Anda di halaman 1dari 15

PUTUSAN

No: 1313/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Bismillahirrahmanirrahim
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Kabupaten Malang yang mengadili perkara perdata Agama tingkat
pertama telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkaranya:
Hamra binti Nicho Hidayat, Umur 34 Tahun, Agama Islam, Pekerjaan Pegawai Pabrik, Tempat
Tinggal di Jl. Bromo No. 2 Desa Sukorejo, Kec. Tirtoyudo, Kab. Malang. Yang dalam hal ini
berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 10 November 2013 yang telah terdaftar di Kantor
Kepaniteraan Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor 1275/K.Kh/PA.Kab.Mlg tertanggal
12 November 2013 telah memberikan kuasa kepada Abdullah Candra Triadi, S.H, Advokat
beralamat kantor di Jl.Pasar Lama No.30, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Telp 0341-
2525333, untuk selanjutnya disebut sebagai Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi

Melawan

Rizki Akbar bin Azky Arya Umur 38 Tahun, Agama Islam, Pekerjaan Tenaga Kerja Indonesia
(TKI), bertempat tinggal di Jl. Apos Kidul No. 1 Desa Gadungsari Kec.Tirtoyudo, Kab. Malang
Yang dalam hal ini berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 20 November 2013 yang telah
terdaftar di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Agama Kabupaten Malang Nomor
1275/K.Kh/PA.Kab.Mlg tertanggal 22 November 2013 telah memberikan kuasa kepada Andi
Raga, S.H, Advokat beralamat kantor di Jl.Panderman No.20 Kecamatan Dampit Kabupaten
Malang, Telp 0341-25251313, untuk selanjutnya sebagai Tergugat Konvensi/Penggugat
Rekonvensi

Pengadilan Agama tersebut;


Telah membaca surat Ketua Pengadilan Agama Kab. Malang No. 1313/pdt.G/2013/PA. Kab.
Malang tertanggal 10 November 2013 Tentang penunjukkan majelis hakim untuk memeriksa dan
mengadili perkara tersebut :
Telah membaca surat-surat perkara yang bersangkutan
Telah mendengar keterangan Penggugat dan Tergugat
Telah mendengar keterangan saksi-saksi dari Penggugat dan Tergugat
Telah memerhatikan surat-surat bukti yang diajukan oleh kedua belah pihak :

TENTANG DUDUK PERKARA


Menimbang, bahwa gugatan penggugat sebagaimana diuraikan dalam surat gugatannya
tertanggal 10 November 2013 terdaftar pada kepaniteraan Pengadilan Agama Kab. Malang No.
1313/pdt.G/2013/PA. Kab. Malang yang berbunyi sebagai berikut :
POSITA

1. Bahwa, Penggugat adalah istri yang sah dari Tergugat yang pernikahannya dilaksanakan
di hadapan Pejabat Pencatat Nikah sebagaimana ternyata dari buku kutipan Akta Nikah
Nomor : 2525/1/1/2000 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan
Tirtoyudo, Kabupaten Malang
2. Bahwa setelah menikah penggugat dan tergugat berumah tangga dirumah orang tua
Penggugat di jl. Bromo no. 2 Desa Sukorejo, Kab. Malang dan dikaruniai dua orang anak
bernama Agung Saputra dan Nia Amalia
3. Bahwa setelah 9 tahun menikah rumah tangga mereka mulai goyah sering terjadi
perselisihan dan pertengkaran yang di picu oleh pekerjaan Tergugat yang semakin hari
semakin sedikit pemasukannya.
4. Bahwa, pada mulanya antara Penggugat dan Tergugat hidup dalam keadaan rukun dan
damai, Penggugat bekerja sebagai pegawai pabrik di Kab. Malang. Sedangkan
Tergugugat bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Korea dengan visa no.
355/VISA-INA/II/2010
5. Bahwa setelah setahun berpisah tergugat sering kali menelfon penggugat untuk
menanyakan kabar anak-anak Penggugat dan Tergugat dan setiap 2 bulan selalu
mengirimkan uang untuk keperluan Penggugat dan anak-anaknya sebanyak Rp.
5.000.000, terhitung sjak Mei 2010-Maret 2011
6. Bahwa bulan beriktnya Tergugat tidak rutin mengirim uang seperti biasanya, baru
Agustus 2011 Tergugat mengirim lagi namun jumlahnya Rp. 2.500.000
7. Bahwa hal itu tentu saja membuat Penggugat resah dan bertanya kepada Tergugat apakah
sedang mendapat masalah, tergugat bilang pekerjaannya lagi sepi, hal itulah yang
menggugah Penggugat untuk menyusul Tergugat ke Korea dan menitipkan anak-anaknya
ke orang tua Penggugat
8. Bahwa penggugat memutuskan untuk menyusul Tergugat ke Korea pada 25 Desember
2012, sampai dikorea penggugat baru sadar kalau penggugat telah dikhianati oleh
Tergugat
9. Bahwa tergugat mengaku sudah beristri lagi dengan gadis asal Brunai sejak September
2011
10. Bahwa akhirnya penggugat pulang ke Indonesia 3 Januari 2013 dengan kecewa dan
berniat untuk menggugat cerai tergugat
11. Bahwa sejak kepulangan penggugat tersebut, tergugat tidak pernah lagi mengirim uang
untuk keluarganya.
12. Bahwa pada November 2013 tergugat pulang ke Indonesia dan berdomisili dirumah
orang tua Tergugat di Jl. Apos Kidul No. 1 Desa Gadungsari, Kec. Tirtoyudo,
Kab.Malang
13. Bahwa dengan kejadian tersebut diatas, maka rumah tangga antara Penggugat dan
Tergugat sudah tidak bisa lagi dibina dengan baik sehingga untuk mencapai kehidupan
rumah tangga yang sakinah, mawaadah, dan rahmah sebagaimana dikehendaki oleh Pasal
1 UU No. 1 Tahun 1974 jo. Pasal 3 KHI dan juga kehendak firman Allah tersebut dalam
surat An-Nisa ayat 21 sudah tidak dapat dipertahankan lagi.
PETITUM
1. Mengabulkan gugatan penggugat
2. Menetapkan jatuh talak bain sugra dari Tergugat terhadap diri Penggugat
3. Menjatuhkan seluruh biaya perkara kepada Tergugat
B. Subsider
Memberikan putusan lain yang seadil-adilnya dan bermanfaat
Menimbang, bahwa pada hari yang telah ditentukan datang menghadap sendiri dan
dengan Kuasa Hukumnya di persidangan
Menimbang, bahwa dimuka persidangan oleh Ketua telah diusahakan untuk berdamai,
namun tidak berhasil, maka selanjutnya oleh Ketua dibacakan isi gugatan penggugat tersebut
Menimbang, bahwa didepan persidangan Tergugat telah memberikan tanggapannya
terhadap gugatan Penggugat seperti apa yang tersebut dibawah ini :
Dalam Konvensi
1. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil gugatan Penggugat kecuali yang diakui
kebenarannya oleh Tergugat
2. Bahwa tidak benar jika Tergugat melakukan perkawinan keduanya tanpa seizing
Penggugat
3. Bahwa Tergugat telah mendapatkan izin dari Penggugat untuk menikah lagi dengan gadis
asala Brunai dengan asalan karena Penggugat tidak bisa untuk selalu menemani dan
melayani Tergugat
Dalam Rekonpensi
1. Bahwa penggugat rekonpensi memiliki tanah yang terletak di Desa Gadungsari,
Kecamatan Tirtoyudo Kab.Malang seluas 500m2
2. Bahwa tanah milik Penggugat rekonpensi dikelola oleh Tergugat rekonpensi dengan
menanami tanah tersebut tanaman palawija
3. Bahwa Penggugat rekonpensi menginginkan agar Tergugat rekonpensi mengembalikan
tanah milik penggugat rekonpensi tersebut karena tanah tersebut adalah tanah miliknya
dan saat penggugat rekonpensi sedang berada di Korea pun tidak menerima bagi hasil
dari tanah kebun miliknya tersebut.

