Anda di halaman 1dari 5

1.

Latar Belakang

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat


(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Upaya pengembangan kualitas
sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat
dilaksanakan secara merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat
seperti posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien, dan dapat menjangkau semua
sasaran yang membutuhkan pelayanan, salah satunya adalah layanan tumbuh kembang anak
(Depkes RI, 2006).

Kegiatan pemantauan pertumbuhan anak balita di kota medan sunggal yang bernama
posyandu kenanga 13.Yang melaksanakan setiap hari selasa minggu pertama setiap bulan
melalui penimbangan bulanan di posyandu dengan menggunakan kartu menuju sehat (KMS)
pelaksanaan kegiatan posyandu memerlukan peran serta masyarakat, khusus nya kader
posyandu.Kader posyandu berasal dari anggota masyarakat yang mau berkerjasama secara
ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta sanggup menggerakkan
masyarakat untuk melaksanakan kegiatan posyandu, sehingga keaktifan kader sangat
diperlukan dalam kegiatan ini.

2. Tujuan

Untuk mengetahui kegiatan dan hubungan pengetahuan tentang posyandu dan faktor-
faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pencatatan anak balita pada sistem informasi
posyandu kenanga kecamatan medan sunggal.

3. Rincian Kegiatan

Hari/tanggal : Selasa (Minggu I)

Jumlah Peserta : >100 Orang

Peserta : - Balita: 25-40 setiap bulannya

-Vit A: 50-60 (Februari dan Agustus)

A. Kegiatan dasar Posyandu yang dilakukan adalah :


 Kesehatan Ibu dan anak (KIA)
Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, pemeriksaan kehamilan nifas,
pelayanan peningkatan gizi melalui vitamin, pil penambah darah, pemberian Fe.
Pemberian vitamin A pada bulan Februari dan Agustus. Penimbangan balita di
lakukan secara rutin di posyandu untuk memantauan pertumbuhan dan mendeteksi
sedini mungkin dan penyimpangan pertumbuhan balita.
 Keluarga Berencana
Pelayanan keluarga berencana berupa pelayanan kontrasepsi kondom, pil KB,
dan suntik KB.
 Imunisasi dan Penanggulangan Penyakit Menular
Jenis-jenis imunisasi yang di berikan adalah :
- BCG untuk mencegah penyakit TBC
- DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus
- Polio untuk mencegah penyakit polio
- Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B
 Peningkatan gizi
Peningkatan gizi balita di posyandu yang dilakukan oleh kader berupa
memberikan penyuluhan tentang ASI, status gizi balita, MP ASI, Imunisasi, Vitamin
A, stimulasi tumbuh kembang anak, dan diare pada balita.
 Penanggulangan Diare

Memberikan penyuluhan penanggulangan diare oleh kader posyandu.

B. Kegiatan yang dilakukan di Posyandu Kenanga 13 Sunggal

Sebelum Hari Buka Posyandu

1. Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu.


2. Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui pertemuan warga
setempat atau surat edaran. Pihak kader mengumumkan dan memberikan informasi
tentang diadakannya kegiatan posyandu baik dari masjid, atau dengan cara door to
door ke rumah masyarakat.
3. Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi pendaftaran, penimbangan,
pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan tambahan, serta pelayanan yang dapat
dilakukan oleh kader.
4. Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya terkait dengan
jenis layanan yang akan diselenggarakan. Jenis kegiatan ini merupakan tindak lanjut
dari kegiatan Posyandu sebelumnya atau rencana kegiatan yang telah ditetapkan
berikutnya.
5. Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan. Bahan-bahan
penyuluhan sesuai permasalahan yang di dihadapi para orangtua serta disesuaikan
dengan metode penyuluhan, misalny ; menyiapkan bahan-bahan makanan apabila
ingin melakukan demomasak, lembar balik untuk kegiatan konseling, kaset atau CD,
KMS, buku KIA, sarana stimulasi balita.
6. Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu.

