Anda di halaman 1dari 10

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

PRODI D-III KEPERAWATAN


TAHUN 2012/2013

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul’’MAKALAH PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN(METODE TIM)” dengan
lancar. Rasa terimakasih kami ucapkan kepada :
1. Ibu Enur Nurhayati Muchsi, SST.M.Kes selaku dosen pembimbing.
2. Teman-teman prodi D-III keperawatan
Kami menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen. Dan kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu,
kami mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya makalah ini.
Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi para generasi muda pada umumnya dan
untuk perawat program pendidikan khususnya.

Pare, April 2013


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
Pengertian keperawatan tim
Tujuan Pemberian Metode Tim
Tugas dan Tanggung Jawab
Keuntungan dan Kerugian Metode Tim

BAB III

Kesimpulan

Saran dan Kritik


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan tim dikembangkan pada tahun 1950-an dalam upaya untuk mengurangi
masalah yang berkaitan dengan pengaturan fungsional asuhan pasien. Banyak orang yang yakin
bahwa, meskipun kekurangan staf keperawatan profesional terus berlanjut, sistem asuhan pasien
harus dikembangkan sehingga dapat mengurangi perawatan yang terpisah yang menyertai
keperawatan fungsional.
pengembangan metode ini di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan dengan
menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini juga di dasari atas
keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik. selain itu, setiap staf
berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan yang etrbaik
sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim diterapakan dengan menggunakan kerja
sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, non pofesional, dan pembantu
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien. ketua tim (perawat
profesional) memiliki tangguang jawab dalam perencanaan, kelancaran, dan evaluasi dan asuhan
keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya.
disamping itu, ketua tim juga mempunyai tugas untuk melakukan supervisi kepada semua
anggota tim dalam implementasi dan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan
asuhan keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian keperawatan tim?
2. Bagaimana tujuan pemberian metode tim?
3. Bagaimana tugas dan tanggung jawab metode tim?
4. Bagaimna keuntungan dan kerugian metode tim?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian keperawatan tim
2. Untuk mengetahui tujuan pemberian metode tim
3. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab metode tim
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian metode tim

