Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH MODEL ELICITING ACTIVITIES TERHADAP HASIL

BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V DI


SDN 1 BATURITI

Ni Luh Santi D. P1, A. A. Gd. Agung2, Dw. Nym. Sudana3


1, 3
Jurusan PGSD, 2Jurusan TP, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

email: santidharma1@gmail.com1, agung2056@yahoo.co.id2, dewa


sudana245@yahoo.co.id3

Abstrak
Penelitian ini mengangkat tentang rendahnya hasil belajar matematika siswa.Penelitian
ini juga bertujuan untuk mengetahui:(1) deskripsi hasil belajar matematika pada siswa
kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, (2) deskripsi
hasil belajar matematika pada siswa kelompok eksperimen dengan menggunakan MEAs,
(3) pengaruh yang signifikan MEAs terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas
V semester genap tahun pelajaran 2012/2013 di SDN 1 Baturiti.Jenis penelitian ini
adalah penelitian eksperimen semu menggunakan desain Non EquivalentPost–test Only
Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SDN 1
Baturiti yang berjumlah 53 orang. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas VA yang
berjumlah 27 orang dan siswa kelas VB yang berjumlah 26 orang.Data hasil belajar pada
mata pelajaran matematika dikumpulkan dengan metode tes berbentuk pilihan ganda
dan uraian. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif dan
statistik inferensial uji–t.Hasil penelitian ini menemukan bahwa: (1) deskripsi hasil belajar
matematika pada siswa kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional tergolong sedang. (2) deskripsi hasil belajar matematika pada siswa
kelompok eksperimen dengan menggunakan MEAstergolong tinggi. (3)
terdapatperbedaan yang signifikan hasil belajar matematika pada siswa kelas V di SDN 1
Baturiti antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan MEAs dan
kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.Dengan demikiandapat
diinterprestasikan model pembelajaran MEAs berpengaruh terhadap hasil belajar dalam
mata pelajaranmatematika pada siswa kelas V semester genap tahun pelajaran
2012/2013 di SDN 1 Baturiti.

Kata kunci: MEAs, hasil belajar matematika

Abstract
This research belonged to the decreasing of students’ mathematic learning achievement.
This research aimed at finding: (1) description of students’ mathematics learning
achievement on control group treated by conventional teaching model, (2) description of
students’ mathematics learning achievement on experimental group treated by MEAs, (3)
significant influence of MEAs towards mathematics learning achievement of grade V
students in even semester of academic year 2012/2013 in SDN (State Elementary
School) 1 Baturiti. This research was designed under quasi-experiment paradigm with
Non Equivalent Post–test Only Control Group Design. The population of this research
was the entire grade V students (53 students) of SDN 1 Baturiti. The samples were class
VA and class VB students of the school, with total number of 27 and 26 students,
respectively. Data of students’ mathematics learning achievement were collected by
using multiple choice and essay test. Afterwards, the collected data were analyzed by
using statistical descriptive technique and t-test inferential statistics. The finding of this
research shows that: (1) description of students’ mathematics learning achievement on
control group treated by conventional teaching model is qualified into average level; (2)
description of students’ mathematics learning achievement on experimental group treated
by Model Eliciting Activities (MEAs) is qualified into high level; (3) there is a significant
influence between students’ mathematics learning achievement who are treated by
Model Eliciting Activities (MEAs) and conventional model.

Key words: MEAs, mathematics learning achievement.

