Anda di halaman 1dari 8

Laila khairun nisa

0215101615
Kelas:E

KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN


A.Pembebanan Biaya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, biaya adalah uang yang dikeluarkan untuk
mengadakan sesuatu. Definisi tersebut secara jelas mengartikan bahwa biaya merupakan sebuah
pengobanan atas uang yang dimiliki. Pengartian biaya yang hanya mendasarkan pada bentuk
uang merupakan pengartian biaya dalam arti sempit. Secara luas, pengertian biaya dapat merujuk
kepada segala pengorbanan yang harus diserahkan atas tindakan atau pilihan yang diambil.
Menurut Hansen dan Mowen (2007) pengertian tersebut memiliki tiga unsur yang menjadi acuan
sebuah hal disebut sebagai biaya (cost). Pertama adalah kas atau nilai setara kas. Hal tersebut
menunjukkan bahwa biaya tidak selalu harus berupa uang (kas), tetapi bisa juga berupa hal lain
yang dapat bernilai uang. Unsur yang kedua yaitu pengorbanan atas uang atau setaranya untuk
mendapatkan barang dan jasa yang diharapkan, menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan
oleh organisasi harus memberi timbal balik yang diharapkan akan diterima. Organisasi tidak
begitu saja mengeluarkan uang (atau setara uang) tanpa memikirkan hasil dari pengeluaran
tersebut. Unsur yang terakhir adalah manfaat saat ini maupun masa depan yang diharapkan
organisasi dari biaya yang telah dikeluarkan. Organisasi biasanya memiliki tujuan baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Biaya yang ditanggung atau dikeluarkan organisasi tersebut
ditujukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan. Biaya yang diharapkan untuk
menghasilkan manfaat jangka panjang biasanya disebut dengan investasi.
Biaya dapat dibedakan dengan beban, semua beban adalah biaya tetapi tidak semua biaya
menjadi beban. Perbedaan utamanya terletak pada sifat timbal baliknya. Biaya merupakan
pengorbanan yang diharapkan manfaatnya masa kini maupun di masa mendatang, tetapi beban
merupakan biaya yang telah dipakai dan tidak lagi dapat memberi manfaat di masa yang akan
datang. Contoh dari biaya seperti pembelian bahan baku, sewa dibayar dimuka, pembelian aset,
dan lain sebagainya. Contoh dari beban seperti beban listrik, beban gaji, beban administrasi, dan
lain sebagainya. Perbedaan lain ada pada penyajiannya dalam laporan keuangan. Jika beban
disajikan dalam laporan laba-rugi perusahaan, maka biaya dilaporkan dalam laporan arus kas.
ada tiga metode pembebanan biaya, antara lain:
1.Direct Tracing (Penelusuran Langsung)
Direct tracing merupakan penelusuran yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan membebankan
biaya yang berkaitan langsung dan fisik dengan sebuah objek biaya. Penelusuran pada umumnya
dilakukan dengan cara pengamatan fisik komponen pembentuk produk. Misalnya biaya untuk
membuat sebuah baju antara lain bahan kain, kancing, benang, resleting, tenaga kerja, dan lain
sebagainya. Penelusuran langsung memiliki kelemahan pada pembebanan biaya atas hal-hal
yang secara tidak langsung berhubungan dengan sebuah produk, misalnya jasa listrik, depresiasi
alat, dan lain-lain.
2.Driver Tracing (Penelusuran Penggerak)
Driver tracing dapat diartikan sebagai penggunaan penggerak aktivitas untuk membebankan
biaya pada objek biaya. Penggerak (driver) diartikan sebagai faktor yang menyebabkan
perubahan dalam penggunaan sumber daya dan memiliki hubungan sebab-akibat dengan biaya
yang berhubungan dengan objek biaya. Diver tracing biasanya kurang akurat jika dibandingkan
dengan metode penelusuran langsung.