Dalam hal melaksanakan kegiatan posyandu kader menyiapkan bubur dan balon untuk
membuat ibu dan anak-anaknya tertarik untuk datang ke posyandu dan kader menyiapkan
tempat sarana dan prasarana, seperti : alat timbang, alat ukur tinggi badan, buku pencatatan,
meja, dan sebagainya.

Saat Hari Buka Posyandu

1. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu
menyusui, dan sasaran lainnya.
2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak pada Posyandu,
dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar kepala anak,
pemantauan aktifitas anak, pemantauan status imunisasi anak, pemantauan terhadap
tindakan orangtua tentang pola asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan tentang
permasalahan anak balita, dan lain sebagainya.
3. Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil pengukuran dan
pemantauan kondisi anak balita.
4. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan ini, kader bisa
memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok dan demonstrasi dengan
orangtua/keluarga anak balita.
5. Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik pada anaknya,
dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
6. Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke Posyandu dan
minta mereka untuk kembali pada hari Posyandu berikutnya.
7. Menyampaikan informasi pada orangtua aga rmenghubungi kader apabila ada
permasalahan terkait dengan anak balitanya.

Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari buka Posyandu.

Sesudah Hari Buka Posyandu

1. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka Posyandu,
anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami gizi buruk rawat jalan, dan lain-
lain.
2. Memotivasi masyarakat, misalnya untuk memanfaatkan pekarangan dalam rangka
meningkatkan gizi keluarga, menanam tanaman obat keluarga, membuat tempat
bermain anak yang aman dan nyaman. Selain itu, memberikan penyuluhan tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS).
3. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah untuk
menyampaikan hasil kegiatan Posyandu serta mengusulkan dukungan agar Posyandu
terus berjalan dengan baik.
4. Menyelenggarakan pertemuan, diskusi dengan masyarakat, untuk membahas kegiatan
Posyandu. Usulan dari masyarakat digunakan sebagai bahan menyusun rencana tindak
lanjut kegiatan berikutnya.
5. Mempelajari Sistem Informasi Posyandu (SIP). SIP adalah sistem pencatatan data
atau informasi tentang pelayanan yang diselenggarakandi Posyandu. Manfaat SIP
adalah sebagai panduan bagi kader untuk memahami permasalahan yang ada,
sehingga dapat mengembangkan jenis kegiatan yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan sasaran.

Buku Pegangan Kader POSYANDU

Meja Posyandu ada 5 yaitu :

1. Meja 1 Pendaftaran, Ibu Hamil, Ibu Menyusui.


Pendaftaran di lakukan dalam formulir, bila sudah memilih KMS (Kartu
Menuju Sehat), berarti bulan lalu anak sudah di timbang, dicatat di secarik kertas, dan
di selipkan di KMS dan Jika belum memiliki KMS, Kolomnya diisi secara lengkap.
2. Meja 2 Penimbangan Balita.
Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak di catat pada
secarik kertas yang terselipkan di KMS.
3. Meja 3 Pencatatan Hasil Penimbangan.
Memindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya.
4. Meja 4 Penyuluhan dan Pelayanan Gizi Bagi Ibu balita, Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
Penyuluhan ini agar para ibu mengetahui tentang fungsi dari kegiatan
posyandu, dan tentang pentingnya imunisasi.
5. Meja 5 Pelayanan kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit
Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan pelayanan KB,
imunisasi serta pemberian oralit. Kegiatan ini dipimpin dan dilaksanakan oleh
petugas kesehatan dari Puskesmas.

4. Masalah yang Ditemukan


- Orang tua sulit membawa anaknya ke posyandu. Dikarenakan orang tua
menganggap bahwa ketika anak dibawa keposyandu bidan/tenaga kesehatan akan
menyuntik anak mereka yang akan menyebabkan anak mereka menderita sakit.
- Masyarakat umumnya yang memiliki ekonomi yang tinggi cenderung membawa
anak mereka untuk imunisasi ke puskesmas atau rumah sakit karena mereka
beranggapan bahwa kader-kader posyandunya tidak terlatih, jarum suntik yang
digunakan dipakai secara bergantian (tidak diganti) dan tenaga kesehatan
melakukan imunisasi tidak dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai