PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
System respirasi pada manusia terdiri dari jaringan dan organ tubuh yang
terganggu maka secara system lain yang bekerja dalam tubuh akan terganggu.
dan asma. Menurut laporan WHO pada tahun 2006, Indonesia merupakan
(10-20%).
pnemonia.
tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan
ventilasi spontan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Umum
Soetomo.
2. Khusus
pemakaaian Ventilator
pemakaian Ventilator
Ventilator
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (FKUI).
B. ETIOLOGI
1. Bakteri
meningkatnya umur.
aureginosa, Tubberculosa.
2. Virus
sistomegalik.
3. Aspirasi
4. Pneumonia hipostatik
5. Jamur
6. Sindroma Loeffler.
C. PATOFISIOLOGI
(Sistem Pertahanan)
Terganggu
sel goblet
bronkioli terminalis
eksudat.
Mengalami konsolidasi
Pulmonalis
Abses,
Pneumatocele.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
fungsi paru-paru untuk preparat langsung; biakan dan test resistensi dapat
menentukan / mencari etiologinya. Tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena
sukar. Pada punksi misalnya dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan kuman
dari luar. Foto rontgen dilakukan untuk melihat kondisi kerusakaan paru.
E. KOMPLIKASI
Evaluasi pengobatan
beberapa lobur.
F. PENGOBATAN
dalam 24 jam.
G. PROGNOSIS
ISPA (Pneumothoraks)
Daya Tahan Tubuh Menurun
Penyakit Menahun
Pneumonia
Retensi Mukus
Oksigenasi Berkurang
mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Pasien gelisah, sesak dan
I. PEMERIKSAAN FISIK
Pada stadium awal sukar dibuat diagnosa dengan pemeriksaan fisik. Tapi
dengan adanya napas cepat dan dangkal, pernapasan cuping hidung, serta
Hasil pemeriksaan fisik tergantung dari pada luas daerah yang terkena. Pada
perkusi toraks sering tidak ditemukan kelainan. Pada auskultasi suara napas
vesikuler dan lemah. Terdapat ronchi basah halus dan nyaring. Jika sering
a) Pengkajian
I. Anamnesa :
1. Identitas
2. Keluhan Utama
Sesak napas
Frekuensi ISPA
Riwauat Alergi
Kebiasaanmerokok
Pengguaan obat-obatan
6. Riwayat Lingkungan
1. Ispeksi:
Gerakan dada
2. Palpasi
Gerakan pernapasan
3. Auskultasi
4. Perkusi
III.Pemeriksaan Diagnostik
Radiologi
Kreteria :
RR dalam batas normal, suara nafas bersih, suhu dalam batas normal
Intervensi Keperawatan :
a) Pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji pada psien yang mendapat nafas buatan dengan
ventilator adalah:
1. Biodata
Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, agama, alamt, dll.
Pengkajian ini penting dilakukan untuk mengetahui latar belakang status sosial
sesuai.
Informasi mengenai latar belakang dan riwayat penyakit yang sekarang dapat
diperoleh melalui oranglain (keluarga, tim medis lain) karena kondisi pasien yang
dapat bentuan ventilator tidak mungkin untuk memberikan data secara detail.
3. Keluhan
Untuk mengkaji keluhan pasien dalam keadaan sadar baik, bisa dilakukan dengan
cara pasien diberi alat tulis untuk menyampaikan keluhannya. Keluhan pasien
yang perlu dikaji adalah rasa sesak nafas, nafas terasa berat, kelelahan dan
ketidaknyamanan.