Menimbang, bahwa untuk mempertahankan kebenaran gugatannya dan untuk menyangkal


atas kebenaran gugatan rekonpensi, penggugat konpensi/tergugat Rekonpensi dimuka
persidangan mengemukakan surat-surat bukti sebagai berikut :
1. Kartu Tanda Penduduk No. 3673046706660007 atas nama Hamra Binti Nicho
Hidayat, berrmaterai cukup, sesuai aslinya, diberi tanda P-1;
2. Surat bukti tentang perkawinan antara Hamra Binti Nicho Hidayat dan Rizky Akbar
Bin Azky Arya berupa akta nikah Nomor : 2525/I/1/2000, bermaterai cukup, sesuai
dengan aslinya, diberi tanda P-2;
3. Akta kelahiran atas nama Agung Saputra, diberi tanda P-3;
4. Akta kelahiran atas nama Nia Amalia, diberi tanda P-4

Menimbang, bahwa Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonpensi selain telahmengajukan


surat-surat bukti tersebut diatas juga mengajukan 2 orang saksi
Saksi 1 Nicho Hidayat (59 Tahun), Pekerjaan Pensiunan Guru Islam. Selanjutnya dalam
kesaksiannya menerangkan sebagai berikut :
 Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat, karena saksi adalah orang tua
Pengugat;
 Bahwa benar saksi tahu selama ini Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di
rumah orang tua Penggugat di Jl. Bromo No. 2 Desa Sukorejo, Kec. Tirtoyudo,
Kab. Malang;
 Bahwa, pada akhir tahun 2009 terjadi pertengkaran, yng terjadi diantara Penggugat
dan Tergugat, berkaitan dengan keuangan keluarga;
 Bahwa dengan alasan terseut Tergugat pergi ke Korea untuk memperbaiki kondisi
keuangan;
 Bahwa benar saksi menerangkan tahu permasalahan yang dihadapi Penggugat dan
Tergugat, tetapi saksi hanya mendengar cerita dari Penggugat bahwa suaminya
telah menikah lagi di Korea tempat Tergugat bekerja;
 Bahwa saksi menerangkan Tergugat telah menikah lagi dengan seorang perempuan
Brunai tanpa sepengetahuan Penggugat yang statusnya sebagai istri yang sah;
 Bahwa saksi sudah mencoba untuk menasehati Penggugat untuk menyelesaikan
perkara rumah tangga ini dengan baik-baik tanpa prceraian namun Penggugat tetap
berketetapan hat untuk menggugat cerai Tergugat;
 Bahwa terkait kebun, Tergugat memang mempunyai kebun yang sampai sekarang
ditanami tebu dan di kelola oleh penggugat dan dibantu oleh saksi, yang mana ini
akan diserahkan terkait dokumen kepemilikannya dan pengelolaannya setelah
sidang putusan perceraian telah dibacakan

