DI SUSUN OLEH :
TANJUNGPINANG
Sesuai Pasal 5 huruf n Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,
maka:
1. Direksi Lama PT Kimia Farma (Persero) Tbk. periode 1998 – Juni 2002
diwajibkan membayar sejumlah Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah)
untuk disetor ke Kas Negara, karena melakukan kegiatan praktek
penggelembungan atas laporan keuangan per 31 Desember 2001.
2. Sdr. Ludovicus Sensi W, Rekan KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa
selaku auditor PT Kimia Farma (Persero) Tbk. diwajibkan membayar
sejumlah Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) untuk disetor ke Kas
Negara, karena atas risiko audit yang tidak berhasil mendeteksi adanya
penggelembungan laba yang dilakukan oleh PT Kimia Farma (Persero)
Tbk. tersebut, meskipun telah melakukan prosedur audit sesuai dengan
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), dan tidak diketemukan
adanya unsur kesengajaan. Tetapi, KAP HTM tetap diwajibkan
membayar denda karena dianggap telah gagal menerapkan
Persyaratan Profesional yang disyaratkan di SPAP SA Seksi 110 –
Tanggung Jawab & Fungsi Auditor Independen, paragraf 04
Persyaratan Profesional, dimana disebutkan bahwa persyaratan
profesional yang dituntut dari auditor independen adalah orang yang
memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktik sebagai auditor
independen.
Namun dalam hal ini seharusnya akuntan publik bertindak secara independen
karena mereka adalah pihak yang bertugas memeriksa dan melaporkan adanya
ketidakwajaran dalam pencatatan laporan keuangan.Dalam UU Pasar Modal
1995 disebutkan apabila di temukan adanya kesalahan, selambat-lambamya
dalam tiga hari kerja, akuntan publik harus sudah melaporkannya ke
Bapepam.Dan apabila temuannya tersebut tidak dilaporkan maka auditor
tersebut dapat dikenai pidana, karena ada ketentuan yang mengatur bahwa
setiap profesi akuntan itu wajib melaporkan temuan kalau ada emiten yang
melakukan pelanggaran peraturan pasar modal. Sehingga perlu dilakukan
penyajian kembali laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk. dikarenakan
adanya kesalahan pencatatan yang mendasar, akan tetapi kebanyakan auditor
mengatakan bahwa mereka telah mengaudit sesuai dengan standar profesional
akuntan publik. Akuntan publik Hans Tuanakotta & Mustofa ikut bersalah dalam
manipulasi laporan keuangan, karena sebagai auditor independen akuntan
publik Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM) seharusnya mengetahui laporan-
laporan yang diauditnya itu apakah berdasarkan laporan fiktif atau tidak.
Setelah hasil audit selesai dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Hans
Tuanakotta & Mustafa, akan segera dilaporkan ke Bapepam. Dan Kimia Farma
juga siap melakukan revisi dan menyajikan kembali laporan keuangan 2001,
jika nanti ternyata ditemukan kesalahan dalam pencatatan.Untuk itu, perlu
dilaksanakan rapat umum pemegang saham luar biasa sebagai bentuk
pertanggungjawaban manajemen kepada publik. Meskipun nantinya laba bersih
Kimia Farma hanya tercantum sebesar Rp 100 miliar, investor akan tetap
menilai bagus laporan keuangan. Dalam persoalan Kimia Farma, sudah jelas
yang bertanggung jawab atas terjadinya kesalahan pencatatan laporan
keuangan yang menyebabkan laba terlihat di-mark up ini, merupakan
kesalahan manajemen lama.
1.5.1 HOW
Bagaimana Hasil Dari Pemeriksaan Laporan Keuangan Pt. Kimia Farma Tbk
Yang Dilakukan Oleh Hans Tuanakotta & Mustofa?
Berapa Besar Denda Yang Di Kenakan PT. Kimia Farma, Direksi Lama PT.
Kimia Farma Dan Auditor KAP HTM Pada Kasus Ini ?
Apa Yang Menjadi Penyebab Kesalahan Saji Terhadap Laporan Keuangan PT.
Kimia Farma ?
Kesalahan saji tersebut berasal dari berbagai pos yg overstated,yg
mungkin terjadi karena memang sengaja dilakukan oleh pihak internal
perusahan dengan tujuan tertentu.
1.5.4 WHY
Kenapa Bapepam Menilai Bahwa Akuntan Publik Tetap Harus Ikut Bertanggung
Jawab Dalam Kasus Ini ?