Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan

potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan

diakui masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap Warga Negara berhak

mendapat pendidikan (Sekretariat Jendral MPR RI 2009:23). Untuk itu, seluruh

komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan

salah satu Tujuan Negara Indonesia.

Hal ini terbukti bahwa pemerintah telah menyelenggarakan wajib

belajar sembilan tahun (wajar sembilan tahun) itu tidak dapat dipungkiri bahwa

setiap manusia itu harus menempuh belajar minimal sembilan tahun. itu

merupakan salah satu tujuan negara indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan

bangsa yang bertujuan untuk mengantarkan peserta didik agar menjadi manusia

yang berpengetahuan luas berakhlak mulia dan memiliki keterampilan tertentu.

Pendidikan Agama Islam ialah proses penyampaian informasi dalam

rangka pembentukan insan yang beriman dan bertaqwa agar manusia

menyadari kedudukan, tugas atau fungsinya sebagai kholifah dibumi dengan

selalu bertaqwa dalam makna memelihara hubungannya dengan Allah, dirinya

sendiri, masyarakat dan alam sekitarnya. Serta bertanggungjawab kepada

Tuhan yang Maha Esa. (Muh Daud ali,2008:181)


Tujuan pendidikan Agama Islam adalah menumbuh kembangkan akidah

melalui pemberian, pemupukan dan pengembangan pengetahuan, penghayatan,

pengamalan, pembiasaan serta pengalaman peserta didik tentang agama islam

sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan

ketakwaannya kepada Allah SWT. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat

beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin

beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi. Menjaga

keharmonisan secara personal dan sosial, serta mengembangkan budaya agama

dalam komunitas sekolah (Kementrian Agama RI 2013 : 37).

Guru dalam menyampaikan pembelajaran pendidikan Agama Islam

materi tentang sholat dikelas III SDN 2 Kandang Melabung Selama ini masih

kurang efektif, hal ini terbukti dengan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

masih kurang salah satu faktornya adalah penggunaan satu metode

pembelajaran saja yaitu ceramah, materi pembelajaran pendidikan Agama Islam

khususnya bidang shalat syaratnya dengan praktek atau bukan hanya sekedar

untuk dimengerti tapi juga harus dapat mempraktekan dalam kehidupan

sehingga untuk mencapai keberhasilan.

Pendidikan Agama Islam di SDN 2 Kandang Melabungtersebut

idealnya guru harus menggunakan metode yang bervariatif dan tidak hanya

terbatas pada satu metode saja. Misalnya diselingi dengan metode demonstrasi

karena dengan memakai metode demonstrasi setiap siswa bisa ikut berperan

aktif dalam praktek tersebut meskipun belum diperintahkan untuk

melaksanakan praktek maka dari itu peneliti merasa sangat cocok metode
demonstrasi dipakai dalam praktek shalat bukan hanya praktek shalat saja tetapi

di pelajaran lainpun bias dilaksanakan demonstrasi misalnya pelajaran IPA, IPS

dan sebagainya karena dengan demonstrasi setiap siswa bias ikut berperan aktif

dalam praktek tersebut.

Dari proses belajar mengajar yang efektif seperti tersebut diatas.

Seringkali sulit diwujudkan didalam kelas ini karena proses belajar mengajar

yang melibatkan antara guru dan siswa dalam pelaksanaannya masih belum

maksimal. Keadaan tersebut perlu penanganan secara serius agar peningkatan

kualitas pembelajaran dapat dicapai. Pada gilirannya harapan terjadi

peningkatan penguasaan materi pembelajaran dapat terwujud.

Oleh karena itu perlu diujicobakan penerapan berbagai strategi ataupun

metode pembelajaran untuk diketahui dampaknya bagi proses dan hasil

pembelajaran untuk memahami permasalahan ini perlu kirannya dikaji melalui

kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK).

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti ingin mencoba

melaksanakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar

Pendidikan Agama Islam Materi Shalat Melalui Metode Demonstrasi Pada

Siswa Kelas III SD Negeri 2 Kandang Melabung Tahun Pelajaran

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut : Apakah penerapan metode

demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam

materi shalat pada siswa kelas III SDN 2 Kandang Melabung?


C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam kegiatan penelitian ini

adalah Untuk mengetahui penerapan metode demonstasi dapat meningkatkan

prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Materi shalat pada siswa kelas III

SDN 2 Kandang Melabun.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksaan penelitian tindakan kelas ini akan memberikan

manfaat bagi Guru dan Siswa khusunya SDN 2 Kandang Melabung dan

sekolah dasar lainya pada umumnya yang digunakan sebagai sampul penelitian

tindakan kelas.

1. Teoritik
a. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai refrensi atau acuan yang

dapat dijadikan pedoman oleh para Guru dalam menyampaikan

materi Pendidikan Agama Islam Materi Shalat .

b. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar bagi

pelaksanaan lebih lanjut.

2. Praktis

a. Dengan mengetahui para Guru disekolah Dasar saat

menyampaikan materi Pendidikan Agama Islam tentang Salat

menggunakan metode Demonstrasi diharapkan dapat

meningkatkan mutu peningkatan pengajaran lebih lanjut .

b. Dengan mengetahui hasil penelitian apabila terdapat hasil yang

negatif atau adanya kekurangan dalam menyampaikan materi

dengan menggunakan metode demon strasi maka bagi para guru


sekolah dasar untuk dapat menghindari adanya kesalahan dan lebih

meningkatkan serta memacu untuk lebih kreatif dalam

menyampaikan materi kepada peserta didik .

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Prestasi Belajar

1. Pengertian prestasi belajar


Prestasi merupakan suatu hasil yang dicapai setelah adanya usaha

atau aktifitas, prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik

berupa pengetahuan maupun keterampilan. (http//www.Pengaruh beasiswa

terhadap prestasi belajar.id.com)

Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan

individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu-mampu

berinteraksi dengan lingkungannya (W.H. Burton, the Quidance Learning

activities, 1984).

Dalam pengertian ini terdapat change atau “perubahan” yang berati

bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar akan mengalami

perubahan tingkah laku baik dalam aspek pengetahuan, keteramplannya,

maupun dalam sikapnya

Perubahan tingkah laku dalam aspek pengetahuan ialah dari tidak

mengerti menjadi mengerti dari bodoh menjadi pintar dalam aspek

keterampilan ialah dari tidak bisa menjadi bisa, dari tiak terampil menjadi

terampil, dalam aspek sikap ialah dari dari ragu-ragu menjadi yakin dari

tidak sopan menjadi sopan, dari kurang ajar menjadi terpelajar.

