Anda di halaman 1dari 23

SPEKTROMETER KISI

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA I

Oleh :
Nama :Della Ayuni Prihatin
NIM :161810201022
Kelompok : 5-A
Tanggal praktikum : 03 Desember 2018/ 12.30-15.10
Nama Asisten : Niko Dhian Hernawan

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2018
RINGKASAN
i
Spektrum Kisi; Della Ayuni Prihatin; 161810201022; 2018; ; Jurusan
Fisika; Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam; Universitas Jember.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI.……………………………………………………………………..ii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ........................................................................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3
2.1 Sejarah ......................................................................................................... 3
2.2 Teori dan Persamaan .................................................................................. 3
BAB 3. METODE EKSPERIMEN ...................................................................... 8
3.1 Rancangan Penelitian .................................................................................. 8
3.2 Jenis Sumber Data Eksperimen ....................................................................... 9
3.3 Definisi Variabel Operasional dan Skala Pengukuran................................ 9
3.3.1 Variabel Eksperimen............................................................................... 9
3.3.2 Skala Pengukuran............................................................................................ 9
3.3.3 Variabel terikat ....................................................................................... 9
3.4 Kerangka Pemecahan Masalah ...................................................................... 10
3.4.1 Alat dan Bahan...................................................................................... 10
3.4.2 Tata Laksana Eksperimen ..................................................................... 11
3.4.3 Langkah Kerja...................................................................................................12
3.4.4 Metode Analisis Data........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Set percobaan efek fotolistrik ..............................................................5
Gambar 3.1 Diagram Alir Rancangan Kegiatan Penelitian ....................................8
Gambar 3.2 Susunan eksperimen efek fotolistrik .................................................13

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pengaruh Filter Transmisi


terhadap Besar Potensial Penghenti......................................................................15
Tabel 3.2 Pengaruh Frekuensi Gelombang
Elektromagnetik terhadap Besar Potensial Penghenti ..........................................15

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada 1871, ditemukan tabung kaca yang berisi larutan berbagai zat. Zat
tersebut kegunaannya sebagai seperangkat standart untuk mengkaji spektrum.
Seorang ahli optika Jerman Josef Fraunhofer, mempelajari penemuan Isaac
Newton, meneliti spektrum yang dibentuk oleh cahaya yang berasal dari matahai
dan melihat sejumlah garis kelam yang melintas. Difraksi adalah gejala
penyebaran arah suatu gelombang cahaya saat melewati sebuah celah yang
sempit. Ukuran celah berbanding terbalik dengan ukuran penyebaran gelombang
cahaya, yaitu semakin kecil ukuran celah maka semakin lebar ukuran penyebaran
gelombang cahayanya. Prinsip Huygens yaitu saat gelombang cahaya melewati
celah sempit, maka titik yang melalui celah tersebut sebagai sumber gelombang
sekunder sehingga mengahasilkan gelombang baru(Bahrudin, 2006).
Eksperimen spektrum kisi ini gelombang cahaya akan mengalami difraksi
melewati celah sempit menggunakan spektrometer. Spektrometer berguna untuk
mengamati garis – garis spektrum warna yang berasal dari sumber cahaya merkuri
dengan masing – masing panjang gelombang yang berbeda untuk tiap - tiap
spektrum warna baik pada orde satu, orde dua maupun orde tiga. Peralatan
disiapkan diantaranya power supply tube, spektrometer, dan kisi difraksi. Kisi
difraksi diletakkan didepan teropong supaya dapat diamati. Sinar datang dan
teropong harus tegak lurus. Sumber cahaya dihidupkan dan diamati spektrum
warna yangterbentung dengan teropong, dan diamati sudut kanan dan kirinya.
Praktikan mencatat posisi masing-masing spektrum cahaya yang terbentuk.
Pengukuran dilakukan dan menggeser kisi difraksi sehingga arah cahaya datang
pada sudut 0° dan 10° terhadap arah normal kisi. Posisi sudut teropong dicatat
pada tabel.
Pada praktikum kali ini yaitu spektrum kisi, praktikan mempelajari
difraksi. Konsep kisi difraksi cahaya dapat ditemukan pada trek dengan
penggunaan CD atau DVD. Trek yang berjarak dekat dengan penggunaan
CD atau DVD sebagai kisi difraksi untuk membentuk pola pelangi ketika

5
mata melihat pada disk.

