Anda di halaman 1dari 7

KEMAS 10 (1) (2014) 73 - 79

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER


DALAM KEGIATAN POSYANDU
(STUDI DI PUSKESMAS PALASARI KABUPATEN SUBANG )

Suhat 1, Ruyatul Hasanah1

Program Studi Kesehatan Masyarakat, Stikes Jenderal A. Yani Cimahi, Indonesia


1

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan menurunnya partisipasi kader
Diterima 15 April 2014 pada kegiatan posyandu. Cakupan D/S Puskesmas Palasari Kecamatan Ciater tidak
Disetujui 5 Mei 2014 mencapai target.Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
Dipublikasikan Juli 2014
keaktifan kader dalam kegiatan posyandu. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan
Keywords: pendekatancrossectional.Populasi penelitian adalah seluruh kader di wilayah kerja
Puskesmas Palasari sebanyak 228 kader.Jumlah sampel 70 kader diambil menggunakan
Knowledge; teknikrandom sampling.Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan nalisis data
Income; menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian ini mendapatkan adanya hubungan antara
Employment; pengetahuan tentang posyandu, (p value: 0,032); pekerjaan kader, (p-value:0,0005),
Cadres liveliness pendapatan kader, (p-value:0,046 ); dan keikutsertaan kader pada organisasi lain dengan
keaktifan kader dalam kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Palasari Kecamatan
Ciater Kabupaten Subang (p-value:0,00). Simpulan dalam penelitian ini adalah keaktifan
kader posyandu berhubungan dengan pengetahuan, pekerjaan,pendapatan dan
keikutsertaan kader dalam organisasi.

FACTORS THAT RELATED WITH THE ACTIVITY OF CADRES IN INTEGRATED


HEALTH CARE SESSIONS
(STUDI IN PALASARI HEALTH CARE DISTRICT OF SUBANG)

Abstract
Prolonged economic crisis led to decreased cadres involvement in Integrated care activities.
As result, cadres involevement Health center in Ciater District did not reach the target,
that was 70,2% of set target at 80%. The aim of the research is to discover factors relate to
cadres liveliness in Integrated care activities.Type of research used was analytic descriptive
with cross sectional design. Population to this research were all cadres in Palasari health
center which numbered 228 people. Sample collecting technique used was random sam-
pling as many as70 cadres. Data analysis used was Chi-Square test. Result. Research re-
sulted relationship between cadre’s knowledge over Integrated care (p value: 0,032);cadre’s
employment (p-value:0,0005), cadre’s income (p-value:0,046 ); and cadre’s involvement in
another organization and the liveliness of cadre in Integrated care activities of Palasari
Health center work field in Ciater district Subang regency (p-value:0,00). Conclusion. The
liveliness of Integrated care cadres relates to knowledge, employment, income, and involve-
ment of cadres in another organization

© 2014 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 1858-1196
Jl. Terusan Jenderal Sudirman Cimahi, Cimahi, 40533, Indonesia
E-mail : sht_mkes@yahoo.co.id
Phone : 081323080731
Suhat, Ruyatul Hasanah / KEMAS 10 (1) (2014) 74 - 80