H. C. Witherington dalam bukunya Education Psichology

mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu perubahan didalam

kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang

barupa kecakapan, sikap kebiasaan, kepribadian. Ketiga devinsi tersebut


menunjukan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau

kecakapan manusia. (Uzer Usman, 1993: 4-5).

Secara umum belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses

interaksi antara diri manusia (id-ego-super ego) dengan lingkungannya

yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep atau teori dalam hal

terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah :

a. Proses internalisasi dari suatu ke dalam di yang belajar.

b. Dilakukan sesara aktif, dengan segenap panca indra ikut

berperan. (Sardiman.A.M,2009:23).

Tujuan belajar ada tiga jenis:

a. Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir, pemilikan

kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan, dengan

kata lain tidak dapat mengembangkan Kemampuan Tanpa Bahan

Pengetahuan sebaliknya Kemampuan berfikir akan memperkaya

pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih

besar perkembangannya didalam kegiatan belajar. Dalam hal ini

peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol.

b. Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga

memerlukan suatu kerterampilan. Jadi soal keterampilan bersifat

jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmaniyah adalah

keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga


akan menitik beratkan pada keterampilan gerak/penampilan dari

anggota tubuh seseorang yang sedang balajar. Sedangkan

keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan

dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat diliat bagaimana

ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak menyangkut persoalan-

persoalan penghayatan, dan keterampilan berfikir serta kreatifitas

untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.

Jadi semata-mata bukan soal “pengulangan” tetapi mencari jawab

yang cepat dan tepat.

c. Pembentukan Sikap

Dalam menmabahkan sikap mental perilaku dan peribadi

anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam

pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam

mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan

pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. (Sardiman A. M.

2009:27-28).

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Prestasi

belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik berasal

dari dirinya (Internal) maupun dari luar dirinya (Eksternal) prestasi

yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor tersebut adapun faktor-faktor yang dimaksud

meliputi hal-hal sebagai berikut :

Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)


1) Faktor jasmaniyah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh yang termasuk faktor ini ialah panca indra yang

tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit,

cacat tubuh, atau perkembangan yang tidak sempurna,

berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah

laku.

2) Faktor Psikologi baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh terdiri atas :

a) Faktor intelektif yang meliputi : faktor potensial yaitu

kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata yaitu

prestasi yang dimiliki.

b) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian

tertentu seperti, sikap, kebiasaan, minat kebutuhan,

motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis. b. Faktor yang berasal

dari luar diri (eksternal)

1) faktor sosial yang terdiri atas :

a) lingkungan keluarga

b) lingkungan sekolah

c) lingkungan masyarakat

d) lingkungan kelompok

2) faktor budaya seperti: adat istiadat,ilmu

pengetahuan,teknologi dan kesenian.


3) Faktor lingkungan fisik seperti: fasilitas rumah dan

fasilitas belajar.

4) Faktor spiritual atau keagamaan.(muh.Uzer


Usman,1993:10).

2. Ukuran Prestasi Belajar

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan

dengan mengacu pada Standar isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP). Dalam KTSP mengatur tentang Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM), standar kenaikan kelas (SKK), dan Standar

Kompetensi Kelulusan (SKL).

Pengukuran dari hasil atau prestasi belajar siswa berdasarkan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), standar kenaikan kelas (SKK), dan

Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) yang telah ditetapkan pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) Belajar adalah tingkat pencapaian standar kompetensi

dan kompetensi dasar mata pelajaran oleh siswa per mata pelajaran.

Penentuan kriteria ketuntasan minimal belajar ini ditetapkan dengan

memperhatikan (1) Tingkat esensial (kepentingan) pencapaian standar

kompetensi yang harus dicapai oleh siswa; (2) Tingkat kompleksitas


(kesulitan dan kerumitan) setiap indikator pencapaian kompetensi Dasar

yang harus di capai oleh siswa; (3) Tingkat kemampuan (intake) rata-rata

siswa madrasah; dan (4) ketersediaan sumber daya pendukung dalam

penyelenggaraan pembelajaran.

Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 72 ayat 1 tentang Standar

Nasional Pendidikan, maka peserta didik dinyatakan lulus sekolah apabila

telah memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran yang ada di

sekolah.

b. Memperoleh nilai baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata

pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,

kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan kelompok mata

pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

c. Lulus ujian akhir sekolah unuk kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi.

d. Lulus ujian nasional atau UASBN. Dari uraian di atas adalah ukuran

prestasi belajar secara menyeluruh sampai Kelas Enam Sedangkan

Pada Kelas Tiga Ukuran Prestasi Belajar yang digunakan adalah

menggunakan KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) yaitu dengan

nilai KKM 70. ( Dokumen sekolah: 25 ).

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian pendidikan agama islam


Pendidikan agama islam, adalah proses penyampain

informasi dalam rangka pembentukan insan yang beriman dan

bertakwa agar manusia menyadari kedudukan, tugas dan fungsinya

sebagai maupun kholifah di bumi dengan selalu bertaqwa dalam

makna memelihara hubunganya dengan Allah, dirinya sendiri

masyarakat dan alam sekitarnya serta bertanggung jawab kepada

tuhan yang maha esa. (Muh.Daud Ali.2008:181). Pendidikan Agama

Islam adalah, upaya sabar dan terencana dalam menyiapakan peserta

didik untuk mengenal, memahami, menghayati sehingga mengimani

ajaran agama islam. Di barengi dengan tuntunan untuk menghormati

penganut agama lain dalam hubungan dengan kerukunan antar umat

beragama hingga terwujud kesatuan n persatuan bangsa. (Diknas

2002:3).

Pendidikan agama islam adalah usaha yang lebih kusus

ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman dan

sumberdaya insani lainnya agar mampu memahami, menghayati, dan

mengamalkan ajaran islam (Ahmadi:1992:103).

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan Pendidikan adalah untuk mengantarkan peserta didik

agar menjadi manusia yang berpengetahuan luas, berakhlak mulia dan

memiliki ketrampilan tertentu. Beberapa pakar pendidikan terdapat

bahwa fungsi dan tujuan pendidikan islam ada tiga semua bersifat

normatif, yaitu:
1) Memberikan arah bagi proses pendidikan.

2) Memberikan motifasi dalam aktifitas pendidikan karena pada

dasarkan tujuan pendidikan merupakan nilai-nilai yang ingin

dicapai dan internalisasikan pada anak atau subjek didik.

3) Tujuan pendidikan merupakan kriteria atau ukuran dalam

evaluasi pendidikan.