3.Indirect Cost/Allocation (Alokasi/Biaya Tidak Langsung)
Biaya tidak langsung merupakan biaya-biaya yang tidak memiliki hubungan kausal secara
langsung dengan sebuah objek biaya, sehingga tidak memungkinkan untuk membebankan biaya
dengan cara penelusuran langsung maupun melalui penggerak (driver). Sebagai akibat dari tidak
adanya hubungan antara biaya yang terjadi dengan objek biaya maka pengalokasian biaya tidak
langsung dapat dilakukan dengan menggunakan estimasi dan asumsi manajer keuangan.
B.Harga Pokok Produk dan Jasa
Perusahaan komersial pada dasarnya menghasilkan produk untuk mendapatkan pemasukan
(income). Produk tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yang cukup berbeda,
yaitu barang (tangible product) dan jasa (intangible product). Barang atau produk berwujud
biasanya dihasilkan dari pengolahan bahan baku hingga menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi, seperti mobil, alat elektronik, makanan, furnitur, dan lain-lain. Barang memiliki
wujud fisik yang nyata dibandingkan dengan jasa. Jasa atau produk tak berwujud biasanya
berupa aktivitas pelayanan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membantu kepentingan
konsumen dengan menggunakan fasilitas milik perusahaan, contohnya persewaan, jasa audit,
jasa penilai, perbankan, dan lain sebagainya. Perbedaan jasa terhadap barang yang utama dapat
diidentifikasi dalam empat dimensi, antara lain:
1.Intangibility
Jasa merupakan sebuah produk yang tidak berwujud secara fisik. Maksudnya keberadaan produk
tersebut tidak secara nyata dapat diidentifikasi oleh panca indera manusia, tetapi manfaatnya
dapat dinikmati oleh komsumen. Misalnya jasa audit, konsumen tidak mengetahui bentuk
fisik/proses audit tersebut seperti apa, tetapi merasakan manfaat dari adanya kegiatan audit.
2.Perishability
Jasa merupakan produk yang tidak tahan lama, maksudnya adalah pemanfaatan produk berupa
jasa hanya dilakukan pada saat tertentu saja. Misalnya jasa pengamanan, produk jasa tersebut
hanya bisa dinikmati sepanjang kontrak/kesepakatan dibuat, lebih dari waktu yang disepakati
jasa tersebut sudah tidak dapat dinikmati lagi secara langsung.
3.Inseparability
Jasa merupakan produk yang tidak dapat memisahkan antara konsumen dan produsennya. Kedua
belah pihak berhubungan secara langsung dalam transaksi jasa ini.
4.Heterogenity
Produk jasa memiliki variasi yang sifatnya luas menyesuaikan dengan kepentingan konsumen.
Namun, produk jasa hendaknya memiliki sebuah standar sebagai kontrol atas varian kepentingan
konsumen.
Harga pokok produk merupakan pembebanan biaya yang digunakan untuk mendukung tujuan
manajerial perusahaan secara spesifik. Harga pokok produk yang disajikan untuk masing-masing
tujuan dapat berbeda. Hal ini sesuai dengan prinsip dalam akuntansi biaya yaitu penetapan biaya
yang berbeda untuk tujuan yang berbeda pula. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan
informasi tentang semua pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan suatu produk yang
didukung oleh internal value chain. internal value chain perusahaan merupakan seperangkat
aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesain mengembangkan, memproduksi, memasarkan,
mendistribusikan, dan melakukaan pelayanan produk. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan
objek dimana biaya dibebankan. Untuk tujuan yang berbeda, informasi yang diambil berdasarkan
objek biaya juga berbeda. Misalnya untuk membuat keputusan strategis perusahaan, maka
seluruh biaya atas aktivitas-aktivitas tersebut harus diungkapkan. Berbeda jika untuk tujuan
analisis taktis manajemen, hanya beberapa aktivitas saja yang diungkapkan. Untuk penyajian
laporan keuangan eksternal, perusahaan biasanya hanya mencantumkan biaya produksinya saja.
Harga pokok produk dalam perusahaan manufaktur biasanya berasal dari biaya produksi yang
menghitung tiga jenis biaya, antara lain:
1.Direct Material (Bahan Langsung)
Bahan langsung merupakan bahan baku produksi yang secara fisik dapat ditelusuri langsung
kepada sebuah produk. Biaya bahan langsung dibebankan pada biaya produk.
2.Direct Labor (Tenaga Kerja Langsung)
Tenaga kerja langsung adalah waktu dan tenaga yang dapat ditelusuri secara langsung kepada
produk yang dihasilkan. Item ini biasanya dihitung dengan satuan waktu atau lama pekerja
menyelesaikan sebuah pekerjaan. Pengamatan secara fisik/langsung dilakukan untuk
mengidentifikasi besar biayanya.
3.Overhead
Overhead merupakan pos terakhir dimana biaya-biaya yang ada tidak dapat dimasukkan pada
bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead juga menampung biaya-biaya tidak
langsung yang dipakai untuk mendukung produksi.
C.Penyusunan Laporan Laba Rugi
1.Laporan Keuangan Eksternal
Untuk memenuhi kebutuhan pelaporan eksternal, biaya-biaya diklasifikasikan berdasarkan
fungsi. Ketika menyusun laporan laba-rugi , biaya produksi dipisahkan dari biaya penjualan dan
administrasi. Hal ini dilakukan karena biaya produksi dipandang sebagai harga pokok produk,
sedangkan biaya penjualan dan administrasi dipandang sebagai biaya periode.
2.Laporan laba rugi: perusahaan manufaktur
3.Laporan Laba Rugi: Perusahaan Jasa
Pada perusahaan jasa perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari biaya penjualan dalam
perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal atau akhir barang jadi
karena tidak mungkin perusahaan menyimpan jasa. Jadi, kaau dibandingkan dengan perusahaan
manufaktur biaya penjualan jasa dapat disamakan dengan harga pokok produksi. Selain itu harga
pokok penjualan jasa selama suatu periode (sama dengan harga pokok produksi) dapat dihitung
dengan format yang sama dengan ilustrasi yang terlihat diatas
Peran akuntansi manajemen sebagai suatu tipe akuntansi
Peran akuntansi manajemen sebagai sistem pengolah informasi keuangan dalam perusahaan
dibagi menjadi tiga tingkat perkembangan :
a.Pencatat skor (score keeping)
Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen melakukan perencanaan aktivitas dan pengendalian
pelaksanaan rencana aktivitasnya. Akuntansi manajemen berperan dalam menyediakan informasi
keuangan bagi penyusun rencana aktivitas, yang memberikan informasi sebagai dasar untuk
mengalokasikan sumber daya kepada berbagai aktivitas yang direncanakan. Akuntansi
manajemen juga berperan besar dalam menyajikan informasi umpan balik kepada manajemen
mengenai pelaksanaan rencana aktivitas yang telah disusun. Akuntansi manajemen mencatat
skor dan mengkomunikasikan skor kepada manajer yang bersangkutan untuk memungkinkan
manajemen mengevaluasi pelaksanaan rencana yang telah disusun. Untuk memenuhi fungsi
sebagai pencatat skor bagi manajemen, akuntansi manajemen harus memenuhi persyaratan :
teliti, relevan, dan andal (reliable).
b.Penarik perhatian manajemen (attention directing)
Sebagai penarik perhatian manajemen, akuntansi menyajikan informasi penyimpangan
pelaksanaan rencana yang memerlukan perhatian manajemen, agar manajemen dapat
merumuskan tindakan untuk mencegah berlanjutnya penyimpangan yang terjadi. Tahap
perkembangan ini hanya dapat dicapai, jika akuntansi manajemen telah dapat menjadi pencatat
skor yang baik.
c.Penyedia informasi untuk pemecah masalah (problem solving)
Tahap perkembangan ini merupakan akibat lebih lanjut dari status perkembangan yang
sebelumnya telah dicapai, yaitu sebagai pencatat skor dan sebagai penarik perhatian. Jika
manajemen telah mengandalkan informasi yang dihasilkan oleh akuntan manajemen, maka
mereka akan selalu mengundangnya dalam setiap pengambilan keputusan pemecahan masalah
yang akan mereka lakukan.