Saksi 2 Srilasmi (50 Tahun), Pekerjaan Ibu Rumah Tangga, Islam. Selanjutnya dalam
kesaksiannya menerangkan sebagai berikut :
 Bahwa, saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat, karena saksi adalah orang tua
Pengugat;
 Bahwa, saksi mengetahui kisaran beberapa bulan setelah Tergugat pergi ke Korea
Penggugat lancer menerima kiriman uang untuk kluarganya, saksi tahu hal ni
karena sering diajak Penggugat pergi ke Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk
mengambil uang kiriman Tergugat;
 Bahwa pada pertengahan 2011 Penggugat sering meminjam uang pada saksi selaku
ibunya dengan alasan untuk membiayai SPP anaknya dikarenakan kiriman dari
Trgugat tidak mncukupi, dalam hal ini hutang tersebut akan dikembalikan setelah
Penggugat menerima gaji dari pekerjannya;
 Bahwa, saksi menerangkan tahu betul kalau Tergugat jarang mengirim uang
ataupun kabar selama setahun terakhir seteah kepulangan Penggugat dari Korea
dengan cerita dari Penggugat, dan sejak saat itu Saksi I dan II sebagai orang tua
yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan Penggugat dan kedua cucunya;
Keterangan : Atas keterangan saksi, Penggugat mengiyakan dan Tergugat tidak terima
dengan keterangan yang disampaikan saksi
Menimbang bahwa untuk menyangkal atas gugatan Penggugat Konvensi dan untuk
mempertahankan kebenaran gugatan rekonpensi. Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonpensi
didepan persidangan mengajukan surat-surat bukti sebagai berikut :
1) Kartu Tanda Penduduk No.3673045706660008 atas nama Rizky Akbar bin Azky
Arya, bermaterai cukup susuai aslinya, diberi tanda T-1
2) Paspor No. 123/PASPOR-INA/III/2009 atas nama Rizky Akbar bin Azky Arya,
bermaterai cukup susuai aslinya, diberi tanda T-2
3) Visa No. 355/VISA-INA/II/2010 atas nama Rizky Akbar bin Azky Arya, bermaterai
cukup susuai aslinya, diberi tanda T-3
4) Bukti Rekening Koran Bank BCA atas nama Rizky Akbar bin Azky Arya mulai
bulan Mei 2010 s/d Desember 2012, bermaterai cukup susuai aslinya, diberi tanda T-4
5) Surat jual beli tanah terletak di desa Gadungsari Kec.Tirtoyudo Kab.Malang seluas
500m2 antara K.H. Ghofur dengan Rizky Akbar, bermaterai cukup susuai aslinya,
diberi tanda T-5

Menimbang, bahwa Tergugat Konpensi/Penggugat Rekonpensi selain telahmengajukan


surat-surat bukti tersebut diatas juga mengajukan 2 orang saksi
a. Irwanto (37 Tahun), Pelayaran, Agama Islam. Selanjutnya dalam kesaksiannya
menerangkan sebagai berikut :
 Bahwa saksi kenaldengan Tergugat Rekonvensi dan Penggugat Rekonvensi;
 Bahwa benar saksi tahu keadaan ataupun permasalahan rumah tangga Penggugat
rekonvensi dan Tergugat rekonvensi, saksi tahu bahwa keduanya tidak kumpul
selama lebih dari 4 Tahun dikarenakan penggugat rekonvensi bekerja sebagai TKI
di Korea;
 Bahwa saksi menerangkan pernah datang ke rumah Penggugat rekonvensi dan
Tergugat rekonvensi untuk mencari penggugat rekonvensi pada awal November
2013 sepulang dari Korea, tetapi penggugat rekonvensi tidak ada dirumah, dan saksi
hanya beretemu dengan tergugat rekonvensi yang mengatakan kalau dirinya sudah
tidak tinggal di rumah itu lagi;
 Bahwa benar saksi menerangkan tidak tahu kalau penggugat rekonvensi menikah
lagi di Korea, saksi hanya tahu keduanya tidak lagi serumah;
 Bahwa saksi juga tahu kalau penggugat rekonvensi mempunyai tanah/kebun di
Desa Gdungsari Kec.Tirtoyudo Kab.Malang

Keterangan : Tergugat Rekonvensi mengiyakan dan Penggugat Rekonvensi tidak


keberatan.

b. Riadi (40 Tahun), Agama Islam. Selanjutnya dalam kesaksiannya menerangkan


sebagai berikut :
 Bahwa benar saksi menerangkan kenal dengan Penggugat dan Tergugat karena
saksi adalah paman penggugat rekonvensi;
 Bahwa saksi tahu Tergugat kerja sebagai TKI di Korea sedangkan Penggugat
adalah pegawai pabrik;
 Bahwa saksi tahu Tergugat mempunyai sebuah kebun di Desa Gadungsari Kec.
Tirtoyudo Kab. Malang yang diblinyansebelum menikah dngan luas 500 m2, saksi
tahu karena pembelian itu disaksikan oleh saksi dan saksi Irwanto;
 Bahwa saksi menerangkan tidak tahu secara persis permasalahan yang tejadi Antara
Penggugat dan Tergugat;
 Bahwa benar Tergugat pernah menelepon saksi sekitar setahun yang lalu dan bilang
ada masalah dengan keluarganya serta meminta dirinya mulai saat itu untuk selalu
memberikan uang kiriman dari Tergugat untuk keperluan orang tua serta SPP anak-
anaknya;
 Bahwa saksi menerangkan tidak pernah melihat Tergugat membawa istrinya yang
ke 2 ke Indonesia;
 Bahwa, saksi menerangkan pernah menghubungi/mengundang Penggugat kerumah
nya untuk menyelesaikan permasalahan, akan teteapi ternyata Penggugat tidak
pernah dating ke rumah saksi.
Keterangan : Tergugat mengiyakan dan Penggugat tidak keberatan