Sedangkan menurut Omar Muhammad atau Umy Asy-

Syaebani tujuan Pendidikan Islam memiliki empat ciri pokok:

1) Sifat yang bercorak agama atau akhlak.

2) Sifat menyeluruh yang menyangkut/ mencakup segala aspek

pribadi pelajar atau (subjek didik) dan semua aspek

perkembangan dalam masyarakat.

3) Sifat keseimbangan, kejelasan, tidak adanya perkembangan

antara unsur-unsur dan cara pelaksanaan

4) Sifat realistik dan dapat dilaksanakan, penekanan pada

perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku, dan pada

kehidupan, memperhitungkan perbedaan-perbedaan,

perseorangan diantara individu-individu, (Achmadi:1992:59)

secara formal tujuan pendidikan islam tentu mengacu kepada

cita-cita bangsa indonesia yang dituangkan kedalam undang-

undang nomer 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,

Bab 11 pasal 4 yang menyebutkan:


“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan membentuk watak serta peradapan bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya

potensi diri agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada tuhan yang maha esa. Berakhalak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreaktif, mandiri dan

menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab “(Undang-Undang Nomor 20, 2003

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan

bahwa Tujuan dari pendidikan agama islam adalah membentuk

manusia indonesia yang berdasarkan pancasila UUD 1945, yang

beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa serta

mempunyai ilmu pengetahuan dan mampu mengembangkan

potensinya dengan teknologi untuk kesejahteraan umat manusia

sebagai kodratnya sebagai kholifah dibumi.

4. Materi Shalat

Shalat adalah tiang agama, siapa yang mendirikan sholat berarti

menegakakan agama dan barang siapa yang tidak sholat berarti

meruntuhkan agama. (Yuni wartono:2006:52). sedangkan menurut

Muhyidin dan Asep Salahudin shalat adalah kewajiban dengan pijakan dalil

yang tak terbatahkan lagi, sementara khaifiat, shalat (teknis pelaksanaan)


sepenuhnya dicontohkan muhammad SAW. Sabda Rosulullah SAW.

“Lakukanlah shalat sebagaimana kamu melihat saya shalat”.

Menurut Masykuri Abdurrohman shalat secara bahasa adalah do‟a,

sedangkan secara agama adalah ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan

dan tindakan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam

(masykuri abdurrahman : 2006 : 55). Allah berfirman “Sungguh bagi kalian

dalam diri rosul itu ada teladan yang baik. “ (QS. Al-Ahzab: 21). Dalam Al-

Qur‟an banyak ayat-ayat yang mengungkapkan perintah kewajiban shalat

misalnya. Yang Artinya : Sesungguhnya shalat itu mencegah dari

(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. (Departemen Agama RI Tahun

1994 : 635)

a. Syarat sah sholat

Ada delapan syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang akan

melaksanakan sholat agar sholatnya sah, sebagai berikut :

1) Islam

2) Tamziz ( berakal dan baligh )

3) Menutup aurat

4) Menghadap kekiblat

5) Mengetahui masuknya waktu sholat

6) Suci dari hadast, hadas kecil maupun hadas besar

7) Suci dari najis, baik pakaian, badan maupun tempat sholat

8) Mengetahui tata cara sholat ( Masykuri Abdurrahman : 2006 :

56).
b. Rukun sholat

Rukun sholat ada 15 Hitungan ini dengan menggunakan

thumohinah (tenang) yang dalam 4 kondisi ( pada waktu rukuk,

itidal, sujud dan duduk diantara 2 sujud ). Menjadi satu rukun,

karena satu jenis. Berikut adalah rukun sholat itu :

1) Niat salat yang sedang dikerjakan.

Niat ialah menjaga melakukan sesuatu bersamaan

dengan dengan dilakukan bagian pertama dari dari suatu itu.

Tempat niat ada dalam hati. Adapun dalilnya ialah sabda Nabi

SAW : Sesungguhnya pekerjaan-pekerjaan itu bergantung pada

niat-niatnya. (H.R. al-Bukhori: 1 dan Muslim:1907).

Sahnya niat dalam shalat, harus bersamaan dengan

Takbiratul Ihram, yakni ketika mengucapkan takbir hendaklah

hati sadar betul bermaksud melakukan shalat, dengan mengingat

shalat apa yang dilakukan dan juga tentang kefardhuannya.

2) Takbiratul ihram

Dalilnya ialah sebuah hadits riwayat at-Tirmidzi (3), Abu

Daud (61) dan lainnya, bahwa Nabi SAW bersabda: Kunci salat

ialah bersuci, tahrimnya ialah tajbir, dan tahlilnya ialah

mengucapkan salam.

Keterangan:

Tahrim : pengharaman. Maksudnya, saat mulai

diharamkannya beberapa hal selama dalam salat.


Tahlil : penghalalan. Maksudnya, saat mulai dihalalkan

kembali hal-hal tersebut.

3) menyertakan niat dengan takbir

4) Berdiri bagi yang mampu

Barang siapa salat sambil berdiri, itu lebih baik. Barangsiapa

salat sambil duduk, dia memperoleh separo pahala orang yang

berdiri. Dan barangsiapa salat sambil tiduran, maka dia

memperoleh separo pahala orang yang duduk. Keterangan:

yang dimaksud tiduran (na‟iman) adalah berbaring.

5) Membaca surat al fatihah setiap rakaat, Membaca surat al-

fatihah adalah rukun pada setiap rakaat dalam salat apa pun.

Dalilnya adalah sebuah hadits riwayat al-bukhari (723), dan

muslim (394), bahwa Nabi SAW bersabda: Tidak sah salat

seseorang yang tidak membaca fatihah kitab.

6) Rukuk, Menurut syara‟, ruku‟ ialah menuduk meletakkan

telapak tangannya pada lututnya. Ini adalah ukuran minimal.

Sedang ruku‟ yang paling sempurna ialah menunduk sehingga

punggung menjadi rata.

7) I‟tidal

8) Sujud

9) Duduk diantara 2 sujud, Duduk antara dua sujud wajib

dilakukan pada setiap rakaat5. Dalil duduk antara dua sujud ialah
sabda Nabi SAW: Ke mudian bangkitlah sehingga kamu duduk

dengan tenang (tuma‟ninah)

10) Tuma‟ninah

11) Tasyahud akhir

12) Membaca sholawat pada nabi SAW

13) Salam yang pertama, Yaitu dengan menengok ke kanan dan

mengucapkan : Yang artinya: Sejahtera dan rahmat Allah atas

kamu sekalian.

