Abstrak
Penelitian ini mengangkat tentang rendahnya hasil belajar matematika siswa.Penelitian
ini juga bertujuan untuk mengetahui:(1) deskripsi hasil belajar matematika pada siswa
kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, (2) deskripsi
hasil belajar matematika pada siswa kelompok eksperimen dengan menggunakan MEAs,
(3) pengaruh yang signifikan MEAs terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas
V semester genap tahun pelajaran 2012/2013 di SDN 1 Baturiti.Jenis penelitian ini
adalah penelitian eksperimen semu menggunakan desain Non EquivalentPost–test Only
Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SDN 1
Baturiti yang berjumlah 53 orang. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas VA yang
berjumlah 27 orang dan siswa kelas VB yang berjumlah 26 orang.Data hasil belajar pada
mata pelajaran matematika dikumpulkan dengan metode tes berbentuk pilihan ganda
dan uraian. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif dan
statistik inferensial uji–t.Hasil penelitian ini menemukan bahwa: (1) deskripsi hasil belajar
matematika pada siswa kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional tergolong sedang. (2) deskripsi hasil belajar matematika pada siswa
kelompok eksperimen dengan menggunakan MEAstergolong tinggi. (3)
terdapatperbedaan yang signifikan hasil belajar matematika pada siswa kelas V di SDN 1
Baturiti antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan MEAs dan
kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.Dengan demikiandapat
diinterprestasikan model pembelajaran MEAs berpengaruh terhadap hasil belajar dalam
mata pelajaranmatematika pada siswa kelas V semester genap tahun pelajaran
2012/2013 di SDN 1 Baturiti.
Abstract
This research belonged to the decreasing of students’ mathematic learning achievement.
This research aimed at finding: (1) description of students’ mathematics learning
achievement on control group treated by conventional teaching model, (2) description of
students’ mathematics learning achievement on experimental group treated by MEAs, (3)
significant influence of MEAs towards mathematics learning achievement of grade V
students in even semester of academic year 2012/2013 in SDN (State Elementary
School) 1 Baturiti. This research was designed under quasi-experiment paradigm with
Non Equivalent Post–test Only Control Group Design. The population of this research
was the entire grade V students (53 students) of SDN 1 Baturiti. The samples were class
VA and class VB students of the school, with total number of 27 and 26 students,
respectively. Data of students’ mathematics learning achievement were collected by
using multiple choice and essay test. Afterwards, the collected data were analyzed by
using statistical descriptive technique and t-test inferential statistics. The finding of this
research shows that: (1) description of students’ mathematics learning achievement on
control group treated by conventional teaching model is qualified into average level; (2)
description of students’ mathematics learning achievement on experimental group treated
by Model Eliciting Activities (MEAs) is qualified into high level; (3) there is a significant
influence between students’ mathematics learning achievement who are treated by
Model Eliciting Activities (MEAs) and conventional model.
PENDAHULUAN
Pendidikan memegang peranan berbagai jenis dan jenjang
penting dalam mempersiapkan sumber pendidikan.Seperti pada jenjang pendidikan
daya manusia yang berkualitas dan mampu Sekolah Dasar (SD), pemerintah berperan
berkompetisi.melalui proses pendidikan, dalam meningkatkan kualitas pada semua
suatu bangsa berusaha untuk mencapai mata pelajaran.
kemajuan-kemajuan diberbagai bidang Menurut Dimyanti (dalam Hamzah
kehidupan dan untuk mencapai tujuan- 2007:126) “matematika merupakan salah
tujuan tertentu yang rencanakan. Untuk satu jenis dari 6 materi ilmu, keenam materi
mencapai ujuan yang telah direncanakan ilmu tersebut adalah matematika, fisika,
maka diperlukan sumberdaya manusia biologi, psikologi, ilmu-ilmu sosial dan
yang berkualitas. linguistik”. “Dikarenakan matematika
Dalam menyiapkan SDM yang memiliki kedudukan sebagai salah satu
berkualitas dan satu-satunya wadah yang jenis materi ilmu, maka matematika
dapat dipandang berfungsi sebagai alat merupakan salah satu disiplin ilmu yang
untuk membangun SDM yang bermutu dipelajari di lembaga pendidikan” Ibid
tinggi adalah pendidikan. Mengingat betapa (dalam Hamzah 2007:126 ). Lembaga
besarnya tuntutan yang harus dipenuhi oleh pendidikan yang dimaksud adalah
pendidikan, maka mutu pendidikan harus pendidikan dasar meliputi Sekolah Dasar
ditingkatkan melalui proses belajar. Proses (SD), dan Sekolah Menengah Pertama
belajar merupakan suatu kegiatan yang (SMP), pendidikan menengah meliputi
mengubah perilaku seseorang secara Sekolah Menengah Atas (SMA) dan,
bertahap, sesuai dengan karakteristiknya. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta
Belajar sudah menjadi kebutuhan dasar pendidikan tinggi yaitu Perguruan Tinggi.
bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan Menurut Ruseffendi (dalam Heruman,
aktualisasi diri diakui oleh lingkungannya, 2007:1) “matematika adalah bahasa simbol,
serta menyesuaikan dengan perkembangan ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur
ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu yang terorganisasi, mulai dari unsur yang
pengetahuan yang telah pesat menggugah tidak didefinisikan ke unsur yang
para peserta didik. Hal tersebut didefinisikan”. Seodjadi (dalam Heruman
dikarenakan agar dapat merangsang 2007:1) menyatakan bahwa “matematika
peserta didik terhadap pendidikan yang memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu
lebih mengarah pada penggunaaan model pada kesepakatan, dan pola pikir yang
pembelajaran yang disesuaikan dengan dedukatif”.
materi pelajaran yang dapat meningkatkan Pembelajaran matematika di SD,
hasil belajar siswa. Hal tersebut merupakan hingga dewasa ini masih dipandang
upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. memberikan tingkat kesulitan yang
Mulyasa (2006) untuk mencapai tinggi.Sehingga, tidak dipungkiri minat
tujuan pendidikan, pemerintah telah siswa terhadap matematika tidak terlalu
menyelenggarakan perbaikan-perbaikan, besar. Banyak siswa beranggapan bahwa
untuk peningkatan mutu pendidikan pada matematika merupakan mata pelajaran
yang sulit, membosankan, dan memerlukan kemampuan siswa pada mata pelajaran
konsentrasi berpikir yang kuat untuk matematika. Hal tersebut dikarenakan guru
menyelesaikan persoalan kurang memberikan kesempatan kepada
matematika.Akibatnya, siswa tidak bisa siswa untuk berperan aktif dalam proses
belajar matematika secara optimal. Disisi pembelajaran, dan juga guru jarang
lain, matematika merupakan mata pelajaran mengaitkan pembelajaran matematika
yang berstruktur. Pelajaran matematika dengan kehidupan sehari-hari siswa.
yang bersifat abstrak sangat sulit dipahami Untuk mengatasi permasalahan
secara benar oleh siswa. Berdasarkan tersebut, maka perlu dilakukan upaya untuk
permasalahan tersebut proses menggunakan model pembelajaran yang
pembelajaran yang dilakukan belum tepat agar dapat meningkatkan hasil belajar
optimal. Optimalnya proses pembelajaran matematika. Dan juga guru seharusnya
dapat dicapai dengan menyesuaikan model dapat mengaitkan pengalaman
pembelajaran dengan materi pelajaran siswadengan materi pelajaran yang akan
yang diberikan. Dengan optimalnya proses dipelajari di kelas. Oleh karena itu,
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di diperlukan model pembelajaran
dalam kelas dapat mempengaruhi hasil konstruktivistik yang dapat mempengaruhi
belajar. Menurut (Sudjana 2004:22) “hasil hasil belajar serta menyajikan
belajar adalah kemampuan-kemampuan permasalahan matematika yang berkaitan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima dengan kehidupan sehari-hari siswa. Salah
pengalaman belajarnya”. Selain itu juga satu alternative model pembelajaran yang
guru dalam proses pembelajaran masih dapat mempengaruhi hasil belajar serta
menggunakan metode ceramah sehingga menyajikan permasalahan matematika
siswa semakin tidak mengerti dengan yang realistik adalah Model Eliciting
pembelajaran matematika. Activities (MEAs).
