Anda di halaman 1dari 2

Menahan pipis berakibat kematian?

Kantung kemih orang dewasa pada umumnya hanya dapat menampung cairan urin
dalam kapasitas setengah liter sebelum memberikan sinyal berupa keinginan untuk melakukan
buang air kecil.

Tubuh kita mendapat stimulus keinginan untuk melakukan buang air kecil karena pada
kandung kemih terdapat sel saraf sensoris yang mengantarkan pesan menuju otak ketika
kapasitas maksimal kendung kemih sudah tercapai.

Beruntungnya, kita memiliki kemampuan kontrol atas fungsi kantung kemih kita,
sehingga mampu untuk menahannya beberapa waktu sampai kita menemukan toilet umum
ketika sedang di perjalanan.

Tapi apakah yang sebenarnya terjadi ketika kita menahan buang air kecil?

Pada salah satu episode di chanel youtubenya SciShow, Michael Aranda menjelaskan
ketika kita menahan buang air kecil, otot silinder sfingter di kandung kemih kita seketika
menutup erat untuk menjaga agar semua urin tidak bocor melalui uretra. Otot-otot ini bekerja
dengan sangat baik untuk waktu yang lama, sampai kita melakukannya secara konsisten dengan
waktu yang lama. Maka otot-otot ini pun tidak akan memiliki kemampuan seperti semula.

Bayangkan jika anda adalah seseorang dengan profesi yang terbiasa dengan perjalanan
panjang seperti pengemudi truk dan terbiasa dengan menahan buang air kecil, hal ini adalah
salah satu faktor yang akan menurunkan kualitas dari otot tersebut. Jika Anda memiliki
kebisaan ini selama bertahun-tahun tidak menutup kemungkinan akan terkena efek jangka
panjang yang cukup serius, termasuk resiko terkena infeksi.

Kebiasaan menahan kencing juga bisa melemahkan otot-otot pada kantung kemih yang
dapat menyebabkan retensi urin – kondisi dimana kantung kemih mencegah anda untuk benar-
benar mengosongkan urin sepenuhnya. Menahan urine dalam jumlah yang banyak dan waktu
yang lama juga akan berpeluang terpapar dengan bakteri yang berpotensi membahayakan, yang
menjadi penyebab utama terjadinya infeksi saluran kemih (ISK) atau infeksi kandung kemih.

Terdengar buruk, tapi tidak benar-benar mengancam jiwa, bukan? Eits. Siapa bilang?
Mari kita dengar kisah Tycho Brahe.

Brahe adalah astronom untuk raja Denmark sebelum menetap di Praha di istana Kaisar
Romawi Suci, Rudolph II. Brahe dikenal untuk membuat pengukuran bintang dan planet yang
paling akurat tanpa bantuan teleskop, membuktikan bahwa komet adalah benda di angkasa dan
bukan di atmosfer Bumi, dan mempekerjakan astronom Jerman yang belum terkenal Johannes
Kepler sebagai asistennya.

Dengan reputasinya yang aral melintang, penyebab kematiannya barang kali terdengar
sedikit konyol.

Brahe telah meninggal karena infeksi kandung kemih setelah menahan kencing dan
menolak untuk meninggalkan acara perjamuan kerajaan pada bulan Oktober 1601,
menyebabkan kandung kemihnya pecah. Pada saat itu meninggalkan perjamuan dipercaya
sebagai bentuk pelanggaran etika.

Kabar baiknya kandung kemih kebanyakan orang tidak seperti milik Brahe. Pada kasus
yang sama hanya akan mengompol sebelum kandung kemihnya pecah. Biasanya kandung
kemih sudah rusak terlebih dahulu karena faktor-faktor lain. Tetapi tidak selalu, ada juga kasus
dimana kandung kemih meledak, karena orang tidak menyadari sinyal keinginan untuk
kencing.

Nama : Shandy Wibowo

Mahasiswa Jurusan Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia

Alamat email : shandyw2@gmail.com

Whatsapp : 083829793943

No Hp : 085559385130

Catatan : jika dimuat mohon konfirmasi ke kontak yang tertera

Anda mungkin juga menyukai