Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetaui kondisi perusahaan tersebut, dan
kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keungan
perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi
pos-pos neraca akan dapat diketahui atau akan dapat diperoleh gambaran tentang posisi
(Munawir S, 2004).
atau jasa yang dapat dijual dan menghasilkan pengembalian investasi yang memuaskan.
strategi perusahaan, investasi dan pendanaan, serta operasi yang semua itu
Tujuan analisa laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah
1
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti
bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua
periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan
mendukung keputusan yang akan diambil. Dermawan (2006) menguraikan analisa rasio
adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja
dan status suatu perusahaan. Ada 3 (tiga) jenis rasio perbandingan, yaitu : 1). Cross
Sectional Analysis (analisis perusahaan sejenis pada waktu yang sama), 2) Time Series
Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
kebijakan pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah, dimulai secara efektif pada
tanggal 1 Januari 2001, merupakan kebijakan yang dipandang sangat demokratis dan
hubungan yang serasi antara pusat dan daerah dan antar daerah (dalam Sidik et al,
2002).
Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat akan mentransfer Dana Perimbangan yang terdiri
2
dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan bagian daerah dari
Dana Bagi Hasil yang terdiri dari pajak dan sumber daya alam. Disamping dana
Seharusnya dana transfer dari Pemerintah Pusat diharapkan digunakan secara efektif
Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
melakukan analisis rasio keuangan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Pemerintah Daerah Provinsi Jambi yang dikepalai oleh Gubernur sebagai kepala
daerahnya, yang merupakan daerah yang pendapatan aslinya berupa hasil pertanian dan
perkebunan disamping pendapatan lain seperti sektor pajak dan non pajak. Pemerintah
Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran tersebut dikelola secara baik oleh Pemerintah
3
Daerah Provinsi Jambi, dalam Aspek Keuangan. Adannya perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) secara berkala tiap tahun diharapkan adanya
(provinsi jambi). Besarnya anggaran daerah yang meningkat setiap tahun, tentunya juga
memerlukan evaluasi sejauh mana pencapaian dan penggunaan keuangan yakni evaluasi
manajemen keuangan daerah agar efektif dan efisien. Untuk itu perlu dibuatkan laporan
publik. Reformasi yang bergulir menutut semua aspek yang menyakut hajat hidup orang
pengelolaan keuangan daerah, dimana publik akan memperoleh informasi yang aktual
dan faktual. Mahmudi (2006) mengatakan, publik dengan adanya transparansi tersebut
keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna
dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik ekonomi, sosial maupun
politik. Selain itu, International Federation of Acconting Public Sector Committe (IFAC
PSC), pada tahun 2000 mengeluarkan IFAC PSC Study 1 tentang financial reporting by
4
keuangan organisasi pemerintah adalah untuk menunjukan akuntabilitas pemerintahan
atau unit kerja pemerintah terhadap pengelolaan keungan dan sumber daya yang
dengan cara :
Disamping itu laporan keuangan memerlukan evaluasi yakni analisis laporan keuangan
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Neraca. Analisis laporan realisasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) difokuskan kepada kontribusi pos-
pembiayaan rutin, analisis tabungan daerah. Analisis rasio kemandirian daerah, analisis
rasio efektivitas dan efisiensi Pendapatan Asli Daerah dan analisis tingkat pertumbuhan
Pendapatan Asli Daerah. Sedangkan analisis Neraca sebagai laporan keuangan daerah
difokuskan kepada analisis pertumbuhan aset daerah, analisis likuiditas dan analisis
5
rasio utang (leverge). Analisis neraca ini dimaksudkan untuk melihat keadaan atau
cara melakukan analisis laporan realisasi APBD dan Neraca, sehingga transparansi yang
2. Perumusan Masalah
bagaimanakah bentuk analisis yang dapat dilakukan pada laporan keuangan pada APBD
dan Neraca Keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jambi dari tahun 2004 s/d 2006,
Pembiayaan Daerah ?
perimbangan ?
3. Bagaimana analisis rasio efektivitas dan efisiensi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
4. Bagaimana analisis rasio aktivitas terhadap belanja rutin dan kemajuan ekonomi
6
8. Bagaimana analisis rasio utang terhadap ekuitas dana dan aset modal ?
perimbangan ?
Daerah (PAD) ?