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keperawatan Tim
Keperawatan tim dikembangkan pada tahun 1950-an dalam upaya untuk mengurangi
masalah yang berkaitan dengan pengaturan fungsional asuhan pasien. Banyak orang yang yakin
bahwa, meskipun kekurangan staf keperawatan profesional terus berlanjut, sistem asuhan pasien
harus dikembangkan sehingga dapat mengurangi perawatan yang terpisah yang menyertai
keperawatan fungsional. Struktur keperawatan tim ditunjukkan dalam gambar 1.1.
pengembangan metode ini di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan dengan
menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini juga di dasari atas
keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik. selain itu, setiap staf
berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan yang etrbaik
sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim diterapakan dengan menggunakan kerja
sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, non pofesional, dan pembantu
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien. ketua tim (perawat
profesional) memiliki tangguang jawab dalam perencanaan, kelancaran, dan evaluasi dan asuhan
keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya.
disamping itu, ketua tim juga mempunyai tugas untuk melakukan supervisi kepada semua
anggota tim dalam implementasi dan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan
asuhan keperawatan.
(Kuntoro, agus. 2010. buku ajar menejemen keperawatan. Yogyakarta : nuha medika)
Dalam keperawtan tim, petugas bantuan bekerja sama dalam memberikan asuhan kepada
sekelompok pasien di bawah arahan perawat profesional. Sebagai pimpinan tim tersebut, perawat
bertanggung jawab mengetahui keaddaan dan kebutuhan semua pasien yang etrmasuk dalam tim
dan merencanakan asuhan indifidual. Tugas pimpinan tim berfariasi bergantung pada kebutuhan
pasien dan beban kerja. Tugas tersebut mencakup membantu anggota tim, memberikan asuhan
langsung kepada pasien, memberikan penyuluhan, dan mengkoordinasikan aktifitas pasien.
Keperawatan tim biasanya diasosiasikan dengan kepentingan demokratis. Anggota
kelompok diberikan otonomi sebanyak mungkin saat mengerjakan tugas yang diberikan,
meskipun tim tersebut berbagi tanggung jawab dan akuntabilitas secara bersama. Perlunya
ketrampilan komunikasi dan koordinasi yang baik membuat pelaksanaan keperawatan tim sulit
dilakukan dan membutuhkan disiplin diri yang besar dipihak anggota tim.
Keperawatan tim memungkinkan anggota untuk melakukan keahlian atau ketrampilan
yang mereka miliki. Kemudian, pimpinan tim sebaiknya menggunakan pengetahuannya
mengenai kemampuan setiap anggota saat membuat penugasan pasien kelolaan. Mengenali
kelayakan individu dari seluruh pekerja dan memberikan otonomi kepada anggota tim
menimbulkan kekuasaan kerja yang tinggi.
Kerugian keperawatan tim terutama dihubungkan dengan penerapannya yang kurang tepat,
bukan filosofi keperawatan itu sendiri. Sering kali, tidak tersedia waktu yang adekuat untuk
melaksanakan asuhan dan melakukan komunikasi tim. Hal ini dapat menimbulkan batas yang
tidak jelas mengenai tanggung jawab, kesalahan, dan asuhan keperawatan yang pecah. Agar
perawatan tim dapat efektif, pimpinan harus mempunyai ketrampilan komunikasi, organisasi,
manajement, dan kepemimpinan yang baik dan harus menjadi seorang praktisi yang sempurna.
Keperawatan tim, seperti rancangan aslinya telah mengalami banyak modifikasi dalam 25
tahun terakhir ini. Sebagian besar keperawatan tim tidak pernah mempraktikkan bentuk
murninya, malah sebaliknya menerapkan kombinasi tim dan struktur fungsional. Upaya terakhir
dan untuk memperbaiki keperawatan tim menghasilkan konsep “ keperawatan modular”, yang
merupakan suatu pendekatan tim kecil (dua atau tiga orang anggota). Tim dipertahankan dalam
sekala kecil dan anggota tim diupayakan dalam tim yang sama sesering mungkin untuk lebih
banyak waktu bagi perawat provesional untuk merencanakan dan mengoordinasi anggota tim.
Selain itu, tim kecil membutuhkan komunikasi yang lebih sedikit sehingga memungkinkan
anggotanya memakai waktu mereka dengan lebih baik untuk melakukan asuhan pasien.

Maequis, Bessie L.2010.Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan :teori


&aplikasi.Ed.4.Jakarta.EGC
Stuktur organisasi keperawatan tim pengembangan metode ini di dasarkan pada falsafah
mengupayakan tujuan dengan menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok.
metode ini juga di dasari atas keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan
terbaik. selain itu, setiap staf berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi
asuhan keperawatan yang etrbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim
diterapakan dengan menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat
profesional, non pofesional, dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada sekelompok pasien. ketua tim (perawat profesional) memiliki tangguang jawab dalam
perencanaan, kelancaran, dan evaluasi dan asuhan keperawatan untuk semua pasien yang
dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya. disamping itu, ketua tim juga mempunyai tugas
untuk melakukan supervisi kepada semua anggota tim dalam implementasi dan tindakan
keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan asuhan keperawatan.

2.2 Tujuan Pemberian Metode Tim


Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah untuk memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien sehingga pasien merasa puas.
selain itu, metode tim dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam
melaksanakan tugas, memungkinkan adanya transfer of knowladge dan transfer of experiences
diantara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan meningkaykan pengetahuan serta
keterampilan dan motivasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab keperawatan harus benar
benar di arahkan dan di rencanakan secara matang untuk keberhasilan asuhan keperawatan.
sebagaimana di ketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri dari dua orang perawat atau lebih
yang bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan. ketua tim seharusnya perawat
profesional yang sudah berpenngalaman dalam memberikan asuhan keperawatan dan di tunjuk
oleh perawat kepala ruang (nurse unit manager). selanjutnya, ketua tim akan melaksanakan tugas
yang di delegasikan oleh perawat kepala ruang bersama sama denga anggota tim. tugas dan
tanggung jawab ketua tim menjadi hal yang harus di perhatikan secara cermat. tugas dan
tanggung jawab tersebut diarahkan untuk melakukan pengkajian dan penyusunan rencana
keperawatan untuk setiap pasien yang berada di bawah tanggung jawabnya, membagi tugas
kepada semua anggota tim dengan mempertimbangkan kemampuan yang di miliki anggota tim
dan kebutuhan pasien yang harus dipenuhi, mengontrol dan memberikan bimbingan kepada
anggota tim dalam melaksanakan tugasnya apabila diperlukan, melakukan evaluasi terhadap
hasil kerja anggota tim, menerima laporan tentang perkembangan kondisi pasien dan anggota
tim.
2.3 Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas dan tanggung jawab lain yang harus di prhatikan oleh anggota tim adalah mengontrol
perkembangan kesehatan setiap pasien, mencatat hal hal yang gterjadi pada pasien terutama yang
tidak di inginkan, melakukan revisi rencana keperawatn apabila di perlukan, melaporkan
perkembangan pasien pada perawat kepala ruang serta kesulitan yang dihadapi apabila ada.
selain itu, tugas dan tanggung jawab ketua tim, yaitu memimpin pertemuan tim untuk menerima
laporan, memberi pengarahan serta membahas masalah yang di hadapi, menjaga komunikasi
yang efektif , melakukan pengajaran kepada pasien, keluarga pasien dan anggota tim serta
melengkapi catatan yang di buat anggota tim apabila diperlukan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan metode ini, ketua tim harus memiliki
kemampuan untuk mengikutsertakan anggota tim dalam memecahkan masalah. ketua tim juga
harus dapat menerapkan pola asuhan keperawatan yang dianggap sesuai dengan kondisi pasien
dan minat pemberi asuhan. oleh karena itu, pembuatan keputusan, otoritas, dan tanggung jawab
ada pada tingkat pelaksana. hal ini akan mendukung pencapaian dan pengetahuan keterampilan
profesional.
Dalam ruang perawatan mungkin diperlukan beberapa tim keperawatan. pemberian tugas
dalam tim keperawatan dapat dilakukan dengan jalan perawat kepala ruang akna menentukan
jumlah tim yang di perlukan berdasarkan beberapa faktor, antara lain memperhitungkan jumlah
tenaga perawat perawat profesional, jumlah tenaga yang ada, dan jumlah pasien. pembagian
tugas dalam tim keperawatan dapat di dasarkan pada tempat atau kamar pasien, tingkat penyakit
pasien, jenis penyakit pasien, dan jumlah pasien yang di rawat.
Berdasarkan hal hal tersebut maka ketua tim harus memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. mengomunikasikan dan mengoordinasikan semua kegiatan tim
2. menjadi konsultan dalam asuhan keperawatan
3. melakukan peran sebagai model peran
4. melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien
5. menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien.
6. merevisi dan menyesuaikan rencan keperawatan sesuai kebutuhan pasien.
7. melaksanakan observasi baik terhadapa perkembangan pasien maupun kerja dari anggota tim.
8. menjadi guru pengajar
9. melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif
Bila kemampuan tersebut dapat dimiliki oleh ketua tim, akan berdampak secara positif
dalam pemberian asuhan keperawatan. dengan demikian, masalah dalam asuhan keperawatan
cepat teratasi; mutu asuhan keperawatan terpelihara; perawat terbiasa bekerja secara
terorganisasi, terarah, dan memahami tujuan; kerjasama antar perawat meningkat; kepuasan kerja
miningkat pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman semua perawat meningkat; serta kaderisasi
kepemimpinan terjadi.
Dibanding dengan metode fungsional, metode tim lebih banyak memberikan tanggung