14) Duduk untuk 3 rukun yang terakhir

15) Tertib (Masykuri Abdurrahman : 2006 : 57-72)., Hal-Hal yang

membatalkan sholat. Ada 20 hal yang membatalkan sholat: Hadas

besar atau hadas kecil baik disengaja maupun tidak disengaja,

Bertemunya najis yang tidak ditolerir baik basah atau kering pada

pakaian atau badan tanpa bisa dihilangkan seketika, Sengaja

membuka aurat walaupun ditutup lagi, atau tidak disengaja

namun tidak langsung ditutup, Sengaja bicara 2 huruf sekalipun

tidak memahamkan atau 1 huruf yang memahamkan selain

berupa al-qur‟an, dzikir, dan do‟a, Aktifitas yang berlebihan

menurut kebiasaan yang berlaku seperti: Tiga langkah atau tiga

pukulan yang terus menerus, Melompat, Menggerak-gerakan

seluruh badan sekalipun tidak memindahkan telapak kaki,

Berpaling dari arah kiblat, Mengerjakan aktifitas yang

membatalkan puasa, Makan dan minum yang menurut kebiasaan


dianggap banyak, Tertawa terbahak-bahak, menangis, meniup,

merintih, mengaduh (bicara aduh-aduh) batuk, berdehem-dehem,

bersin, dan menguap , memutuskan rukun sholat dengan sengaja,

Menambah rukun dengan sengaja, Sengaja memperpanjang

rukun yang pendek, Makmum sengaja ingin tertinggal dari imam

dengan dua rukun tanpa ada alasan yang memperbolehkan,

Makmum mendahului imam dengan dua rukun tanpa ada alasan

yang disengaja, Murtad, Terbukanya sebagian kaki yang ditutupi

sepatu, Ragu dalam niat atau ragu dalam sebagian syarat-syarat,

Niat keluar dari salat sebelum salam, Ragu-ragu dalam

memutuskan salat, Memalingkan niatnya satu salat pada yang

lain baik itu salat fardhu atau sunnah. (Masykuri Abdurrahman :

2006:90-96).

5. Metode Demonstrasi

a. Pengertian metode demonstrasi

Metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat

untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu makin baik pula

pencapaian tujuan. Demonstrasi adalah suatu cara penyajian dengan

pelajaran dengan penjelasan lisan disertai perbuatan atau

memperlihatkan suatu proses tertentu yang kemudian diikuti atau

dicoba oleh siswa untuk melakukannya.

Demonstrasi merupakan metode interaksi edukatif yang

sangat efektif dalam menolong para pelajar mencari jawaban atas


pertanyaan seperti bagaimana prosesnya?terdiri dari unsur apa?cara

mana yang paling baik?bagaimana dapat diketahui kebenarannya?

melalui pengamatan induktif (Winarno Surohmad 1994:110).

Sedangkan menurut Asnawi : metode demonstrasi

merupakan teknik mengajar yang sudah tua dan telah di gunakan

sejak lama.Seorang ibu yang mengajarkan cara memasak suatu

makanan kepada anak-anaknya adalah dengan mendemonstrasikan

dimuka mereka , juga seorang guru olahraga melemparkan sebuah

bola untuk memberi contoh kepada siswanya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pelaksanaan demonstrasi yaitu:

1) Mengetahui latar belakang dan keperluan yang akan dihadapi.

2) Melukiskan pokok persoalan yang diperbincangkan dipapan tulis

atau dikertas untuk dibagi-bagikan.

3) Mengatur waktu sedemikian rupa sehingga demonstrasi dapat

dijelaskan dan didiskusikan pada waktu yang ditentukan.

4) Adakan diskusi setelah demonstrasi berakhir, karena diskusi

banyak manfaatnya untuk mengevaluasi hal-hal yang telah

maupun yang akan dilakukan kemudian.

5) Sediakan waktu untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

berkenaan dengan demonstrasi yang akan dilakukan.

6) Mengambil kesimpulan dan melakukan ulangan, termaksuk hal-

hal yang diperlukan untuk menanamkan pengertian yang lebih

baik terhadap anak. (Asnawi,2002:106-107).


Jadi metode demonstrasi sangatlah tepat digunakan dalam

penyampaian materi sholat karena dengan jalan mencoba dan

mempertunjukkan akan lebih mudah dan lebih cepat dipahami dan

dipraktekkan, jika hanya dengan teori saja akan lebih lama dan

kurang jelas.

b. Tujuan dan manfaat metode demonstrasi

1) Demonstrasi memberikan gambaran dan pengertian yang

lebih jelas dari pada hanya penjelasan lesan.

2) Demonstrasi memberi kesempatan kepada siswa untuk

melakukan pengamatan secara cermat.

3) Menghindari adanya verbalisme, karena dalam metode ini

setelah anak melihat peragaan, kemudian siswa sendiri

mencoba melakukannya.

4) Dalam metode ini kadar CBSA-nya cukup tinggi karena

setiap siswa dapat terlibat secara langsung. (Uzer Usman,

1993:129).

Kekurangan dan kelebihan metode demonstrasi sebagai

suatu metode pembelajaran metode demonstrasi juga mempunyai

kelebihan dan kekurangan diantaranya: kelebihan metode

demonstrasi

1) Pengertian siswa dapat diarahkan pada hal-hal yang dianggap

penting sehingga hal-hal peting itu dapat diamati, seperlunya.


2) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan

dengan kegiatan hanya mendengar. Ceramah atau membaca

didalam buku. Karena siswa memperoleh gambaran dari suatu

pengamatan.

3) Bila siswa ikut aktif berdemonstrasi, maka ia akan memperoleh

pengalaman-pengalaman, praktek untuk mengembangkan

harapan dari lingkungan sosialnya.

Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat

dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi.(Winarno

Surahmad,1994:111-112). Kekurangan metode demonstrasi

1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik

mendapat kesempatan. Untuk mengadakan demonstrasi.

2) Jika demonstrasi memerlukan jangka waktu yang lama, ia harus

menanti untuk dapat melanjutkan pelajaran.

3) Kurangnya persiapan dan pengalaman anak didik akan

menimbulkan kesulitan didalam melakukan demonstrasi.

(Winarno Surahmad :1994 :113).

Menurut Umar Hamalik (1985:169) demontrasi itu akan lebih

efektif bila dilakukan sebagai berikut:

1) Setiap langkah dari demontrasi harus dapat dilihat dengan jelas

oleh siswa.

2) Semua penjelasan secara lisan hendaknya dapat di dengar secara

jelas pula oleh siswa.


