BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang dibuatnya suatu makalah ini, didasarkan pada tugas mata kuliah
Pendalaman Materi Matematika Sekolah. Pada makalah kali ini penulis akan membahas
tentang Statistika. Kata “Statistika sendiri bukanlah kata yang asing bagi kita. Karena pada
SMP dan SMA kita pernah mempelajari ini semua.
Statistika sendiri pelajaran yang sangat penting dan mempunyai banyak kegunaan
dalam kegiatan sehari-hari. Karena semua halnya penting apalagi bagi orang yang bekerja di
bagian pendataan apalagi sensus penduduk dan juga untuk melakukan survey-survey tertentu
kepada masyarakat.
Jadi, kami harapkan dengan adanya makalah ini dapat mengetahui apa saja yang
termasuk dalam “Statistika” dan bagaiamana solusinya dalam menyelesaikan soal Statistika.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari statistik?
2. Bagaimanakah penyajian data statistik?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Statistika
Sebelum lebih jauh mempelajari bab ini, kita perlu sekali mengenal beberapa istilah
yang akan sangat membantu dalam memahami bab statistika ini secara utuh.
2
B. Penyajian Data
Untuk keperluan laporan dan analisis suatu data, maka data yang telah dikumpulkan
perlu disusun dan disajikan dalam bentuk yang mudah dibaca dimengerti dan ditafsirkan.
Penyajian data yang sering digunakan adalah dengan tabel, diagram, dan ogive.
1. Penyajian Data dalam bentuk Diagram
a. Diagram Garis
Untuk menyajikan perkembangan data yang berkesinambungan (kontinu) seperti
informasi berat badan bayi, suhu badan pasien dirumah sakit, curah hujan dan sebgainya
sebagainya sebaiknya disajikan dalam bentuk diagram garis. Dalam diagram garis waktu
bisanya ditempatkan pada sumbu datar (sumbu-X) dan nilai data ditempatkan pada sumbu
4
tegak (sumbu_Y) sehingga diperoleh titik – titik koordinat. Jika titik-titik yang berurutan
dihubungkan oleh garis lurus, maka akan diperoleh diagram garis.
Diagram garis berikut menunjukan perkembangan berat badan bayi dari minggu
pertama sampai minggu kelima.
Interpolasi
3,8
ekstrapolasi
3,5
Berat (Kg)
3,
I II III IV V
Waktu (minggu)
Gambar 1.2 Diagram Perkembangan Berat Badan Bayi
Dari data diatas, kita dapat mengikuti kecenderungan dari data yang kita amati.
Ruas garis – ruas garis yang menunjukan perkembangan berat badan bayi dari minggu
pertama sampai dengan minggu ke lima yang menunjukkan ramalan perkembangan data
yang akan dating disebut garis ekstrapolasi.
b. Diagram Batang
Cara penyajian data statistic lainya untuk menampilkan data agar lebih kelihatan
menarik adalah dengan menggunakan diagram batang. Pada diagram batang terdapat dua
sumbu, yaitu sumbu mendatar dan sumbu tegak. Sumbu mendatar biasanya untuk batang
yang mewakili banyaknya data. Antara batang yang satu dengan batang yang lain diberi
5
250
200
150
100
50
0
PNS Petani TNI Pedagang Dokter
Gambar 1.3
c. Diagram Lingkaran
Penyajian data statistic lainnya adalah dengan menggunakan diagram lingkaran. Pada
diagram lingkaran, daerah lingkaran dibagi menjadi beberapa juring dengan sudut
pusatnya sesuai dengan proposisi data yang disajikan pada juring tersebut. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan contoh berikut.
Hasil survey yang dilakukan terhadap 90 orang siswa adalah sebagai berikut: 45 orang
menyukai sepak bola, 15 orang menyukai bola voli, 20 oarng menyukai basket, dan 10
orang menyukai bulu tangkis. Buatlah diagram lingkaran dati data di atas!