PENDAHULUAN
Pendidikan memegang peranan berbagai jenis dan jenjang
penting dalam mempersiapkan sumber pendidikan.Seperti pada jenjang pendidikan
daya manusia yang berkualitas dan mampu Sekolah Dasar (SD), pemerintah berperan
berkompetisi.melalui proses pendidikan, dalam meningkatkan kualitas pada semua
suatu bangsa berusaha untuk mencapai mata pelajaran.
kemajuan-kemajuan diberbagai bidang Menurut Dimyanti (dalam Hamzah
kehidupan dan untuk mencapai tujuan- 2007:126) “matematika merupakan salah
tujuan tertentu yang rencanakan. Untuk satu jenis dari 6 materi ilmu, keenam materi
mencapai ujuan yang telah direncanakan ilmu tersebut adalah matematika, fisika,
maka diperlukan sumberdaya manusia biologi, psikologi, ilmu-ilmu sosial dan
yang berkualitas. linguistik”. “Dikarenakan matematika
Dalam menyiapkan SDM yang memiliki kedudukan sebagai salah satu
berkualitas dan satu-satunya wadah yang jenis materi ilmu, maka matematika
dapat dipandang berfungsi sebagai alat merupakan salah satu disiplin ilmu yang
untuk membangun SDM yang bermutu dipelajari di lembaga pendidikan” Ibid
tinggi adalah pendidikan. Mengingat betapa (dalam Hamzah 2007:126 ). Lembaga
besarnya tuntutan yang harus dipenuhi oleh pendidikan yang dimaksud adalah
pendidikan, maka mutu pendidikan harus pendidikan dasar meliputi Sekolah Dasar
ditingkatkan melalui proses belajar. Proses (SD), dan Sekolah Menengah Pertama
belajar merupakan suatu kegiatan yang (SMP), pendidikan menengah meliputi
mengubah perilaku seseorang secara Sekolah Menengah Atas (SMA) dan,
bertahap, sesuai dengan karakteristiknya. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta
Belajar sudah menjadi kebutuhan dasar pendidikan tinggi yaitu Perguruan Tinggi.
bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan Menurut Ruseffendi (dalam Heruman,
aktualisasi diri diakui oleh lingkungannya, 2007:1) “matematika adalah bahasa simbol,
serta menyesuaikan dengan perkembangan ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur
ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu yang terorganisasi, mulai dari unsur yang
pengetahuan yang telah pesat menggugah tidak didefinisikan ke unsur yang
para peserta didik. Hal tersebut didefinisikan”. Seodjadi (dalam Heruman
dikarenakan agar dapat merangsang 2007:1) menyatakan bahwa “matematika
peserta didik terhadap pendidikan yang memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu
lebih mengarah pada penggunaaan model pada kesepakatan, dan pola pikir yang
pembelajaran yang disesuaikan dengan dedukatif”.
materi pelajaran yang dapat meningkatkan Pembelajaran matematika di SD,
hasil belajar siswa. Hal tersebut merupakan hingga dewasa ini masih dipandang
upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. memberikan tingkat kesulitan yang
Mulyasa (2006) untuk mencapai tinggi.Sehingga, tidak dipungkiri minat
tujuan pendidikan, pemerintah telah siswa terhadap matematika tidak terlalu
menyelenggarakan perbaikan-perbaikan, besar. Banyak siswa beranggapan bahwa
untuk peningkatan mutu pendidikan pada matematika merupakan mata pelajaran
yang sulit, membosankan, dan memerlukan kemampuan siswa pada mata pelajaran
konsentrasi berpikir yang kuat untuk matematika. Hal tersebut dikarenakan guru
menyelesaikan persoalan kurang memberikan kesempatan kepada
matematika.Akibatnya, siswa tidak bisa siswa untuk berperan aktif dalam proses
belajar matematika secara optimal. Disisi pembelajaran, dan juga guru jarang
lain, matematika merupakan mata pelajaran mengaitkan pembelajaran matematika
yang berstruktur. Pelajaran matematika dengan kehidupan sehari-hari siswa.
yang bersifat abstrak sangat sulit dipahami Untuk mengatasi permasalahan
secara benar oleh siswa. Berdasarkan tersebut, maka perlu dilakukan upaya untuk
permasalahan tersebut proses menggunakan model pembelajaran yang
pembelajaran yang dilakukan belum tepat agar dapat meningkatkan hasil belajar
optimal. Optimalnya proses pembelajaran matematika. Dan juga guru seharusnya
dapat dicapai dengan menyesuaikan model dapat mengaitkan pengalaman
pembelajaran dengan materi pelajaran siswadengan materi pelajaran yang akan
yang diberikan. Dengan optimalnya proses dipelajari di kelas. Oleh karena itu,
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di diperlukan model pembelajaran
dalam kelas dapat mempengaruhi hasil konstruktivistik yang dapat mempengaruhi
belajar. Menurut (Sudjana 2004:22) “hasil hasil belajar serta menyajikan
belajar adalah kemampuan-kemampuan permasalahan matematika yang berkaitan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima dengan kehidupan sehari-hari siswa. Salah
