Anda di halaman 1dari 8

SAMBILOTO (Androgaphis paniculata)

TANAMAN OBAT IMUNOMODULATOR

Disusun oleh :

Naila Sylviatullatviya (E0013029)

S1 FARMASI STIKES BHAMADA SLAWI


Jln. Cut Nyak Dhien No.16 Kalisapu, Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal 52416
Telp. (0283) 6197571 Fax. (0283) 6198450
http://stikesbhamada.ac.id email stikes bhamada@yahoo.com
2015

I
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Maksud dan tujuan dibuat makalah ini
agar lebih memahami materi mengenai Tanaman Herbal Sambiloto sebagai Imunomodulator
yang akan dibahas dalam makalah ini.

Makalah ini dibuat berdasarkan beberapa sumber yang bersangkutan dengan materi.
Dalam penyusunan makalah ini, tentulah kami banyak menemukan berbagai hambatan dan
kendala karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami punya. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna baik secara penyajian ataupun
kelengkapannya. Oleh karena itu, kami siap menerima segala kritik dan saran demi
sempurnanya makalah-makalah yang lainnya.

Tak lupa, kami juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak di bidang farmasi dan bidang
kesehatan pada umumnya.

Slawi, Juni 2015

Penyusun

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. I

KATA PENGANTAR ............................................................................... II

DAFTAR ISI .............................................................................................. III

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................ 1

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................... 2

2.1 Pengertian Tanaman Sambiloto ........................................ 2

2.2 Komponen yang terdapat dalam Herba Sambiloto ........... 2

2.3 Mekanisme Kerja Herba Sambiloto Imunosupresan ........ 3

2.4 Manfaat Lain dari Herba Sambiloto ................................. 3

BAB III PENUTUP ............................................................................ 4

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 5

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Imunomodulator tampak menjadi bagian terpenting dalam dunia pengobatan.
Imunomodulator membantu tubuh untuk mengoptimalkan fungsi sistem imun yang
merupakan sistem utama yang berperan dalam pertahanan tubuh di mana kebanyakan
orang mudah mengalami gangguan sistem imun. Beberapa jenis tanaman obat yang
mempunyai aktivitas sebagai imunomodulator adalah Echinacea purpurea, mengkudu,
jahe, meniran dan sambiloto. Masalah yang sangat penting dalam pengembangan
tanaman obat adalah pasokan bahan baku, kesamaan kualitas dan jaminan khasiatnya.
Tanaman yang berkhasiat sebagai imunomodulator dapat diawali dari penggunaan
tanaman tersebut secara empiris. Senyawa-senyawa yang mempunyai prospek cukup
baik yang dapat meningkatkan aktivitas sistem imun biasanya dari golongan flavonoid,
kurkumin, limonoid, vitamin C, vitamin E (tokoferol) dan katekin. Sistem imun adalah
semua mekanisme yang digunakan badan untuk melindungi dan mempertahankan
keutuhan tubuh dari bahaya yang menyerang tubuh. Dikatakan pula bahwa 122
imunomodulator terutama dibutuhkan untuk kondisi dimana status sistem imun akan
mempengaruhi kondisi pasien dan penyebaran penyakit, seperti pada kasus terapi
adjuvan yang melibatkan infeksi bakteri, fungi atau virus (Tjandrawinata et al., 2005)
Sebagai salah satu bentuk pangan fungsional, yaitu bahan pangan yang
mempunyai khasiat fisiologis bagi tubuh, diantaranya meningkatkan imunitas, prospek
imunomodulator dari bahan alami sangat baik. Sifat pangan fungsional antara lain adalah
dapat mencegah timbulnya penyakit, meningkatkan imunitas, serta memperlambat proses
penuaan (Silalahi, 2005).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Imunomodulator ?
b. Komponen apa saja yang terkandung dalam Sambiloto ?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui tanaman Sambiloto sebagai Imunomodulator
b. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Herbal Medik

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tanaman Sambiloto (Androgaphis paniculata)


Sambiloto yang juga dikenal sebagai “King of Bitters” bukanlah tumbuhan asli
Indonesia, tetapi diduga berasal dari India. Menurut data spesimen yang ada di
Herbarium Bogoriense di Bogor, sambiloto sudah ada di Indonesia sejak 1893. Di India,
sambiloto adalah tumbuhan liar yang digunakan untuk mengobati penyakit disentri, diare,
atau malaria. Hal ini ditemukan dalam Indian Pharmacopeia dan telah disusun paling
sedikit dalam 26 formula Ayurvedic.7 Dalam Traditional Chinese Medicine (TCM),
sambiloto diketahui penting sebagai tanaman ”cold property” dan digunakan sebagai
penurun panas serta membersihkan racunracun di dalam tubuh.8 Tanaman ini kemudian
menyebar ke daerah tropis Asia hingga sampai di Indonesia. Secara taksonomi,
sambiloto dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Personales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata Nees
2.2 Komponen yang terdapat dalam Herba Sambiloto
Secara kimia sambiloto mengandung flavonoid dan lakton. Pada lakton,
komponen utamanya adalah andrographolide, yang juga merupakan zat aktif utama dari
tanaman ini. Andrographolide sudah diisolasi dalam bentuk murni dan menunjuk-kan
berbagai aktivitas farmakologi. Zat aktif herba ini dapat ditentukan dengan metode
gravimetrik atau dengan high performance liquid chromatography [HPLC]. Produksi dan
mutu simplisia sambiloto sangat dipengaruhi oleh kondisi agroekologi. Dari hasil analisis
mutu, sambiloto di tanam di dataran tinggi menujukkan kadar sari yang larut dalam air
mempunyai kadar yang lebih tinggi dibandingkan dataran rendah (Yusron et al., 2004).
Kadar sari yang larut dalam air menunjukkan indikasi adanya kandungan zat
berkhasiat dalam suatu tanaman yang terlarut. Komponen aktif dari sambiloto yaitu
andrographolide,14deoxyandrographolide dan 14-deoxy-11,12didehydroandrographolide
yang diisolasi dari ekstrak metanol mempunyai efek imunomodulator dan dapat

