PENDAHULUAN
1|Hak Cipta
BAB II
PEMBAHASAN
2|Hak Cipta
b. Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta dibidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra
yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan,
keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata (pasal 1 butir
3).
c. Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai pemilik hak cipta, pihak yang
menerima hak tersebut secara sah dari pencipta, atau pihak lain yang menerima
lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut secara sah (pasal 1 butir 4).
5
Khoirul Hidayah, S.H., M.H., Op.Cit. hal:32
6
Khoirul Hidayah, S.H., M.H., Op.Cit. hal:33
7
Undang-undang No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
3|Hak Cipta
suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pencipta atau Pemegang hak cipta atas karya sinematografi dan Program Komputer
memiliki hak untuk memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa
persetujuannya menyewakan Ciptaan tersebut untuk kepentingan yang bersifat
komersial.
Hak cipta dianggap sebagai benda bergerak.
Hak cipta dapat beralih atau dialihkan, baik seluruhnya maupun sebagian karena:
a. Pewarisan;
b. Hibah;
c. Wasiat;
d. Perjanjian tertulis; atau
e. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
Hak cipta yang dimiliki oleh pencipta, yang setelah penciptanya meninggaldunia,
menjadi milik ahliwarisnya atau milik penerima wasiat, dan hak cipta tersebut tidak
dapat disita, kecuali jika hak itu diperoleh secara melawan hukum.
Hak cipta yang tidak atau belum diumumkan yang setelah penciptanya meninggal
dunia, menjadi milik ahli warisnya atau milik penerima wasiat, dan hak cipta
tersebut tidak dapat disita, kecuali jika hak itu diperoleh secara melawan hukum.
8
Rachmadi Usman, S.H., 2003, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual, (Bandung: PT Alumni), hal.150
9
http://faryunus.blogspot.com/2015/03/hak-hak-yang-tercakup-dalam-hak-cipta.html
4|Hak Cipta
Hak ekslusif adalah hak yang mana hanya pemegang hak ciptalah yang bebas
melaksanakan hak cipta tersebut, sementara orang atau pihak lain dilarang
melaksanakannya.
Beberapa hak eksklusif yang pada umumnya diberikan kepada pemegang hak cipta
adalah hak untuk;
a. Membuat salinan atau reproduksi ciptaan dan menjual hasil salinan tersebut
b. Mengimpor dan mengekspor ciptaan
c. Menciptakan karya turunan atau derivative atas ciptaan (mengadaptasi
ciptaan)
d. Menampilkan atau memamerkan ciptaan didepan umum
e. Menjual atau mengalihkan hak eksklusif tersebut kepada orang atau pihak
lain.
2. Hak ekonomi
Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta
produk hak terkait. Hak ekonomi lahir sebagai bentuk penghargaan yang diberikan
kepada pencipta atas hasil ciptaannya yang dapat dipergunakan oleh orang lain.
Bentuk dari hak ekonomi adalah adanya hak dari pencipta untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya.
3. Hak moral
Hak moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta yang tidak dapat dihilangkan
dengan alasan apapun, walaupun hak cipta atau hak terkait telah dialihkan. Hak moral
lahir sebagai penghargaan kepada pencipta untuk selalu diketahui sebagai pencipta
atas hasil ciptaannya dan untuk melindungi suatu ciptaan dan perubahan yang dapat
dilakukan oleh orang lain. Contoh pelaksanaan hak moral yaitu pencatuman nama
pencipta pada setiap karyanya, walaupun misalnya hak cipta atas ciptaan tersebut
sudah dijual untuk dimanfaatkan pihak lain.