Pendahuluan er aktif sebanyak 6810 orang dan jumlah kader


tidak aktif sebanyak1053 orang. Kader yang
Posyandu berfungsi nyata sebagai pintu telah mengikuti pelatihan sebanyak 2876 orang.
masuk semua pelayanan kesehatan dasar khu- Puskesmas Palasari memiliki cakupan D/S
susnya untuk bayi, balita, dan bumil. Posyan- (jumlah balita yang datang ke posyandu) teren-
du sebagai wahana pemberdayaan masyarakat dah dibandingkan dengan puskesmas lain yaitu
yang awalnya dibidang kesehatan telah ber- sebesar 70,02%, sedangkan target Kabupaten
kembang dengan pesat dari kegiatan maupun Subang sebesar 80%. Wilayah kerja Puskesmas
sasarannya, bahkan di beberapa posyandu telah Palasari sebanyak 7 Desa, dengan jumlah po-
diintegrasikan dengan pelayanan tumbuh kem- syandu sebanyak 40 buah, jumlah kader tidak
bang, posyandu lansia, dan lainnya (Depkes RI, aktif 101 orang dari 228 orang kader. Tingkatan
2005). strata posyandu di Puskesmas Palasari adalah:
Posyandu merupakan salah satu upaya Pratama sebanyak 11 posyandu, Madya seban-
kesehatan bersumber daya masyarakat yang me- yak 28 posyandu, dan Purnama sebanyak 10
libatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksa- posyandu.
naanya. Posyandu juga sebagai perpanjangan Suryatim(2001) menyatakan bahwa par-
tangan puskesmas memberikan pelayanan dan tisipasi dan keaktifan kader posyandu dipen-
pemantauan kesehatan yang dilaksanakan se- garuhi oleh pengetahuan, pekerjaan, tingkat
cara terpadu. Kegiatan dilaksanakan oleh kader pendapatan dankeikutsertaan dengan organ-
kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan isasi lain. Hasil penelitian Widagdo (2000) di
dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelay- Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara Jawa
anan kesehatan dasar . Tengah menunjukkan bahwa motivasi yang
Posyandu sangat tergantung pada peran diberikan oleh kepala desa pada kegiatan po-
kader, kader-kader posyandu pada umumnya syandu meningkatkan kinerjadan kelestarian
adalah relawan yang berasal dari masyarakat posyandu. Berdasarkan uraian di atas, maka
yang dipandang memiliki kemampuan lebih tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
dibandingkan anggota masyarakat lainnya. Me- hubungan antara pengetahuan kader, peker-
reka yang memiliki andil besar dalam memper- jaan kader, pendatapan kader, dan keikutser-
lancar proses pelayanan kesehatan. Keberadaan taan kader pada organisasi lain dengan keakti-
kader relatif labil karena partisipasinya bersifat fan kader dalam kegiatan posyadu.
sukarela sehingga tidak ada jaminan bahwa
para kader akan tetap menjalankan fungsinya Metode
dengan baik seperti yang diharapkan. Jika ada
kepentingan keluarga atau kepentingan lainnya Rancangan penelitian yang digunakan
maka posyandu akan ditinggalkan (Yuwono, adalah cross sectional untuk mengetahui hu-
2000). bungan antara faktor risiko dengan faktor efek
Krisis ekonomi yang berkepanjangan dengan melakukan observasi atau pengukuran
menyebabkan banyak kader yang aktif menja- variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang
di tidak aktif bahkan ada yangdrop out. Menu- sama. Variabel bebas dalam penelitian ini ada-
runnya kinerja dan partisipasi kader posyandu lah pengetahuan, pekerjaan, pendapatandan
disebabkan antara lain gangguan ekonomi, ke- keikutsertaan pada organisasi lain.Variabel te-
jenuhan kader karena kegiatan yang rutin dan rikat yaitu keaktifan kader posyandu.
kurang perhatian dari pemerintah setempat, Populasi dalam penelitian ini adalah
sehingga kurang menarik, atau mungkin jarang seluruh kader yang ada di wilayah kerja Pus-
dikunjungi petugas . kesmas Palasari, yaitu sebanyak 228 orang
Pada tahun 2007 jumlah posyandu di kader.Sampel sebanyak 70 orang kader diambil
Indonesia tercatat sebanyak 263.783 buah den- menggunakan teknik random sampling. Teknik
gan jumlah kader sekitar 1.078.208 orang. Ka- pengumpulan menggunakan kuesioner. Data
bupaten Subang terdiri dari 30 kecamatan dan yang dikumpulkan adalah data primer dan
40 puskesmas, jumlah posyandu sebanyak 1781 sekunder. Data primer diperoleh dengan meng-
dengan jumlah kader 7863 orang. Jumlah kad-

74
Suhat, Ruyatul Hasanah / KEMAS 10 (1) (2014) 73 - 79

gunakan kuesioner, sedangkan data sekunder menunjukkan P Value = 0,032 kurang dari
diperoleh dari absensi kader dan dokumen-do- nilai α (0,05) maka disimpulkan bahwa ter-
kumen dari laporan tahunan dan profil Puskes- dapat hubungan pengetahuan kader dengan
mas Palasari. keaktifan kader dalam kegiatan posyandu di
Data penelitian dianalisis secara bivariat Wilayah kerja Puskesmas Palasari Kecamatan
untuk mengetahui hubungan antara variabel Ciater Kabupaten Subang.Hasil statistik dida-
bebas dan terikat menggunakan uji statistik patkan nilai Prevalence Odds Ratio atau POR
Chi Squaredengan bantuan program komputer. (95% CI) = 3,357(1,227-9,183),artinya kader
Pengetahuan kader dibuat dalam kategori baik yang berpengetahuan kurang akan mempunyai
bila nilai lebih dari ≤75% dan kurang baik bila resiko untuk pasif sebesar 3,35 kali dibanding-
nilai< 75 % kan dengan kader yang berpengetahuan baik.
Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan
Hasil dan Pembahasan bahwa dari 42 responden yang tidak bekerja,
34 responden (81,0%) keaktifan kader posyan-
Hasil penelitian pada 70 orang kader du dalam kategori pasif dan dari 28 responden
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Palasari yang bekerja, 7 responden (25,0%) keaktifan
Kabupaten Subang menunjukkan bahwa 69,8% kader posyandu dalam kategori pasif.
kader mempunyai pengetahuan dalam kategori Hasil uji statistik menunjukkan P Value
kurang baik, dan 40,7% dalam kategori baik. = 0,0005 lebih kecil dari nilai α (0,05) maka
Analisis bivariate menggunakan uji statistikChi disimpulkan bahwa terdapat hubungan peker-
Square adalah sebagai berikut: jaan kader dengan keaktifan kader dalam keg-
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa iatan posyandu di Wilayah kerja Puskesmas
dari 43 responden yang berpengetahuan Palasari Kecamatan Ciater Kabupaten Subang.
kurang baik, 30 responden (69,8%) keaktifan Hasil statistik didapatkan nilai POR (95% CI) =
kader posyandu dalam kategori pasif dan dari 12,75(4,033-40,309),artinya bahwa kader yang
27 responden yang berpengetahuan baik, 11 tidak bekerja akan mempunyai resiko untuk
responden (40,7%) keaktifan kader posyandu pasif sebesar 12,75 kali dibandingkan kader
dalam kategori pasif. yang bekerja.
Hasil uji statistik dengan chi-square Tabel 3. menunjukkan bahwa dari 40
responden yang pendapatannya rendah, 28
Tabel 1. Hubungan antara Pengetahuan Kader dengan Keaktifan Kader dalam Kegiatan Posyandu

Keaktifan Kader
Total POR
Pengetahuan Pasif Aktif p value
(95%CI)
n % n % N %
Kurang Baik 30 69,8 13 31,2 43 100,0 3,357(1,227-
0,032
Baik 11 40,7 16 59,3 27 100,0 9,183)
Jumlah 41 58,6 29 41,4 70 100,0
Sumber: data primer

Tabel 2. Hubungan antara Pekerjaan Kader dengan Keaktifan Kader dalam Kegiatan Posyandu

Keaktifan Kader
Total POR
Pekerjaan Pasif Aktif pvalue
(95%CI)
n % n % N %
Tidak Bekerja 34 81,0 8 19,0 42 100,0 12,75 (4,033-
0,0005
Bekerja 7 25,0 21 75,0 28 100,0 40,309)
Jumlah 41 58,6 29 41,4 70 100,0
Sumber: data primer

75
Suhat, Ruyatul Hasanah / KEMAS 10 (1) (2014) 74 - 80

Tabel 3. Hubungan antara Pendapatan Kader dengan Keaktifan Kader dalam Kegiatan Posyandu

Keaktifan Kader
Total POR P
Pendapatan Pasif Aktif
(95%CI) Value
n % n % N %
Rendah 28 70,0 12 30,0 40 100,0 3,051 (1,135-
0,046
Tinggi 13 43,3 17 56,7 30 100,0 8,206)
Jumlah 41 58,6 29 41,4 70 100,0
Sumber: data primer

Tabel 4. Hubungan antara Keikutsertaan Kader pada Organisasi Lain dengan Keaktifan Kader
dalam Kegiatan Posyandu

Keikutsertaan Keaktifan Kader


Total POR P
Kader pada Pasif Aktif
(95%CI) Value
Organisasi Lain n % n % N %
Tidak 37 78,7 10 21,3 47 100,0 17,575
0,0005
Ya 4 17,4 19 82,6 23 100,0 (4,863-63,510)
Jumlah 41 58,6 29 41,4 70 100,0
Sumber: data primer

responden (70,0%) keaktifan kader posyandu artinya kader yang tidak mengikuti organisasi
dalam kategori pasif dan dari 30 responden lain akan mempunyai resiko untuk pasif sebe-
yang pendapatan tinggi, 13 responden (43,3%) sar 17,57 kali dibandingkan dengan kader yang
keaktifan kader posyandu dalam kategori pasif. mengikuti organisasi lain.
Hasil uji statistik menunjukkan P Value
= 0,046lebih kecil dari α (0,05), maka disim- Pembahasan
pulkan bahwa terdapat hubungan pendapatan
kader dengan keaktifan kader dalam kegiatan Hasil penelitian menunjukan bahwa se-
posyandu di Wilayah kerja Puskesmas Palasari bagian besar pengetahuan kader kurang baik
Kecamatan Ciater Kabupaten Subang. Hasil uji (61,4%), hal ini disebabkan karena kurangnya
statistik didapatkan nilai POR (95% CI) = 3,051 pembinaan yang rutin dari petugas puskes-
(1,135-8,206), artinya kader yang berpendapa- mas. Hal tersebut berdasarkan pengakuan
tan rendah akan mempunyai resiko untuk pasif kader dalam dua tahun terakhir ini tidak ada
sebesar 3,05 kali dibandingkan dengan kader pembinaan/penyegaran tentang pengeta-
yang berpendapatan tinggi. huan posyandu, tidak bekerja (60,0%)karena
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dije- mereka berpendidikan rendah, sehingga tidak
laskan sebagai berikut dari 47 responden yang ada orang yang ingin mempekerjakan secara
tidak mengikuti organisasi lain, 37 responden formal. Selain itu, mereka juga berpenghasi-
(78,7%) keaktifan kader posyandu dalam kat- lan rendah (57,1%). Dengan pendidikan yang
egori pasif dan dari 23 responden yang tidak rendah dan tidak bekerja, maka mereka tidak
mengikuti organiasi lain, 4 responden (17,4%) akan mendapatkan penghasilan yang tinggi.
keaktifan kader posyandu dalam kategori pasif. Tidak mengikutiorganisasi lain (67,1%) karena
Hasil uji statistik menunjukkan P Value mereka malu untuk mengikuti organisasi lain
= 0,0005lebih kecil dari α (0,05), maka disim- dan dari pihak organisasi pun tidak mau me-
pulkan bahwa terdapat hubungan keikutser- milih anggota yang tingkat pendidikannya ren-
taan kader pada organisasi lain dengan Keakti- dah. Kader tidak datang ke posyandu (58,6%)
fan Kader dalam kegiatan posyandu di Wilayah karena mereka merasa pengetahuan tentang
kerja Puskesmas Palasari Kecamatan Ciater Ka- posyandu rendah, mereka memiliki kesibu-
bupaten Subang. Hasil uji statistik didapatkan kan masing-masing di rumah dan karena tidak
nilai POR (95% CI) = 17,575(4,863-63,510),

76
Suhat, Ruyatul Hasanah / KEMAS 10 (1) (2014) 73 - 79

mendapatkan penghasilan dari posyandu. kepatuhan untuk ibu untuk memanfaatkan


posyandu (Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan
(1) Hubungan antarapengetahuan kader hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ka-
dengan keaktifan kader dalam kegiatan po- der yang berpengetahuan kurang baik (69,8%)
syandu mempunyai risiko untuk menjadi tidak aktif
Hasil penelitian menunjukkan ada dalam kegiatan posyandudan sebaliknya, kader
hubungan antara pengetahuan kader tentang yang berpengetahuan baik (59,3%) cenderung
posyandu dengan keaktifan kader dalam keg- aktif dalam kegiatan posyandu.
iatan posyandu (p value=0,032), hasil uji statis- Peningkatan pengetahuan posyandu da-
tik didapatkan nilai POR 3,357, artinya kader- pat dilakukan dengan penyuluhan oleh petugas
bahwa yang berpengetahuan kurang baik akan kesehatan kepada masyarakat, dimana untuk
mempunyai risiko untuk pasif sebesar 3,35 melakukan penyuluhan kader sudah memiliki
dibandingkan dengan kader yang berpengeta- bekal atau referensi berupa buku KIA yang se-
huan baik.Hal tersebut disebabkan kurangnya cara tidak langsung bisa menambah pengeta-
informasi yang didapat tentang perkembangan huan kader tersebut, seperti yang diungkapkan
posyandu, kurangnya pembinaan yang rutin Sistiarani (2013) bahwa fungsi edukasi dalam
dari petugas kesehatan, dan tidak adanya peng- buku KIA dapat memberikan informasi yang
hargaan bagi kader yang teladan. lengkap untuk menambah pengetahuan ibu
Kader adalah anggota masyarakat yang khususnya tentang kesehatan ibu dan anak.
dipilih dari oleh masyarakat setempat, disetu-
jui dan dibina oleh LKMD, mau dan mampu (2) Hubungan antara pekerjaan kader dengan
bekerja secara sukarela, dapat membaca dan keaktifan kader dalam kegiatan posyandu
menulis huruf latin serta mempunyai waktu Hasil penelitian menunjukan adanya
untuk bekerja bagi masyarakat disamping usa- hubungan antara pekerjaan kader dengan
hanya mencari nafkah. Keberadaan kader mer- keaktifan kader dalam kegiatan posyandu (p
upakan bentuk peran serta masyarakat dan value=0,0005) hasil statistik didapatkan nilai
merupakan indikator bagi partisipasi masya- POR 12,75 artinya kader yang tidak bekerja
rakat khususnya dalam pembangunan dalam akan mempunyai resiko untuk pasif sebesar
bidang kesehatan, sehingga keberadaan kader 12,57 dibandingkan dengan kader yang bek-
dalam pencapaian tujuan posyandu sangat pen- erja. Hal tersebut disebabkan sebagian besar
ting. kader posyandu mempunyai mata pencaharian
Salah satu faktor yang mempengaruhi tidak tetap sebagai buruh tani, dan pekerjaan-
tingkat keaktifan kader adalah tingkat peng- nya tidak formal.
etahuan. Dalam domain kognitif atau penge- Kader yang tidak bekerja akan dihadap-
tahuan, pengertian dari sebuah pengetahuan kan dengan penghasilan yang kurang diband-
merupakan bagian yang pertama dari tingkatan ingkan dengan kader yang bekerja secara
pengetahuan. Pengertian atau tahu merupakan formal. Dengan demikian kader yang tidak
awal untuk mengetahui segala sesuatu. Hal ini bekerja akan berusaha semaksimal mungkin
menyebabkan pengertian atau tahu merupa- untuk mendapatkan pekerjaan atau penghasi-
kan bagian yang utama dalam tingkatan peng- lannya sehingga kegiatan sosial akan terabai-
etahuan walaupun tingkatan paling rendah kan termasuk keaktifan kader dalam kegiatan
dalam pengetahuan.Pengetahuan atau kognitif posyandu. Hasil penelitian Sudargo (2003) me-
merupakan domain yang sangat penting dalam nunjukkanbahwa pekerjaankader mempunyai
membentuk tindakan atau perilaku seseorang. hubungan yang bermakna dengan keaktifan
Dari pengalaman terbukti bahwa perilaku yang kader di posyandu sebesar 76,23%.
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng Kader adalah anggota masyarakat yang
daripada perilaku yang tidak didasari oleh dipilih untuk menangani masalah kesehatan,
pengetahuan. Kurangnya pengetahuan akan baik kemauan perseorangan maupun di pilih
posyandu akan berakibat baik secara langsung oleh masyarakat, serta untuk bekerja dalam
maupun tidak langsung terhadap perilaku hubungan yang amat dekat dengan tempat pe-
layanan kesehatan dasar.Meskipun pada mu-

77
Suhat, Ruyatul Hasanah / KEMAS 10 (1) (2014) 74 - 80

lanya mereka ditunjuk dengan kondisi yang paten Subang (p value= 0,046). Hasil uji statis-
belum tahu apa-apa yang akan dikerjakan teta- tik didapatkan nilai POR sebesar 3,05, artinya
pi sebagian mereka tidak merasa keberatan, kader yang pendapatannya rendah akan mem-
menyesal dan tidak terpaksa. Tugas kader-ka- punyai risiko untuk menjadi kader pasif sebe-
der posyandu ini cukup berat dalam mengelola sar 3,05 kali dibandingkan dengan kader yang
dan melayani masyarakat, karena posyandu be- mempunyai pendapatantinggi.
lum dimaknai sebagai sarana yang dilahirkan Pendidikan kader alam kategori rendah
dan dikembangkan atas kesadaran dan upaya (57,0%), dan sebagian besar tidak bekerja atau
sendiri atas partisipasi sosial setiap komunitas hanya bekerja serambutan sebagai buruh tani
di desa dan di kota. Posyandu sangat berhu- yang penghasilannya tidak tetap, menyebabkan
bungan dengan keaktifan kader, karena dapat posyandu ditinggalkan pada saat musim panen.
menentukan kualitas dan fungsi posyandu Pendapatan juga diartikan sebagai pe-
(Depkes, 2005). nerimaan baik berupa uang maupun barang,
Salah satu yang mempengaruhi keaktifan baik dari pihak lain maupun pihak sendiri.
kader posyandu adalah pekerjaan kader. Peker- Dari pekerjaan atau aktivitas yang kita laku-
jaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas kan dan dengan di nilai sebuah uang atas harga
seseorang untuk memperoleh penghasilan yang berlaku pada saat ini. Pendapatan seorang
guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. dapat dikatakan meningkat apabila kebutuhan
Pekerjaan mempengaruhi seseorang terhadap pokok seorangpun akan meningkat.Variabel
peran serta masyarakat meliputi keadaan wak- pendapatan dalam penelitian ini adalah jumlah
tu yang tersedia untuk kegiatan sosial. Semakin penghasilan yang dimiliki seorang kader po-
sedikit waktu seseorang untuk bersosialisasi syandu yang digunakan untuk memenuhi ke-
karena banyaknya pekerjaan menyebabkan butuhan hidup keluarganya sehari-hari. Kader
menurunnya tingkat kesadaran dan tanggung yang mempunyai pendapatan yang tinggi cend-
jawab mereka terhadap kegiatan sosial, salah erung lebih aktif dalam kegiatan posyandu, hal
satunya adalah peranan aktif menjadi kader ini disebabkan bahwa kader yang berpendapa-
kesehatan di lingkungan. Hasil penelitian ini tan tinggi telah terpenuhi kebutuhan utaman-
tidak selaras dengan teori yang menyatakan ya. Setelah kebutuhan pokok/utama terpenuhi,
bahwa orang yang bekerja memiliki kesem- maka tinggal melengkapi dengan kebutuhan
patan untuk mengikuti kegiatan sosial rendah sosial, di antaranya adalah mengikuti kegiatan
atas dasar kesibukannya. Dalam penelitian in- posyandu.Dengan demikian apabila akan di-
ididapatkan bahwa sebesar 75,0% ibu yang be- berikan insentif sebaiknya tidak diberlakukan
kerja ternyata aktif dalam kegiatan posyandu. kepada semua kader yang ada, seperti yang di-
Dalam tatanan kehidupan masyarakat yang ungkapkan Wirapuspita (2013) tentang insen-
sebagian besar mata pencahariannya sebagai tif pada kader posyandu. Pihak pengelola dan
petani, ibu-ibu cenderung sebagai ibu rumah pembina posyandu, baik tingkat kelurahan,
tangga akan tetapi disibukan dengan kegiatan kecamatan dan pemerintah kota harusmem-
pertanian. Dalam kenyataanya ibu rumah tang- pertimbangkan pemberian dan pengelolaan in-
ga ditambah dengan kesibukan untuk bertani sentif uang kepada kader, sehingga pemberian
menunjukan lebih sibuk dibandingkan deng- insentif dapat tepat sasaran, sehingga tujuan
an orang bekerja secara formal dimana batasan yang diinginkan dapat tercapai.
waktu kerjanya jelas.
(4) Hubungan antara keikutsertaan kader
(3) Hubungan antarapendapatan kader den- pada organisasi lain dengan keaktifan kader
gan keaktifan kader dalam kegiatan posyan- dalam kegiatan posyandu
du Hasil penelitian menunjukkan bhwa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keikutsertaan kader
terdapat hubungan antara pendapatan den- pada organisasi lain dengan keaktifan kader
gan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja dalam kegiatan posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Palasari Kecamatan Ciater Kabu- Puskesmas Palasari Kecamatan Ciater Kabu-