Jawab:
Sudut pusat juring untuk siswa yang menyukai sepakbola
45
X 360=1800
= 90
Sudut pusat juring untuk siswa yang menyukai bola voli.
15
X 360=600
= 90
Sudut pusat juring untuk siswa yang menyukai bola basket.
20
X 360=800
= 90
Sudut pusat juring untuk siswa yang menyukai bulu tangkis.
10
X 360=400
90
6
Sepak Bola
B.tgks
Gambar 1.4
Keterangan : = 10 siswa
C. Statistika Deskriptif
a. Ukuran Pemusatan
Terdapat tiga buah nilai statistika yang dapat dimiliki sekumpulan data yang telah
diperleh, yaitu rataan hitung (mean), median dan modus. Ketiga nilai tersebut dikenal
juga sebagai ukuran pemusatan, karena ketiga nilai tersebut memiliki kecenderungan
bernilai sama dengan nilai tengah dari data yang diberikan.
7
−
x=
x + x + x + .. .+ x
1 2 3 n
−
atau x
1∑
n
x i
n n i =1
−
Dengan x (baca: x bar) menyatakan satuan hitung yang bisa disebut dengan rataan
atau mean.
b. Median (Me) dari sekumpulan data (bilangan) adalah bilangan yang terletak ditengah
– tengah setelah sekumpulan data (bilangan) tersebut diurutkan.
a) Median Data Tunggal
Median dari data tunggal ditentukan sebagai berikut:
1
( n+1 )
Untuk banyak data n = genap, maka mediannya adalah nilai datum ke 2
atau dapat ditulis:
X 1
( n+1 )
Me = 2
Untuk banyak data n = ganjil, maka mediannya adalah rataan dari nilai datum ke
n n
2 dan nilai datum ke 2 + 1 atau dapat ditulis:
X +X
n
2
n +1
2
Me = 2
Contoh :
1. Tentukan median dari data berikut:
65, 70, 90, 35, 40, 45, 50, 80, 70.
Penyelesaian:
8
Data setelah diurutkan: 35, 40, 45, 50, 65, 70, 70, 80, 90. Banyaknya data ada
9 (ganjil), maka mediannya adalah data yang ke-5.
X 1
( n+1 )
= X 1
( 9+ 1)
= X 5 =65
Jadi, Me = 2 2 .
2. Tentukan median dari data berikut:
5, 4, 15, 6, 5, 7, 13, 12, 12, 13, 9, 11.
Penyelesaian :
Data setelah diurutkan: 4, 5, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 13, 15.
Banyak data ada 12 (genap).
X +Xn
2
n
2
+1 X +X 6 7 9+10
Me= = = =9,5
Jadi, 2 2 2
1
n−fk
2
Me=L+ ⋅p
f
Keterangan :
L = Tepi bawah kelas yang memuat median.
P = Panjang interval kelas
fk = jumlah frekuensi sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
n = banyaknya datum
Contoh :
Tentukan median dari data pada table berikut:
Nilai f fk
52 – 58 2 2
59 – 65 4 6
66 – 72 5 11
73 – 79 15 26
80 – 86 7 33
87 – 93 4 37
94 - 100 3 40
9
Jumlah 40
Jumlah nilai data n = 40 (genap), artinya median terletak antara nilai datum ke-20 dan
nilai datum ke-21. Kedua datum tersebut terletak pada kelas 73 – 79 (frekuensi
terbanyak), sehingga diperoleh:
L = 72,5
P=7
fk = 11 (fk sebelum kelas median)
f = 15 (f pada kelas median)
n = 40
1
n−fk
2
Me=L+ ⋅p
f
1
⋅40−11
2 20−11
Me=L+ ⋅7=72 ,5+ ⋅7
15 15
63
72 ,5+
= 15
= 72,5 + 4,2 = 76,7
Jadi, median dari data pada table diatas adalah 76,7.
c. Modus
Modus adalah nilai data yang paling sering muncul atau nilai data yang
frekuensinya paling besar.
