Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

SEMESTER PENDEK BLOK 4

PEMERIKSAAN REFLEKS FISIOLOGIS

Oleh:
Endiningtyas Cahyaningrum
162010101011

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
PEMERIKSAAN REFLEKS
FISIOLOGIS

A. PENGERTIAN
Refleks adalah jawaban terhadap suatu perangsangan. Gerakan yang timbul
namanya gerakan reflektorik. Semua gerakan reflektorik merupakan gerakan yang bangkit
untuk penyesuaian diri, baik untuk menjamin ketangkasan gerakan volunter, maupun
untuk membela diri. Bila suatu perangsangan dijawab dengan bangkitnya suatu gerakan,
menandakan bahwa daerah yang dirangsang dan otot yang bergerak secara reflektorik
terdapat suatu hubungan.

B. DASAR TEORI
Refleks neurologik bergantung pada suatu lengkungan (lengkung refleks) yang
terdiri atas jalur aferen yang dicetus oleh reseptor dan sistem eferen yang mengaktifasi
organ efektor, serta hubungan antara kedua komponen ini. Bila lengkung ini rusak maka
refleks akan hilang. Selain lengkungan tadi didapatkan pula hubungan dengan pusat-pusat
yang lebih tinggi di otak yang tugasnya memodifikasi refleks tersebut. Bila hubungan
dengan pusat-pusat yang lebih tinggi di otak yang tugasnya memodifikasi refleks
tersebut. Bila hubungan dengan pusat yang lebih tinggi ini terputus, misalnya karena
kerusakan pada sistem piramidal, hal ini akan mengakibatkan refleks meninggi.
Bila dibandingkan dengan pemeriksaan-pemeriksaan lainnya, misalnya
pemeriksaan sensibilitas, maka pemeriksaan refleks kurang bergantung kepada kooperasi
pasien. Ia dapat dilakukan pada orang yang kesadarannya menurun, bayi, anak, orang
yang rendah inteligensinya dan orang yang gelisah. Dalam sehari-hari kita biasanya
memeriksa 2 macam refleks fisiologis yaitu refleks dalam dan releks superfisial.
Refleks dalam (refleks regang otot)
Refleks dalam timbul oleh regangan otot yang disebabkan oleh rangsangan, dan
sebagai jawabannya maka otot berkontraksi. Refleks dalam juga dinamai refleks regang
otot (muscle stretch reflex). Nama lain bagi refleks dalam ini ialah refleks tendon, refleks
periosteal, refleks miotatik dan refleks fisiologis.
Refleks superfisialis
Refleks ini timbul karena terangsangnya kulit atau mukosa yang mengakibatkan
berkontraksinya otot yang ada di bawahnya atau di sekitarnya. Jadi bukan karena
teregangnya otot seperti pada refleks dalam. Salah satu contohnya adalah refleks dinding
perut superfisialis (refleks abdominal).
Tingkat jawaban refleks
Jawaban refleks dapat dibagi atas beberapa tingkat yaitu :
 (negatif) : tidak ada refleks sama sekali
 ± : kurang jawaban, jawaban lemah
 + : jawaban normal
 ++ : jawaban berlebih, refleks meningkat

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa memilki pengetahuan dan keterampilan mengenai cara
pemeriksaan refleks baik refleks fisiologis maupun refleks patologis.

D. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa :
1. Dapat melakukan persiapan alat/bahan dengan benar
2. Dapat memberikan penjelasan pada klien atau keluarganya tentang apa yang akan
dilakukan, alat yang dipakai, bagaimana melakukan, apa manfaatnya, serta
jaminan atas aspek keamananan dan kerahasiaan data klien.
3. Dapat melakukan pemeriksaan refleks fisiologis dengan benar dan tepat
4. Dapat melakukan pemeriksaan refleks patologis dengan benar dan tepat

E. MEDIA DAN ALAT BANTU


 Penuntun Belajar
 Hammer Refleks

F. METODE PEMBELAJARAN
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan Penuntun Belajar.
PENUNTUN PEMBELAJARAN PEMERIKSAAN REFLEKS
FISIOLOGIS REFLEKS DALAM (REFLEKS REGANG OTOT)

NO LANGKAH / KEGIATAN
A. PEMERIKSAAN REFLEK BISEPS
1 Mintalah klien berbaring telentang dengan santai
2 Fleksikanlah lengan bawah klien di sendi siku
3 Letakkanlah tangan klien di daerah perut di bawah
Umbilikus
4 Letakkanlah ibu jari pemeriksa pada tendo biseps klien
lalu ketuklah tendo tersebut palu
ILUSTRASI SEPERTI PADA GAMBAR DI
BAWAH :

B. PEMERIKSAAN REFLEKS TRISEPS


1 Mintalah klien berbaring dengan santai
2 Fleksikan lengan bawah klien di sendi siku dan tangan
sedikit dipronasikan
3 Letakkanlah tangan klien di daerah perut di atas
Umbilikus
4 Ketuklah tendo otot triseps pada fosa olekrani
ILUSTRASI SEPERTI PADA GAMBAR DI
BAWAH :

C. PEMERIKSAAN REFLEKS BRAKHIORADIALIS


1 Mintalah klien berbaring dengan santai
2 Posisikan lengan bawah klien dalam posisi setengah
fleksi dan tangan sedikit dipronasikan
3 Mintalah klien untuk merelaksasikan lengan bawahnya
Sepenuhnya
4 Ketuklah pada processus styloideus
ILUSTRASI SEPERTI PADA GAMBAR DI
BAWAH :

D. PEMERIKSAAN REFLEKS PATELLA


1 Mintalah klien berbaring telentang dengan santai
2 Letakkan tangan pemeriksa di belakang lutut
3 Fleksikan tungkai klien pada sendi lutut
4 Ketuklah pada tendon muskulus kuadriseps femoris di
bawah patella
ILUSTRASI SEPERTI PADA GAMBAR DI
BAWAH :

E. PEMERIKSAAN REFLEKS ACHILLES


1 Mintalah klien berbaring dengan santai
2 Fleksikan tungkai bawah sedikit, kemudian pegang kaki
pada ujungnya untuk memberikan sikap dorsofleksi
ringan pada kaki
3 Ketuklah pada tendo achilles
4 Lakukan cuci tangan rutin
ILUSTRASI SEPERTI PADA GAMBAR DI
BAWAH :
G. HASIL
Setelah dilakukan praktikum fisiologi refleks pada pemeriksaan refleks bisep,
pemeriksaan refleks trisep, pemeriksaan refleks brakhioradialis, pemeriksaan refleks
patella, dan pemeriksaan refleks achilles didapatkan bahwa jawaban refleks terkuat
terjadi saat pemeriksaan refleks patella yaitu + yang berarti jawaban refleks normal.
Kadang jawaban refleks pada pemeriksaan refleks patella ++ yang berarti jawaban
berlebih atau refleks meningkat saat diberi ketukan lebih kuat dan saat probandus tidak
sadar akan diketuk. Pada pemeriksaan refleks yang lain ditemukan refleks ± yang
berarti kurang jawaban atau jawaban lemah.

H. DISKUSI
1. Apakah pengertian refleks?
2. Mengapa dilakukan refleks pada tempat-tempat itu? Apakah bisa di tempat lain?
3. Gambarkan dan jelaskan lengkung refleks!
4. Bandingkan refleks pada UMN dan LMN!

I. JAWABAN
1. Apakah pengertian refleks?
Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute
yang disebut lengkung refleks. Sebagian besar proses tubuh involunter (misalnya,
denyut jantung, pernapasan, aktivitas pencernaan, dan pengaturan suhu) dan respons
somatis (misalnya, sentakan akibat suatu stimulus nyeri atau sentakan pada lutut)
merupakan kerja refleks.

2. Mengapa dilakukan refleks pada tempat-tempat itu? Apakah bisa di tempat lain?
3. Gambarkan dan jelaskan lengkung refleks!
Lengkung Refleks adalah unit dasar aktivitas refleks terpadu. Lengkung
refleks ini terdiri atas alat indra, neuron aferen, satu sinaps atau lebih yang
umumnya terdapat di pusat integrasi sentral, neuron eferen, dan efektor. Pada
mamalia, hubungan (sinaps) antara neuron somatik aferen dan eferen biasanya
terdapat di otak atau medulla spinalis. Serat neuron aferen masuk susunan saraf
pusat melalui radiks dorsalis medulla spinalis atau melalui nervus kranialis,
sedangkan badan selnya akan terdapat di ganglion dorsalis atau di ganglion-
ganglion homolog nervi kranialis. Serat neuron eferen keluar melalui radiks
ventralis atau melalui nervus cranial yang sesuai. Kenyataan radiks dorsalis
medulla spinalis bersifat sensorik dan radiks ventralis bersifat motorik dikenal
sebagai hukum Bell-Magendie.
Semua lengkung (jalur refleks) terdiri dari komponen yang sama.
a. Reseptor adalah ujung distal dendrit, yang menerima stimulus.
b. Jalur aferen melintas sepanjang sebuah neuron sensorik sampai ke otak
atau medulla spinalis.
c. Bagian pusat adalah sisi sinaps, yang berlangsung dalam substansi abu-abu
SSP. Impuls dapat ditransmisi, diulang rutenya atau dihambat pada bagian
ini.
d. Jalur eferen melintas disepanjang akson neuron motorik sampai ke efektor,
yang akan merespons impuls eferen sehingga menghasilkan aksi yang
khas.
e. Efektor dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos, atau
kelenjar yang merespon.
Rangkaian (jalur) saraf yang terlibat dalam aktivitas refleks disebut lengkung refleks,
yang terdiri atas 5 komponen dasar, yaitu :
1. Reseptor, berfungsi untuk merespon stimulus yang merupakan suatu perubahan fisik
atau kimia dalam suatu lingkungan reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor
menghasilkan suatu potensial aksi yang akan diteruskan oleh jaur aferen.
2. Neuron sensori (jalur aferen), berfungsi melewatkan impuls dari reseptor menuju
pusat pengintegrasian refleks-refleks dasar (sumsum tulang belakang), sedangkan
bagian otak yang lebih tinggi memproses refleks yang dipelajari.
3. Pusat pengintegrasi, berfungsi memproses semua informasi yang dapat diperoleh
dari reseptor tersebut termasuk semua informasi dari input lain, kemudian membuat
suatu keputusan tentang respon yang sesuai. Di pusat pengintegrasi ini, impuls bisa
dihambat, dirambatkan, atau diubah jalannya. Intruksi dari pusat integrasi diteruskan
melalui lintasan eferen.
4. Neuron motor (jalur eferen), berfungsi mentransmisi impuls dari pusat pengintegrasi
menuju ke efektor.
5. Efektor, adalah organ tubuh, otot atau kelenjar yang menjawab impuls. Jawaban ini
disebut refleks.

4. Bandingkan refleks pada UMN dan LMN!

 UMN
Upper Motor Neuron (UMN) adalah neuron-neuron motorik yang berasal dari
korteks motorik serebri atau batang otak yang seluruhnya (dengan serat saraf-sarafnya
ada di dalam sistem saraf pusat).
 LMN
Lower motor neuron (LMN) adalah neuron-neuron motorik yang berasal dari
sistem saraf pusat tetapi seratserat sarafnya keluar dari sistem saraf pusat dan
membentuk sistem saraf tepi dan berakhir di otot rangka.

Anda mungkin juga menyukai