pengalaman belajarnya”. Selain itu juga satu alternative model pembelajaran yang
guru dalam proses pembelajaran masih dapat mempengaruhi hasil belajar serta
menggunakan metode ceramah sehingga menyajikan permasalahan matematika
siswa semakin tidak mengerti dengan yang realistik adalah Model Eliciting
pembelajaran matematika. Activities (MEAs).
Permasalahan rendahnya hasil Widyastuti (2011:1-143)
belajar matematika siswa juga ditemukan menyatakan bahwa “Model Eliciting
pada siswa kelas V SDN 1 Baturiti, Activities (MEAs) merupakan pembelajaran
Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. yang didasarkan pada situasi kehidupan
Hasil ulangan umum matematika semester I nyata siswa bekerja dalam kelompok kecil
Tahun Pelajaran 2012/2013 di SDN 1 dan menyajikan sebuah model matematika
Baturiti tergolong rendah skor rata-rata sebagai solusi”. Pembelajaran MEAs
ulangan umum siswa Semester I Tahun dilakukan dengan memberikan
Pelajaran 2012/2013 adalah kelas VA 48,78 permasalahan yang bersifat realistik,
dan kelas VB 47,77. Sementara itu Kriteria tujuannya untuk meningkatkan ketertarikan
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata siswa dalam pemecahan masalah. Hal itu
pelajaran matematika adalah 50 tentu dapat membantu dalam menciptakan
berdasarkan nilai rata-rata tersebut tampak pembelajaran yang efisien dalam
bahwa nilai rata-rata skor siswa masih memecahkan masalah dan berarah pada
dibawah KKM yang harus dicapai. Hasil peningkatan hasil belajar siswa. Hudojo
catatan dokumentasi dan wawancara yang (2003:155) menambahkan “bila masalah
dilakukan dengan guru mata pelajaran yang disajikan kepada siswa tertentu tidak
matematika diperoleh, siswa masih sulit bermakna, siswa mempunyai kemungkinan
untuk mengadopsi pelajaran matematika kecil untuk dapat menyelesaikannya, untuk
yaitu dalam proses pembelajarannya siswa mengatasi masalah tersebut dapat disiasati
belum memahami konsep secara utuh. dengan memberikan masalah–masalah
Selain itu juga masih rendahnya yang realistik kepada siswa”. Penerapan
Model Eliciting Activities (MEAs) dalam maksudnya siswa menguji alternative
pembelajaran dapat menjadi katalisator pemecahan masalah yang sesuai
yang dapat digunakan untuk denganpermasalahan yang aktual melalui
mengembangkan daya nalar, kemampuan diskusi secara komprehensip antar anggota
pemecahan masalah, dan berujung pada kelompokuntuk memperoleh hasil
proses pembelajaran yang bermakna. pemecahan yang terbaik, (7)
Dengan mengaitkan pembelajaran pada mempresentasikan solusi permasalahan.
situasi dunia nyata siswa, konsep-konsep Model pembelajaran MEAs memiliki
yang bersifat abstrak dapat dijelaskan beberapa keunggulan yaitu, (1) pebelajaran
dengan baik dan siswa akan termotivasi bersifat nyata, yang tidak lepas dari konteks
untuk lebih aktif di dalam kelas dalam kehidupan sehari-hari siswa, (2) siswa
mengikuti pembelajaran. Selain itu juga dapat mengkonstruksi pengetahuan dari
permasalahan yang diberikan dengan permasalahan realistik, (3) siswa dapat
masalah nyata memberikan dampak positif menciptakan suatu pola dokumentasi dalam
terhadap penguasaan konsep dan minat struktur kognitifnya untuk memposisikan diri
siswa, serta mendorong terjadinya dalam pemecahan masalah, (4) siswa
perubahan belajar dari menghafal rumus dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
menjadi belajar memahami konsep-konsep meninjau kembali pola pikir mereka yang
matematika dan menerapkannya dalam aktif, (5) siswa dapat sharing dengan siswa
kehidupan sehari-hari. yang lain mengenai solusi pemecahan
Dalam model ini Chamberlin & Moon masalah, (6) dan dapat meningkatkan
(dalam Dzulfikar,dkk; 2012) terdapat tujuh keaktifan siswa dalam kelompok belajar.
fase yakni, (1) mendefinisikan masalah Mengingat masalah tersebut sangat
yaitu siswa mencermati, memahami, dan penting, maka dilakukan penelitian dengan
mendefinisikan permasalahan sebagai tujuan untuk mengetahui: 1) deskripsi hasil
langkah awal untuk memberikan belajar matematika pada siswa kelompok
penyelesaian masalah, (2) memberikan kontrol dengan menggunakan model
kemungkinan solusi atas permasalahan pembelajaran konvensional, 2) deskripsi
yaitu siswa menunjukkan pemahaman yang hasil belajar matematika pada siswa
dimilikinya untuk mengungkapkan apa yang kelompok eksperimen dengan
ada di pikirannyajawaban dugaannya dan menggunakan Model Eliciting Activities
penalaran dengan langkah-langkah yang (MEAs),dan 3) perbedaan yang signifikan
logis, (3) mendiskusikan permasalahan Model Eliciting Activities (MEAs) terhadap
yaitu setiap anggota kelompok secara hasil belajar matematika pada siswa kelas
