Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fitri Rahmadanti Hari/tanggal: Senin/10 Desember 2018

NIM : F1061161047 Tugas : Filsafat Ilmu

Dosen : Lukman Hadi M.Pd Kelas : V-A1/ Baru ambil di III-A2

TUGAS FILSAFAT ILMU

Konsep- konsep Sains

Ibn Al-Haytham
Seorang ahli fisika eksperimentalis pada abad ke-11. Ia adalah seorang pakar optik
dan pencetus metode eksperimen. Bukunya tentang teori optik, al-Manazhir (book of optics)
atau Ibn Sahl, khususnya dalam teori pembiasan, diadopsi oleh Snellius dalam bentuk yang
lebih matematis. Tak tertutup kemungkinan, teori Newton juga dipengaruhi oleh al-Haytham,
sebab pada Abad Pertengahan Eropa, teori optiknya sudah sangat dikenal. Karyanya banyak
dikutip ilmuwan Eropa. Selama abad ke-16 sampai 17, Isaac Newton dan Galileo Galilei,
menggabungkan teori al-Haytham dengan temuan mereka. Juga teori konvergensi cahaya
tentang cahaya putih terdiri dari beragam warna cahaya yang ditemukan oleh Newton, juga
telah diungkap oleh al-Haytham abad ke-11 dan muridnya Kamal ad-Din abad ke-14. Al-
Haytham dikenal juga sebagai pembuat perangkat yang disebut sebagai Camera Obscura atau
“pinhole camera”. Kata “kamera” sendiri, konon berasal dari kata “qamara“, yang
bermaksud “yang diterangi”. Kamera al-Haytham memang berbentuk bilik gelap (al-bayt al-
mudzlim) yang diterangi berkas cahaya dari lubang di salah satu sisinya. Dalam alat optik,
ilmuwan Inggris, Roger Bacon (1292) menyederhanakan bentuk hasil kerja al-Haytham,
tentang kegunaan lensa kaca untuk membantu penglihatan, dan pada waktu bersamaan
kacamata dibuat dan digunakan di Cina dan Eropa.

Ibn al- Haytham Adalah seorang Ilmuwan besar yang salah satu jurnalnya Kitab Al-
Manazir atau buku Optik diakui sebagai rujukan Ilmu Optik. Maka tak mengherankan dia pun
dijuluki Bapak Optik.

Al-Haytham tak bisa dipungkiri merupakan figur paling signifikan dalam sejarah
optik di masa lalu dan abad ketujuh belas, ungkap “David Lindberg”. (Science News). Dia
menambahkan selain memberikan kontribusi besar untuk Optik, namun Ibnu al-Haytham
adalah salah satu karakter berbeda dalam sejarah Ilmu Pengetahuan Abad Pertengahan.

Lahir pada 1 Juli 965 M di Basra yang sekarang menjadi Irak, dia menguasai
pemikiran- pemikiran dari filsuf dan ilmuwan Yunaniseperti Aristoteles, Plato, Ptotemly,
Archimedes, Galen, dan masih banyak lagi. Sehingga dia layak disebut filsuf matematikawan
dan astronom. Apalagi diperikirakan lebih dari 200 buku tentang berbagai aspek alam telah
dibuatnya. Namun, memang ilmu optik yang membuatnya terkenal.

Di dalam Kitab Al-Manazir, dia adalah Ilmuwan pertama yang mampu menjelaskan
bagaimana cara kerja Optik dalam Mata manusia dalam menangkap dan menerima gambar
secara visual secara detail.

Dalam menulis buku Optik ini, beliau memang banyak terpengaruh dari Aristoteles,
khususnya visi yang melibatkan penerimaan gambar esksternal. Aristoteles sendiri
menunjukkan bahwa masuk akal untuk menganggap bahwa mata bisa memancarkan sinar
yang mampu menjangkau semua bintanng- bintang jatuh. Tapi, Al-Haytham tidak berhenti
dengan penjelasan Arostoteles tersebut. Dia juga harus menjelaskan mengapa Citra,
Katakanlah, Gunung bisa muat dalam bola mata manusia yang relatif kecil.

“Komitmen Al-Haytham untuk Teori Visi yang menggabungkan Fisik, fisiologis, dan
matematika telah menentukan ruang lingkup dan tujuan Teori Optik dari Zamannya hingga
saat ini”, tulis Lindberg.

Organisasi Persatuan Bangsa- Bangsa (PBB) telah menetapkan Tahun Internasional


untuk Cahaya. Seperti dikatakan Sekretaris Jenderal PBB Ban Kin-Moon bahwa cahaya
memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia.

Sumber

1. https://m.cnnindonesia.com
2. www.ibnalhaytham.com
3. https://britannica.com

Anda mungkin juga menyukai