Permasalahan rendahnya hasil Widyastuti (2011:1-143)
belajar matematika siswa juga ditemukan menyatakan bahwa “Model Eliciting
pada siswa kelas V SDN 1 Baturiti, Activities (MEAs) merupakan pembelajaran
Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. yang didasarkan pada situasi kehidupan
Hasil ulangan umum matematika semester I nyata siswa bekerja dalam kelompok kecil
Tahun Pelajaran 2012/2013 di SDN 1 dan menyajikan sebuah model matematika
Baturiti tergolong rendah skor rata-rata sebagai solusi”. Pembelajaran MEAs
ulangan umum siswa Semester I Tahun dilakukan dengan memberikan
Pelajaran 2012/2013 adalah kelas VA 48,78 permasalahan yang bersifat realistik,
dan kelas VB 47,77. Sementara itu Kriteria tujuannya untuk meningkatkan ketertarikan
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata siswa dalam pemecahan masalah. Hal itu
pelajaran matematika adalah 50 tentu dapat membantu dalam menciptakan
berdasarkan nilai rata-rata tersebut tampak pembelajaran yang efisien dalam
bahwa nilai rata-rata skor siswa masih memecahkan masalah dan berarah pada
dibawah KKM yang harus dicapai. Hasil peningkatan hasil belajar siswa. Hudojo
catatan dokumentasi dan wawancara yang (2003:155) menambahkan “bila masalah
dilakukan dengan guru mata pelajaran yang disajikan kepada siswa tertentu tidak
matematika diperoleh, siswa masih sulit bermakna, siswa mempunyai kemungkinan
untuk mengadopsi pelajaran matematika kecil untuk dapat menyelesaikannya, untuk
yaitu dalam proses pembelajarannya siswa mengatasi masalah tersebut dapat disiasati
belum memahami konsep secara utuh. dengan memberikan masalah–masalah
Selain itu juga masih rendahnya yang realistik kepada siswa”. Penerapan
Model Eliciting Activities (MEAs) dalam maksudnya siswa menguji alternative
pembelajaran dapat menjadi katalisator pemecahan masalah yang sesuai
yang dapat digunakan untuk denganpermasalahan yang aktual melalui
mengembangkan daya nalar, kemampuan diskusi secara komprehensip antar anggota
pemecahan masalah, dan berujung pada kelompokuntuk memperoleh hasil
proses pembelajaran yang bermakna. pemecahan yang terbaik, (7)
Dengan mengaitkan pembelajaran pada mempresentasikan solusi permasalahan.
situasi dunia nyata siswa, konsep-konsep Model pembelajaran MEAs memiliki
yang bersifat abstrak dapat dijelaskan beberapa keunggulan yaitu, (1) pebelajaran
dengan baik dan siswa akan termotivasi bersifat nyata, yang tidak lepas dari konteks
untuk lebih aktif di dalam kelas dalam kehidupan sehari-hari siswa, (2) siswa
mengikuti pembelajaran. Selain itu juga dapat mengkonstruksi pengetahuan dari
permasalahan yang diberikan dengan permasalahan realistik, (3) siswa dapat
masalah nyata memberikan dampak positif menciptakan suatu pola dokumentasi dalam
terhadap penguasaan konsep dan minat struktur kognitifnya untuk memposisikan diri
siswa, serta mendorong terjadinya dalam pemecahan masalah, (4) siswa
perubahan belajar dari menghafal rumus dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
menjadi belajar memahami konsep-konsep meninjau kembali pola pikir mereka yang
matematika dan menerapkannya dalam aktif, (5) siswa dapat sharing dengan siswa
kehidupan sehari-hari. yang lain mengenai solusi pemecahan
Dalam model ini Chamberlin & Moon masalah, (6) dan dapat meningkatkan
(dalam Dzulfikar,dkk; 2012) terdapat tujuh keaktifan siswa dalam kelompok belajar.
fase yakni, (1) mendefinisikan masalah Mengingat masalah tersebut sangat
yaitu siswa mencermati, memahami, dan penting, maka dilakukan penelitian dengan
mendefinisikan permasalahan sebagai tujuan untuk mengetahui: 1) deskripsi hasil
langkah awal untuk memberikan belajar matematika pada siswa kelompok
penyelesaian masalah, (2) memberikan kontrol dengan menggunakan model
kemungkinan solusi atas permasalahan pembelajaran konvensional, 2) deskripsi
yaitu siswa menunjukkan pemahaman yang hasil belajar matematika pada siswa
dimilikinya untuk mengungkapkan apa yang kelompok eksperimen dengan
ada di pikirannyajawaban dugaannya dan menggunakan Model Eliciting Activities
penalaran dengan langkah-langkah yang (MEAs),dan 3) perbedaan yang signifikan
logis, (3) mendiskusikan permasalahan Model Eliciting Activities (MEAs) terhadap
yaitu setiap anggota kelompok secara hasil belajar matematika pada siswa kelas
kolaboratif mendiskusikan V Semester Genap Tahun Pelajaran
permasalahandari berbagai sudut pandang, 2012/2013 Di SDN 1 Baturiti Kecamatan
(4) menyempurnakan kemungkinan solusi Baturiti Kabupaten Tabanan.