kolaboratif mendiskusikan V Semester Genap Tahun Pelajaran
permasalahandari berbagai sudut pandang, 2012/2013 Di SDN 1 Baturiti Kecamatan
(4) menyempurnakan kemungkinan solusi Baturiti Kabupaten Tabanan.
atas permasalahan yaitu perumusan ulang
permasalahan lebih memfokuskan METODE
Penelitian ini dilaksanakan di SDN1
penyelidikan, dan menunjukkan secara
Baturiti, kecamatan Baturiti, Kabupaten
jelas fakta-fakta dan informasi yang perlu Tabanan dengan rentang waktu dari bulan
dicari serta, memberikan tujuan yang jelas Maret sampai April tahun 2013. Populasi
dalam menganalisis data, (5) membuat penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V
penyelesaian sistematis untuk di SD Negeri 1 Baturiti, Kecamaan Baturiti
menyelesaikan masalah, (6) menguji dan sebanyak 53 siswa.Teknik pengambilan
merevisi solusi permasalahan untuk sampel yang digunakan dalam penelitian ini
memperoleh hasil pemecahan terbaik
adalah teknik Simple random sampling yang diajukan dalam penelitian ini, maka
Sarwono (2006:114). terdapat tiga langkah yang harus ditempuh,
Teknik ini dilakukan dengan cara yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
pemberian nomor kepada subjek populasi dan tahap akhir penelitian.
kemudian sampel tersebut Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data tentang hasil
dirandomSampel yang dirandom dalam
belajar matematika siswa.Untuk mengukur
penelitian ini adalah kelas, karena dalam hasil belajar siswa digunakan metode tes.
eksperimen tidak memungkinkan untuk Menurut Agung (2011:60), “metode tes
merubah kelas yang ada. Kelas yang dalam kaitannya dengan penelitian ialah
dirandom merupakan kelas dalam jenjang cara memperoleh data yang berbentuk
yang sama. Kelas-kelas tersebut adalah suatu tugas yang dilakukan atau dikerjakan
kelas V di SDN 1 Baturiti, Kecamatan oleh seseorang atau sekelompok orang
yang dites (testee) dan dari tes tersebut
Baturiti, Kabupaten Tabanan.Dari dua kelas
dapat menghasilkan suatu data berupa skor
yang ada di SDN 1 Baturiti, dilakukan (data interval)”. Tes yang digunakan berupa
pengundian untuk memperoleh kelas tes objektif dan uraian. Data yang telah
eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan diperoleh kemudian dianalisis dengan
hasil simple random diperoleh siswa kelas menggunakan analisis deskriptif, dengan
Vayang berjumlah 27 orang sebagai kelas mencari mean, median, dan modus dari
eksperimen dan siswa kelas Vb yang data sampel. Selain itu data yang telah
diperoleh juga diuji dengan uji prasyarat
berjumlah 26 orang sebagai sebagai kelas
analisis data, yang meliputi uji normalitas
kontrol. Kelas eksperimen diberikan dan uji homogenitas varians.Uji normalitas
perlakuan pembelajaran dengan Model sebaran dilakukan untuk menyajikan bahwa
Eliciting Activities (MEAs)dan kelas kontrol sampel benar-benar berasal dari populasi
diberikan pembelajaran konvensional. yang berdistribusi normal.Uji normalitas
Penelitian ini termasuk kuasi data untuk skor hasil belajar matematika
siswa digunakan analisis Chi-Square.
eksperimen karena peneliti tidak
Sedangkan uji homogenitas merupakan
memungkinkan melakukan kontrol terhadap analisis prasyarat sebelum dilakukan uji
semua variabel yang berpengaruh terhadap hipotesis. Uji ini dilakukan mengetahui
variabel terikat. Desain penelitian yang sebaran data benar-benar homogen. Uji
digunakan adalah non equivalentpost-test homogenitas untuk kedua kelompok
only control group design Sugiyono (2008). digunakan uji F. Setelah uji prasyarat
Pemilihan desain ini karena peneliti hanya dilanjutkan dengan pengujian
hipotesis.Teknik analisis data yang
ingin mengetahui perbedaan hasil belajar
digunakan untuk menguji hipotesis dalam
dalam pembelajaran matematika antara penelitian ini, yaitu menggunakan analisis
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol uji-t (polled varian).
tidak untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar dalam pembelajaran matematika HASIL DAN PEMBAHASAN
kedua kelompok, dengan demikian tidak Hasil
menggunakan skor pre test. Hasil analisis data yang telah
Penelitian ini melibatkan dua dilakukan, dapat disajikan rekapitulasi data
variabel, yaitu variabel bebas dan variabel hasil belajar matematika siswa kelompok
terikat.Variabel bebas dalam penelitian ini eksperimen dan kelompok kontrol pada
adalah model pembelajaran MEAs. Tabel 1.
Sedangkan yang menjadi variabel terikat
dalam penelitian ini adalah hasil belajar
matematika.
Untuk dapat mengungkapkan
secara tuntas mengenai permasalahan
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Data Hasil Belajar Matematika Siswa