TENTANG HUKUMNYA
Menimbang, bahwa gugatan Penggugat Konvensi sebagaimana diuraikan di atas,
Dalam Konvensi
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah seperti yang telah
diuraikan di atas;
Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan substansi pokok perkara, maka terlebih
dahulu Majelis hakim akan memberikan pertimbangan tentang wewenang Pengadilan dan legal
standing para pihak dalam perkara ini;

Menimbang, bahwa dalam dalil gugatan Penggugat yang menyatakan Penggugat dan
Tergugat beragama islam, oleh karena itu berdasarkan Pasal 40 dan Pasal 63 ayat (1) huruf (a)
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 49 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989
Tentang Peradilan agama sebagaimana diubah dengan undang-undang nomor 3 Tahun 2006 dan
terakhir undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 jo. Pasal 1 huruf (b) Peraturan Pemerintah
Nomor 9 Tahun 1975, karenanya perkara ini termasuk dalam kompetensi absolute Peradilan
Agama, maka Pengadilan Agama Kabupaten Malang berwenang secara absolute untuk
mengadili perkara a quo.

Menimbang, bahwa dari segi kompetensi relative berdasarkan asas actor sequitur forum
rei sebagaimana diatur dalam ketentuan pasal 73 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989
tentang Peradilan agama yang dirubah dengan undang-undang nomor 3 tahun 2006 dan undang-
undang nomor 50 tahun 2009 maka Pengadilan Agmaa secara kompetensi relative berwenang
untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu terlebih dahulu memeriksa ada tidaknya
hubungan hokum Antara Penggugat dan Tergugat, sehingga legal standing Penggugat
mengajukan gugatan cerai terhadap Tergugat akan lebih jelas
Menimbang, bahwa penggugat dalam gugatannya mendalilkan bahwa Penggugat telah
melangsungkan perkawinan dan rumah tangga penggugat dan tergugat sudah tidak harmonis,
karena itu penggugat memiliki legal standing untuk mengajukan gugatan perceraian sebagaimana
diatur dalam Pasal 49 ayat (1) huruf a dan pasal 73 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang
Peradilan agama yang di rubah dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan Undang-
Undang nomor 50 tahun 2009

Menimbang, bahwa tentang kedudukan kuasa hokum Penggugat Majelis hakim


memberikan pertimbangan sebagai berikut :

Menimbang, bahwa Penggugat dalam perkara ini membuat dua surat kuasa khusus, yaitu
yang pertama surat kuasa khusus untuk beracara dan kedua surat kuasa khusus untuk perdamaian
dan mediasi, keduanya tertanggal 10 November 2013 yang di legalisi oleh Kantor Pos Indonesia
di Kepanjen tanggal 11 November 2013 dan terdaftar di kepaniteraan Pengadilan Agama
Kabupaten Malang tanggal 11 November 2013 memberikan kuasa kepada Abdullah Candra
Triadi S.H M.H, Advokat beralam di Jl.Pasar lama no.30 Kecamatan Dampit Kab.Malang.

Menimbang, bahwa pada awal persidangan kuasa hokum Penggugat tersebut bersamaan
dengan surat kuasa khusus juga melampirkan fotocopy kartu tanda advokat yang masih berlaku
dan berita acara sumpah dari Pengadilan Tinggi serta dapat menunjukkan aslinya

Menimbang, bahwa untuk menilai keabsahan surat kuasa dan keabsahan advokat
penerima kuasa maka parameter yang harus digunakan sebagai landasan dalam menilainya
adalah ketentuan hokum dan peraturan perundang-undangan yang terkait, sebagai berikut :

Menimbang, bahwa tentang keabsahan surat kuasa maka yang dijadikan landasan dalam
menilai keabsahannya adalah Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 2 Tahun 1959 dan
Surat Edaran Mahkamah Agung RI nomor 6 Tahun 1994 yang mengatur tentang unsur-unsur
yang harus ada dalam surat kuasa khusus yaitu menyebut secara jelas dan spesifik surat kuasa
untuk berperan di pengadilan, menyebut kompetensi relative, menyeut identitas para pihak, dan
dan menyebut secara ringkas dan konkret pokok dan objek sengketa yang diperkarakan. Unsur
ini bersifat kumulatif yang jika tidak dipenuhinya salah satu syarat akan surat kuasa tidak sah.

Menimbang, bahwa disamping itu surat kuasa harus memenuhi ketentuan pasal 7 ayat (5)
dan ayat (9) undang-undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 1985 tentang Bea Meterai hal
mana dalam ketentuan tersebut ditegaskan bahwa pembunuhan tandatangan disertai dengan
pencantuman tanggal, bulan dan tahun dilakukan dengan tinta atau yang sejenis dengan itu
sehingga sebagian tanda tangan ada di atas kertas dan sebagian lagi di atas meterai temple;
Menimbang, bahwa tentang keabsahan penerima kuasa yang dalam surat kuasa tersebut
berprofesi sebagai advokat, maka yang perlu dijadikan landasan dalam menilai keabsahannya
adalah undang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat;

Menimbang, bahwa dalam persyaratan yang harus dipenuhi untuk bias berprofesi sebagai
advokat adalah sebagaimana yang tercantum dalam pasal 4 ayat (1) undang-undang nomor 18
Tahun 2003 Tentang Advokat yang menegaskan bahwa sebelumnya menjalankan profesinya.
Advokat wajib bersumpah menurut agamanya atau berjanji dengan sngguh-sungguh di siding
terbuka Pengadilan Tinggi di domisili hukumnya;

Menimbang, bahwa guna mengetahui kepastian hokum sebagai bukti formal bagi
siapapun yang mengaku sebagai advokat aktif adalah melalui bukti tanda pengenal advokat
(KTPA) yang berdasarkan surat Mahkamah Agung RI Nomor 04/SEK/01/1/2006 tanggal 11
April 2006 perihal sosisalisasi Kartu Tanda Pengenal Advokat Peradi yang sah, disebutkan kartu
tanda pengenal advokat adalah sebagai tanda formal anggota organisasi advokat tersebut dalam
hal menjadi kuasa hokum dalam proses persidangan di semua tingkat peradilan jo.

