Anda di halaman 1dari 3

3.

KONSEP TENTANG NEGARA DAN AGAMA YANG DITENTUKAN OLEH


DASAR ONTOLOGIS MANUSIA

1. Hubungan Negara dengan Agama Menurut Pancasila


Jika dirinci makna hubungan negara dengan agama menurut negara Pancasila adalah sebagai
berikut:
(1) Negara adalah berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa
(2) Bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang Berketuhanan yang Maha Esa.Konsekuensinya
setiap warga memiliki hak asasi untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
masing-masing.
(3) Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekulerisme karena hakikatnya manusia berkedudukan
kodrat sebagai makhluk Tuhan.
(4) Tidak ada tempat bagi pertentangan agama,golongan agama,antar dan inter pemeluk agama
serta antar pemeluk agama.
(5) Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketaqwaan itu bukan hasil paksaan bagi
siapapun juga.
(6) Oleh karena itu harus memberikan toleransi terhadap orang lain dalam
menjalankan agama dalam negara.
(7) Segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara harus
sesuai dengan nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa terutama norma-norma Hukum positif
maupun norma moral baik moral negara maupun moral para penyelenggara negara.
(8) Negara pada hakikatnya merupakan “…berkat rahmat Allah Yang
Maha Esa.

2. Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham Theokrasi

Bahwa antara agama dengan negara tidak dapat dipisahkan. negara menyatu dengan
agama, pemerintahan dijalankan berdasarkan firman-firman Tuhan. Dengan demikian agama
menguasai masyarakat politis. Dalam praktek kenegaraan terdapat dua macam pengertian
negara theokrasai, yaitu negara theokrasi langsung dan tak langsung.

a. Negara Theokrasi Langsung


Dalam sistem negara theokrasi langsung, kekuasaan adalah otoritas Tuhan. adanya negara di
dunia ini adalah atas kehendak Tuhan, dan yang memerintah adalah Tuhan. Dalam sejarah
perang dunia II, rakyat jepang rela mati demi Kaisarnya, karena menurut menurut
kepercayaan kaisar adalah anak Tuhan. Negara Tibet dimana pernah terjadi perebutan
kekuasan antara Pancen lama dan Dalai lama, adalah sebagai penjelmaan otoritas Tuhan
dalam negara dunia.
Doktrin-doktrin dan ajaran-ajaran berkembang dalam negara theokarasi langsung, sebagai
upaya untuk memperkuat dan meyakinkan rakyat terhadap kekuasaan Tuhan dalam negara
(Kusnadi,1995;60).

b. Negara Theokrasi Tidak Langsung


Negara Theokrasi tidak langsung menyatakan bahwa pemerintahan bukan diperintah langsung
oleh Tuhan, melainkan kepala Negara atau Raja, yang memiliki otoritas atas nama Tuhan
(semuanya memerintah atas kehendak Tuhan). Kekuasaan dalam negara merupakan suatu
karunia dari Tuhan. Raja mengemban tugas suci dari Tuhan untuk memakmurkan rakyatnya.
Politik yang demikian inilah yang diterapkan Belanda terhadap wilayah jajahannya sehingga
dikenal dengan nama politik etis (Ethische Politik). Kerajaan Belanda mendapat amanat dari
Tuhan untuk bertindak seagai wali dari wilayah jajahan Indonesia (Kusnadi, 1995; 63).

3. Hubungan Negara Dengan Agama Menurut Sekulerisme

Sekulerisme berpandangan bahwa negara adalah hubungan keduniawian atau masalah-


masalah keduniawian ( hubungan manusia dengan manusia ). Adapun agama adalah urusan
akhirat yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan. Konsekuensinya hukum positif
sangat di tentukan oleh komitmen warga negara sebagai pendukunng pokok negara. Negara
adalah urusan hubungan horizontal antar manusia dalam mencapai tujuannya, adapun agama
adalah menjadi urusan umat masing-masing agama. Walaupun dalam agama sekuler
membedakan antara agama dengan negara, namun lazimnya warga negara di berikan
kebebasaan dalam memeluk agama masing-masing.

4. Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham Liberalis

Negara memberi kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama dan menjalankan
ibadah sesuai dengan agamanya nasing-masing. Namun Tuhan atau atheis, bahkan negara
liberal memberi kebebasan untuk menilai dan mengkritik agama misalnya tentang Nabi, Rasul,
Kitab Suci bahkan Tuhan sekalipun. Misalnya Salman Rusdi yang mengkritik kitab suci
dengan tulisan ayat-ayat setan. Karena menurut paham liberal bahwa kebenaran individu
adalah sumber kebenaran tertinggi.
Keputusan dan ketentuan kenegaraan terutama peraturan perundang-undangan sangat
ditentukan oleh kesepakatan individu sebagai warga negaranya. Misalnya UU aborsi di Negara
Irlandia tetap diberlakukan walaupun ditentang oleh gereja dan agama lainnya, karena UU
tersebut merupakan hasil referendum.

5. Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham Komunis

Agama menurut komunisme adalah realisasi fanatis makhluk manusia, agama adalah
keluhan makhluk tertindas. Oleh karena itu menurut komunisme Marxis, agama adalah
merupakan candu masyarakat (Marx, dalam Louis Leahy, 1992:97, 98).
Negara yang berpaham komunisme adalah bersifat etheis bahkan bersifat antitheis, melarang
dan menekan kehidupan agama. Nilai yang tertinggi dalam negara adalah materi sehingga nilai
manusia ditentukan oleh materi.

Daftar pustaka

http://firmansyaahh.blogspot.com/ ( ini yg asli hen wkwk )

 Kaelan,1995, Hakikat Sila-sila Pancasila, Dalam Ensiklopedia Pancasila Pariata


Westra (Ed), Penerbit BPA, Yogyakarta.

 Kaelan, 2010, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta

 http://bandunglover.wordpress.com/indonesia/butir-butir-pancasila/
(Yg 3 itu dafpus didalam blogspot nya hen wkwk)

Anda mungkin juga menyukai