Kelompok mean (M) Median (Md) Modus (Mo)


Eksperimen 39,94 40,80 41.90
Kontrol 31,73 30,75 31,73

Berdasarkan Tabel 1, pencapaian


skor rata–rata hasil belajar matematika
pada kelompok eksperimen dengan
kategori sangat baik (M = 39,94) dan pada
kelompok kontrol, skor rata–rata berada
pada kategori sedang (M = 31,73). Secara
deskriptif dapat disampaikan bahwa
pengaruh model pembelajaran MEAs lebih
unggul dibandingkan dengan model
konvensional untuk pencapaian hasil
belajar matematika di SDN 1 Baturiti.
Hasil penghitungan dari mean, Md = 30,75 M = 31,73
median, dan modus dapat disajikan pada
Mo = 29,7
Gambar 1 dan Gambar 2.

Gambar 2. Poligon Data Hasil Post-test


Kelompok Kontrol

Berdasarkan poligon pada Gambar


2, diketahui modus lebih kecil dari median
dan median lebih kecil dari mean
(Mo<Md<M). Dengan demikian, kurva di
atas adalah kurva juling positif yang berarti
sebagian besar skor hasil belajar
matematika cenderung rendah.
Mo =41,9
M =39,94 Sebelum melakukan uji hipotesis
Md = 40,8 maka harus dilakukan beberapa uji
prasyarat.terhadap sebaran data yang
Gambar 1. Poligon Data Hasil post test
meliputi uji normalitas terhadap data
Kelompok Eksperimen
teshasil belajar dalam pembelajaran
Berdasarkan poligon pada Gambar matematika siswa. Uji normalitas ini
1, diketahui modus lebih besar dari median dilakukan untuk membuktikan bahwa kedua
dan median lebih besar dari mean sampel tersebut bedistribusi normal. Hal ini
(Mo>Md>M). Dengan demikian, kurva di dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan
atas adalah kurva juling negatif yang berarti dari uji normalitas siswa pada kelompok
sebagian besar skor hasil belajar eksperimen X2hitung lebih kecil dari X2tabel
matematika cenderung tinggi. (1,84< 7,815). Hal ini dapat dibuktikan
dengan hasil perhitungan dari uji normalitas
siswa pada kelompok kontrol dengan X2hitung
lebih kecil dari X2 tabel (2,36< 7,815). Dengan
demikian data hasil post-test juga
berdistribusi normal. Setelah melakukan
uji prasyarat yang pertama yaitu uji
normalitas, selanjutnya dilakukan uji (3,78>2,021), maka H0 ditolak yang
prasyarat yang ke dua yaitu uji menandakan bahwa terdapat perbedaan
homogenitas.Berdasarkan perhitungan uji yang signifikan hasil belajar matematika
homogenitas kelompok sampel didapatkan siswa yang mengikuti pembelajaran
Fhitung = 1,01. Sedangkan nilai Ftabel pada konvensional dengan siswa yang mengikuti
taraf signifikansi 5% dan db 27/26 adalah pembelajaran dengan pembelajaran Model
2,01. Dengan demikian, Fhitung lebih kecil Eliciting Activities (MEAs). Dengan
dari Ftabel (Fhitung< Ftabel), sehingga hasil demikian, dapat diinterpretasikan bahwa
belajar matematika siswa pada kelompok terdapat pengaruh yang signifikan Model
sampel adalah homogen.Setelah Eliciting Activities terhadap Hasil Belajar
melakukan uji prasyarat maka selanjutnya dalam mata pelajaran matematika pada
dilakukan pengujian hipotesis. siswa kelas V Semester Genap Tahun
Hasil pengujian hipotesis diketahui Pelajaran 2012/2013 di SDN 1 Baturiti
bahwa hasil perhitungan uji-t diperoleh thitung Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan.
sebesar 3,78. Sedangkan ttabel pada taraf Rangkuman hasil uji-t kelompok sampel
signifikansi 5% dan db 51 adalah 2,021. disajikan pada Tabel 2.
Karena nilai thitung lebih besar daripada ttabel
Tabel 2. Hasil Perhitungan Uji-t