Data yang belum dikelompokkan bisa memiliki satu modus, dua modus, atau
mungkin tidak mempunyai modus. Data yang memiliki satu modus disebut
monomodus, sedangkan data yang memiliki dua modus disebut bimodus. Penyusunan
data menurut urutannya memang menolong sekali dalam menentukan modus.
a) Modus dari Data Tunggal
Contoh :
3. Data : 5, 5 , 6, 6, 6, 7, 8. Mempunyai modus 6.
4. Data : 2, 2, 3, 3, 3, 3, 6, 6, 6, 6, 7. Mempunyai modus 3 dan 6.
5. Data : 2, 3, 4, 5, 6, 7. Tidak mempunyai modus.
6. Data : 3, 3, 5, 5, 6, 6, 7, 7. Juga tidak mempunyai modus.
b) Modus dari Data Berkelompok
10
Mo = Modus
L = tepi bawah kelas modus
p = panjang kelas
d1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya.
d2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya.
Contoh :
1. Tentukan modus dari data pada table berikut:
Nilai Frekuensi
52 – 58 2
59 – 65 4
66 – 72 5
73 – 79 15
80 – 86 7
87 – 93 4
94 - 100 3
Kelas modus adalah kelas yang mempunyai frekuensi terbanyak. Jadi, modusnya
terletak pada kelas 73 – 79, sehingga diperoleh:
L = 72,5
d1 = 15 – 5 = 10
d2 = 15 – 7 = 8
p =7
d 1
⋅p
Mo = L + d +d
1 2
10
⋅7
= 72,5 + 10+8
70
=72, 5+3,9=76 , 4
= 72,5 + 18
Jadi, modusnya dari data pada table tersebut adalah 76,4.
11
2. Ukuran Letak
Terdapat dua ukuran letak yang akan kita pelajari, yaitu kuartil dan desil. Kuartil dan
desil disebut ukuran letak karena kuartil dan desil menentukan letak suatu datum tertentu
pada data.
a. Kuartil
Median membagi kelompok data berurutan menjadi dua bagian yang sama,
sedangkan kuartil membagi kelompok data berurutan menjadi empat bagian yang
sama. Dengan menggunakan garis bilangan kita dapat menggambarkan
pembagiannya sebagai berikut:
Q1 Q2 Q3
Ket:
Q1 disebut kuartil bawah (kuartil pertama)
Q2 disebut kuartil tengah ( kuartil kedua ) atau median
Q3 disebut kuartil atas ( kuartil ketiga)
1) Kuartil dari Data Tunggal
Contoh:
Tentukan kuartil bawah Q1, kuartil tengah Q2 dan kuartil atas Q3 untuk tiap
data berikut ini:
a. 6, 2, 3, 8, 9, 19,
b. 2, 3, 4, 14, 8, 11, 19, 20
Penyelesaian:
a. Nilai data setelah diurutkan: 2, 3, 6, 8, 9, 11, 19.
Q1 Q2 Q3
Jadi, Q1 = 3, Q2 = 8, Q3 = 11
12
3+4
=3,5
Jadi, Q1 = 2
8+11
=9,5
Q2 = 2
14+19
=16 ,5
Q3 = 2
2) Kuartil dari Data Kelompok
Untuk menghitung kuartil dari data yang telah dikelompokkan dipergunakan
rumus sebagai berikut:
i
4
n− f kQi
⋅p
Qi = LQi + f Qi , dengan i = 1, 2,
3.
Keterangan:
Qi = Kuartil ke – i
n = banyaknya datum
LQi = tepi bawah kelas Qi , dengan kelas Qi ialah interval kelas dimana Qi
akan terletak.