4. Untuk mengetahui analisis rasio aktivitas terhadap belanja rutin dan kemajuan
ekonomi
8. Untuk mengetahui analisis rasio utang terhadap ekuitas dana dan aset modal ?
7
6. Bagi Universitas
Hasil Penelitian ini dapat memberi masukan bagi pihak-pihak yang ingin
6. Bagi Penulis
pengetahuan dalam mempraktek ilmu dan teori yang diperoleh selama kuliah di
8
4. LANDASAN TEORITIS, TINJAUAN KAJIAN TERDAHULU DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
bagaimana modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan
memaksimalkan nilai saham perusahaan, di mana nilai ini didasarkan aliran laba
dan arus kas di masa depan. Hal ini dimaksudkan agar investor dapat mengestimasi
laba dan arus kas perusahaan di masa depan, jika manager dapat memutuskan
tindakan yang harus diambil untuk meningkatkan laba di masa depan. Jika manajer
perusahaan tidak mengetahui hal ini maka mereka tidak dapat menentukan tindakan
apa yang harus dilakukan (Brigham & J Fred weston, 2001). Tugas pokok
kegiatan usaha dan pembagian dividen. Keputusan investasi akan tercermin dari
keputusan pendanaan dan kebijakan deviden akan tercermin pada sisi pasiva
9
perusahaan, akan mempengaruhi struktur modal (Husnan, 2000). Suatu kombinasi
keputusan tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya, sehingga kita harus
berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksi oleh
para investor.
pendanaan didanai melalui hutang peningkatan tersebut terjadi dari effect tax
pinjaman yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak, yang dapat memberikan
perusahaan didanai melalui laba ditahan atau penerbitan saham baru, maka resiko
hutang dapat diartikan pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajibannya di masa yang akan datang atau resiko bisnis yang rendah.
Analisis atau atas prospek perusahaan dimasa depan merupakan salah satu
tujuan terpenting analisis bisnis. Analisis ini merupakan pekerjaan yang subjektif dan
kompleks. Agar dapat menjalankannya dengan efektif harus digunakan perspektif lintas
10
disiplin. Hal ini meliputi perhatian pada analisis lingkungan dan strategis bisnis. Tujuan
analisis lingkungan bisnis adalah mengidentifikasi dan menilai kekuatan dan kelemahan
Analisis lingkungan bisnis dan strategi terdiri atas dua bagian analisis industri
dan analisis strategi. Analisis industri biasanya merupakan langkah pertama, mengingat
diajukan oleh Porter (1980,1985) atau analisis rantai nilai (value cahain analysis).
Berdasarkan kerangka ini sebuah industri dipadang sebagai kumpulan pesaing yang
bertanding untuk memenangkan kekuatan posisi tawar pelanggan dan pemasok, serta
aktif bersaing di antara mereka sendiri dalam menghadapi ancaman pendatang baru dan
produk substitusi.
Analisis industri harus menilai prospek industri dan tingkat kompetisi, baik yang
keungulan kompetitifnya.
mana akuntansi perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Hal ini dilakukan dengan
keadaan ekonomi yang mendasarinya dan membuatnya lebih sesuai untuk analisis.
11
Analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunaan laporan
keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan dimasa yang akan
datang. Analisis keuangan terdiri atas tiga bagian besar, yaitu analisis profitabilitas,
analisis resiko serta analisis penggunaan dana dan sumber dana. Analisis profitabilitas
perusahaan. Analisis ini berfokus pada sumber daya perusahaan dan tingkat
sumber dan penggunaan dana (analysis of sources and uses of funds) merupakan
Disisi lain mamduh (2003: 49) menjelaskan analisis keuangan sangat bergantung
pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan
perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi
lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas
manajemen dana lainnya. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan: (1)
Neraca, (2) Laporan Rugi Laba, dan (3) Laporan arus kas.
4.1.2.1. Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, utang serta modal dari
suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah menunjukan
posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu
dimana pembukuan ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiscal
12
atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan Balance Sheet
(Munawir,2004:13).
Dengan demikian neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva , utang dan
modal.
.a Aktiva
dialokasikan (deffered charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada
penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya
)1 Aktiva lancar (likwid) adalah uang kas dan uang kas lainnya yang dapat
diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau
dikonsumsi dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam
)c Piutang wesel
)d Piutang dagang
13
)2 Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif
permanen atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu
tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan).
)b Aktiva tetap
)e Aktiva lain-lain.
