Abstract
Prolonged economic crisis led to decreased cadres involvement in Integrated care activities.
As result, cadres involevement Health center in Ciater District did not reach the target,
that was 70,2% of set target at 80%. The aim of the research is to discover factors relate to
cadres liveliness in Integrated care activities.Type of research used was analytic descriptive
with cross sectional design. Population to this research were all cadres in Palasari health
center which numbered 228 people. Sample collecting technique used was random sam-
pling as many as70 cadres. Data analysis used was Chi-Square test. Result. Research re-
sulted relationship between cadre’s knowledge over Integrated care (p value: 0,032);cadre’s
employment (p-value:0,0005), cadre’s income (p-value:0,046 ); and cadre’s involvement in
another organization and the liveliness of cadre in Integrated care activities of Palasari
Health center work field in Ciater district Subang regency (p-value:0,00). Conclusion. The
liveliness of Integrated care cadres relates to knowledge, employment, income, and involve-
ment of cadres in another organization
74
Suhat, Ruyatul Hasanah / KEMAS 10 (1) (2014) 73 - 79
gunakan kuesioner, sedangkan data sekunder menunjukkan P Value = 0,032 kurang dari
diperoleh dari absensi kader dan dokumen-do- nilai α (0,05) maka disimpulkan bahwa ter-
kumen dari laporan tahunan dan profil Puskes- dapat hubungan pengetahuan kader dengan
mas Palasari. keaktifan kader dalam kegiatan posyandu di
Data penelitian dianalisis secara bivariat Wilayah kerja Puskesmas Palasari Kecamatan
untuk mengetahui hubungan antara variabel Ciater Kabupaten Subang.Hasil statistik dida-
bebas dan terikat menggunakan uji statistik patkan nilai Prevalence Odds Ratio atau POR
Chi Squaredengan bantuan program komputer. (95% CI) = 3,357(1,227-9,183),artinya kader
Pengetahuan kader dibuat dalam kategori baik yang berpengetahuan kurang akan mempunyai
bila nilai lebih dari ≤75% dan kurang baik bila resiko untuk pasif sebesar 3,35 kali dibanding-
nilai< 75 % kan dengan kader yang berpengetahuan baik.
Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan
Hasil dan Pembahasan bahwa dari 42 responden yang tidak bekerja,
34 responden (81,0%) keaktifan kader posyan-
Hasil penelitian pada 70 orang kader du dalam kategori pasif dan dari 28 responden
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Palasari yang bekerja, 7 responden (25,0%) keaktifan
Kabupaten Subang menunjukkan bahwa 69,8% kader posyandu dalam kategori pasif.
kader mempunyai pengetahuan dalam kategori Hasil uji statistik menunjukkan P Value
kurang baik, dan 40,7% dalam kategori baik. = 0,0005 lebih kecil dari nilai α (0,05) maka
Analisis bivariate menggunakan uji statistikChi disimpulkan bahwa terdapat hubungan peker-
Square adalah sebagai berikut: jaan kader dengan keaktifan kader dalam keg-
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa iatan posyandu di Wilayah kerja Puskesmas
dari 43 responden yang berpengetahuan Palasari Kecamatan Ciater Kabupaten Subang.
kurang baik, 30 responden (69,8%) keaktifan Hasil statistik didapatkan nilai POR (95% CI) =
kader posyandu dalam kategori pasif dan dari 12,75(4,033-40,309),artinya bahwa kader yang
27 responden yang berpengetahuan baik, 11 tidak bekerja akan mempunyai resiko untuk
responden (40,7%) keaktifan kader posyandu pasif sebesar 12,75 kali dibandingkan kader
dalam kategori pasif. yang bekerja.