atas permasalahan yaitu perumusan ulang
permasalahan lebih memfokuskan METODE
Penelitian ini dilaksanakan di SDN1
penyelidikan, dan menunjukkan secara
Baturiti, kecamatan Baturiti, Kabupaten
jelas fakta-fakta dan informasi yang perlu Tabanan dengan rentang waktu dari bulan
dicari serta, memberikan tujuan yang jelas Maret sampai April tahun 2013. Populasi
dalam menganalisis data, (5) membuat penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V
penyelesaian sistematis untuk di SD Negeri 1 Baturiti, Kecamaan Baturiti
menyelesaikan masalah, (6) menguji dan sebanyak 53 siswa.Teknik pengambilan
merevisi solusi permasalahan untuk sampel yang digunakan dalam penelitian ini
memperoleh hasil pemecahan terbaik
adalah teknik Simple random sampling yang diajukan dalam penelitian ini, maka
Sarwono (2006:114). terdapat tiga langkah yang harus ditempuh,
Teknik ini dilakukan dengan cara yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
pemberian nomor kepada subjek populasi dan tahap akhir penelitian.
kemudian sampel tersebut Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data tentang hasil
dirandomSampel yang dirandom dalam
belajar matematika siswa.Untuk mengukur
penelitian ini adalah kelas, karena dalam hasil belajar siswa digunakan metode tes.
eksperimen tidak memungkinkan untuk Menurut Agung (2011:60), “metode tes
merubah kelas yang ada. Kelas yang dalam kaitannya dengan penelitian ialah
dirandom merupakan kelas dalam jenjang cara memperoleh data yang berbentuk
yang sama. Kelas-kelas tersebut adalah suatu tugas yang dilakukan atau dikerjakan
kelas V di SDN 1 Baturiti, Kecamatan oleh seseorang atau sekelompok orang
yang dites (testee) dan dari tes tersebut
Baturiti, Kabupaten Tabanan.Dari dua kelas
dapat menghasilkan suatu data berupa skor
yang ada di SDN 1 Baturiti, dilakukan (data interval)”. Tes yang digunakan berupa
pengundian untuk memperoleh kelas tes objektif dan uraian. Data yang telah
eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan diperoleh kemudian dianalisis dengan
hasil simple random diperoleh siswa kelas menggunakan analisis deskriptif, dengan
Vayang berjumlah 27 orang sebagai kelas mencari mean, median, dan modus dari
eksperimen dan siswa kelas Vb yang data sampel. Selain itu data yang telah
diperoleh juga diuji dengan uji prasyarat
berjumlah 26 orang sebagai sebagai kelas
analisis data, yang meliputi uji normalitas
kontrol. Kelas eksperimen diberikan dan uji homogenitas varians.Uji normalitas
perlakuan pembelajaran dengan Model sebaran dilakukan untuk menyajikan bahwa
Eliciting Activities (MEAs)dan kelas kontrol sampel benar-benar berasal dari populasi
diberikan pembelajaran konvensional. yang berdistribusi normal.Uji normalitas
Penelitian ini termasuk kuasi data untuk skor hasil belajar matematika
siswa digunakan analisis Chi-Square.
eksperimen karena peneliti tidak
Sedangkan uji homogenitas merupakan
memungkinkan melakukan kontrol terhadap analisis prasyarat sebelum dilakukan uji
semua variabel yang berpengaruh terhadap hipotesis. Uji ini dilakukan mengetahui
variabel terikat. Desain penelitian yang sebaran data benar-benar homogen. Uji
digunakan adalah non equivalentpost-test homogenitas untuk kedua kelompok
only control group design Sugiyono (2008). digunakan uji F. Setelah uji prasyarat
Pemilihan desain ini karena peneliti hanya dilanjutkan dengan pengujian
hipotesis.Teknik analisis data yang
ingin mengetahui perbedaan hasil belajar
digunakan untuk menguji hipotesis dalam
dalam pembelajaran matematika antara penelitian ini, yaitu menggunakan analisis
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol uji-t (polled varian).
tidak untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar dalam pembelajaran matematika HASIL DAN PEMBAHASAN
kedua kelompok, dengan demikian tidak Hasil
menggunakan skor pre test. Hasil analisis data yang telah
Penelitian ini melibatkan dua dilakukan, dapat disajikan rekapitulasi data
variabel, yaitu variabel bebas dan variabel hasil belajar matematika siswa kelompok
terikat.Variabel bebas dalam penelitian ini eksperimen dan kelompok kontrol pada
adalah model pembelajaran MEAs. Tabel 1.
Sedangkan yang menjadi variabel terikat
dalam penelitian ini adalah hasil belajar
matematika.
Untuk dapat mengungkapkan
secara tuntas mengenai permasalahan
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Data Hasil Belajar Matematika Siswa
Hasil Belajar
dalam
N X Db thitung ttabel Kesimpulan
Pembelajaran
Matematika
Kelompok
27 39,94
Eksperimen 51 3,78 2,021 H0 ditolak
Kelompok Kontrol 26 31,73