FkQi = jumlah frekuensi ( frekuensi kumulatif ) sebelum kelas Qi
f Qi = frekuensi kelas yang memuat Qi
p = panjang kelas
Seperti halnya median, sebelum menggunakan rumus, tentukan dahulu kelas
i
n
yang memuat Qi, yaitu kelas yang memuat data ke ( 4 )
Contoh :
1. Perhatikan table dibawah ini, kemudian tentukan:
13
a. Q1
b. Q2
c. Q3
Penyelesaian:
Nilai F Fk
52 – 58 2 2
59 – 65 4 6
66 – 72 5 11
73 – 79 15 26
80 – 86 7 33
87 – 93 4 37
94 – 100 3 40
Jumlah 40
1 1
n= (40 )=10
a. 4 4 , kelas Q1 adalah 66 – 72, sehingga diperoleh L1 = 65,5, fk = 6,
f = 5, dan p = 7.
Jadi, kuartil bawahnya (Qi) adalah
1
4
n− f kQ1
⋅p
Q1 = LQ1 + f Q1
10−6 28
⋅7=65 , 5+
= 65,5 + 5 5
= 65,5 + 5,5 = 71, 1
2 1 1
n= n= ( 40)=20 ,
b. 4 2 2 kelas Q2 adalah 73 – 79, sehingga diperoleh:
L2 = 72,5, fk = 11, f = 15, dan p = 7.
Jadi, kuartil tengahnya (Q2) adalah:
1
2
n− f kQ2
⋅p
Q2 = LQ2 + f Q2
20−11 63
⋅7=72 ,5+
= 72,5 + 15 15
14
3 3
n= (40 )=30 ,
c. 4 4 kelas Q3 adalah 80 – 86 sehingga diperoleh
L3 = 79,5, fk = 26, f = 7 dan p = 7. jadi, kuartil atasnya (Q3) adalah
3
4
n− f kQ3
⋅p
Q3 = LQ3 + f Q3
30−26
⋅7
= 79,5 + 7
= 79,5 + 4,0 = 83,5
b. Desil
Untuk desil, data keseluruhan dibagi menjadi 10 bagian yang sama. Untuk
menghitung desil di gunakan rumus:
a) Desil untuk data tunggal
Untuk menghitung Desil dari data tunggal, maka kita menggunakan rumus
sebagai berikut:
i(n+1 )
Di = 10
Keterangan:
D = Desil ke-i
n = banyaknya datum
Contoh:
1. Diketahui sebuah data sebagai berikut:
6, 8, 3, 4, 9, 2, 12, 10, 14, 15. Tentukanlah:
a. desil ke-3
b. desil ke-6
c. desil ke-8
Penyelesaian :
Urutan data sebagai berikut: 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15
a. Desil ke – 3
i(n+1 )
Letak Di = 10
15
3 (10+1)
=3,3
Letak D3 = 10
D3 = X3 + 0,3 ( X4 – X3 ) = 4 + 0,3 (6 – 4) = 4,6
b. Desil ke-6
i(n+1 )
Letak Di = 10
6 (10+1)
=6,6
Letak D6 = 10
D6 = X6 + 0,6 ( X7 – X6 ) = 9 + 0,6 ( 10 – 9 ) = 9,6
c. Desil ke-8
i(n+1 )
Letak Di = 10
8(10+1)
=8,8
Letak D8 = 10
D8 = X8 + 0,8 (X9 – X8) = 12 + 0,8 (14 – 12) = 13,6
in
−fk
10
⋅p ,
Di = Li + f dengan i = 1, 2, 3, ………., 9
Keteangan :
Di = desil ke – i
n = banyaknya datum
Li = tepi bawah kelas Di
fk = frekuensi kumulatif sebelum kelas Di
f = frekuensi kelas Di
p = panjang kelas
Contoh :
1. Tentukan Desil ke – 3 dari table berikut ini :
16
Nilai F
43 – 49 3
50 – 56 1
57 – 63 8
64 – 70 12
71 – 77 11
78 - 84 5
Jumlah 40
Penyelesaian:
Nilai f fk
43 – 49 3 3
50 – 56 1 4
57 – 63 8 12
64 – 70 12 24
71 – 77 11 35
78 - 84 5 40
Jumlah 40
i=3
in 3⋅40
=
10 10
=12 , kelas D 3
adalah 57 – 63
L3 = 56,5 ; fk = 4, p = 7, f = 8, maka diperoleh
3⋅40
−4
10 12−4
⋅7=56 ,5+ ⋅7
D4 = 56,5 + 8 8
= 56,5 + 7 = 63,5