Surat Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 089/KMA/VI/2010 tanggal 25 Juni 2010 dan
Nomor 009/KMA/VII/2010 tanggal 21 Juli 2010, menunjukkan bahwa kartu tanda anggota yang
sah atau yang masih berlaku bagi organisasi profesi advokat diperlukan guna kepastian hukum
sebagai bukti formal bagi siapapun yang mengaku sebagai sdvokat tersebut;

Menimbang, bahwa setelah memperhatikan dan mempelajari syarat dan ketentuan hokum
yang harus dipenuhi dalam peraturan perundang-undangan yang terkait dengan keabsahan surat
kuasa dan keabsahan advokat di atas serta dikaitkan dengan surat kuasa khusus yang diberikan
oleh pemohon maka Majelis Hukum dapat memberikan penilaian :

1. Dua surat kuasa khusus Penggugat telah memenuhi syarat dan ketentuan keabsahan
surat kuasa khusus sebagaimana ditegaskan dalam surat Mahkamah Agung RI Nomor
2 Tahun 1959 dan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 6 tahun 1994 serta
pasal 7 ayat (5) dan ayat (9) undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
1985 Tentang Bea Meterai serta sudah dilegalisasi oleh kantor pos Indonesia;
2. Penerima kuasa yang dalam surat kuasa tersebut berprofesi sebagai advokat karena
sudah di sumpah oleh Pengadilan Tinggi sebagaimana ketentuan hokum yang ada
dalam Pasal 4 ayat (1) Undang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang advokat;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, Majelis Hakim berkesimpulan


bahwa dua surat kuasa khusus penggugat tersebut telah memenuhi persyaratan surat kuasa
khusus serta kuasa hokum penggugat telah memenuhi syarat untuk bertindak sebagai advokat,
karenanya kuasa hokum penggugat memenuhi kualifikasi dan berhak mewakili Penggugat untuk
beracara di muka persidangan perkara ini;

Menimbang, bahwa Majelis hakim telah melakukan upaya damai dengan berusaha
memberikan nasihat kepada pihak penggugat dan tergugat agar rukun kembali membina rumah
tangganya dengan baik pada setiap persidangan namun gagal;

Menimbang, bahwa upaya mendamaikan pihak penggugat dan tergugat juga telah
ditemput melalui mediasi oleh mediator H. SHOLICHIN, S.H (Praktisi Hukum) namun tetap
gagal (tidak mencapai kesepakatan);

Menimbang, bahwa khusus untuk upaya damai didepan persidangan dan mediasi,
Penggugat telah memberikan kuasa kepada Ananda Fitriana, S.H., M.H selaku advokat,
berdasarkan surat kuasa khusus upaya damai dan mediasi tanggal 10 November 2013 yang
dilegalisi oleh Kantor Pos Indonesia tanggal 11 November 2013.

Maka Majelis Hakim bependapat ketidakhadiran Penggugat Prinsipal tersebut dibenarkan


dan beralasan hukum sebagiamana ketentuan dalam pasal 82 ayat (2) undang-undang nomor 7
tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, yang menyatakan bahwa dalam siding perdamaian
tersebut, suami isteri harus dating secara pribadi, kecuali bahwa salah satu pihak bertempat
tinggal di luar negeri dan tidak dapat dating menghadap secara pribadi dapat diwakili oleh
kuasanya yang secara khusus dikuasakan untuk itu;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka ketentuan pasal 130 HIR
jo. Pasal 82 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 Tentang peradilan agama yang di ubah
dengan undang-undang nomor 3 tahun 2206 dan undang-undang nomor 50 tahun 2009 jo. Pasal
7 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan telah terpenuhi dalam perkara ini;

Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan penggugat merupakan rangkaian dalil yang pada
pokoknya bahwa rumah tangga penggugat dan tergugat sudah tidak harmohis karena adanya
permasalahan ekonomi serta tergugat melakukan poligami tanpa seizing tergugat dan diantara
keduanya sudah pisah tempat tinggal. Atas dasar itu penggugat mohon agar perkawinannya
dengan Tergugat diceraikan oleh Pengadilan;

Menimbang bahwa atas gugatan penggugat tersebut, Tergugat mengajukan jawaban


secara tertulis yang pada pokoknya mengakui sebagian dalil gugatan penggugat dan membantah
selain dan selebihnya serta mengajukan gugatan balik (rekonvensi) untuk meminta harta asl
sebelum perkawinan yang dikelola oleh penggugat;

Menimbang, bahwa berdasarkan rangkaian dalil gugatan penggugat, jawaban tergugat,


keterangan penggugat dan tergugat di depan sidang, maka dapat diindikasikan bahwa dalil
gugatan penggugat tersebut didasarkan pada alasan sebagaimana ketentuan pasal 19 huruf (f)
peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan undang-undang nomor 1 tahun
1974 tentang perkawinan jo. Pasal 116 hufuh (f) instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991
Tentang Kompilasi Hukum Islam karenannya pokok sengketa dalam perkara ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah benar Antara Penggugat dan Tergugat terjadi perselisihan dan pertengkaran
secara terus menerus? Dan apa penyebabnya?
2. Apakah pertengkaran dan perselisihan Antara Penggugat dan Tergugat tersebut sudah
tidak mungkin dirukunkan ?
3. Apakah penggugat dan Tergugat sudah pisah tempat tinggal ?