Hasil Belajar
dalam
N X Db thitung ttabel Kesimpulan
Pembelajaran
Matematika
Kelompok
27 39,94
Eksperimen 51 3,78 2,021 H0 ditolak
Kelompok Kontrol 26 31,73

Pembahasan pembelajaran matematika. Rata-rata skor


Berdasarkan deskripsi data hasil hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
penelitian, kelompok siswa yang mengikuti matematika yang mengikuti pembelajaran
pembelajaran dengan Model Eliciting dengan Model Eliciting Activities (MEAs)
Activities (MEAs) memiliki hasil belajar adalah 39,94 yang berada pada kategori
pada mata pelajaran matematika yang lebih tinggi dan rata-rata skor hasil belajar siswa
tinggi dibandingkan dengan kelompok dalam mata pelajaran matematika yang
siswa yang mengikuti pembelajaran mengikuti pembelajaran konvensional
Konvensional. Sejalan dengan Dzulfikar, adalah 31,73 yang berada pada kategori
dkk (2012) dengan menggunakan model sedang. Jika skor hasil belajar dalam
pembelajaran MEAs menunjukkan bahwa pembelajaran matematika siswa kelompok
pembelajaran dengan menggunakan model eksperimen digambarkan dalam poligon
pembelajaran Model Eliciting Activities lebih tampak bahwa kurve sebaran data
baik daripada siswa yang mengikuti model merupakan juling negatif yang artinya
pembelajaran konvensional. Hal ini terjadi sebagian besar skor siswa cenderung
karena dalam pembelajaran Model Eliciting tinggi. Pada kelompok kontrol, jika skor
Activities, peserta didik dalam hasil belajar dalam pembelajaran
menyelesaikan permasalahan diarahkan matematika siswa digambarkan dalam
untuk membuat model matematika terlebih poligon tampak bahwa kurve sebaran data
dahulu sehingga mereka lebih terarah merupakan juling positif yang artinya
dalam proses menemukan solusi dari sebagian besar skor siswa cenderung
permasalahan yang diberikan. rendah.
Tinjauan ini didasarkan pada rata- Berdasarkan analisis data
rata skor hasil belajar siswa dalam menggunakan uji-t, diketahui bahwa thit
lebih besar dari ttab (thit> ttab), sehingga hasil pembelajaran. Dalam penelitian ini, guru
penelitiannya adalah signifikan. Hal ini lebih banyak mendominasi kegiatan
berarti, terdapat perbedaan yang signifikan pembelajaran. Siswa berperan sebagai
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran pendengar yang baik dan mengerjakan apa
matematika antara siswa yang mengikuti yang disuruh guru serta melakukannya
pembelajaran dengan Model Eliciting sesuai dengan yang dicontohkan. Antar
Activities (MEAs) dan siswa yang mengikuti siswa sangat jarang terjadi interaksi.
pembelajaran dengan model konvensional. Sejalan dengan pendapat Rasana
Perbedaan yang signifikan hasil (2009:20) menyatakan ”penyampaian
belajar matematika antara pembelajaran materi dalam pembelajaran konvensional
menggunakan model MEAs dan tersebut lebih banyak dilakukan melalui
pembelajaran yang menggunakan model ceramah, tanya jawab, dan penugasan
pembelajaran konvensional dapat yang berlangsung terus menerus”. Selain
disebabkan adanya perbedaan perlakuan itu, dalam proses belajar dengan
pada langkah-langkah pembelajaran. pembelajaran konvensional, siswa jarang
Pembelajaran dengan model pembelajaran diberikan kesempatan untuk melakukan
MEAs yang terdiri atas 7 fase/langkah. eksplorasi terhadap suatu permasalahan
Fase pertama adalah mengidentifikasi matematika yang dikaitan dengan
masalah, kegiatan yang dilakukansiswa kehidupan sehari-hari. Proses belajar
adalah menemukan masalah kemudian seperti ini membuat siswa tidak terlatih
mengidentifikasinya. Fase kedua adalah untuk mengostruksi pengetahuannya dan
memberikan jawaban sementara atas hanya akan menunggu perintah guru.