3) Anak-anak mengikuti dan pada prinsipnya mereka harus tau apa

yang sedang diamati.

4) Demonstrasi harus diamati dengan teliti.

5) Guru sebagai demonstrasi harus mengerjakan tugas-tugasnya

dengan lancar dan efektif.

6) Demonstrasi hendaknya dilakasanakan pada saat yang tepat.

7) Beri kesempatan kepada anak-anak untuk berlatih apa yang

telah mereka amati.

8) Siapkan semua alat yang di perlukan sebelum demonstrasdi

dimulai.

9) Demonstrasi hendaknya disertai dengan ringkasan di papan

tulis.

10) Jangan melupakan tujuan pokok.

11) Lakukan Try out terlebih dahulu sebelum demonstrasi di

laksanakan.

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum

demonstrasi dimulai adalah sebagi berikut:

1) Persiapkan alat-alat yang diperlukan.

2) Guru menjelaskan kepada anak-anak apa yang direncanakan

dan apa yang akan dikerjakan.

3) Guru mendemonstrasikan kepada anak-anak secara perlahan-

lahan,serta memberikan penjelasan yang cukup singkat.

4) Guru mengulang kembali selangkah demi selangkah dan

menjelaskan alasan –alasan setiap langkah.


5) Guru menugaskan kepada siswa akan melakukan demonstrasi

sendiri langkah demi langkah dan disertai penjelasan.

(Asnawi:2002:107-108).

Penerapan Metode Demonsrtasi pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) Materi Shalat Pada Siswa Kelas Tiga SDN 2 Kandang

Melabung yaitu Sebagai berikut:

1) Guru mempersiapkan perlengkapan Shalat.

2) Guru menjelaskan bacaan dalam Shalat.

3) Guru mendemonstrasikan tata cara shalat kepada anak-anak

secara perlahan-lahan serta memberikan penjelasan yang cukup

singkat.

4) Guru mengulang kembali mendemonstrasikan tata cara shalat

selangkah demi selangkah kepada anak-anak.

5) Guru menugaskan kepada siswa untuk melakukan demonstrasi

bacaan dan tata cara shalat.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan oleh peneliti dalam

mengumpullkan data penelitian (Ari Kunto 2006 : 2). Sesuai dengan masalah

yang diteliti, maka jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti berupa

penelitian tindakan kelas (PTK). PTK yaitu suatu bagian dari penelitian

tindakan yang dilakukan oleh guru di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki

dan meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran di kelas

(Iskandar 2009 : 20).

PTK selain bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar, juga untuk kinerja

guru dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain PTK bukan hanya bertujuan

untuk mengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahan yang dihadapi,

tetapi yang lebih penting adalah memberikan pemecahan berupa tindakan

untuk mengatasi masalah. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat partisipasif

dan kolaboratif. Penelitian kolaboratif menentukan fokus strategi

peningkatannya, singkatnya secara bersama-sama (1) menyusun rencana

tindakan bersama-sama (2) bertindak (3) mengamati secara bersama-sama (4)

melakukan refleksi bersama-sama, itulah empat pokok penelitian tindakan

kelas (Suwarsih Madya ,2006:1).

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang penulis gunakan untuk tempat penelitian yaitu

SD Negeri 2 Kandang Melabung siswa kelas III.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semeseter ganjil

C. Subyek dan Informan Penelitian

Dalam penelelitian ini adalah yang melakukan tindakan yaitu guru agama

islam (PAI) dan subjek yang menerima tindakan yaitu siswa kelas III SD Negeri 2

Kandang Melabung sebanyak 22 siswa. Kemudian dilanjutkan dengan kepala

sekolah dan guru lainnya sebagai informan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti sendirilah yang menjadi

instrument. Peneliti meninjau langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data

yang sesuai dengan fokus penelitian. Untuk memperoleh data dan informasi

yang akurat, maka perlu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan

penelitian ini. Teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis maupun film dari record

yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik

(Moleong, 2008:161), atau bisa juga mencari data mengenai hal-hal atau

variable yang berupa catatan, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, dan

sebagainya (Arikunto 2006:202). Metode ini digunakan mengumpulkan

dokumen-dokumen yang terkait dengan pembelajaran materi Sejarah


Kebudayaan Islam yang berlangsung di SD Negeri 2 Kandang Melabung

seperti silabus, RPP, prota, dan promes.

2. Observasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang proses belajar

mengajar dalam kelas yakni kemampuan guru dalam penerapan metode

demonstrasi dalam menyampaikan pembelajaran. Metode ini juga

digunakan untuk mengamati secara langsung tentang respond siswa

terhadap materi yang disampaikan. Respond siswa direkam dalam lembar

observasi yang hasilnya menunjukkan peningkatan hasil belajar.

3. Test

Test yang digunakan dalam penelitian ini adalah test yang berbentuk

pilihan ganda yaitu bentuk test yang mempunyai satu jawaban benar atau

salah.

E. Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah 70% siswa kelas III SD

Negeri 2 Kandang Melabung mendapatkan nilai diatas nilai KKM yaitu 75.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat

reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

dan meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas. Penelitian tindakan kelas

merupakan penelitian yang dilaksanakan oleh guru dengan jalan merancang,

melaksanakan, dan merefleksi tindakan secara kolaboratif dan partisipatif

dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil


belajar siswa dapat meningkat (Syaifudin Azwar 2002:10). Konsep pokok

penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin terdiri dari 4 komponen yaitu :

(1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Hubungan keempat

komponen itu dipandang sebagai siklus (Iskandar, 2009:49).

G. Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan dalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterprestasikan. Analisis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik analisis interaktif, yang terdiri dari tiga komponen analisis

data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Miles

Huberman dalam Suwarsih Madya, 2006:8). Adapun ketiga komponen tersebut

adalah :

1. Reduksi Data

Proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas,

dan mengubah data mentah kedalam catatan lapangan.

2. Penyajian Data

Penyajian data yaitu memberikan kesimpulan sementara dari

rangkaian informasi yang terkumpul. Dalam penyajian data dilakukan

dengan merangkai data yang tersaji untuk dikembangkan dalam bentuk

narasi.

3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan tentang peningkatan dan perubahan yang terjadi

dilakukan secara bertahap, mulai dari kesimpulan sementara, yang ditarik

pada siklus I, maupun kesimpulan pada akhir siklus II


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian mulai pra siklus sampai

dengan siklus II.

b. Hasil Penelitian

Sebelum dilakukan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini

ditemukan bahwasanya nilai prestasi belajar siswa khusus nya dalam hal ini

pada mata pelajaran agama pada materi tentang Sholat masih di bawah

ketentuan rata-rata yaitu di bawah 70 dengan persentase ketuntasan juga

dibawah 70.