Menimbang, bahwa sehubungan dengan klasifikasi jawaban tergugat atas gugatan


penggugat, dan dihubungkan dengan rumusan pokok masalah Antara penggugat dan tergugat
tersebut, guna kejelasan alur dan arah pertimbangan hokum lebih lanjut maka harus berpijak dan
mengacu pada prinsip hokum pembuktian yang menegaskan :
 Bahwa atas dalil-dalil yang di akui maka dalil-dalil tersebut di anggap terbukti, jika
diakui sebagian maka dianggap sudah terbukti sebagian dalam dalil tersebut;
 Bahwa dalil yang tidak dijawab dianggap pengakuan secara diam-diam;
 Bahwa dalil yang dibantah berarti dalil tersebut dianggap belum terbukti dan harus
dibuktikan dengan alat bukti yang sah;
 Bahwa kedua belah pihak dibebankan bukti secara seimbang yakni penggugat
dibebankan untuk membuktikan dalil gugatannya dan tergugat dibebankan untuk
membuktikan dalil jawabannya;
 Bahwa dalam hal pembebanan bukti secara seimbang jika terjadi penentangan dalil
maka beban bukti dibebankan pada pihak yang mengajukan dalil yang bersifat positif
bukan pihak yang mengajukan dalil yang bersifat negatif;

Menimbang, bahwa bertitik tolak dari klasifikasi jawaban tergugat yang dihubungkan
dengan prinsip hukum pembuktian di atas, maka jawaban tergugat tersebut dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Dalil yang diakui :
1. Bahwa Penggugat adalah istri sah Tergugat yang pernikahannya dilaksanakan di
hadapan Pejabat Pencatat Nikah sebagaimana dalam Buku Kutipan Akta Nikah
Nomor : 2525/1/I/2000 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan
Tirtoyudo Kabupaten Malang tertanggal 1 Januari 2000;
2. Bahwa setelah mereka menikah mereka tinggal dan hidup berumah tangga di Jl.
Bromo No.2 Desa Sukorejo Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang;
3. Bahwa seiring waktu berlalu kebutuhan hidup mereka semakin banyak hingga
suatu hari pada pertengahan Desember 2009 terjadi pertengkaran hebat Antara
Penggugat dan Tergugat.
4. Tergugat yang kondisi keuangannya yang labil dikarenakan muatan barang yang
sepi, pada Apil 2010 memutuskan untuk mencari pekerjaan ke luar Negeri dengan
menjadi Tenaga Kerja Indonesia di Korea dengan Nomor Visa 335/VISA-
INA/II/2010
5. Bahwa selama berpisah Tergugat sering kali menelfon untuk menanyakan kabar
anak-anak mereka dan setiap 2 bulan sekali selalu mengirimkan uang untuk
keperluan istri dan anak-anaknya sebanyak Rp 5.000.000,- terhitung sejak Mei
2010-Maret 2011.
6. Bahwa hamra memutuskan untuk pergi ke Korea menemui Penggugat pada 25
Desember 2012 dan setelah 1 minggu Penggugat berada di Korea
7. Bahwa Tergugat pada kenyatannya telah menikah lagi dengan gadis asal Brunai
sejak September 2011
8. Bahwa pada November 2013 Tergugat pulang ke Indonesia dan berdomisili di
rumah orang tua Tergugat di Jl.Apos Kidul No 1 Desa Gadungsari Kecamatan
Tirtoyudo Kabupaten Malang yang mana pada kesempatan ini digunakan oleh
Penggugat untuk menceraikan Tergugat
b. Dalil yang tidak diakui :
1. Bahwa pernikahan kedua Penggugat dilakukan tanpa seizin Tergugat;
2. Bahwa pada bulan berikutnya Tergugat tidak rutin mengirimkan uang seperti
biasanya, baru pada Agustus 2011 tergugat mengirim lagi namun jumlahnya tidak
seperti biasanya yakni sebesar Rp 2.500.000, yang membuat Penggugat menjadi
resah

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah memebrikan kesempatan kepada Tergugat


untuk meneguhkan dalil bantahannya, namun dalam hal ini Tergugat menyatakan menyetujui
perceraian tersebut dan mengajukan bukti surat (T-1) bermaterai cukup dan yang difotocopy
telah disesuaikan dengan aslinya.

Sehingga Majelis Hakim menilai alat bukti tertulis tersebut sah sebagai alat bukti
berdasarkan pasal 1888 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan pasla 2 ayat (3) undang-
undang nomor 13 tahun 1985 tentang Perubahan Tarif Bea Materai dan besarnya batas
pengenaan harga nominal yang dikenakan bea materai;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mendengar keterangan 2 (dua) orang saksi
Tergugat yang telah memberikan keterangan di bawah sumpahnya sebagaimana terurai di atas,
saksi-saksi tergugat bukan orang yang dilarang untuk menjadi saksi, memebri keterangan di
depan sidang seorang demi seorang dengan mengangkat sumpah, karena memenuhi syarat formil
saksi;

Menimbang, bahwa dari segi syarat meteriel saksi, majelis hakim memberikan
pertimbangan bahwa keterangan kedua saksi yang menerangkan Antara penggugat dan tergugat
pernah terjadi perselisihan dan tergugat sudah menikah lagi tanpa izin dari penggugat, bahkan
penggugat dan tergugat sudah berpisah tempat tinggal, pengetahuan saksi diperoleh berdasarkan
pengetahuan dan penglihatan langsung, bahkan saksi juga mengetahui penggugat dan tergugat
sudah sering dirukunkan namun gagal;

Menimbang, bahwa gugatan balik penggugat rekonpensi, berkaitan dengan hak asuh anak
menurut saksi 1 penggugat Rkonpensi serin mengirimkan uang kepada dirinya untuk diberikan
kepada orang tua penggugat Rekonpensi dan menurut saksi 1 dan 2. Penggugat Rekonpensi
memang mempunyai harta asal berupa kebun seluas 500m2, karenanya keterangan saksi telah
memenuhi syarat materil saksi;

Menimbang terkait gugatan balik penggugat Rekonpensi, saksi Tergugat Rekonpensi,


saksi Tergugat Rekonpensi menyatakan memang orang tua Penggugat Rekonpensi pernah
memberikan pembayaran uang sekolah kepada anak-anak Penggugat Rekonpensi dan Tergugat
Rekonpensi namun hal tersebut tidak terjadi setiap bulannya.