Hasil uji statistik dengan chi-square Tabel 3. menunjukkan bahwa dari 40
responden yang pendapatannya rendah, 28
Tabel 1. Hubungan antara Pengetahuan Kader dengan Keaktifan Kader dalam Kegiatan Posyandu
Keaktifan Kader
Total POR
Pengetahuan Pasif Aktif p value
(95%CI)
n % n % N %
Kurang Baik 30 69,8 13 31,2 43 100,0 3,357(1,227-
0,032
Baik 11 40,7 16 59,3 27 100,0 9,183)
Jumlah 41 58,6 29 41,4 70 100,0
Sumber: data primer
Tabel 2. Hubungan antara Pekerjaan Kader dengan Keaktifan Kader dalam Kegiatan Posyandu
Keaktifan Kader
Total POR
Pekerjaan Pasif Aktif pvalue
(95%CI)
n % n % N %
Tidak Bekerja 34 81,0 8 19,0 42 100,0 12,75 (4,033-
0,0005
Bekerja 7 25,0 21 75,0 28 100,0 40,309)
Jumlah 41 58,6 29 41,4 70 100,0
Sumber: data primer
75
Suhat, Ruyatul Hasanah / KEMAS 10 (1) (2014) 74 - 80
Tabel 3. Hubungan antara Pendapatan Kader dengan Keaktifan Kader dalam Kegiatan Posyandu
Keaktifan Kader
Total POR P
Pendapatan Pasif Aktif
(95%CI) Value
n % n % N %
Rendah 28 70,0 12 30,0 40 100,0 3,051 (1,135-
0,046
Tinggi 13 43,3 17 56,7 30 100,0 8,206)
Jumlah 41 58,6 29 41,4 70 100,0
Sumber: data primer
Tabel 4. Hubungan antara Keikutsertaan Kader pada Organisasi Lain dengan Keaktifan Kader
dalam Kegiatan Posyandu
responden (70,0%) keaktifan kader posyandu artinya kader yang tidak mengikuti organisasi
dalam kategori pasif dan dari 30 responden lain akan mempunyai resiko untuk pasif sebe-
yang pendapatan tinggi, 13 responden (43,3%) sar 17,57 kali dibandingkan dengan kader yang
keaktifan kader posyandu dalam kategori pasif. mengikuti organisasi lain.
Hasil uji statistik menunjukkan P Value
= 0,046lebih kecil dari α (0,05), maka disim- Pembahasan
pulkan bahwa terdapat hubungan pendapatan
kader dengan keaktifan kader dalam kegiatan Hasil penelitian menunjukan bahwa se-
posyandu di Wilayah kerja Puskesmas Palasari bagian besar pengetahuan kader kurang baik
Kecamatan Ciater Kabupaten Subang. Hasil uji (61,4%), hal ini disebabkan karena kurangnya
statistik didapatkan nilai POR (95% CI) = 3,051 pembinaan yang rutin dari petugas puskes-
(1,135-8,206), artinya kader yang berpendapa- mas. Hal tersebut berdasarkan pengakuan
tan rendah akan mempunyai resiko untuk pasif kader dalam dua tahun terakhir ini tidak ada
sebesar 3,05 kali dibandingkan dengan kader pembinaan/penyegaran tentang pengeta-
yang berpendapatan tinggi. huan posyandu, tidak bekerja (60,0%)karena
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dije- mereka berpendidikan rendah, sehingga tidak
laskan sebagai berikut dari 47 responden yang ada orang yang ingin mempekerjakan secara
tidak mengikuti organisasi lain, 37 responden formal. Selain itu, mereka juga berpenghasi-
(78,7%) keaktifan kader posyandu dalam kat- lan rendah (57,1%). Dengan pendidikan yang
egori pasif dan dari 23 responden yang tidak rendah dan tidak bekerja, maka mereka tidak
mengikuti organiasi lain, 4 responden (17,4%) akan mendapatkan penghasilan yang tinggi.
keaktifan kader posyandu dalam kategori pasif. Tidak mengikutiorganisasi lain (67,1%) karena
Hasil uji statistik menunjukkan P Value mereka malu untuk mengikuti organisasi lain
= 0,0005lebih kecil dari α (0,05), maka disim- dan dari pihak organisasi pun tidak mau me-
pulkan bahwa terdapat hubungan keikutser- milih anggota yang tingkat pendidikannya ren-
taan kader pada organisasi lain dengan Keakti- dah. Kader tidak datang ke posyandu (58,6%)
fan Kader dalam kegiatan posyandu di Wilayah karena mereka merasa pengetahuan tentang
kerja Puskesmas Palasari Kecamatan Ciater Ka- posyandu rendah, mereka memiliki kesibu-
bupaten Subang. Hasil uji statistik didapatkan kan masing-masing di rumah dan karena tidak
nilai POR (95% CI) = 17,575(4,863-63,510),
76
Suhat, Ruyatul Hasanah / KEMAS 10 (1) (2014) 73 - 79
77
Suhat, Ruyatul Hasanah / KEMAS 10 (1) (2014) 74 - 80
lanya mereka ditunjuk dengan kondisi yang paten Subang (p value= 0,046). Hasil uji statis-
belum tahu apa-apa yang akan dikerjakan teta- tik didapatkan nilai POR sebesar 3,05, artinya
pi sebagian mereka tidak merasa keberatan, kader yang pendapatannya rendah akan mem-
menyesal dan tidak terpaksa. Tugas kader-ka- punyai risiko untuk menjadi kader pasif sebe-
der posyandu ini cukup berat dalam mengelola sar 3,05 kali dibandingkan dengan kader yang
dan melayani masyarakat, karena posyandu be- mempunyai pendapatantinggi.