6
Praktikan mendapat manfaat yaitu bisa mengetahui aplikasi dari difraksi
dikehidupan sehari-hari. Difraksi terjadi di atmosfer oleh partikel kecil
yang menyebabkan cincin terang pada bulan dan matahari.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum Efek Fotolistrik (h/e) sebagai berikut :
1. Bagaimana perbandingan konstanta planck (h) yang didapatkan pada
eksperimen dan teori ?
2. Bagaimana pengaruh filter transmisi terhadap potensial penghenti?
3. Bagaimana pengaruh warna terhadap potensial penghenti?
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Efek Fotolistrik (h/e) yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan perbandingan konstanta planck (h) yang didapatkan pada
eksperimen dan teori .
2. Menentukan pengaruh filter transmisi terhadap potensial penghenti.
3. Mengetahui pengaruh warna terhadap potensial penghenti.
1.3 Manfaat
Efek fotolistrik banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah
satunya dalam penggunaan suara dubbing film yang direkam dalam bentuk sinyal
optik di sepanjang pinggiran keping film. Sinyal film ketika dibaca, sinyal ini
diputar kembali melalui efek fotolistrik yang sinyal listriknya diperkuat dengan
menggunakan amplifier tabung sehingga menghasilkan film bersuara.

1
BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1 Sejara Efek Fotolistrik


Pada tahun 1905, Einstein menggunakan gagasan Planck tentang
kuantisasi energi untuk menjelaskan efek fotolisrik. (Makalahnya tentang efek
fotolistrik muncul dalam jurnal yang sama berisi teori relativitasnya khususnya).
Karya Einstein ini menandai permulaan teori kuantum, dan untuk hal ini Einstein
menerima hadiah nobel dalam bidang fisika(Beiser,1986).
Penjelasan menurut fisika klasik, tentu saja didasarkan pada faham bahwa
cahaya sebagai gelombang. Menurut paham ini, sesungguhnya tidaklah
mengherankan jika cahaya mampu melepaskan elektron dari logam. Sebab,
sebagai gelombang, cahaya membawa energi yang dapat diberikan kepada
elektron sehingga elektron mampu melepaskan diri dari ikatanya dan bergerak
dengan energi kinetik tertentu. Semakin besar intensitas cahaya, semakin besar
pula energi yang dapat diberikan kepada elektron. Lepas tidaknya elektron akibat
penyinaran ini bergantung pada cukup tidaknya energi yang dikumpulkan elektron
untuk melepaskan diri dari ikatannya. Namun demikian, ada beberapa fakta
eksperimen yang tidak dapat dijelaskan oleh fisika klasik(Purwanto,1999).
2.2 Teori dan Persamaan efek fotolistrik
Efek fotolistrik merupakan suatu fenomena terlepasnya elektron dari
permukaan logam ketika logam tersebut dikenai cahaya. Elektron yang
dipancarkan ini disebut dengan elektron foton (fotoelektron). Berdasarkan studi
eksperimental terhadap efek fotolistrik, kita dapat megukur laju dan energi kinetik
elektron yang terpancar bergantung pada intensitas dan panjang gelombang
cahaya. Percobaan efek fotolistik dilakukan dalam ruang hampa. Hal ini
dimaksudkan agar elektron tidak kehilangan energinya ketika bertumbukan
dengan molekul-molekul udara(Sutopo, 2005).
Menuut Daud (2005) Apabila cahaya datang pada permukaan logam
katoda yang bersih elektron akan dipancarkan. Jika elektron menumbuk anoda
terdapat arus dalam rangkaian luarnya. Jumlah elektron yang dipancarkan yang
dapat mencapai elektroda dapat ditingkatkan atau diturunkan dengan membuat
2
anoda positif atau negatif terhadap katodanya. Apabila V positif, elektron ditarik
ke anoda. Apabila V negatif, elektron ditolak dari anoda. Hanya elektron dengan
energi kinetik ½ mv2 yang lebih besar dari eV yang dapat mencapai anoda. Ketika
tegangan terus diperbesar maka pembacaan arus pada galvanometer akan menurun
ke nol. Tegangan ini dinamakan sebagai Potensial V0 disebut potensial penghenti.
Hal ini disebabkan karena elektron yang berenergi tinggi tidak dapat melewati
potensial penghenti sehingga potensial ini dihubungkan dengan energi kinetik
maksimum, sehingga:

` Ekmaks = e.V0 (1)


Adapun karakteristik dari percobaan efek fotolistrik adalah:
1. Laju pemancaran elektron bergantung pada intensitas cahaya.
2. Laju pemancaran elektron tidak bergantung pada panjang gelombang dibawah
suatu panjang gelombang tertentu. Nilai arus secara berangsur-angsur akan
menurun hingga menjadi nol pada suatu gelombang pancung lamdac. Panjang
gelombang lamdac biasanya hanya terdapat pada spektrum daerah biru dan
ultraviolet .
3. Nilai lamdac tidak tergantung pada intensitas sumber cahaya, tetapi hanya
bergantung pada jenis logam yang digunakan sebagai fotosensitif .
4. Energi kinetik maksimum elektron yang dipancarkan tidak bergantung pada
intensitas cahaya, tetapi hanya bergantung pada panjang gelombangnya. Energi
kinetik ini dapat diamati bertambah secara linear terhadap frekuensi sumber
cahaya .
5. Apabila sumber dinyalakan arus akan segera mengalir (selang waktu 10-9) Pada
percobaan efek fotolistrik ini, teori gelombang cahaya ternyata gagal menjelaskan
fakta-fakta yang berkaitan dengan karakteristik percobaan efek fotolistrik.
Menurut teori gelombang cahaya, sebuah atom akan menyerap energi dari
gelombang elektromagnet yang sebanding dengan luasnya. Ketika laju
penyerapan energinya bertambah besar, maka laju pemancaran elektronnya juga
akan bertambah dan hal ini berlaku untuk semua panjang gelombang. Sehingga

3
bertentangan dengan karakteristik atau fakta mengenai efek fotolistrik (
Tipler,2001)

Gambar 2.1 Set percobaan untuk mengamati efek fotolistrik

(sumber : Beiser,1986)

Menurut Sutopo (2005) Setelah teori gelombang cahaya gagal


menjelaskan mengenai teori efek fotolistrik, barulah muncul teori efek fotolistrik
yang dikemukakan Einsten. Teori Einsten didasarkan atas gagasan Planck tentang
kuantum energi. Einsten menganggap bahwa kuantum energi bukanlah sifat dari
atom-atom dinding rongga radiator, melainkan merupakan sifat radiasi itu sendiri.
Enegi radiasi elektromagnetik bukan diserap dalam bentuk aliran kontinu
gelombang, melainkan dalam bentuk kuanta yang disebut foton. Sehingga sebuah
foton adalah satu kuantum energi elektromagnetik yang diserap atau dipancarkan.
Setiap foton memiliki frekuensi f dan memiliki energi:
E = h.f (2)
Einstein juga menjelaskan bahwa untuk mengeluarkan elektron dari
permukaan logam dibutuhkan energi ambang. Jika radiasi elektromagnet yang
terdiri atas foton mempunyai enegi yang lebih besar dibandingkan energi ambang,
maka elektron akan lepas dari permukaan logam. Akibatnya energi kinetik
maksimum dari elektron dapat ditentukan dengan persamaan:
Ek = h.f – h.f0 (3)