permasalahan, pada fase ini siswa Pemahaman yang diperoleh tentunya
mengumpulkan fakta-fakta terkait dengan bersifat temporer karena pengetahuan yang
permasalahan, kemudian membuat diperoleh siswa hanya berdasarkan
jawaban sementara dari permasalahan informasi guru.
tersebut. Fase ketiga adalah mendiskusikan Perbedaan cara belajar antara
permasalahan, siswa melakukan diskusi pembelajaran dengan Model Eliciting
kelompok terkait dengan permasalahan Activities (MEAs) dan pembelajaran dengan
yang ada, sehingga mengarah pada suatu model konvensional tentunya akan
kesimpulan. Fase keempat yaitu memberikan dampak yang berbeda pula
menyempurnakan permasalahan yang terhadap hasil belajar siswa dalam mata
dibaca, pada fase ini siswa memaparkan pelajaran matematika. Pembelajaran
pemecahan masalah yang diperoleh dari dengan MEAs aktivitas siswa lebih banyak
hasil diskusi yang dilakukan dan daripada aktivitas guru, dalam hal ini guru
menyempurnakan permasalahan sesuai berperan sebagai fasilitator dan motivator.
dengan arahan dari guru. Fase kelima yaitu Di samping itu, pembelajaran dengan
Membuat penyelesaian matematis untuk model MEAs dapat memberikan
memecahkan masalah, pada fase ini siswa, kesempatan kepada siswa untuk
siswa membuat solusi matematis dari mengidentifikasi sesuatu, siswa menjadi
permasalahan. Fase keenam yaitu menguji terbiasa mengaitkan pengalaman nyata
dan merevisi solusi permasalahan, pada dalam kehidupan sehari-hari dengan
fase ini siswa menyimpulkan konsep yang konsep matematika yang telah dimiliki,
telah dipelajari dengan bimbingan guru. membangkitkan minat bertanya siswa,
Fase ketujuh yaitu Mempresentasikan bekerjasama dengan anggota kelompok,
solusi permasalahan, pada fase ini siswa dapat membangun atau mengkonstruksi
mempresentasikan hasil diskusi terkait pengetahuannya sendiri, dan pembelajaran
dengan pemecahan permasalahan secara lebih bermakna serta bermanfaat bagi
berkelompok, sedangkan kelompok yang siswa. sejalan dengan Widyastuti (2011)
lain memberikan tanggapan dan kelompok menyatakan bahwa siswa yang mengikuti
yang menyajikan memberikan penjelasan. pembelajaran MEAs terbiasa menggunakan
Berbeda halnya pembelajaran prosedur matematis yang telah mereka
dengan model konvensional yang pelajari untuk diterapkan dalam
membuat siswa lebih pasif dalam mengikuti menyelesaikan masalah yang diberikan,
siswa juga terbiasa mengaitkan konvensional pada siswa kelas V di SDN 1
pengalaman nyata dalam kehidupan sehari- Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten
hari dengan konsep matematika yang telah Tabanan.
mereka miliki, mereka juga berpikir lebih Dengan demikian dapat
kreatif dan kritis dalam menghakimi ide-ide diinterprestasikan bahwa, terdapat
serta pemikiran mereka. Jadi model pengaruh yang signifikan Model Eliciting
pembelajaran MEAs lebih baik diterapkan Activities (MEAs) terhadap hasil belajar
untuk mempengaruhi hasil belajar dalam mata pelajaran matematika pada
matematika siswa dibandingkan dengan siswa kelas V semester genap tahun
model pembelajaran konvensional. pelajaran 2012/2013 di SD Negeri 1
Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten
PENUTUP Tabanan.
Berdasarkan hasil penelitian dan Saran yang dapat disampaikan
pembahasan, dapat dikemukakan beberapa berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
simpulan dan saran. Adapun simpulan dan adalah sebagai berikut. (1) Disarankan
saran yang akan dikemukakan dalam kepada siswa hendaknya mengikuti proses
penelitian ini adalah sebagai berikut. (1)
pembelajaran dengan baik dan aktif agar
Deskripsi data hasil belajar dalam mata