.b Utang
yang belum terpenuhi, dimana utang merupakan sumber dana atau modal
perusahaan yang berasal dari kreditor. Utang atau kewajiban perusahaan dapat
dibedakan kedalam utang lancar (utang jangka pendek) dan utang jangka
panjang.
)1 Utang lancar atau utang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan
yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu
tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan.
pembayarannya masih jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal
neraca) yang meliputi utang obligasi, utang hipotik serta pinjaman jangka
panjang lainnya.
14
.c Modal
perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus atau laba
yang ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap
seluruh utang-utangnya.
perorangan ditunjukkan dalam satu rekening yang diberi nama modal. Rekening
modal terdiri atas beberapa elemen, yaitu (1) modal disetor, dibagi atas modal
saham dan agio/disagio saham, (2) Laba tidak dibagi, (3) Modal penilaian
penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu. Adapun bentuk laporan rugi laba yang biasa digunakan adalah
(1) bentuk single step (mengelompokan semua penghasilan dan biaya dalam
pengelompokan yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara
umum). Walaupun belum ada keseragaman tentang susunan laporan rugi laba
15
2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari
pajak pendapatan.
(APBD), yang merupakan program kerja dalam bentuk angka-angka (Halim, 2004).
menjalankan otonomi.
16
Berbicara tentang pengelolaan keuangan daerah tidak terlepas dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, oleh sebab itu pembahasan manajemen
keuangan daerah bertitik tolak dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
umum daerah yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu
- Belanja Daerah, meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah
yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
17
keseimbangan fiskal dengan mempertahankan kemampuan keuangan negara yang
keinginan masyarakat.
yang ada di masyarakat. Perubahan sistem politik, sosial dan kemasyarakatan serta
ekonomi yang dibawa oleh arus reformasi telah menimbulkan tuntutan yang
governance). Tuntutan ini perlu dipenuhi dan disadari langsung oleh para manajer
keuangan (neraca daerah, arus kas, dan realisasi anggaran) oleh kepala daerah.
perubahan dalam kehidupan politik nasional maupun di daerah. Salah satu agenda
dan Daerah yang direvisi menjadi UU No. 33 Tahun 2004 menjadi tonggak awal
power. Dalam pasal 14 ayat (1) dinyatakan bahwa dibentuk Dewan Perwakitan
18
Rakyat Daerah (DPRD) sebagai Badan Legislatif Daerah dan Pemerintah Daerah
Daerah beserta perangkat daerah lainnya dan DPRD. Dan yang penting dari itu
adalah kedudukan di antara kedua lembaga tersebut bersifat sejajar dan menjadi
yang berkaitan dengan kedudukan, fungsi dan hak-hak DPRD, diharapkan DPRD
yang selanjutnya disebut dewan akan lebih aktif di dalam menangkap aspirasi yang
Dampak lain yang kemudian muncul dalam rangka otonomi daerah adalah
diperlukan internal control dan eksternal control yang baik serta dapat
Secara umum, lembaga legislatif mempunyai tiga fungsi yaitu : (1) fungsi
(fungsi untuk menyusun anggaran), dan (3) fungsi pengawasan (fungsi untuk
19
mengawasi kinerja eksekutif). Pengawasan anggaran yang dilakukan oleh dewan
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal (Pramono, 2002). Faktor
internal adalah faktor yang dimiliki oleh dewan yang berpengaruh secara langsung
luar terhadap fungsi pengawasan oleh dewan yang berpengaruh secara tidak
Pemerintahan Daerah, secara tersirat telah memisahkan dengan tegas antara fungsi
legislatif dan eksekutif terjadi hubungan keagenan (Halim, 2001; Halim &
satuan keuangan. Oleh karena itu, proses perumusan anggaran tersebut harus dapat
20
kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan potensi dan sumber-sumber
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat/DPR (UU Keuangan Negara, 2002).
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, oleh sebab itu pembahasan manajemen
keuangan daerah bertitik tolak dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu
tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Terdiri dari :
- Pajak Daerah
- Retribusi Daerah
2. Dana Perimbangan :
- Dana Bagi Hasil ; bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak.
yaitu pendapatan yang berasal dari pusat merupakan cerminan atau indikator
Di samping itu besarnya dana dari pusat yang secara fisik implementainya itu
21
APBN tetapi dana itu juga masuk di dalam anggaran pemerintah daerah
juga mendapat limpahan dari Pemerintah Provinsi. Meskipun bisa jadi limpahan, dana
provinsi tersebut berasal dari pemerintah pusat lewat APBN. Berbagai penelitian
empiris yang pernah dilakukan menyebutkan bahwa daeri ketiga sumber pendapatan
daerah seperti tersebut diatas peranan dari pendapatan yang berasal dari pusat sangat
dominan.