4
dengan: f0 = frekuensi cahaya dan frekuensi ambang (Hz)
h = konstanta Planck (6,63 × 10-34 Js)
Ek = energi kinetik maksimum elektron ( J)
Percobaan yang lebih teliti dilakukan oleh Milikan pada tahun 1923
dengan menggunakan sel fotolistrik. Keping katoda dalam tabung ruang hampa
dihubungkan dengan sumber tegangan searah. Kemudian, pada katoda dikenai
cahaya berfrekuensi tinggi. Maka akan tampak adanya arus listrik yang mengalir
dari katoda menuju anoda. Setelah katoda disinari berkas cahaya, galvanometer
ternyata menyimpang. Hal ini menunjukkan bahwa ada arus listrik yang mengalir
dalam rangkaian (Purwanto, 1999).
2.3 Aplikasi Efek Fotolistrik
Salah satu penerapan efek fotolistrik dalam kehidupan adalah dalam dunia
hiburan. Menggunakan antuan peralatan elektronika saat itu, suara dubbing film
direkam dalam bentuk sinyal optik di sepanjang pinggiran keping film. Pada saat
film diputar, sinyal ini dibaca kembali melalui proses efek fotolistrik dan sinyal
listriknya diperkuat dengan menggunakan amplifier tabung sehingga
menghasilkan film bersuara. Aplikasi lain adalah pada tabung foto-pengganda
(photomultiplier tube). Dengan menggunakan tabung ini, hampir semua spektrum
radiasi elektromagnetik dapat diamati. Tabung ini memiliki efisiensi yang sangat
tinggi, bahkan ia sanggup mendeteksi foton tunggal sekalipun. Dengan
menggunakan tabung ini, kelompok peneliti Superkamiokande di Jepang berhasil
menyelidiki massa neutrino yang akhirnya dianugrahi hadiah Nobel pada tahun
2002. Di samping itu, efek fotolistrik eksternal juga dapat dimanfaatkan untuk
tujuan spektroskopi melalui peralatan yang bernama photoelectron spectroscopy
(PES)(Beiser, 1986).
Contoh lain adalah penerapannya dalam foto-diode atau foto-transistor
yang bermanfaat sebagai sensor cahaya berkecepatan tinggi. Bahkan, dalam
komunikasi serat optik transmisi sebesar 40 Gigabite perdetik yang setara dengan
pulsa cahaya sepanjang 10 pikodetik (10-11 detik) masih dapat dibaca oleh sebuah
foto-diode. Fototransistor yang sangat kita kenal manfaatnya dapat mengubah
energi matahari menjadi energi listrik melalui efek fotolistrik internal. Sebuah
5
semikonduktor yang disinari dengan cahaya tampak akan memisahkan elektron
dan hole. Kelebihan elektron di satu sisi yang disertai dengan kelebihan hole di
sisi lain akan menimbulkan beda potensial yang jika dialirkan menuju beban akan
menghasilkan arus listrik. Selain itu, efek fotolistrik juga digunakan dalam
produk-produk elektronik yang dilengkapi dengan kamera CCD (charge coupled
device). Sebut saja kamera pada ponsel, kamera digital dengan resolusi hingga 12
megapiksel, atau pemindai kode-batang (barcode) yang dipakai diseluruh
supermarket, kesemuanya memanfaatkan efek fotolistrik internal dalam
mengubah citra yang dikehendaki menjadi data-data elektronik yang selanjutnya
dapat diproses oleh komputer (Beiser,1986).

6
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.1 Rancangan Penelitian


Secara garis besar, skema dari rancangan kegiatan eksperimen ditampilkan
dalam bentuk diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1:

Gambar 3.1 Diagram Alir Rancangan Kegiatan Penelitian.


Langkah yang pertama untuk melakukan praktikum Efek Fotolistrik(h/e)
yaitu dengan mengidentifikasi permasalahan dalam praktikum Efek
Fotolistrik(h/e),selanjutnya dilakukan dengan melakukan kajian pustaka mengenai
pengukuran yang dilakukan pada percobaan Efek fotolistrik. Alat dan bahan
disiapkan dan mulai merangkai alat yang digunakan pada eksperimen efek
fotolistrik. Eksperimen dilakukan dengan pengambilan data dengan variasi
intensitas spektrum dan warna spektrum. Data yang diperoleh saat eksperimen
yang kemudian data diolah serta dihitung. Tahap terakhir dapat menyimpulkan
hasil eksperimen efek fotolistrik.