Jadi, desil ke-3 adalah 63,5
Nilai f
30 – 40 3
41 – 51 6
52 – 62 8
63 – 73 12
74 – 84 10
85 - 95 6
Jumlah 45
Penyelesaian :
17
Nilai f fk
30 – 40 3 3
41 – 51 6 9
52 – 62 8 17
63 – 73 12 29
74 – 84 10 39
85 - 95 6 45
Jumlah 45
in 4⋅45 180
= = =18
i=4 10 10 10 , kelas D4 adalah 63 – 73
L4 = 62,5 ; fk = 17, p = 11, f = 12, maka diperoleh
4⋅45
−17
10 18−17 1
⋅11=62 ,5+ ⋅11=62 , 5+ ⋅11
D4 = 62,5 + 12 12 12
= 62,5 + 0,92 = 63,42
Jadi, desil ke-4 adalah 63,42
in 6⋅45 270
= = =27
i=6 10 10 10 , kelas D6 adalah 63 – 73
L6 = 62,5 ; fk = 17, p = 11, f = 12, maka diperoleh
6⋅45
−17
10 27−17 10
⋅11=62 , 5+ ⋅11=62 ,5+ ⋅11
D6 = 62,5 + 12 12 12
= 62,5 + 9,17 = 71,67
Jadi, desil ke-6 adalah 71,67
c. Ukuran Penyebaran
Statistik lima serangkai yang telah kita bahas memberikan gambaran tentang
pemusatan data. Selanjutnya untuk mendapatkan keterangan atau gambaran yang lengkap
tentang suatu data kita perlu mengetahui juga ukuran persebaran data, yaitu jangkauan
data, jangkauan atarkuartil, simpangan kuartil, langkah, pagar dalam, pagar luas,
simpangan rata-rata, ragam, dan simpangan baku.
1) Jangkauan Data
Ukuran penyebaran data yang sederhana adalah jangkauan data atau rentang data.
Jangkauan data adalah selisih antara nilai datum terbesar ( X maks ) dengan nilai datum
terkecil ( Xmin ). Jangkauan dilambangkan dengan “J”.
J = Xmaks – Xmin
18
H = Q 3 – Q1
Q = 12 H = 12 ( Q −Q )
d 3 1
19
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari uraian materi di atas dapat di simpulkan bahwa:
1. Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara
penyusunan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
mengenai suatu keseluruhan (populasi) berdasarkan data yang ada
pada bagian dari keseluruhan (sampel) tadi.
2. Penyajian data dalam statistika dapat dibagi ke dalam beberapa
jenis
a. Diagram garis dipakai untuk menyajikan data dalam bentuk
grafik.
b. Diagram batang daun (steamleaf) dipakai untuk menyajikan
data dalam bentuk data tunggal.
c. Tabel distribusi frekuensi data terkelompok terdapat:
1) Interval kelas
2) Tepi bawah dan tepi atas
3) Batas bawah dan batas atas
4) Titik tengah
5) Penyusunan tabel yang tahapannya adalah:
a) menentukan nilai rentang (jangkauan)
jangkauan = data terbesar - data terkecil
b) menentukan banyaknya kelas
k = 1 + 3,3 log n
k = banyaknya kelas
n = banyaknya data
c) menentukan panjang kelas
panjang kelas (p) = rentang (k)
d) menentukan ujung bawah interval pertama
e) menyusun tabel distribusi
d. Diagram gambar (piktogram)
20
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawardani Linda dan Setia Budi. 2011. Mtematika Untuk SMP dan MTS,.
Penerbit PT Sarana Panca Karya Nusa.