2.Peran akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi
Informasi merupakan suatu fakta, data, pengamatan, persepsi, atau sesuatu yang lain, yang
menambah pengetahuan. Informasi diperlukan oleh manusia untuk mengurangi ketidakpastian
dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan selalu menyangkut masa yang akan
datang, yang mengandung ketidakpastian, dan selalu menyangkut pemilihan suatu alternatif
tindakan diantara sekian banyak alternatif yang tersedia. Oleh karena itu, pengambilan keputusan
selalu berusaha mengumpulkan informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapinya
dalam memilih alternatif tindakan tersebut.
Akuntan manajemen bertanggung jawab mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur,
menganalisis, menyiapkan, menginterpretasikan, dan mengkomunikasikan informasi yang
digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan dasar organisasi. Akuntan manajemen
berfungsi sebagai anggota staf dari organisasi dan bertanggung jawab menyediakan informasi.
Tujuan Akuntansi Manajemen
1. Informasi Akuntansi Penuh (full accounting information)
Informasi akuntansi penuh dapat mencakup informasi masa lalu maupun informasi masa yang
akan datang. Informasi ini mencakup informasi aktiva, pendapatan, dan atau biaya. Informasi
akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang lalu bermanfaat untuk : pelaporan informasi
keuangan kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis kemampuan untuk
menghasilkan laba, untuk mengetahui berapa biaya untuk mengeluarkan sesuatu dan penentuan
harga jual dalam cost-type contract. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang
akan datang bermanfaat untuk : penyusunan program, penentuan harga jual normal, penentuan
harga transfer dan penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah.
2.Informasi Akuntansi Diferensial (differential accounting information)
Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan, dan atau biaya
dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan lain. Informasi
akuntansi ini mempunyai dua unsur pokok, yakni : merupakan informasi masa yang akan datang
dan berbeda diantara alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Informasi ini
diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternatif
tindakan yang terbaik diantara alternatif yang tersedia. Karena pengambilan keputusan selalu
menyangkut masa depan, maka informasi akuntansi yang relevan adalah informasi masa yang
akan datang pula.
3.Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (responsibility accounting information)
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan, dan atau
biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawan atas pusat pertanggung
jawaban tertentu. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting
dalam proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menekankan hubungan antara
informasi keuangan dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap perencanaan dan
pelaksanaannya. Dengan demikian informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan dasar
untuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam
melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing.
Perbedaan yang paling mendasar antara Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
bisa terlihat pada:
Pengguna laporan keuangan dan tujuannya
Ruang Lingkup Informasi
Fokus dari Informasi keuangan
Rentang Waktu
Kriteria bagi informasi Akuntansi
Sifat dari informasi keuangan
Pengguna Laporan
Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan bertujuan untuk menyajikan sebuah informasi keuangan perusahaan bagi
pengguna yang berada di luar perusahaan (pihak eksternal).Misalnya para pemegang saham,
kreditur, karyawan, analis keuangan, pemerintah (instansi pemerintah, dirjen pajak) serta yang
lainnya.
Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen memfokuskan diri dalam menyediakan informasi keuangan untuk
keperluan pihak manajemen atau pihak internal perusahaan. Informasi yang dihasilkan nantinya
akan dipakai sendiri oleh manajemen dan diharapkan bisa memberi manfaat bagi manajemen
sebagai bahan pertimbangan evaluasi dan strategi yang akan dijalankan. Contohnya : Manajer
disemua divisi/level, eksekutif, karyawan, sales, karyawan administrasi ataupun supervisor.
Fokus Informasi
Akuntansi Keuangan
Akuntansi Keuangan lebih berfokus kepada informasi historical (masa lalu).