Dalam penelitian ini. dilaksanakan dua siklus penelitian yang

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Akan tetapi

sebelum melangkah ke perjalanan siklus penelitian penulis akan menguraikan

pra siklus yang mencakup pembahasan sebagai berikut.

1. Pra siklus

Pra siklus penelitian dilaksanakan dengan pokok bahasan shalat

metode yang dipakai belum memakai metode demonstrasi yaitu dengan

metode ceramah dan Tanya jawab. Langkah- langkah yang dilakukan

adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan

Dalam perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut.

1) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok

pembelajaran bahasan yaitu shalat.


2) Penyiapan perangkat/ sarana dan media pembelajaran meliputi:

rencana pelaksanaan penbelajaran (RPP), buku pendidikan

agama islam kelas 3,dan soal-soal evaluasi.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan peneliti memerapkan strategi pembelajaran

sesuai dengan RPP yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode

ceramah. Pokok bahasan yang diajarkan adalah shalat.langkah-

langkah pelaksaanaan ini meliputi:

1) Melaksanakan pembelajaran sesuai strategi / metode /

langkah-langkah dalam RPP yang dimulai dengan:

a) Apersepsi

b) Guru memberikan materi materi pembelajaran khususnya

tentang shalat.

c) Guru menyuruh siswa untuk membaca bacaan shalat

d) Guru member kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang materi yang telah disampaikan.

e) Guru memberikan tes untuk mengetahui kemampuan siswa

mengenai materi shalat.

c. Observasi

kegiatan observasi dilakukan untuk mengmati aktivitas

terjadinya pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa dari hasil

observasi dapat diketahui berbagai kegiatan yang berhubungan dengan

terjadinya penbelajaran. Peristiwa pembelajaran tersebut ada tidaknya


perubahan yang terjadi. Untuk melakukan observasi terhadap situasi

kelas pada saat pembelajaran. Peneliti eminta bantuan guru sejawat

untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data

yang valid.

Tabel 1. Tabel Hasil Pra Siklus

Ketuntasan
No Nama Siswa Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
1 A 72
2 B 56
3 C 42
4 D 68
5 E 40
6 F 48
7 G 62
8 H 52
9 I 70
10 J 50
11 K 70
12 L 70
13 M 44
14 N 71
15 O 70
16 P 40
17 Q 43
18 R 70
19 S 42
20 T 70
21 U 30
22 V 54
Jumlah 1234
Rata-rata 56
Tuntas 8
Tidak Tuntas 14
% Ketuntasan 36 %

d. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian

yaitu pengamatan situasi kelas pembelajaran, dan hasil nilai tes

formatif yang dilaksanakan setelah pembelajaran berakhir. Dari hasil

evaluasi terhadap kedua hal tersebut kemudian dikaji untuk

memperoleh informasi tentang hasil belajar serta kegiatan

pembelajaran yang sudah terjadi.Berdasarkan hasil refleksi ini dapat

diketahui seberapa jauh keberhasilan belajar siswa serta apa yang

perlu dilaksanakan selanjutnya.

Berdasarkan hasil observasi pembelajaran pada siklus I ini

peneliti memperoleh hasil sebagai berikut:

1) Dalam proses pmbelajaran berlangsung sebagian besar siswa

masih bermain sendiri dan berbicara pada temannya, sehingga

perhatian siswa terhadap pembelajaran belum maksimal.

2) Selama proses pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa

masih kesulitan dalam menghafal bacaan shalat mulai dari

takbirotul ikhrom sampai dengan salam.

3) Selama proses pembelajaran berlangsuung sebagian besar siswa

mampu membaca bacaan dalam huruf arab.

4) Guru masih kurang efektif dalam mengelola kelas.

5) Guru belum maksimal dalam memberikan motivasi siswa ketika

proses pembelajaran berlangsung.

6) Guru belum maksimal dalam memanfaatkan sarana dan

prasarana pembelajaran ( peraga / media ).


Berdasarkan beberapa hal diatas masih ada kekurangan

sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

Hal – hal yang akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus II

adalah:

Guru perlu lebih terampil memotivasi siswa dan lebih jelas

dalam mempraktekkan bacaan dan gerakan shalat.

1) Mengulas materi pembelajaran gerakan dan bacaan shalat

terutama kepada siswa yang masih memperoleh nilai yang kurang

memuaskan.

2) Guru perlu memanfaatkan media secara lebih maksimal sehingga

mendukung pembelajaran.

2. Siklus I

Siklus I penelitian dilaksanakan dilaksanakan pada dengan pokok

bahasan bacaan shalat dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah

sebagai berikut.

a. Perencanaan

Dalam perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok

bahasan, dan instrumen pengumpulan data selama penelitian

tindakan ini dilksanakan.

2) Penyiapan perangkat / sarana dan media pembelajaran yang

meliputi: Rencana Pelaksanaan Penbelajaran, alat-alat pengajaran

yang mendukung yaitu buku pendidikan agama islam kls 3, buku


tuntunan shalat, gambar peraga shalat, soal-soal evaluasi, dan

lembar observasi.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan penelitian menerapkan strategi

pembelajaran sesuai dengan RPP, yaitu menggunakan metode

demonstrasi. Pokok bahasan yang diajarkan adalah shalat. Langkah-

langkah pelaksanaan ini meliputi :

1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan strategi / metode /

langkah-langkah dalam RPP, yang dimulai dengan:

a) Apersepsi meliputi :Mengkorelasikan pelajaran yang telah

didapat tentang masalah shalat dengan bahan ajar

keserasian gerak dan bacaan shalat.

b) Guru memberikan materi pembelajaran khususnya tentang

shalat.

c) Guru memberi contoh gerakan shalat magrib kemudian

siswa menirukan.

d) Guru menyuruh siswa untuk memprakekkan shalat magrib

secara bersama.

e) Guru menyuruh siswa untuk mempraktekkan shalat magrib

satu persatu sedangkan yang lain memperhatikan.

f) Guru menyuruh siswa untuk mendemonstrasikan shalat

magrib secaara individual.


2) Guru memberikan tes untuk mengetahui kemampuan siswa

mengenai materi pelajaran gerakan dan bacaan shalat.

c. Observasi.