B. 1. Sistem pernafasan
Mode ventilator
Frekwensi nafas
B. 2. Sistem kardiovaskuler
B. 3. Sistem neurologi
Pengkajian meliputi tingkat kesadaran, adalah nyeri kepala, rasa ngantuk, gelisah
Status cairan dan nutrisi penting dikaji karena bila ada gangguan status nutrisi dn
cairan akan memperberat keadaan. Seperti cairan yang berlebihan dan albumin
4. Status psycososial
Pasien yang dirawat di ICU dan dipasang ventilator sering mengalami depresi
b) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering terjadi pada pasien yang mendapat bentuan
produksi sekret
penyakitnya
selang endotracheal
6. Resiko tinggi terjadinya infeksi saluran nafas berhubungan dengan
endotracheal
c) Perencanaan
1. Diagnosa Keperawatan
produksi sekret
Tujuan:
Kriteria hasil:
INTERVENSI RASIONAL
minimal 4 - 5 X pernapasan.
c. Mencegah infeksi nosokomial.
pengisap steril.
6 6 Mengencerkan sekret.
Berikan obat mukolitik sesuai indikasi
2. Diagnosa Keperawatan
penyakitnya
Kriteria hasil:
- PH (7,35 - 7,45)
- Tidak sianosis
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
setting ventilator.
2
Monitor hasil analisa gas darah
Evaluasi kemampuan
2
(blood gas) atau oksimeteri
bernapas
selama periode penyapihan. 3
Sekresi menghambat
3 Pertahankan jalan napas bebas
kelancaran udara napas.
dari skresi.
4
Diteksi dini adanya kelainan.
Monitor tanda dan gejala
4
hipoksia
3. Diagnosa Keperawatan
Kriteria hasil:
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
waktu. ventilator.
22
4 Monitor selang / cubbing 4 Mencegah berkurangnya
4. Diagnosa Keperawatan
kooperatif.
23
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
percaya.
3
Mengurangi cemas.
Berikan sentuhan kasih sayang.
3 4
Mengurangi cemas.
Berikan support mental.
4 5
Kehadiran orang-orang yang
Berikan kesempatan pada
5 dicintai meningkatkan
keluarga dan orang-orang yang
semangat dan motivasi untuk
dekat dengan klien untuk
sembuh.
mengunjungi pada saat-saat
tertentu.
5. Diagnosa Keperawatan
selang endotracheal
24
Tujuan: Mempertahankan komunikasi
alternatif.
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
2 2
Yakinkan klien bahwa suara Mengurangi cemas.
6. Diagnosa Keperawatan
Tujuan:
Tidak terjadi infeksi saluran napas s/d pemasangan selang ETT / ventilator
Kriteria hasil:
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
26
8 Berikan antibiotika sesuai 8 Antibiotika bersifat
7. Diagnosa Keperawatan
Kriteria hasil:
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
3 menimbulkan trauma.
Mencegah terjadinya fighting
3 Napas yang berlawanan
kalau perlu kolaborasi dengan
27
dokter untuk memberi sedasi. dengan mesin dapat
menimbulkan trauma.
4 Observasi tanda dan gejala
8. Diagnosa Keperawatan
endotracheal
Kriteria hasil:
28
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
melakukan pernapasan.
indikasi.
dan sedasi.
29
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Umur : 31 Th
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Register : 12196740
Diagnosa : Pnemonia
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
badan panas sejak 1 minggu yang lalu, sesak nafas, batuk (-), dahak (-)
nyeri telan saat 2 hari MRS PHC, pasien dirujuk RS Soetomo msk
ke ROI
klien.
b. Body system
1) Pernapasan (B1)
Sesak (+), RR 41 x/mnt, Rho +/+, Whe -/-, secret di ETT (+), warna putih,
SpO2 : 98%
2) Cardiovasukuler (B2)
HR : 98 x/mnt (reguler)
Suhu : 36.8 ºC
MK : -
2) Persarafan (B3)
Kesadaran Compos Mentis, GCS 4-x-6, pupil isokor, Ø 4/4 mm, RC +/+,
kejang (-)
MK : -
32
3) Perkemihan – Eliminasi Uri (B4)
Pasien terpasang dower kateter # 16, dengan produksi urine + 300 cc/3 jam,
MK : -
cc/4jam, NGT # 14, Residual test produksi (-), BAB (-), distensi Abd (-),
Meteorismus (-).