7
3.2 Jenis dan Sumber Data Eksperimen
Jenis dan sumber data yang diperoleh dari percobaan Efek Fotolistrik (h/e)
menggunakan sumber cahaya merkuri dan apparaus h/e dan bersifat kuantitaif
berupa nilai potensial penghenti (V), panjang gelombang (λ), dan frekuensi (f).
Data yang diperoleh dari variasi intensitas dan warna spektrum. Data yang
semakin banyak pengulangannya berpengaruh pada ketelitian hasil percobaan
yang sedang dilakukan.
3.3 Definisi operasional variabel dan Skala Pengukuran
Definisi variabel eksperimen dan skala pengkuran pada eksperimen efek
fotolistrik sebagai berikut:
3.3.1 Variabel Eksperimen
a. Variable bebas dari percobaan Efek Fotolistrik adalah spektrum warna,
orde cahaya, dan filter transmisi.
b. Variable kontrol dalam eksperimen ini adalah frekuensi dan panjang
gelombang.
c. Variabel terikat
Variabel terikat pada praktikum ini adalah yaitu nilai potensial penghenti.
3.3.2 Skala Pengukuran
Skala pengukuran pada eksperimen efek fotolistrik yaitu filter transmisi
(%), frekuensi, dan potensial penghenti. Percobaan pertama adalah filter transmisi
divariasikan. Percobaan kedua adanya spektrum warna kuning didepan h/e pada
orde satu tepat mengenai jendela fotodioda. Ralat yang digunakan untuk
praktikum efek foto listrik adalah sebagai berikut:
y=mx+c
ℎ ∅
y = ∆𝑉 = 𝑣 −
𝑒 𝑒
ℎ 𝑁 ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 −∑ 𝑥𝑖 ∑ 𝑦𝑖
m= =
𝑒 𝑁 ∑ 𝑥 2 𝑖 −(∑ 𝑥𝑖 )2

∅ ∑ 𝑦𝑖−𝑚 ∑ 𝑥
𝑖
c= =
𝑒 𝑁

8
𝑁
1 𝑁 𝑁
∆𝑦 = √ (∑ 𝑦𝑖 2 − 𝑚 ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − 𝑐 ∑ 𝑦𝑖 )
𝑁−2 𝑖=1 𝑖=1
𝑖=1

∆𝑦𝑁1/2
∆𝑚 =
[𝑁 ∑ 𝑥 2 𝑖 − (∑ 𝑥𝑖 )2 ]1/2

𝑁
1
∆𝑐 = √∆𝑚 ∑ 𝑥 2 𝑖
𝑁
𝑖=1

3.4 Kerangka Pemecahan Masalah


Kerangka pemecahan masalah yang digunakan pada eksperimen efek
fotolistrik sebagai berikut:
3.4.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada eksperimen efek fotolistrik yaitu:
1. Sumber cahaya merkuri berfungsi sebagai sumber foton atau
elektromagnetik dengan beberapa panjang gelombang.
2. h/e apparatus berfungsi untuk memunculkan fotoelektron di permukaan
fotodioda ketika sel ini disinari.
3. h/e accessory kit berfungsi sebagai komponen pelengkap dalam
eksperimen efek fotolistrik.
4. Lensa/ Grating Blazed 500 nm berfungsi untuk menangkap cahaya yang
dipancarkan dari sumber cahaya merkuri.
5. Light block berfungsi untuk menghalangi cahaya.
6. Diffraction sets berfungsi sevagai alat untuk menyebarkan cahaya yang
masuk.
7. Relative transmission berfungsi sebagai filter transmisi dengan intensitas
persentase tertentu.
8. Voltmeter digital berfungsi untuk mengukur tegangan.
9. Yellow filter berfungsi untuk meneruskan spektrum warna kuning.
10. Green filter berfungsi untuk meneruskan spektrum warna hijau.

9
3.4.2 Tata Laksana Eksperimen
Eksperimen efek fotolistrik dilakukan pada Senin, 19 November 2018
pukul 12.30–15.10 WIB bertempat di Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember.
1. Pengaruh filter transmisi terhadap potensial penghenti

10
2. Pengaruh warna terhadap potensial penghenti

3.4.3 Langkah Kerja


Langkah kerja yang dilakukan pada eksperimen eksperimen efek fotolistrik
sebagai berikut:
1. Peralatan disusun seperti gambar 3.2
a. Peralatan h/e dan sumber cahaya merkuri dalam keadaan OFF.
b. Light block di bagian belakang sumber cahaya merkuri.
11
c. h/e accessory kit diletakkan di depan sumber cahaya.
d. Lensa/ grating diletakka pada penyangga h/e accessory kit.
e. Voltmeter digital dipasang pada h/e apparatus.

