di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan.
b. Pasal 2 ayat 2 Pendaftaran perusahaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui OSS.
c. Pasal 3 ayat 2 Kewenangan penerbitan NIB sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berada pada Lembaga OSS.

B. Struktur Organisasi PT. Pena Indonesia

GENERAL MANAGER
SALEH

DIREKTUR/DIVISION
ISTI K.H

MAINTENANCAE PERSONALIAS DEPARTEMENT PUBLIC RELATION


DEPARTMENT RIZKY KURNIANTO DEPARTMENT
FUJI ROKHANIATI HAZBI A

QUALITY ASSURANCE ACOUNTING DEPARTMENT PURCHASING DEPARTMENT


AJENG SUKMAWATI SETIYATI N H WISNU JAZIM M

GENERAL AFRAIL
R & D DEVELOPMENT
LIA AGUSTINA
ANUGERAH KHAFIT A

MARKETING DEPARTMENT
FAIZA
BAB IV ASPEK FINANSIAL

A. Legalitas
1. Undang-Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 1984 Tentang
Perindustrian
a. Pasal 13 ayat 1 tentang IZIN USAHA INDUSTRI bahwa Setiap
pendirian perusahaan industri baru maupun setiap perluasannya
wajib memperoleh Izin Usaha Industri.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012
Tentang Izin Lingkungan Penyusunan AMDAL Dan UKL-UPL
a. Pasal 2 ayat 1 yaitu Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib
memiliki Izin Lingkungan.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 05/Prt/M/2016 Tentang Izin Mendirikan
Bangunan Gedung
b. Pasal 1 ayat 1 yaitu Izin Mendirikan Bangunan Gedung yang
selanjutnya disingkat IMB adalah perizinan yang diberikan oleh
pemerintah daerah kecuali untuk bangunan gedung fungsi khusus
oleh Pemerintah kepada pemilik bangunan gedung untuk
membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau
merawat bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif
dan persyaratan teknis yang berlaku.
c. Pasal 6 ayat 1 tentang Klasifikasi bangunan gedung
d. Pasal 28-39 ayat tentang Tahapan penyelenggaraan IMB
4. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 36/M-
Dag/Per/9/2007 Tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan
a. Pasal 2 ayat 1 yaitu Setiap Perusahaan yang melakukan usaha
perdagangan wajib memiliki SIUP.
b. Pasal 11-15 Bab IV Yaitu Dokumen Persyaratan Tata Cara
Penerbitan Siup, Pembukaan Kantor Cabang/Perwakilan Perusahaan,
Perubahan Dan Siup Yang Hilang Atau Rusak
c. Pasal 16 bab V ayat 1 tentang biaya yaitu Setiap Perusahaan yang
mengajukan permohonan SIUP baru, tidak dikenakan biaya.
B. Kebutuhan bahan baku

Jumlah
Produksi Resiko Jumlah
Kabupaten/ Luas Produksi Jumlah
luas panen Kerusakan Kotak/Kem
Kota Panen (Bahan Siap Edar
(Ha) (10%) asan
Mentah)
Magetan 37 132 Januari- Maret
Pacitan 69 010
365.785 1.463.140,00 146.314,00 14.631,40 292.628,00
Ponorogo 29 799
Trenggalek 49 761
Tulungagung 56 353
Blitar 56 082
Kediri 67 648
Malang 75 733 April- Juni
Lumajang 164 656
372.332 1.489.328,00 148.932,80 14.893,28 297.865,60
Jember 131 943
Banyuwangi 70 862
Bondowoso 58 713 Juli- September
Situbondo 62 781
328.929 1.315.716,00 131.571,60 13.157,16 263.143,20
Probolinggo 106 307
Pasuruan 30 266
Sidoarjo 53 945
Mojokerto 74 387 Oktober- Desember
Jombang 87 728
346.236 1.384.944,00 138.494,40 13.849,44 276.988,80
Nganjuk 81 498
Madiun 48 678
JUMLAH 1 413 282 1.084.353 5.653.128,00 565.312,80 56.531,28 1.130.625,6
RATA-RATA 271.088 1.413.282 141.328 14.133 282.656
C. Analisa Keuangan
1. Biaya Tetap

Peralatan
Umur
No Barang Vol Harga Satuan Jumlah Penyusutan
Ekonomis
1. Sumur bor 1 20 Rp 17.000.000,00 Rp 17.000.000,00 Rp 850.000,00
2. Pompa air 1 6 Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 333.333,33
3. Oven 1 7 Rp 22.000.000,00 Rp 22.000.000,00 Rp 3.142.857,14
4. Genset 1 25 Rp 160.000.000,00 Rp 160.000.000,00 Rp 6.400.000,00
Mesin
5. Penggiling 1 10 Rp 20.000.000,00 Rp 20.000.000,00 Rp 2.000.000,00
Mesin
6. Pengemas 1 10 Rp 40.000.000,00 Rp 40.000.000,00 Rp 4.000.000,00
7. Selang 100 5 Rp 1.000,00 Rp 100.000,00 Rp 20.000,00
Mesin
8. Peniris 1 15 Rp 120.000.000,00 Rp 120.000.000,00 Rp 8.000.000,00
TOTAL Rp 24.746.190,48