78
Suhat, Ruyatul Hasanah / KEMAS 10 (1) (2014) 73 - 79

paten Subang (pvalue = 0,00). Hasil uji statistik aktif lebih sedikit (41,4) dibandingkan dengan
menunjukkan bahwa nilai POR 17,57, artinya yang pasif (58,6).
kader yang tidak ikut dengan organisasi lain Beberapa cara yang dapat dilakukan un-
akan mempunyai risiko untuk menjadi kader tuk meningkatkan pengetahuan kader tentang
pasif sebesar 17,57 kali dibandingkan dengan posyandu adalah dengan melakukan pembi-
kader yang ikut dengan organisasi lain. naan dan refreshing kader secara berkesinam-
Keikutsertaan kader dalam organisasi bungan setiap 6 bulan sekali, dengan topik
lain maksudnya adalah selain menjadi kader sekurang-kurangnya 5 program posyandu, yai-
mereka juga aktif dalam kegiatan organisasi tu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
lain, sehingga dapat mempengaruhi partisipas- imunisasi, gizi, serta pencegahan dan penang-
inya dalam kegiatan posyandu, apalagi kegiatan gulangan diare. Penghargaan perlu diberikan
dalam organisasi lain tersebut mendatangkan pada kader yang berprestasi dan aktif, misalnya
nilai ekonomi yang cukup besar bagi kader. dengan pemberian piagam penghargaan yang
Kader yang mengikuti organisasi di masyarakat bertujuan meningkatkan motivasi kader dalam
cenderung lebih bertanggung jawab dalam keg- kegiatan posyandu.Keaktifan kader dalam keg-
itan organisasi termasuk dalam kegiatan posy- iatan posyandu sebaiknya ditinjau ulang setiap
andu. tahun.
Keikutsertaan kader dalam organisasi
berkaitan dengan pengetahuan kader tentang Daftar Pustaka
posyandu. Kader yang tidak ikut dalam organ-
isasi berhubungan dengan rendahnya infor- Depkes, 2005. Pedoman Kegiatan Kader di Posyandu,
masi yang didapat oleh kader. Sebagian besar Jakarta.
kader tidak bekerja dan pendapatan kader yang Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, 2009. Profil
sangat rendah, sehingga untuk berorganisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang 2009,
Subang
pun mereka tidak berminat, dan lebih sibuk
Sistiarani, C. 2013. Peran Kader dalam Penggunaan
mencari pekerjaan untuk mendapatkan peng- Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jurnal Kemas,
hasilan.Kegiatan posyandu ditinggalkan karena 8(2): 100-102.
tidak mereka tidak mendapatkan penghasilan Sudargo, T. 2003. http://www.fkm.undip.ac. Faktor-
dari kegiatan tersebut. faktor yang mempengaruhi keaktifan kader,
diunduh tanggal 09 Pebruari 2011.
Suryatim, 2001.http// www.depkes go.id/. Partisipasi
Penutup Kader, diunduh tanggal 24 Februari 2011
Widagdo, L. 2006. Kepala Desa dan Kepemimpinan
Keaktifan kader dalam kegiatan posy-
Perdesaan: Persepsi Kader Posyandu di
andu berhubungan dengan pengetahuan kader, Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara Jawa
pekerjaan, tingkat pendapatan serta keikutser- Tengah 2000. Makara Kesehatan, 10(2): 54-
taan kader pada organisasi lain. Sebagian besar 59.
pengetahuan kader dalam kategori kurang baik, Wirapuspita, R. 2013. Insentif dan Kinerja Kader
sebagian besar kader tidak bekerja, sebagian Posyandu. Jurnal Kemas, 9(1): 58-65.
besar pengahasilan kader dalam kategori ren- Yuwono Y, 2000. Faktor-Faktor yang Berpengaruh
dah dan sebagain besar kader tidak mengikuti Terhadap Drop Out Kader di Posyandu,Tesis,
organisasi lain di masyarakat. Kader posyandu IKM UGM Yogyakarta

79

Anda mungkin juga menyukai