MK : -
tidur terlentang dengan posisi Sligt Head Up 30o . kulit teraba kering dan
hangat, decubitus (-), turgor < 3detik, terpasang infus dan ventilator
MK :
6) Sistem endokrin
mengatakan klien tidak mengidap penyakit kencing manis, hasil lab GDA 108
mg/dL .
MK : -
1) Psikologis
33
Pasien tidak nyaman karena terpasang slang dimulutnya dengan cara
menulis di kertas.
2) Sosial
Tak terkaji.
3) Spiritual
d. Pemeriksaan penunjang
1) GAS DARAH
- O2 100.0 %
2) HEMATOLOGI
- LY 14.0 %
34
- MO 2.8 %
- GR 83.2 %
- Hgb 11 g/dL
- Hct 37.0 %
- MCV 85.1 fL
- MCH 27.6 pq
- RDW 13.2 %
3) KIMIA KLINIK
35
4) ELEKTROLIT
5) HbSAg : Negatif
Terdapat penurunan yang sangat bermakna dari Kapasitas Vital maupun Volume
Kesimpulan : Dijumpai gangguan berat faal paru, baik restriktif maupun obstruktif
Saat ini dibidang IP jantung tidak kami dapatkan sumber thrombus (sampai batas
Kesimpulan : Pnemonia
7) TERAPI
Infus :
Injeksi :
Omeprazol : 1 x 40 mg
Levaloxon : 1 x 75mg
36
Ceftazidime : 3 x 1gr
37
ANALISA DATA
2. DS : -
Invasi kuman penyakit
DO : Gangguan
Per tahanan lokal : pertukaran gas
- Lab BGA
Produksi sputum
pH 7.606
berlebih oleh sel goblet
pCO228.1 mmHg
Cairan sputum
pO2 126 mmHg
menumpuk pada
HCO3 28.2 mmol/l
bronkeolus dan alveoli
BEecf 6.6 mmol/l
- Ro Thorak AP : pneumonia Gangguan difusi di
- Spirometri : Dijumpai alveoli
gangguan berat faal paru, baik
restriktif maupun obstruktif
38
3. DS : - ventilasi mekanis, letak
DO : selang endotracheal
Gangguan rasa
- Perfusi H-K-M
nyaman
- Pasien tidak nyaman karena
terpasang slang dimulutnya
dengan cara menulis di kertas
- Pasien terpasang ventilator
mekanik dan ETT
produksi sekret
proses penyakitnya
endotracheal
39
RENCANA KEPERAWATAN
40
6. Berikan obat mukolitik sesuai 6. Mengencerkan secret
indikasi 7. Menentukan lokasi
7. Kaji suara napas sebelum dan penumpukan sekret,
sesudah melakukan tindakan mengevaluasi kebersihan
pengisapan tindakan
8. Observasi tanda-tanda vital 8. Deteksi dini adanya
sebelum dan sesudah kelainan.
melakukan tindakan.
41
MK : Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan ventilasi mekanis, letak selang
endotracheal
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Tujuan: Merasa yaman 1. Atur posisi selang ETT 1. Mencegah penarikan dan
selama dipasang dan Tubing ventilator. penekanan.
ventilator 2. Atur sensitivitas ventilator 2. Menurunkan upaya
Kriteria hasil: 3. Atur posisi tidur dengan pasien melakukan
menaikkan bagian kepala pernapasan.
Hasil analisa gas darah tempat tidur, kecuali ada 3. Meningkatkan rasa
normal yang terdiri dari: kontra indikasi nyaman.