Akuntansi Keuangan memberikan gambaran sekaligus menjadi sebuah bentuk pertanggung-
jawaban manajemen perusahaan atas dana perusahaan yang dikelola
Akuntansi Manajemen
Dalam hal fokus informasi, Akuntansi Manajemen lebih cenderung berorientasi kepada masa
yang akan datang. Hal ini karena pengambilan sebuah keputusan selalu menyangkut mengenai
hal hal yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan di waktu yang akan datang.Tetapi untuk
sumber informasi yang nanti akan diolah bisa bervariasi, ntah itu mulai dari biaya pada masa
lalu, biaya pada masa saat ini ataupun kemungkinan biaya di masa mendatang.
Rentang Waktu
Akuntansi Keuangan
Dari sudut rentang waktu, Akuntansi Keuangan menghasilkan laporan keuangan yang kurang
fleksibel serta hanya bisa mencakup rentang jangka waktu tertentu.Misalnya periode satu tahun,
setengah tahun, kwartalan atau bulanan.
Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen memiliki rentang waktu yang jauh lebiih fleksibel dibanding dengan
Akuntansi Keuangan.Ini bisa terjadi karena tuntutan dari manajemen yang harus mengambil
keputusan penting secara cepat, singkat dan tepat, baik yang terstrukture, semi terstruktur, hingga
tidak terstruktur sekalipun.Rentang jangka waktu yang diberikan bisa harian, mingguan, bulan,
bahkan hingga 10 tahun periode.
Kreteria Informasi
Akuntansi Keuangan
Kriteria informasi akuntansi keuangan merupakan seluruh prinsip akuntansi yang lazim
digunakan atau berterima umum.Prinsip akuntansi tersebut adalah hasil dari perumusan oleh
lembaga yang berwenang seperti IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dan BAPEPAM (Badan
Pengawas Pasar Modal).Hal ini merupakan hasil dari sebuah tuntutan dari pengguna eksternal
laporan keuangan perusahaan.Pengguna eksternal laporan keuangan perusahaan tidak memiliki
pengetahuan langsung tentang hal hal pencatatan didalam perusahaan.Laporan keuangan adalah
satu satu media komunikasi antara manajemen dengan pihak eksternal.Maka laporan keuangan
membutuhkan suatu standarisasi bentuk laporan keuangan.Hal ini supaya pemakai laporan
keuangan dari eksternal perusahaan bisa membandingkannya dengan laporan keuangan dari
berbagai perusahaan yang beda.
Akuntansi Manajemen
Bertolak belakang dengan akuntansi keuangan, kriteria informasi dari Akuntansi Manajemen
tidak terbatasi oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum.Tidak ada patokan selama informasi
itu memberikan manfaat untuk manajemen perusahaan.
Sifat Informasi
Akuntansi KeuanganSifat atas informasi dari Akuntansi Keuangan membutuhkan tingkat
ketepatan yang sangat tinggi, obyektif, bisa diuji kebenarannya, serta akurat karena para
penggunanya adalah pihak dari luar perusahaan.Dalam mendapatkan tingkat ketepatan yang
tinggi, pihak manajemen perusahaan terkadang wajib mempergunakan layanan jasa dari pihak
ketiga yang independen dan bebas dari berbagai kepentingan bentuk apapun.Untuk memberikan
pendapat atas laporan keuangan perusahaan yang telah disusun, yaitu akuntan publik atau yang
lebih dikenal sebagai auditor.
Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen memberkan informasi yang bisa membantu manajemen dalam
pengambilan suatu keputusan yang berhubungan langsung dengan kebijakan perusahaan.
Pengguna akuntansi manajemen
pengguna internal:
1.Owner (pemilik)
2.Manajemen
3.Karyawan
Pengguna external:
1.Kreditor
2.Investor
3.Pemerintah
4.Konsumen
5.Beasiswa Penelitian
6.Lembaga Keuangan
7.Agen Regulatory
8.Otoritas Pajak

Anda mungkin juga menyukai