Ketergantungan yang tinggi dari keungan daerah terhadap pusat tersebut tidak
lepas dari makna otonomi dalam UU No.5 Tahun 1974 tentang ”Pokok-pokok
22
dekonsentrasi merupakan sarana bagi perangkat birokrasi pusat untuk menjalankan
paket Undang-Undang Otonomi Daerah, yaitu UU No. 22 Tahun 1999 yang telah
diubah menjadi Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang “Pemerintah Daerah”, dan
UU No.25 1999 yang telah diubah menjadi Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang
wewenang dari Pemerintah Pusat kepada pemerintah derah yang diatur dalam Undang-
Undang No.22 Tahun 1999 yang telah diubah menjadi Undang-Undang No.32 tahun
2004, perlu dibarengi dengan pelimpahan keungan dari pemerintah pusat ke pemerintah
daerah yang diatur dalam UU No.25 tahun 1999 yang telah diubah menjadi Undang-
Undang No.33 tahun 2004 tanpa adanya otonomi keuangan daerah tidak akan pernah
ada otonomi bagi pemerintah daerah. Jadi kedua Undang-Undang tersebut saling
melengkapi.
Dasar hukum dari sumber-sumber PAD masih mengacu pada UU No. 8 tahun
1997 tentang “Pajak Daerah dan Retribusi Daerah”. Sebenernya undang-undang ini
sangat membatasi kreativitas daerah dalam menggali sember penerimaan aslinya karena
hanya menetapkan enam jenis pajak yang boleh dipungut oleh kabupaten atau kota.
Dalam sistem pemerintahan sentralistis UU tidak terlalu menjadi masalah, tetapi dalam
1997 tersebut menjadi tidak relevan lagi, karena salah satu syarat terselenggaranya
desentralisasi fiskal adalah ada kewenangan pemerintah daerah yang cukup longgar
dalam memungut pajak lokal. Oleh karena itu tanpa ada revisi terhadap undang-undang
ini, peranan PAD di masa mendatang akan tetap menjadi marginal seperti masa orde
baru mengingat pajak-pajak potensial bagi daerah tetap menjadi wewenang pemerintah
23
pusat. Pemerintah kabupaten/kota hanya memiliki enam sumber PAD dimana sebagian
besar dari padanya dari pengalaman masa lalu sudah terbukti hanya memiliki peranan
Dana alokasi umum berfungsi pemerataan antar Daerah dengan tujuan semua
berdasarkan suatu rumus yang memasukkan unsur potensi penerimaan Daerah dan
dana APBN.
daerah. Kriteria daerah dicerminkan oleh: Pendapatan Asli Daerah dan Bagian
Daerah dari PBB, BPHTB, dan penerimaan sumber daya alam, atau tingkat
Dana perimbangan yang berasal dari dana alokasi khusus berasal dari dana
disyaratkan dana pendamping dari APBD. Kebutuhan khusus yang dimaksud di sini
adalah:
24
- Kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan secara umum dengan rumus, antara lain
kebutuhan yang bersifat khusus yang tidak sama dengan kebutuhan daerah lain,
PAD dan Perimbangan Keuangan, Daerah dapat melakukan pinjaman dari sumber
dalam negeri atau luar negeri melalui Pusat untuk membiayai sebagian
Pemerintah. Daerah dapat juga memperoleh Dana Darurat, yaitu dana yang
misalnya jika terjadi bencana alam, dan sebagainya. Pengaturan lebih lanjut dari
rasio-rasio yang biasa didapatkan dari sebuah laporan keuangan dalam suatu perusahaan
seperti, Retun Of Investment. Hal ini disebabkan karena sebenarnya dalam kinerja
25
relevan sehubungan dengan hasil program yang dilaksanakan kepada wakil rakyat dan
pertanggung jawaban apakah sumber yang diperoleh sudah digunakan sesuai dengan
keuangan yang ada hanya memaparkan informasi yang berkaitan dengan sumber
Salah satu alat untuk menganalisis kinerja pemerintah daerah dalam mengelola
keuangan daerahnya adalah dengan melaksanakan analisis rasio terhadap APBD yang
analisis rasio keuangan ini selanjutnya digunakan untuk tolok ukur dalam : mengukur
Pengaruh in Efisiensi dan In Efektivitas Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus
dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Di Provinsi
Jambi.
Penggunaan analisis rasio pada sektor publik khususnya terhadap APBD belum
banyak dilakukan, sehingga secara teori belum ada kesepakatan secara bulat mengenai
dalam APBD berbeda dengan kuangan yang dimiliki oleh perusahaan swasta.
yang dicapai dari satu periode dengan periode sebelumnya sehingga dapat diketahui
bagaimana kecenderungan yang terjadi. Selain itu, dapat pula dilakukan dengan cara
dengan rasio keuangan daerah lain yang terdekat ataupun yang potensi daerahnya relatif
26
sama untuk melihat bagaimana posisi rasio keuangan pemerintah daerah taersebut
yang dicapai dari satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga dapat
diketahui bagaimana kecenderungan yang terjadi. Selain itu dapat pula dilakukan
dengan cara membandingkan dengan rasio keungan pemerintah daerah tertentu dengan
rasio keuangan daerah lain yang terdekat ataupun potensi daerahnya relatif sama untuk
daerah lainnya.
Adapun pihak-pihak yang berkepentingan dengan rasio keuangan APBD ini adalah :
2. Badan Eksekutif
27
Badan atau Organisasi baik pemerintah, lembaga keuangan, maupun lainnya
baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang menyediakan sumber keuangan
6. Rakyat
7. Pemerintah Pusat
No. 108/2008).
analisis laporan keuangan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah terdiri dari :
rasio kemandirian keuangan daerah, rasio efektivitas dan efisiensi PAD, rasio aktivitas ,
Debt service coverage ratio (DSCR) serta rasio pertumbuhan. Berdasarkan penelitian
tersebut, penulis tertarik meneliti tentang keuangan daerah provinsi jambi, dimana
analisis yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya juga akan dilakukan pada
penelitian ini. Berikut akan diuraikan beberapa variabel yang diteliti, yaitu sebagai
berikut:
28
1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
daerah ditujukan oleh besarnya PAD dibandingkan dengan pendapatan daerah yang
berasal dari sumber-sumber lainnya misalnya bantuan pemrintah pusat ataupun dari
pinjaman.
dan provinsi) semakin rendah, dan demikian pula sebaliknya. Rasio kemandirian
Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi
PAD
Rasio Kemandirian = ----------------------------------------------
Bantuan Pusat + Provinsi + Pinjaman
29
Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif apabila
rasio yang dicapai minimal sebasar satu atau 100 persen. Namun demikian ,
semakin tinggi rasio efektivitas, maka kemampuan daerah pun semakin baik. Guna
memperoleh ukuran yang lebih baik, rasio efektivitas tersebut perlu dipersandingkan
pemungutan pendapatan dikategori efisien, apabila rasio yang dicapai kurang dari
1(satu) atau dibawah 100 persen. Semakin kecil rasio efisien berarti kinerja
pemerintah semakin baik. Untuk itu, pemerintah daerah perlu menghitung secara
pendapatannya tersebut efisien atau tidak. Hal tersebut perlu dilakukan karena
dengan target yang ditetapkan, namun keberhasilan tersebut kurang memiliki arti
a) Rasio Keserasian
alokasi dananya pada belanja rutin dan belanja pembangunan secara optimal.
30
Semakin tinggi persentase dana yang dialokasikan untuk belanja rutin dan
atas kegiatan yang direncanakan pada masing-masing triwulan. Hal ini sesuai
per triwulan terjadi surplus dan sementara penyerapan dana untuk pengeluaran
31
a. Ketentuan yang menyangkut persyaratan
daerah (PAD), bagian daerah (BD) dari pajak bumi dan bangunan, bea
daya alam dan bagian daerah lainnya serta dana alokasi umum setelah
(PAD+BD+DAU)-BW
DSCR = ------------------------------------------------------------
Total (pokok angsuran +bunga+biaya pinjaman)
1) Mendapat persetujuan
2) DPRD
5. Rasio Pertumbuhan
32
periode selanjutnya. Analisis rasio ini bermanfaat untuk mengetahui
Hasil analisis ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan dalam mengevaluasi
beberapa manfaat tetapi juga memiliki resiko yang merugikan”. Manfaat utang antara
lain dapat digunakan untuk memperbaiki struktur neraca, meningkatkan struktur fiskal,
disamping memiliki manfaat, utang juga memiliki resiko,yakni utang besar, justru dapat
melemahkan struktur fiskal dan rentan terhadap krisis keuangan. Kegagalan dalam
membayar utang dapat menyebabkan implikasi yang luas bagi pemerintah. Analisis
1. Rasio Likuiditas
kas, tetapi analisis likuiditas akan lebih bermanfaat bagi manajemen dibandingkan jika
hanya mendasarkan pada anggaran kas saja. Untuk itu, perlu dilakukan analisis
likuiditas yang terdiri atas beberapa rasio yang bisa dipelajari yaitu:
Rasio lancar merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan utang
untuk melunasi hutang tepat pada saatnya, serta menunjukan besarnya kas yang
dipunyai ditambah aset-aset yang bisa berubah menjadi kas dalam jangka waktu
33
satu tahun, relative terhadap besarnya utang-utang yang jatuh tempo dalam jangka
waktu dekat.
Aktiva lancar
Rasio Lancar = ---------------------
Utang lancar
Rasio ini merupakan perbandingan antara aktiva lancar dikurangi dengan persediaan
utang lancar. Rasio quick dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
pengeluaran terhadap utang lancar. Rasio ini digunakan untuk melengkapai rasio
lancar dan rasio cepat. Rasio tunai dapat dirumuskan sebagai berikut :
Kas + Efek
Rasio Kas = ---------------------
Utang
Merupakan rasio keuangan untuk mengukur likwiditas dari total aktiva dengan
34
2. Rasio Solvabilitas
Rasio ini dapat digunakan untuk melihat kemampuan pemerintah daerah dalam
total utang.
Total Aktiva
Rasio = --------------------------
Total Utang
Rasio utang sangat penting bagi kreditor dan calon kreditor potensial pemerintah
daerah dalam membuat keputusan kredit. Rasio akan digunakan oleh kreditor untuk
Rasio utang terhadap ekuitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui bagian
dari setiap ekuitas dana yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Rasio ini
b) Rasio utang terhadap asset modal (total debt to total capital asset)
Rasio utang terhadap modal adalah rasio untuk mengetahui besarnya jaminan
keuntungan untuk membayar bunga utang jangka panjang. Rasio utang terhadap
asset modal sebenarnya lebih cocok untuk sektor bisnis, sedangkan untuk sektor
publik tidak begitu relevan, karena asumsinya jika terjadi likuidasi kreditor bisa
35
mengklaim asset modal perusahaan. Sementara itu, pemerintah daerah tidak
diasumsikan akan dilikuidasi, kreditor pun tidak dapat mengklaim aset modal
pemerintah daerah jika terjadi kegagalan dalam membayar utang, kreditor tidak
Total utang
Rasio utang terhadap aset modal = ----------------------------------
Total aset modal
bunga utang jangka panjang. Rasio ini tidak dapat diterapkan pada pemerintah
daerah, karena tidak adanya konsep laba dalam laporan keuangan pemerintah
selama era orde baru, menilai kinerja anggaran berdasarkan habis tidaknya anggaran.
Jika unit kerja berhasil menghabiskan anggaran maka unit kerja tersebut akan dinilai
berhasil, sebaliknya jika tidak dapat menyerap seluruh anggaran akan dinilai kurang
berhasil. Oleh arena itu, tidak mengherankan jika kemudian unit kerja berusah untuk
menghabiskan anggaran dengan cara membuat program dadakan yang sifatnya sekedar
36
Pada era reformasi dan demokrasi saat ini, tidak bisa lagai diterapkan sistem
anggaran tradisional karena era reformasi dituntut bekerja secara efektif dan efisien.