Gambar 3.2 Susunan eksperimen efek fotolistrik


(Sumber: Tim Penyusun, 2018)

2. Sumber cahaya merkuri dihidupkan, tunggu kira-kira 5 menit sehingga


muncul cahaya,
3. Sumber cahaya merkuri diamati hingga memancarkan lima spektrum.
Spektrum-spektrum orde satu, orde dua, dan orde tiga dapat diamati dengan
meletakkan kertas putih di depan grating. Perhatikan : Pada bagian depan h/e
apparatus terdapat layar putih yang terbuat dari bahan fluorescence khusus.
Bahan ini akan berpendar ketika terkena sinar ultraviolet dan akan nampak
berwarna biru. Ketika mengarahkan spektrum ultra violet yang terdifraksi
oleh kisi maka akan nampak garis yang makin biru.
4. h/e apparatus dihidupkan. Posisi h/e apparatus diatur sehingga salah satu
spektrum cahaya sumber mengenai bagian tengah jendela fotodioda. Jendela
fotodioda dapat dilihat dengan memutar silinder hitam unit h/e ke luar.
Spektrum yang paling terang dipilih. Jendela fotodioda ditutup kembali.
5. Tombol “push to zero” / “discharge” ditekan pada panel h/e apparatus untuk
membuang muatan akumulasi pada fotodioda. Ini akan membuktikan bahwa
apa yang diukur merupakan harga potensial penghenti yang sesungguhnya.
Bagian I

12
6. Posisi h/e apparatus diatur sehingga salah satu spektrum cahaya sumber
masuk ke dalam fotodioda.
7. Filter warna kuning digunakan untuk spektrum kuning,
8. Filter yang dipilih diletakkan tepat di depan reflektif h/e apparatus dengan
menempelkan pada komponen holder.
9. Relative transmission diletakkan dan diposisikan di depan reflektif h/e
apparatus (atau di depan filter jika menggunakan filter). Dipilih angka 100%
intensitas spektrum ditransmisikan menuju fotodioda. Tombol “discharge”
ditekan lalu dilepaskan.
10. Tegangan yang terbaca pada voltmeter dicatat.
11. Relative transmission digeser pada harga yang lebih rendah; 80%, 60%, 40%
dan 20%.
12. Langkah No. 10 dan 11 diulangi untuk warna-warna yang lain.
Bagian II
13. Selanjutnya, dilakukan langkah berikut. Posisi h/e apparatus diatur sehingga
spektrum warna kuning pada orde satu tepat mengenai jendela fotodioda.
Filter warna kuning diletakkan di depan h/e apparatus. Tombol push zero,
ditekan lalu dilepaskan.
14. Tegangan output (potensial penghenti) dicatat.
15. Langkah No.13 dan 14 diulangi langkah No.13 dan 14 untuk setiap warna
spektrum yang ada. Filter warna hijau digunakan ketika anda mulai mengukur
spektrum cahaya hijau. Spectrum yang lainnya diamati tanpa filter.
Pengukuran secara berurutan dilakukan dari gelombang panjang ke
gelombang pendek (kuning ke ultraviolet).

3.4.4 Metode Analisis Data


Metode analisis data pada eksperimen efek fotolistrik sebagai berikut:
1. Tabel Pengamatan

13
Tabel 3.1 Pengaruh Filter Transmisi terhadap Besar Potensial Penghenti.

Potensial Penghenti (Volt)


Filter Transmisi (%)
Kuning Hijau Biru Ungu Ultraungu

20

40

60

80

100

Tabel 3.2 Pengaruh Frekuensi Gelombang Elektromagnetik terhadap Besar


Potensial Penghenti

Panjang Potensial
Frekuensi
Warna gelombang Penghenti h ∅𝟎
(Hz)
(m) (Volt)
Kuning
Hijau
Biru
Ungu
Ultraungu

14
2. Grafik
a. Grafik hubungan filter transmisi terhadap besar potensial penghenti (V)
V (volt)

Filter transmisi (%)

b. Grafik hubungan frekuensi terhadap besa potensial penghenti (V)


V (volt)

Frekuensi (Hz)

15
DAFTAR PUSTAKA

Beiser, A. 1986. Konsep Fisika Modern Edisi Ketiga, diterjemahkan oleh, The
HouwLiong, Jakarta: Erlangga.

Daud M., Jasruddin. 2005. Pengantar Fisika Modern. Badan Penerbit UNM
Makassar: Makassar.

Purwanto, Agus. 1999. Fisika Kuantum. Yogyakarta: Gaya Media.

Sutopo. 2005. Pengantar Fisika Kuantum. Jurusan Fisika FMIPA UM: Malang.

Tim Penyusun. 2018. Modul Eksperimen Fisika 1. Jember: Universitas Jember.


Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.

16

Anda mungkin juga menyukai