Karena untuk setiap bulannya biaa kebutuhan anak-anak tersebut masih ditanggung
Tergugat Rekonpensi, dan seyogjanya anak-anak dibawah umur 12 tahun seyogjanya diasuh oleh
ibu kandungnya sedangkan terkait harta asal Penggugat Rekonpensi hal tersebut akan diserahkan
setelah putusan dibacakan,karenanya keterangannya saksi telah memenuhi syarat materiil saksi;

Menimbang, bahwa oleh karena saksi-saksi tersebut telah memenuhi syarat formil dan
materiil sebagaimana ketentuan pasal 170, 171, 172 HIR jo. Pasal 76 ayat (1) Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo. Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang
Perkawinan jo. Pasal 134 Kompilasi Hukum Islam, maka keterangan saksi tersebut mempunyai
nilai pembuktian;
Menimbang, bahwa berdasarkan analisis perbandingan alat bukti tersebut maka dalil
gugatan penggugat tentang kondisi rumah tangga penggugat dan tergugat yang di anggap benar
yaitu rumah tangga penggugat dan tergugat sudah tidak harmonis karena terjadi berselisih
dikarenakan tergugat telah menikah lagi tenpa sepengetahuan penggugat dan antara penggugat
dan tergugat sudah tidak tinggal serumah;

Menimbang, bahwa berdasarkan perbandingan alat bukti tersebut, maka dapat dianalisis
bahwa dengan berdasarkan ketentuan hukum pembuktian sebagaimana pertimbangan tersebut di
atas, maka antara dalil gugatan penggugat dengan dalil bantahan tergugat yang harus di anggap
benar adalah dalil gugatan penggugat, yaitu kondisi rumah tangga penggugat dan tergugat sudah
tidak harmonis.

karena terjadi berselisih dikarenakan tergugat menikah lagi tanpa sepengetahuan


penggugat dan antara penggugat dan tergugat sudah pisah tempat tinggal selama kurang lebih 9
bulan, selama itu sudah tidak ada hubungan layaknya suami isteri, karenannya sudah sangat sulit
untuk dirukunkan kembali;

Menimbang, bahwa fakta hokum yang telah dirumuskan di atas, perlu dianalisis dan
dipertimbangkan berdasarkan penalaran hokum dan berpijak pada argumentasi yuridis dalam
rangkaian pertimbangan hokum berikut ini :

Menimbang, bahwa perselisihan dan pertengkaran merupakan gejala hilangnya rasa cinta
dan kasih sayang diantara suami dan isteri serta pertanda kehidupan rumah tangga sudah hancur
berantakan, sehingga dalam kondisi yang demikian sudah berat bahkan sulit membangun rumah
tangga ideal yang diharapkan

Menimbang, bahwa hancur dan retaknya rumah tangga, merupakan gambaran


didalamnya sudah tidak ditemukan lagi ketenangan, ketentraman dan kedamaian, sehingga
harapan untuk memegang teguh cita-cita dan tujuan perkawinan bagaikan menggenggam bara
api, sebagai suatu gambaran sungguh sulit dan berat untuk dilakukan;

Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat sudah berpisah tempat tinggal yang sudah
tidak terbangun komunikasi yang baik layaknya suami isteri, menunjukkan bahwa diantara
penggugat dan tergugat sudah tidak dapat muwujudkan hak dan kewajiban masing-masing;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hokum dan analisis atas fakta hokum di atas, maka
petitum gugatan no 1 dan 2 dapat dipertimbangkan sebagai berikut:
Menimbang, bahwa apabila dikaji secara mendalam tujuan syariah (maqasid syariah),
khususnya mengenai hokum munakahat, dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya hokum asal
atau (dasar) perceraian adalah dilarang dan dibenci, kecuali berdasarkan alasan yang sangat
darurat;

Menimbang, bahwa mengenai formulasi rumusan alasan darurat sebagai alasan


perceraian, dalam syariah tidak ditentukan secara terinci dan limitatif, akan tetapi dapat
ditemukan melalui hasil ijtihad atau pemahaman-pemahaman fikih atau peraturan perundang-
perundangan;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan 139 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974


tentang perkawinan yaitu untuk melakukan suatu perceraian harus ada cukup alasan dimana
suami isteri tidak akan hidup rukun sebagai suami isteri dan pengadilan telah berusaha dan tidak
berhasil mendamaikan kedua belah pihak.

Selanjutnya dalam pasal 19 huruf (f) peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1975 jo. Pasal
116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam menegaskan salah satu alasan perceraian yaitu adanya
perselisihan dan pertengkaran terus menerus Antara suami isteri dan tidak ada harapan lagi untuk
kembali hidup rukun.

Menimbang, bahwa tujuan inti hokum islam dapat dirumuskan dalam kalimat “jalbul
masholih wa dar’ul mafaa shid” (mencapai maslahat dan menolak mafsadat) mengandung
pengertian tujuan disyariatkannya hokum termasuk di hokum perkawinan, adalah untuk
kemaslahatan dalam arti untuk kebaikan, keselamatan, dan kebahagiaan manusia baik di dunia
dan di akhirat.