5|Hak Cipta
use atau fair dealing yang diterapkan pada beberapa Negara yang memungkinkan
perbanyakan ciptaan tanpa dianggap melanggar hak cipta.10
Dalam Undang-undang Hak Cipta yang berlaku di Indonesia, beberapa hal
dianggap tidak melanggar hak cipta (Pasal 14-18 UU No.19 tahun 2002). Selain itu,
undang-undang Hak Cipta juga mengatur hak Pemerintah Indonesia untuk
memanfaatkan atau mewajibkan pihak tertentu memperbanyak ciptaan berhak cipta demi
kepentingan umum dan kepentingan nasional (pasal 16 dan 18), ataupun melarang
penyebaran ciptaan yang apabila diumumkan dapat merendahkan nilai-nilai keagamaan,
ataupun menimbulkan masalah kesukuan atau ras, dapat menimbulkan gangguan atau
bahaya terhadap pertahanan keamanan Negara, bertentangan dengan norma kesusilaan
umum yang berlaku dalam masyarakat, dan ketertiban umum (Pasal 17).11
Pasal 1 angka 1 UU No.28 tahun 2014 tentang Hak Cipta menyebutkan bahwa
dalam penggunaan termasuk pemilikan hak cipta itu terdapat “pembatasan menurut
undang-undang yang berlaku”. Dengan demikian maka hak cipta itu dapat dibatasi
dengan peraturan perundang-undangan. Dalam UUHC telah ditentukan batasan-batasan
tertentu terhadap penggunaan yang termasuk dalam kategori bukan pelanggaran hak
cipta.12
Ada dua pembatasan yang diterapkan oleh UUHC Indonesia, yaitu:13
1. Pembatasan yang tanpa syarat
Pembatasan tanpa syarat ada dalam Pasal 14 UU No.19 tahun 2002 yang menyatakan,
“tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta; pengumuman dan perbanyakan dari
lambang Negara dan lagu kebangsaan menurut sifatnya yang asli”. Jadi untuk hal ini
harus sesuai dengan sifat asli dari lambang Negara dan lagu kebangsaan, tidak boleh
di ubah.
2. Pembatasan dengan syarat
Untuk pembatasan dengan syarat bisa dilihat dalam poin selanjutnya dalam pasal 14,
yaitu, “tidak dianggap sebagai pelanggara hak cipta; pengumuman dan atau
perbanyakan segala sesuatu yang diumumkan dan atau diperbanyak oleh atau atas
10
https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_cipta
11
http://lms.onnocenter.or.id/wiki/index.php/Hak_cipta
12
H. Ok. Saidin, S.H., M.Hum., 2007, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada), hal: 82
13
H. Ok. Saidin, S.H., M.Hum., loc. Cit.
6|Hak Cipta
nama pemerintah, kecuali apabila hak cipta itu dinyatakan dilindungi, baik dengan
peraturan perundang-undangan maupun dengan pernyataan pada ciptaan itu sendiri
atau ketika ciptaan itu diumumkan, dan atau diperbanyak; atau pengambilan berita
actual baik seluruhnya maupun sebagian dari kantor berita, lembaga penyiaran dan
surat kabar atau sumber sejenis lain, dengan ketentuan sumbernya harus disebut
secara lengkap”.
7|Hak Cipta
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Di Indonesia, mengenai hak cipta telah dikenal sejak sebelum kemerdekaan RI,
namun saat itu masih menganut hukum dari pemerintah kolonial belanda yaitu
Auteurswet 1912. Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1982 telah ada
Undang-Undang yang mengatur mengenai hak cipta yaitu UU No. 6 Tahun 1982,
kemudian diubah dengan UU No.7 Tahun 1987, diubah lagi dengan UU No.19 Tahun
2002, dan diubah kembali dengan UU No.28 Tahun 2014 yang digunakan hingga
sekarang.
Hak cipta adalah hak khusus yang diberikan oleh pemerintah kepada seseorang
yang telah menciptakan sebuah karya berdasakan pemikiran dan kemampuannya dalam
bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra.
Hak cipta mempunyai fungsi dan sifat, salah satu fungsinya adalah sebagai hak
eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengumumkan dan
memperbanyak ciptaannya secara otomatis setelah ciptaannya berwujud nyata.
Sedangkan salah satu sifat dari hak cipta yaitu dianggap sebagai benda bergerak.
Adapun hak yang berkaitan dengan hak cipta yaitu; hak eksklusif, hak moral dan
hak ekonomi. Dalam hak cipta juga ada perkecualian dan batasan yang telah diatur
dalam UUHC.
8|Hak Cipta
DAFTAR PUSTAKA
Hidayah, Khoirul. 2017. Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Malang: Setara Press
Saidin, Ok. 2007. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sembiring, Sentosa. 2002. Prosedur dan Tatacara Memperoleh Hak Kekayaan Intelektual di
Bidang Hak Cipta Paten dan Merek. Bandung: CV Yrama Widya
Usman, Rachmadi. 2003. Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual. Bandung: PT Alumni
9|Hak Cipta