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas

terjadinya pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa. Dari hasil

observasi dapat diketahui berbagai kegiatan yang berhubungan dengan

terjadinya pembelajaran. Peristiwa pembelajaran tersebut untuk

mengetahui ada tidakya perubahan yang terjadi.Untuk melakukan

observasi terhadap situasi kelas pada saat pembelajaran.peneliti

meminta bantuan guru sejawat untuk memperlancar jalannya

penelitian sehingga didapatkan data yang valid.

Tabel 2. Hasil Siklus 1

Ketuntasan
No Nama Siswa Nilai Tidak
Tuntas
Tuntas
1 A 73
2 B 73
3 C 60
4 D 73
5 E 60
6 F 70
7 G 70
8 H 60
9 I 80
10 J 70
11 K 70
12 L 70
13 M 68
14 N 80
15 O 80
16 P 60
17 Q 60
18 R 80
19 S 70
20 T 78
21 U 60
22 V 74
Jumlah 1539
Rata-rata 69
Tuntas 15
Tidak Tuntas 7
% Ketuntasan 68 %

d. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian

yaitu pengamatan situasi kelas pembelajaran, dan hasil nilai tes

formatif yang dilaksanakan setelah pembelajaran berakhir. Dari hasil

evaluasi terhadap kedua hal tersebut kemudian dikaji untuk

memperoleh informasi tentang hasil belajar serta kegiatan

pembelajaran yang sudah terjadi.Berdasarkan hasil refleksi ini dapat

diketahui seberapa jauh keberhasilan belajar siswa serta apa yang

perlu dilaksanakan selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi

pembelajaran pada siklus I ini peneliti memperoleh hasil sebagai

berikut:

1) Dalam proses pmbelajaran berlangsung sebagian besar siswa

masih bermain sendiri dan berbicara pada temannya, sehingga

erhatian siswa terhadap pembelajaran belum maksimal.

2) Selama proses pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa

masih kesulitan dalam menghafal bacaan shalat mulai dari

takbirotul ikhrom sampai dengan salam.


3) Selama proses pembelajaran berlangsuung sebagian besar siswa

mampu membaca bacaan dalam huruf arab.

4) Guru masih kurang efektif dalam mengelola kelas.

5) Guru belum maksimal dalam memberikan motivasi siswa ketika

proses pembelajaran berlangsung

6) Guru belum maksimal dalam memanfaatkan sarana dan

prasarana pembelajaran ( peraga / media ).

Berdasarkan beberapa hal diatas masih ada kekurangan

sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus

berikutnya. Hal – hal yang akan peneliti perhatikan dan perbaiki

pada siklus II adalah:

1) Guru perlu lebih terampil memotivasi siswa dan lebih jelas

dalam mempraktekkan bacaan dan gerakan shalat.

2) Mengulas materi pembelajaran gerakan dan bacaan shalat

terutama kepada siswa yang masih memperoleh nilai yang

kurang memuaskan.

3) Guru perlu memanfaatkan media secara lebih maksimal

sehingga mendukung pembelajaran.

3. Siklus II

Siklus II penelitian dilaksanakan dengan pokok bahasan tata cara

shalat . Tahapan dan langkah – langkah yang dilakukan peneliti adalah

sebagai berikut:
a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut:

1) Menyusun rencana pelaksaanaan pembelajaran sesuai dengan

pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data.

2) Penyiapan perangkat, sarana dan media pembelajaran yang

mendukung kegiatan pembelajaran yaitu buku pendidikan

agama islam kelas tiga, buku tuntunan shalat, gambar peraga

shalat, soal-soal evaluasi, dan lembar observasi.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan peneliti mengacu pada rencana

penbelajaran yang telah disusun dengan menggunakan metode

demonstrasi dalam mengajarkan materi praktek shalat fardhu. Adapun

proses pembelajaran dengan memperhatikan revisi siklus I sehingga

kekurangan yang disebabkan kesalahan dalam pembelajaran tidak

terulang. Langkah – langkah pelaksanaan meliputi:

1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang dimulai

dengan:

a) Apersepsi

b) Membagi kelas dalam kelompok kecil yaitu menjadi 3

kelompok

c) Menyajikan pembelajaran dengan mendemonstrasikan

materi praktek shalat.

d) Siswa ditugaskan untuk mempraktekkan shalat serta tata

cara pelaksanaan shalat secara kelompok.\


e) Masing – masing individu dan kelompok dapat bergantian

untuk praktek dan menyimak kemudian membetulkan

apabila ada yang salah.

c. Observasi

kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas

terjadinya pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa pada siklus II.

Dari hasil observasi dapat diketahui berbagai kegiatan yang

berhubungan dengan terjadinya pembelajaran. Peristiwa pembelajaran

tersebut dibandingkan dengan siklus sebelumnya untuk mengetahui

ada tidaknya perubahan yang terjadi.

Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat

pembelajaran, peneliti meminta bantuan guru sejawat untuk

memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang

valid.

Tabel 3. Hasil Siklus II

Ketuntasan
No Nama Siswa Nilai Tidak
Tuntas
Tuntas
1 A 84
2 B 85
3 C 73
4 D 80
5 E 69
6 F 80
7 G 78
8 H 68
9 I 80
10 J 83
11 K 84
12 L 80
13 M 70
14 N 80
15 O 80
16 P 69
17 Q 67
18 R 83
19 S 70
20 T 80
21 U 69
22 V 76
1688
Rata-rata 76
Tuntas 18
Tidak Tuntas 4
% Ketuntasan 81 %

d. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil

penelitian, yaitu pengamatan situasi kelas pembelajaran, dan hasil

perbandingan nilai tes formatif yang dilaksanakan setelah

pembelajaran berakhir.

Dari hasil evaluasi terhadap kedua hal tersebut kemudian

dikaji untuk memperoleh adanya adanya suatu keterkaitan antara

keduanya, sehingga dapat diperoleh hasil belajar serta kegiatan

pembelajaran yang sudah terjadi. Berdasarkan refleksi ini dapat

diketahui seberapa jauh keberhasilan belajar siswa serta apa yang

perlu dilaksanakan selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi

pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:

1) Selama proses pembelajaran melaksanakan pembelajaran

dengan mengacu pada RPP yang telah disusun.


2) Guru berhasil meningkatkan perhatian dan keaktifan siswa

dalam belajar, hal ini nampak dari antusias siswa dalam

mengikuti kegiatan belajar dengan metode demonstrasi.

3) Beberapa kekurangan yang terjadi pada pembelajara pada siklus

sebelumnya dapat teratasi.

4) Terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa. Walaupun

ketuntasan belajar secara klasikal belum mencapai 100%

peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan pada siklus

selanjutnya karena ketuntasan belajar tersebut sudah mencapai

target yang telah ditentukan secara klasikal. Sedangkan siswa

yang belum mencapai ketuntasan belajar akan diberikan

pengayaan serta memberi solusi tersendiri karena mempunyai

keterbatasan pada mata pelajaran

Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Keterangan Prasiklus Siklus I Siklus II


Rata-rata 56 69 76
Tuntas 8 15 18
Tidak Tuntas 14 7 4
% Ketuntasan 36 68 81

Berdasarkan Tabel Hasil Belajar diatas maka dapat dilihat

kemampuan siswa maka dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam

menghafal bacaan shalat magrib pada siklus I mengalami peningkatan,

Hal ini terlihat dari hasil tes formatif yang diberikan pada akhir

pembelajaran. Peningkatan ini disebabkan dengan diterapkannya

metode demonstrasi oleh Guru terhadap siswa.


C. Pembahasan

Ketuntasan hasil belajar siswa dalam materi pembelajaran

Shalat dengan Metode Demonstrasi memiliki dampak positif terhadap

peningkatan prestasi belajar serta dalam meningkatkan kemampuan

siswa dalam menghafal bacaan dan praktek shalat. Hal ini dilihat dari

semakin meningkatnya penguasaan terhadap materi yang disampaikan

guru yaitu ketuntasan belajar meningkat mulai dari siklus I, dan siklus

II

Berdasarkan analisis data siklus I masih banyak kekurangan,

dimana guru belum mampu memotivasi siswa secara maksimal,

sehingga perhatian dan keaktifan siswa dalam pembelajaran relatif

masih kurang. Namun demikian sudah ada peningkatan perhatian serta

keaktifan siswa dalam pembelajaran dibandingkan dengan

pembelajaran sebelumnya. Pada siklus ini siswa belum bisa menguasai

materi pelajaran dengan baik dan dapat dikatakan bahwa kegiatan

belajar siswa siklus I belum tuntas. Ketuntasan belajar siklus I adalah

68 % atau baru mencapai 15 siswa dari 22 siswa sedangkan yang lain

belum tuntas.

Berdasarkan analisis data, pada siklus II ini aktivitas

pembelajaran siswa sudah mengalami peningkatan baik kuantitas

maupun kualitasnya. Hampir semua siswa dapat mengikuti dan terlibat

dalam pembelajaran, hal ini berdampak pada prestasi belajar siswa.

Pada siklus II sudah banyak yang mencapai ketuntasan belajar dengan


KKM 70. Namun demikian ketuntasan belajar belum mencapai 100 %.

Dari data yang ada ketuntasan belajar secara klasiakal mencapai 81 %

atau 18 siswa dari 22 siswa yang ada. Hal ini telah mencapai

ketuntasan belajar secara klasikal yang telah ditentukan. Dengan

demikian masih ada I siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar.

Dengan hasil ini peneliti merasa tidak perlu untuk melakukan ke siklus

selanjutnya. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar

akan diberikan remidi dengan adanya tugas – tugas

individu.berdasarkan pengamatan dan observasi yang dilakukan siswa

ini memang mengalami keterbatasan dalam kemampuan dalam

menghafal.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dengan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti menyimpulkan

bahwa Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat

meningkatkan prestasi belajar yang dibuktikan dengan adanya ketuntasan pada

siklus I sampai siklus II sebagai berikut:

Pada siklus I terjadi peningkatan prestasi belajar sebesar 68 % dengan

nilai rata - rata dibandingkan dengan pra siklus dengan nilai rata – rata 69 dan

yang tuntas belajar sebanyak 15 orang dari 22 siswa. Pada siklus II terjadi

terjadi peningkatan prestasi belajar sebesar 81 % dengan nilai rata – rata 76

dibandingkan dengan siklus I dengan nilai rata –rata 6 dan yang tuntas belajar

sebanyak 18 siswa dari 4 siswa.

B. Saran

1. Hendaknya guru lebih terampil dalam mengajar karena ketrampilan guru

dalam mengajar sangat mempengaruhi kedisiplinan siswa dalam mengikuti

proses belajar mengajar guna mencapai puncak prestasi.

2. Hendaknya guru lebih menyiapkan diri sebelum mengajar karena dengan

persiapan yang matang akan sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

3. Hendaknya guru harus benar – benar menguasai materi yang akan

disampaikan terhadap siswa karena bila benar – benar menguasai materi

tentunya perhatian siswa akan tertuju pada materi yang akan disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 1992. Islam sebagai paradigma ilmu pendidikan,Yogyakarta: Aditya media.

Dra.Rosma hartiny sam’s M.Pd, 2010. Model penelitian tindakan kelas. Yogyakarta:
Teras.

Dokumen sekolah, 2013.

H. Muhammad Ali, 1992. Strategi penelitian pendidikan, Bandung: Angkasa.

H.M.Masykuri abdurrohman dan Muh saiful bakri, 2006.kupas tuntas salat, Jakarta:

Erlangga PT.Gelora aksara pratama.

KH.As’ad Humam, 1990. Juz’amma dan terjemahan, Jakarta: Departemen Agama

pusat. Muh.Uzer Usman, Dra. Lilis setiawati,1993. Upaya mengoptimalisasi belajar

mengajar,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Prof. Dr.H.Asep Muhyidin. M.Ag. dan Asep Salahuddin. M. A, 2006. Salat bukan

sekedar ritual, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Prof.Dr. Hamzah B. Uno.M.Pd, Dra.Satria. M.A. Koni. M.Pd, Nina Lamatunggo

S.E.M.Pd, 2012. Menjadi peneliti PTK yang professional, Jakarta: Bumi

aksara.

Prof.Dr. H. Asnawir dan Drs. M.Basyruddin Usman M.Pd, 2002. Media


pembelajaran, Jakarta:

Ciputat Pers.

Prof.Dr.winarno Surohmad.1994.Pengatar Intraksi mengajar belajar, Dasar-dasar

dan teknik metodologi pengajaran.Bandung: tarsito.


Sardiman A.M, 2009.Interaksi dan motivasi belajar mengajar, Jakarta: Rajawali pres.

Suharsimi arikunto, Suhardjono, supardi, 2007. Penelitian tindakan kelas, Jakarta:


Bumi aksara.

Yuni Wartono, Sugeng W.H, Moh Thoha, Muksoni, 2006. Pendidikan Agama
Islam kls

3,Sukoharjo: Graha multi grafika.

Zainal Aqib, 2006.Penelitian tindakan kelas, Bandung: Yusama widya.

Anda mungkin juga menyukai