2
menghambat induksi sel penyebab HIV. Komponen komponen tersebut meningkatkan
proliferasi dan induksi IL-2 limfosit perifer darah manusia. Dari hasil penelitian
Cahyaningsih et al., 2003 bahwa dengan pemberian sambiloto dosis bertingkat dengan
koksidiostat (preparat sulfa) akan menaikkan heterofil pada darah ayam. Dengan
penambahan dosis sambiloto akan menaikkan heterofil, kenaikkan tersebut diduga
berkaitan erat dengan fungsi ganda dari sambiloto sebagai imunosupresan dan
imunostimulan (Deng, 1978; Puri et al., 1993). Heterofil merupakan salah satu
komponen sistem imun yaitu sebagai penghancur bahan asing yang masuk ke dalam
tubuh (Tizard, 1987).
2.3 Mekanisme Kerja Herba Sambiloto sebagai Imunosupresan
Mekanisme kerja dari herba sambiloto sebagai imunosupresan sangat terkait
dengan keberadaan dari kelenjar adrenal (Yin dan Guo, 1993). Hal ini dikarenakan
sambiloto dapat merangsang pelepasan hormon adrenokortikotropik (ACTH) dari
kelenjar pituitari anterior yang berbeda di dalam otak yang selanjutnya akan merangsang
kelenjar adrenal bagian kortek untuk memproduksi kortisol. Kortisol yang dihasilkan ini
selanjutnya akan bertindak sebagai imunosupresan (West, 1995). Efek imunosupresan
akan mengakibatkan timbulnya penurunan respon imun. Menurut Puri et al., 1993 bahwa
sambiloto dapat merangsang sistem imun tubuh baik berupa respon antigen spesifik
maupun respon imun non spesifik untuk kemudian menghasilkan sel fagositosis. Respon
antigen spesifik yang dihasilkan akan menyebabkan diproduksinya limfosit dalam
jumlah besar terutama limfosit B. Limfosit B akan menghasilkan antibodi yang
merupakan plasma glikoprotein yang akan mengikat antigen dan merangsang proses
fagositosis (Decker, 2000).
2.4 Manfaat lain dari Herba Sambiloto
Manfaat dan khasiat sambiloto digunakan untuk mencegah pembentukan radang,
memperlancar air seni (diuretika), kencing manis, dan terkena racun. Kandungan
senyawa kalium memberikan khasiat menurunkan tekanan darah. Hasil percobaan
farmakologi menunjukan bahwa air rebusan daun sambiloto 10% dengan takaran 0,3
ml/kg berat badan dapat memberikan penurunan kadar gula darah yang sebanding
dengan pemberian subpensi glibenclamid. Selain itu, daun sambiloto juga dipercaya
sebagai obat penyakit tifus dengan cara mengambil 10-15 daun yang direbus sampai
mendidih dan diminum air rebusannya.

3
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Tanaman obat imunomodulator adalah tanaman yang dapat mempengaruhi atau
memodulasi sistem imun tubuh. Tanaman sambiloto mempunyai komponen aktif
yaitu andrographolide, 14 deoxyandrographolide dan 14- deoxy 11, 12
didehydroandrographolide yang diisolasi dari ekstrak metanol mempunyai efek
imunomodulator dan dapat menghambat induksi sel penyebab HIV.
b. Sambiloto dapat merangsang sistem imun tubuh baik berupa respon antigen spesifik
maupun respon imun non spesifik dan menghasilkan sel fagositosis.
c. Manfaat dan khasiat sambiloto digunakan untuk mencegah pembentukan radang,
memperlancar air seni (diuretika), kencing manis, terkena racun, menurunkan tekanan
darah dan sebagai obat penyakit tifus.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah sederhana ini, penulis mengharapkan agar para pembaca
dapat memahami materi Herbal Medik ini dengan mudah. Saran dari penulis agar para
pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik, kemudian
dilanjutkan dengan mencari literatur lain yang berhubungan agar semakin menguasai
materi.

4
DAFTAR PUSTAKA

Decker J.M., 2000. Introduction to immunology 11 th Hour. Blackwell Science. Inc. p. 1-2.

Silalahi J., 2005. Makanan Fungsional dan Suplemen Makanan : Apakah Manfaat dan
Keamanannya Sama. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara,
Medan. Medika Vol. XXXI.

Tizard I., 1987. Pengantar Imunology Veteriner. Penerjemah: Soehardjo Hardjosworo.


Terjemahan dari : Introduction to Veterinary Immunology. p. 18-25.

Tjandrawinata, R.R., S. Maat dan D. Noviarny, 2005. Effect of standardized Phyllanthus


niruri extract on changes in immunologic parameters: correlation between preclinical
and clinical st

West G., 1995. Blacks Veterinary Dictionary 18 th Edition. A dan C Black London. p. 288.

Yin J. Dan L. Guo, 1993. Contemporary traditional Chinese Medicine. Beijing: Xie Yuan.
http: //www alcancer com/andcan.htm# 101.

Yusron M., M. Januwati dan W.J. Priambodo, 2004. Keragaan mutu simplisia sambiloto
(Andrographis paniculata Nees.) pada beberapa kondisi agroekologi. Prosiding
Seminar Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) Tanaman Obat Indonesia di Tawang

Anda mungkin juga menyukai