anggaran tidak lagi didasarkan habis tidaknya anggaran, tetapi diukur dari tercapai
tidaknya target kinerja dengan anggaran yang disediakan. Sehingga diperoleh sisa yang
37
4.2. Kerangka Pemikiran
Analisa keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan
keuangan perusahaan, baik dalam bentuk neraca, laporan rugi laba serta laporan arus
kas. Neraca bertujuan memberikan informasi nilai perusahaan, akan tetapi tidak secara
keseluruhan. Untuk itu perlu mempelajari neraca dan laporan keungan secara
bersamaan. Disamping itu, didalam menyusun neraca perlu pengakuan dalam konteks
1) Likwidiatas Perusahaan
2) Fleksibilitas Perusahaan
3) Kemampuan Operasional
b) Bisa diukur
c) Relevan
d) Reliable
pendapatan asli daerah sangat vital sekali sebagai pendukung atau penyangga
PAD sebagai salah satu komponen utama APBD diperkuat oleh Undang-Undang
38
Nomor 33 tahun 2004 yang menjelaskan bahwa daerah tidak bisa bergantung
sepenuhnya kepada pemerintah pusat, tapi dituntut lebih aktif dan produktif dalam
daerah tidak terlepas dari APBD. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah disahkan
sebagai keranka dasar pemerintah daerah dalam menjalankan tugas pokok dan
pengelolaan keuangn daerah yang sederhana, mudah dipahami, relevan dan dapat
diketahui oleh semua pihak. Dalam kurun waktu tertentu pemerintah daerah
selama periode tertentu. Dengan adanya analisis tersebut, diharapkan menjadi bahan
dimasa yang akan datang. Analisis tersebut dilakukan agar pemerintah daerah dapat
otonomi daerah. Secara skematis analisa rasio laporan keuangan ini dapat dilihat pada
39
APBD + NERACA
LAPORAN KEUANGAN
Gambar 1.g Kerangka Pemikiran Analisa Rasio Keuangan Pada APBD Pemerintah Daerah Provinsi Jambi
40
5. METODE PENELITIAN
2008.
menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya (Prasetya, 1999 :60). Sedangkan
2004-2006
41
5.3. Metode Pengumpulan Data
studi kasus ini dapat digunakan beberapa pendekatan seperti field research dan
berdasarkan atas data dan informasi bahan-bahan bacaan atau tulisan tanpa
5.3.1. Dokumentasi
tertulis yang antara lain memuat tentang laporan Keuangan Daerah, APBD,
42
dengan menggambarkan dan melukiskan keadaan objek atau objek penelitian
Selain itu, Bogdan & Biklen dalam Prasetya (1999:100), menjelaskan analisis
data kualitatif adalah proses mencari dan mengatur secara sistematis transkrip
Provinsi Jambi maka dalam Penelitian ini digunakan beberapa analisis sebagai
berikut :
Rumus :
PAD
Rasio Kemandirian = Bantuan
----------------------------------------------
Pusat + Provinsi + Pinjaman (Abdul H,2007)
Rumus :
Realisasi Penerimaan PAD
Rasio Efektivitas = ------------------------------------------------ (Abdul H,2007)
Target Penerimaan PAD
Rumus adalah :
Total belanja Rutin
43
Rasio belanja rutin = ------------------------------------- (Abdul H, 2007)
Total APBD
Rumus :
(PAD+BD+DAU)-BW
DSCR = ------------------------------------------------------------
Total (pokok angsuran +bunga+biaya pinjaman)
1. Rasio Likuiditas
a) Rasio Lancar
Rumus :
Aktiva lancar
Rasio Lancar = --------------------- ( Mahmudi, 2007)
Utang lancar
b) Rasio Kas
Rumus :
Kas + Efek
Rasio Kas = --------------------- ( Mahmudi, 2007)
Utang lancar
c) Rasio Cepat
Rumus :
Aktiva lancar + Persediaan
Rasio Kas = ------------------------------------- ( Mahmudi, 2007)
Utang lancar
Rumus :
Aktiva lancar – Utang Lancar
WCTA = ------------------------------------------ ( Mahmudi, 2007)
Total Aktiva
44
2. Rasio Solvabilitas
Rumus :
Total Aktiva
Rasio Solvabilitas= -------------------------------
Total Utang ( Mahmudi, 2007)
3. Rasio Utang
Rumus :
Total Utang
Rasio Terhadap Ekuitas = ---------------------------------- (Mahmudi, 2007)
Jumalah Ekuitas Dana
Rumus :
Total utang
Rasio utang terhadap modal = -----------------------------
Total aset modal
Rumus :
45
6. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika pembahasan.
BAB III. Merupakan Objek Penelitian, Jenis Penelitian, Sumber Data, Metode
BAB IV. Merupakan Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian yang
BAB V. Merupakan Penutup yang berisikan kesimpulan dan Saran dari hasil
penelitian.
46