- Klien dapat istirahat 4. Kalau perlu kolaborasi 4. Mengurangi rasa nyeri
dan tidur dengan dengan kokter untuk
tenang memberi analgesik dan
- Klien tidak gelisah sedasi
IMPLEMENTASI
21-11-2012 MK. 1
23.00 1. Melakukan auskultasi bunyi napas tiap 2-4 jam dan kalau
diperlukan
42
d. Memasukan kateter kedalam selang ET dalam keadaan tidak
mengisap (ditekuk), lama pengisapan tidak lebih dari 10 detik.
MK.2
21-11-2012
1. mengambil darah arteri untuk analisa gas darah setiap 10 - 30
23.45
menit setelah perubahan setting ventilator.
2. Memonitor hasil analisa gas darah (blood gas) atau oksimeteri
selama periode penyapihan.
3. Mempertahankan jalan napas bebas dari skresi.
4. Memonitor tanda dan gejala hipoksia
MK : 3
1. Mengatur posisi selang ETT dan Tubing ventilator.
43
21-11-2012 2. Mengatur sensitivitas ventilator
3. Mengatur posisi tidur dengan menaikkan bagian kepala tempat
00.00
tidur, kecuali ada kontra indikasi
4. Kalau perlu kolaborasi dengan kokter untuk memberi analgesik
dan sedasi
EVALUASI
Tanggal 22-11-2012
I:
MK.2 03.00
DS : -
DO :Perfusi H.K.M
- Cyanosis (-)
- SpO2 99%
44
- Mode ventilator Spontan, PEEP 5, FiO2 55%,
Ftot 18)
BO2 99.9 %
FiO2 : 100%
P:
I:
45
- Suctioning + Fx nafas tiap 3 jam
ventolyn 4 x / hr
MK. 3 DS :
A : Masalah teratasi
I:
EVALUASI
46
Tanggal 23-12-2012
keperawatan
O:
- GCS 4-5-6
- HR : 109 x/mnt
- Perfusi H.K.M
dengan O2 6 lpm
A : Masalah teratasi
I:
DS : -
MK. 2 10.30
DO :
47
- Perfusi H.K.M
- Cyanosis (-)
BO2 99.9 %
FiO2 : 100%
48
MK. 3 10.30 DS :
DO :
- Perfusi H.K.M
- SpO2 99%
- Suhu : 36.2oC
A : Masalah sebagian
P : hentikan intervensi
BAB IV
49
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Pengkajian
2. Masalah Keperawatan
selang endotracheal .
50
pertukaran gas sehubungan dengan sekresi tertahan di alveoli, proses
penyakitnya
B. Intervensi
dengan teori yang ada yakni mencakup : Managemen air way, breathing,
balancing cairan.
C. Implementasi
dengan kondisi klien dan kebiasaan serta SOP yang ada di ruang observasi
intensif.
D. Evaluasi
sedini mungkin sehingga sikuel atau komplikasi yang lebih buruk dapat
dicegah, sesuai teori yang ada yang mengatakan bahwa pada pneumonia
51
alveoli . Maka jika penanganan cepat dan tepat maka lama masa
BAB V
52
PENUTUP
A. KESIMPULAN
disimpulkan bahwa :
B. SARAN
Adapun saran dari peneliti yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
53
Sebagai acuan dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada diagnosa
mekanik.
54
DAFTAR PUSTAKA
Noer Sjaifoellah, M.H. Dr. Prof, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, Edisi
ketiga, 1996, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
http://www.rnceus.com/course_frame.asp?exam_id=16&directory=ekg
http://www.ce5.com/ekg101.htm
http://www.kompas.com/kesehatan/news/0305/07/112208.htm
http://www.rnceus.com/course_frame.asp?exam_id=16&directory=ekg
Smeltzer Bare, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Studdarth, edisi 8 , EGC, Jakarta.
Guyton & Hall, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Cetakan I, EGC, Jakarta.
http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2004/3/7/ink1.html
Ganong F. William, 2003, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 20, EGC,
Jakarta.
55