lum dimaknai sebagai sarana yang dilahirkan Pendidikan kader alam kategori rendah
dan dikembangkan atas kesadaran dan upaya (57,0%), dan sebagian besar tidak bekerja atau
sendiri atas partisipasi sosial setiap komunitas hanya bekerja serambutan sebagai buruh tani
di desa dan di kota. Posyandu sangat berhu- yang penghasilannya tidak tetap, menyebabkan
bungan dengan keaktifan kader, karena dapat posyandu ditinggalkan pada saat musim panen.
menentukan kualitas dan fungsi posyandu Pendapatan juga diartikan sebagai pe-
(Depkes, 2005). nerimaan baik berupa uang maupun barang,
Salah satu yang mempengaruhi keaktifan baik dari pihak lain maupun pihak sendiri.
kader posyandu adalah pekerjaan kader. Peker- Dari pekerjaan atau aktivitas yang kita laku-
jaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas kan dan dengan di nilai sebuah uang atas harga
seseorang untuk memperoleh penghasilan yang berlaku pada saat ini. Pendapatan seorang
guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. dapat dikatakan meningkat apabila kebutuhan
Pekerjaan mempengaruhi seseorang terhadap pokok seorangpun akan meningkat.Variabel
peran serta masyarakat meliputi keadaan wak- pendapatan dalam penelitian ini adalah jumlah
tu yang tersedia untuk kegiatan sosial. Semakin penghasilan yang dimiliki seorang kader po-
sedikit waktu seseorang untuk bersosialisasi syandu yang digunakan untuk memenuhi ke-
karena banyaknya pekerjaan menyebabkan butuhan hidup keluarganya sehari-hari. Kader
menurunnya tingkat kesadaran dan tanggung yang mempunyai pendapatan yang tinggi cend-
jawab mereka terhadap kegiatan sosial, salah erung lebih aktif dalam kegiatan posyandu, hal
satunya adalah peranan aktif menjadi kader ini disebabkan bahwa kader yang berpendapa-
kesehatan di lingkungan. Hasil penelitian ini tan tinggi telah terpenuhi kebutuhan utaman-
tidak selaras dengan teori yang menyatakan ya. Setelah kebutuhan pokok/utama terpenuhi,
bahwa orang yang bekerja memiliki kesem- maka tinggal melengkapi dengan kebutuhan
patan untuk mengikuti kegiatan sosial rendah sosial, di antaranya adalah mengikuti kegiatan
atas dasar kesibukannya. Dalam penelitian in- posyandu.Dengan demikian apabila akan di-
ididapatkan bahwa sebesar 75,0% ibu yang be- berikan insentif sebaiknya tidak diberlakukan
kerja ternyata aktif dalam kegiatan posyandu. kepada semua kader yang ada, seperti yang di-
Dalam tatanan kehidupan masyarakat yang ungkapkan Wirapuspita (2013) tentang insen-
sebagian besar mata pencahariannya sebagai tif pada kader posyandu. Pihak pengelola dan
petani, ibu-ibu cenderung sebagai ibu rumah pembina posyandu, baik tingkat kelurahan,
tangga akan tetapi disibukan dengan kegiatan kecamatan dan pemerintah kota harusmem-
pertanian. Dalam kenyataanya ibu rumah tang- pertimbangkan pemberian dan pengelolaan in-
ga ditambah dengan kesibukan untuk bertani sentif uang kepada kader, sehingga pemberian
menunjukan lebih sibuk dibandingkan deng- insentif dapat tepat sasaran, sehingga tujuan
an orang bekerja secara formal dimana batasan yang diinginkan dapat tercapai.
waktu kerjanya jelas.