Menimbang, bahwa oleh karena itu dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, karena
mudharat yang ditanggung lebih besar daripada maslahat yang diperoleh, maka memutuskan
ikatan perkawinan akan diperoleh maslahat bagi kedua belah pihak daripada mempertahankan
perkawinan.
Menimbang, bahwa terhadap petitum gugatan penggugat berkitan dengan biaya perkara,
Majelis Hakim berpendapat bahwa berdasarkan pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7
tahun 1989 yang telah di ubah dengan Undang-Undang nomor 3 tahun 2006 dan Undang-
Undang nomor 50 tahun 2009, maka biaya yang timbul akibat perkara ini dibebankan kepada
penggugat;

Dalam Rekovensi
Menimbang, bahwa Penggugat Konvensi menyatakan sebagai berikut :
Menimbang, bahwa berkaitan dengan harta bawaan penggugat rekonpensi pasal 35 ayat
(2) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 menyatakan bahwa harta bawaan dan masing-masing dari
suami isteri dibawah penguasaan masing-masing, sepanjang tidak diperjanjikan;
Menimbang, bahwa oleh karenanya harta tersebut secara sah merupakan hak dan
kepemilikan dari penggugat rekonpensi dengan bukti kepemilikan sebagaimana dalam bukti
surat T-5 pihak penggugat rekonpensi;
Menimbang, bahwa terhadap petitum gugatan penggugat rekonpensi berkaitan dengan
biaya perkara, majelis hakim berpendapat bahwa berdasarkan pasal 89 ayat (1) undang-undang
nomor 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan undang-undang nomor 3 tahun 2006 dan undang-
undang nomor 50 tahun 2009, maka biaya yang timbul akibat perkara ini dibebankan kepada
Tergugat Rekonpensi;

Menimbang, bahwa majelis hakim yang mengadili perkara ini berpendapat sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah benar-benar ingin berpisah.
2. Bahwa Tergugat sudah meminta izin untuk menikah lagi dan Penggugat memberi
izin.
3. Bahwa Tanah/kebun sengketa adalah milik Tergugat yang sebelumnya di kelolah
Tergugat

A. Pokok Perkara
Menimbang, bahwa dari jawab menjawab antara Penggugat dan Tergugat Konvensi
ternyata sebagian diakui oleh Tergugat Konvensi, yaitu antara lain:
1. Bahwa Tergugat konvensi setiap 2 bulan selalun mengirimkan uang kepada penggugat
sebanyak Rp.5.000.000 (Lima Juta Rupiah) Bulan berikutnya Tergugat mengirim uang
Rp. 250.000.000 (Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)
2. Bahwa Tergugat konvensi benar talah melakukan pernikahan dengan seorang wanita asal
Brunei
MENGADILI
Dalam Konvensi
- Mengabulkan gugatan Penggugat Konpensi seluruhnya
- Menetapkan jatuh talak bain sughra, Tergugat Konpensi kepada Penggugat konpensi
- Memerintahkan kepada Pegawai Pencatat nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan
Tirtoyudo Kabupaten Malang untuk mencatat perceraian tersebut;
- Menetapkan biaya perkara kepada penggugat konpensi;
Dalam Rekopensi
- Mengabulkan gugatan penggugat rekonpensi untuk seluruhnya;
- Menyatakan sah secara hukum tanah seluas 500m2 di Desa Gadungsari Kecamatan
Tirtoyudo Kabupaten Malang adalah harta bawaan penggugat rekonpensi;
- Memerintahkan Tergugat Rekonpensi untuk mengembalikan harta bawaan Penggugat
Rekonpensi tanah seluas 500 m2 di Desa Gadungsari Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten
Malang;
- Menetapkan biaya perkara kepada Tergugat Rekonpensi.

Demikianlah putusan dijatuhkan dalam permusyawaratan Majelis Hakim pada hari Kamis
tanggal 6 Februari 2014 Masehi bertepatan dengan tanggal 03 Dzul Qo’dah 1435 Hijriyah, oleh
kami Dr. Mardi Chandra, M.Ag., MH, sebagai Ketua Majelis Hakim, serta M. Nur Syafiuddin,
S.Ag, M.H., dan Hermin Sri Wulan, S.H., S.HI., M.Hum, masing-masing sebagai Hakim
Anggota dan putusan mana diucapkan dalam persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum
pada hari rabu, tanggal 12 Februari 2014 Masehi bertepatan dengan tanggal 09 Dzul Qo’dah
1435 Hijriyah oleh Majelis Hakim tersebut dengan di bantu oleh Luthfi, SH., MH, sebagai
Panitera Pengganti, serta dihadiri pula oleh Penggugat diwakili kuasa hukumnya dan Tergugat
diwakili kuasa hukumnya.

Hakim Anggota, Hakim Ketua,

M. Nur Syafiuddin, S.Ag, M.H.,

Hermin Sri Wulan, S.H., S.HI., M.Hum Dr. Mardi Chandra, M.Ag., MH

Panitera Pengganti

Luthfi, SH., MH
Perincian Biaya perkara :
1. Pencatatan perkara Rp 30.000,-;
2. Biaya Administrasi Rp. 50.000,-;
3. Ongkos Pangilan Rp. 250.000,-;
4. Biaya Materai Rp. 3.000,-;
5. LAPP Rp. 6.000,-;
Jumlah Rp. 341.000,-; (Tiga ratus empat puluh satu ribu rupiah)

Anda mungkin juga menyukai