jawab, otoritas, dan tanggung gugat kepada anggota tim. tugas perawat menjadi lebih kompleks,
anggota tim lebih terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. apabila kerja dan tim
berhasil dan memuaskan, pola ini memberi pengkayaan pengalaman dan perluasan wawasan
kerja bagi pelaksana khususnya anggota tim dan tingkat yang rendah.
2.4 Keuntungan dan Kerugian Metode Tim
1. keuntungan dan kerugian metode tim
beberapa keuntungan dan metode tim dalam pemberian asuhan keperawatan adalah :
a. dapat memberikan kepuasan kepada pasien dan perawat.
pasien merasa diperlakukan lebih manusiawi karena pasien memiliki sekelompok perawat yang
lebih mengenal dan memahami kebutuhannya.
b. perawat dapat mengenali pasien secara individual karena perawatnya menangani pasien dalam
jumlah yang sedikit. hal ini, sangat memungkinkan merawat pasien secara komperehensif dan
melihat pasien secara holistik.
c. perawat akan memperlihatkan kerja lebih produktif melalui kemampuan dalam bekerjasama dan
berkomunikasi dalam tim. hal ini akan mempermudah dalam mengenali anggota tim yang daapat
dimanfaatkan secara optimal.
Sebagaimana metode fungsional, metode tim juga tidak mengandung beberapa kerugian.
selain itu, metode ini dianggap memerlukan biaya yang lebih tinggi karena terkotaknya distribusi
tenaga, metode ini juga tidak efektif bila pengaturannya tidak baik. pelaksanaan asuhan
keperawatan dengan menggunakan metode tim memerlukan banyak kerjasama dan komunikasi
serta kecenderungan banyak kegiatan keperawatan dilakukan oleh perawat non profesional.
ketua tim perlu waktu yang lebih banyak untuk melaksanakan tugas menejerial, seperti mengkaji,
mendelegasikan, dan mengontrol kerja kelompok. selain itu ketua tim dapat mengalami
kebingungan karena tugas dismpaikan oleh beberapa orang anggota, terlebih apabila komposisi
anggota tim sering diubah.
2. peran perawat kepala ruang
Peran perawat kepala ruang dalam aplikasi metode tim diarahkan pada keterampilan dan
minat yang dimilikinya. disamping itu, perawt kepala ruang harus mampu mengoptimalkan
fungsi tim melalui orientasi anggota tim dan pendidikan berkelanjutan, mengkaji kemampuan
anggota tim, dan membagi tugas sesuai dengan keterampilan anggotanya. hal yang tidak kalah
pentingnya adalah perawat kepala ruang harus mampu sebagai model peran.
Metode tim dalam pemberian asuhan keperawatan dapat diterapkan apabila ada tenaga
profesional yang mampu dan mau memimpin kelompok kecil dapat bekerjasama dan
membimbing tenaga keperawatan yang lebih rendah. disamping itu, perawat kepala ruang harus
mau membagi tanggung jawab dan tugasnya kepada orang lain. satu tim keperawatan dapat
terdiri dari tiga sampai lima orang perawat untuk bertanggung jawab memberikan asuhn
keperawatan pada lima sampai sepuluh orang pasien.
(Kuntoro, agus. 2010. buku ajar menejemen keperawatan. Yogyakarta : nuha medika)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengembangan metode tim di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan dengan
menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini juga didasari atas
keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik. Selain itu, setiap staf
berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan yang etrbaik
sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim diterapakan dengan menggunakan kerja
sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, non pofesional, dan pembantu
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien. ketua tim (perawat
profesional) memiliki tangguang jawab dalam perencanaan, kelancaran, dan evaluasi dan asuhan
keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya.
disamping itu, ketua tim juga mempunyai tugas untuk melakukan supervisi kepada semua
anggota tim dalam implementasi dan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan
asuhan keperawatan.
3.2 Kritik
Makalah ini masih belum cukup sempurna dan masih ada banyak kesalahan sehingga
kami mohon kritik dan saran yang membangun guna untuk menyempurnakan makalah kami
yang selanjutnya.
3.3 Saran
Berusaha dan selalu bekerja sama akan membawa kita menuju keberhasilan dalam
menyelesaikan masalah dan mengerjakan tugas. Serta melakukan tugas dengan penuh tanggung
jawab akan membuat kita semakin menjadi dewasa dan mandiri
Makalah ini masih belum cukup sempurna dan masih ada banyak kesalahan sehingga
kami mohon kritik dan saran yang membangun guna untuk menyempurnakan makalah kami
yang selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Maequis, Bessie L. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan :teori


&aplikasi.Ed.4.Jakarta.EGC
Kuntoro, agus. 2010. buku ajar menejemen keperawatan. Yogyakarta : nuha medika

Anda mungkin juga menyukai