(4) Hubungan antara keikutsertaan kader
(3) Hubungan antarapendapatan kader den- pada organisasi lain dengan keaktifan kader
gan keaktifan kader dalam kegiatan posyan- dalam kegiatan posyandu
du Hasil penelitian menunjukkan bhwa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keikutsertaan kader
terdapat hubungan antara pendapatan den- pada organisasi lain dengan keaktifan kader
gan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja dalam kegiatan posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Palasari Kecamatan Ciater Kabu- Puskesmas Palasari Kecamatan Ciater Kabu-
78
Suhat, Ruyatul Hasanah / KEMAS 10 (1) (2014) 73 - 79
paten Subang (pvalue = 0,00). Hasil uji statistik aktif lebih sedikit (41,4) dibandingkan dengan
menunjukkan bahwa nilai POR 17,57, artinya yang pasif (58,6).
kader yang tidak ikut dengan organisasi lain Beberapa cara yang dapat dilakukan un-
akan mempunyai risiko untuk menjadi kader tuk meningkatkan pengetahuan kader tentang
pasif sebesar 17,57 kali dibandingkan dengan posyandu adalah dengan melakukan pembi-
kader yang ikut dengan organisasi lain. naan dan refreshing kader secara berkesinam-
Keikutsertaan kader dalam organisasi bungan setiap 6 bulan sekali, dengan topik
lain maksudnya adalah selain menjadi kader sekurang-kurangnya 5 program posyandu, yai-
mereka juga aktif dalam kegiatan organisasi tu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
lain, sehingga dapat mempengaruhi partisipas- imunisasi, gizi, serta pencegahan dan penang-
inya dalam kegiatan posyandu, apalagi kegiatan gulangan diare. Penghargaan perlu diberikan
dalam organisasi lain tersebut mendatangkan pada kader yang berprestasi dan aktif, misalnya
nilai ekonomi yang cukup besar bagi kader. dengan pemberian piagam penghargaan yang
Kader yang mengikuti organisasi di masyarakat bertujuan meningkatkan motivasi kader dalam
cenderung lebih bertanggung jawab dalam keg- kegiatan posyandu.Keaktifan kader dalam keg-
itan organisasi termasuk dalam kegiatan posy- iatan posyandu sebaiknya ditinjau ulang setiap
andu. tahun.
Keikutsertaan kader dalam organisasi
berkaitan dengan pengetahuan kader tentang Daftar Pustaka
posyandu. Kader yang tidak ikut dalam organ-
isasi berhubungan dengan rendahnya infor- Depkes, 2005. Pedoman Kegiatan Kader di Posyandu,
masi yang didapat oleh kader. Sebagian besar Jakarta.
kader tidak bekerja dan pendapatan kader yang Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, 2009. Profil
sangat rendah, sehingga untuk berorganisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang 2009,
Subang
pun mereka tidak berminat, dan lebih sibuk
Sistiarani, C. 2013. Peran Kader dalam Penggunaan
mencari pekerjaan untuk mendapatkan peng- Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jurnal Kemas,
hasilan.Kegiatan posyandu ditinggalkan karena 8(2): 100-102.
tidak mereka tidak mendapatkan penghasilan Sudargo, T. 2003. http://www.fkm.undip.ac. Faktor-
dari kegiatan tersebut. faktor yang mempengaruhi keaktifan kader,
diunduh tanggal 09 Pebruari 2011.
Suryatim, 2001.http// www.depkes go.id/. Partisipasi
Penutup Kader, diunduh tanggal 24 Februari 2011
Widagdo, L. 2006. Kepala Desa dan Kepemimpinan
Keaktifan kader dalam kegiatan posy-
Perdesaan: Persepsi Kader Posyandu di
andu berhubungan dengan pengetahuan kader, Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara Jawa
pekerjaan, tingkat pendapatan serta keikutser- Tengah 2000. Makara Kesehatan, 10(2): 54-
taan kader pada organisasi lain. Sebagian besar 59.
pengetahuan kader dalam kategori kurang baik, Wirapuspita, R. 2013. Insentif dan Kinerja Kader
sebagian besar kader tidak bekerja, sebagian Posyandu. Jurnal Kemas, 9(1): 58-65.
besar pengahasilan kader dalam kategori ren- Yuwono Y, 2000. Faktor-Faktor yang Berpengaruh
dah dan sebagain besar kader tidak mengikuti Terhadap Drop Out Kader di Posyandu,Tesis,
organisasi lain di masyarakat. Kader posyandu IKM UGM Yogyakarta
79