pelajaran matematika yang diajar dengan pembelajaran lebih menyenangkan dan
model pembelajaran konvensional pada bermakna. (2) Disarankan kepada sekolah
siswa kelas V di SDN 1 Baturiti, Kecamatan dasar yang mengalami permasalahan
Baturiti, Kabupaten Tabanan cenderung rendahnya hasil belajar matematika untuk
rendah. Hal ini terlihat dari skor hasil belajar menerapkan model pembelajaran MEAs.
matematika dengan Mo < Md < M (29,70 (3) Sejalan dengan perkembangan Ilmu
<30,75 <31,37) dan kurva juling positif. Dan
pengetahuan dan teknologi, disarankan
berdasarkan skala penilaian atau klasifikasi
pada skala lima berada pada kategori kepada para guru agar menggunakan
sedang, yaitu pada rentang skor 23,00 ≤ model pembelajaran yang sesuai dengan
31,73 < 32,00. (2) Deskripsi hasil belajar perkemangan jaman, menerapkan model
dalam mata pelajaran matematika yang pembelajaran yang inovatif dan didukung
diajar dengan Model Eliciting Activities dengan pembelajaran yang mengaitkan
(MEAs) pada siswa Kelas V di SDN 1 kehidupan sehari-hari siswa, sesuai dengan
Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten
materi pembelajaran, dan sesuai dengan
Tabanan cenderung tinggi. Hal ini dapat
dilihat dari skor hasil belajar matematika karakteristik siswa untuk dapat
dengan Mo > Md > M (41,90 >40,80 meningkatkan hasil belajar siswa. (4)
>39,94) dan kurva juling negatif. Dan Disarankan kepada pembaca agar lebih
berdasarkan skala penilaian atau klasifikasi kritis menyikapi hasil penelitian ini, sebab
pada skala lima berada pada kategori peneliti merupakan peneliti pemula yang
sedang, yaitu pada rentang skor 32,00 ≤
jauh dari kata sempurna.
39,94 < 41,00. (3) Berdasarkan hasil uji
hipotesis yang dilakukan dengan
menggunakan uji–t diperoleh t hitung sebesar DAFTAR RUJUKAN
Agung, A. A. Gede. 2011. Metodologi
3,78. Sedangkan, t tabel . Hal ini berarti, t hitung Penelitian Pendidikan. Singaraja:
lebih besar dari t tabel ( t hitung  t tabel ), Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Pendidikan Ganesha.
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
Dengan demikian, terdapat perbedaan yang Dzulfikar, Ahmad. 2012. Keefektipan
signifikan hasil belajar matematika antara Problem Based Learning dan
kelompok siswa yang mengikuti Model Eliciting Activities terhadap
pembelajaran dengan Model Eliciting Kemampuan Pemecahan Masalah.
Activities (MEAs) dan kelompok siswa yang Unner Journal Df Mathematics
mengikuti pembelajaran dengan model Education. Http: //journal. unnes.
ac. id /sju/index.php/ujme. (diakses
pada tanggal 17 November 2012).

Hamzah. 2007. Model Pembelajaran


Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif.
Jakarta: Bumi Aksara.

Hudojo, Herman. 2003. Pengembangan


Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika.Edisi revisi. Malang:
Universitas Negeri Malang.

Heruman. 2007. Model-model


Pembelajaran Matetamika di SD.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2006.Kurikulum Yang


Disempurnakan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Rasana, I Dewa Putu Raka. 2009. Model-


model Pembelajaran. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode


Penelitian Kuantitatif & Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil


Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Widyastuti.2011. Pengaruh Model


Pembelajaran Eliciting Activities
Terhadap Kemampuan
Representasi Matematis Siswa.http:
//semnaspendmipa .files.wordpress.
com/.../ prosiding-seminar- nasional-
pendidikan-mipa-2011.pdf. (diakses
pada tanggal 17 November 2012)

Anda mungkin juga menyukai