Perizinan
Umur
No Nama Vol Harga Satuan Jumlah Penyusutan
Ekonomis
Pencatuman
1. Logo SNI, 1 5 Rp 100.000,00 Rp 100.000,00 Rp 20.000,00
Logo Halal
2. Pangan 1 5 Rp 3.000.000,00 Rp 3.000.000,00 Rp 600.000,00
Berklaim
Pendaftaran
3. baru pangan 1 5 Rp 300.000,00 Rp 300.000,00 Rp 60.000,00
olahan
kategori 14.0
Sertifikasi
cara
produksi
4. 2 5 Rp 5.000.000,00 Rp 10.000.000,00 Rp 2.000.000,00
pangan
olahan yang
baik
Surat
keterangan
HS (Hggiene
5. 2 5 Rp 1.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 400.000,00
Sanitast)
dengan
mekanisme
on site audit
Jasa
6. 1 5 Rp 300.000,00 Rp 300.000,00 Rp 60.000,00
kalibrasi
Surat
7. keterangan 1 5 Rp 500.000,00 Rp 500.000,00 Rp 100.000,00
domisili
perusahaan
TOTAL Rp 3.240.000,00

Biaya Uji Lab


Umur
No Nama Vol Harga Satuan Jumlah Penyusutan
Ekonomis

1. Uji 1 5
Organoleptik Rp 30.000,00 Rp 30.000,00 Rp 6.000,00
2. Uji zat larut 1 5
dalam air Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 5.000,00
Uji
3. kesempurnaan 1 5
melarut Rp 50.000,00 Rp 50.000,00 Rp 10.000,00
4. Uji benda 1 5
asing Rp 50.000,00 Rp 50.000,00 Rp 10.000,00
5. Uji batas 1 5
logam berat Rp 100.000,00 Rp 100.000,00 Rp 20.000,00
Uji angka
6. kapang 1 5
khamir
pangan Rp 250.000,00 Rp 250.000,00 Rp 50.000,00
TOTAL Rp 101.000,00

TOTAL BIAYA TETAP


Peralatan + Perizinan + Biaya Uji Lab
Rp 24.746.190,48 + Rp 3.240.000,00 + Rp 101.000,00
Rp 28.087.190,48
2. Biaya variabel

Bahan baku
No Nama Vol Unit Harga Satuan Jumlah
Luas
Sewa Tanah Bangunan :
1. M2 Rp 200.000.000,00 Rp 200.000.000,00
dan 1380, Luas
Bangunan Tanah :7317
2. Rambut kg Rp 20.000,00 Rp 1.306.240.000,00
jagung 565.312

3. Kotak pcs Rp 2.000,00 Rp 2.261.252.000,00


kemasan 1.130.626
4. roll Rp 750.000,00 Rp 763.500.000,00
Kantong teh 1.018
5. roll Rp 150.000,00 Rp 80.700.000,00
Benang 538
TOTAL Rp 4.611.692.000,00

Tenaga Kerja
No Unit Jumlah HOK Gaji HOK Jumlah Keterangan
1. Tenaga kerja 1 Gaji selama 1
administrasi Rp 2.000.000,00 Rp 24.000.000,00 tahun
2. Tenaga kerja 2 Gaji selama 1
produksi Rp 2.000.000,00 Rp 48.000.000,00 tahun
3. Tenaga kerja 2 Gaji selama 1
pengemasan Rp 2.000.000,00 Rp 48.000.000,00 tahun
4. Tenaga kerja 1 Gaji selama 1
promosi Rp 2.000.000,00 Rp 24.000.000,00 tahun
5. Tenaga kerja 1 Gaji selama 1
pemasaran Rp 2.000.000,00 Rp 24.000.000,00 tahun
TOTAL Rp 168.000.000,00

Biaya lain-lain
No Kegiatan Vol Harga satuan Jumlah

1. Promosi 3 Rp 2.000.000 Rp 6.000.000

2. Transportasi 8 Rp 500.000 Rp 4.000.000


3. Lain-lain Rp 3.000.000

TOTAL Rp 13.000.000
TOTAL BIAYA VARIABEL
Bahan baku + Tenaga Kerja + Biaya lain-lain
Rp 4.611.692.000,00 + Rp 168.000.000,00 + Rp 13.000.000
Rp 14.792.692.000

D. Analisa Keuntungan

TOTAL BIAYA PRODUKSI


Biaya tetap + Biaya variabel
Rp 28.087.190,48 + Rp 14.792.692.000
Rp 14.820.779.190

PENDAPATAN
Jumlah produksi x harga jual
1.130.626 x Rp 20.000
Rp 22.612.520.000

KEUNTUNGAN
Pendapatan - Biaya Produksi
Rp22.612.520.000 - Rp14.820.779.190
Rp 7.791.740.810

E. Analisa Titik Impas

BEP PRODUK
Biaya produksi : Harga jual
Rp14.807.779.190/Rp20.000
741.039 Unit/kotak

BEP HARGA
Biaya produksi : Jumlah produksi
Rp14.807.779.190 / 1.130.626
Rp 13.108

F. Analisa Kelayakan Usaha

B/E Ratio = Total pendapatan : Total biaya produksi


Rp22.612.520.000 / Rp14.807.779.190
1,52573
Nilai yang didapat yaitu 1,52 sehingga dapat dikatakan bahwa proyek teh rambut jagung layak
untuk diusahakan

G. Analisa Tingkat Penggunaan Modal

ROI = Keuntungan bersih / Modal produksi x 100%


Rp 7.791.740.810/Rp14.820.779.190 x 100%
53%

Anda mungkin juga menyukai