A.Pembebanan Biaya Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, biaya adalah uang yang dikeluarkan untuk mengadakan sesuatu. Definisi tersebut secara jelas mengartikan bahwa biaya merupakan sebuah pengobanan atas uang yang dimiliki. Pengartian biaya yang hanya mendasarkan pada bentuk uang merupakan pengartian biaya dalam arti sempit. Secara luas, pengertian biaya dapat merujuk kepada segala pengorbanan yang harus diserahkan atas tindakan atau pilihan yang diambil. Menurut Hansen dan Mowen (2007) pengertian tersebut memiliki tiga unsur yang menjadi acuan sebuah hal disebut sebagai biaya (cost). Pertama adalah kas atau nilai setara kas. Hal tersebut menunjukkan bahwa biaya tidak selalu harus berupa uang (kas), tetapi bisa juga berupa hal lain yang dapat bernilai uang. Unsur yang kedua yaitu pengorbanan atas uang atau setaranya untuk mendapatkan barang dan jasa yang diharapkan, menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh organisasi harus memberi timbal balik yang diharapkan akan diterima. Organisasi tidak begitu saja mengeluarkan uang (atau setara uang) tanpa memikirkan hasil dari pengeluaran tersebut. Unsur yang terakhir adalah manfaat saat ini maupun masa depan yang diharapkan organisasi dari biaya yang telah dikeluarkan. Organisasi biasanya memiliki tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Biaya yang ditanggung atau dikeluarkan organisasi tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan. Biaya yang diharapkan untuk menghasilkan manfaat jangka panjang biasanya disebut dengan investasi. Biaya dapat dibedakan dengan beban, semua beban adalah biaya tetapi tidak semua biaya menjadi beban. Perbedaan utamanya terletak pada sifat timbal baliknya. Biaya merupakan pengorbanan yang diharapkan manfaatnya masa kini maupun di masa mendatang, tetapi beban merupakan biaya yang telah dipakai dan tidak lagi dapat memberi manfaat di masa yang akan datang. Contoh dari biaya seperti pembelian bahan baku, sewa dibayar dimuka, pembelian aset, dan lain sebagainya. Contoh dari beban seperti beban listrik, beban gaji, beban administrasi, dan lain sebagainya. Perbedaan lain ada pada penyajiannya dalam laporan keuangan. Jika beban disajikan dalam laporan laba-rugi perusahaan, maka biaya dilaporkan dalam laporan arus kas. ada tiga metode pembebanan biaya, antara lain: 1.Direct Tracing (Penelusuran Langsung) Direct tracing merupakan penelusuran yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan membebankan biaya yang berkaitan langsung dan fisik dengan sebuah objek biaya. Penelusuran pada umumnya dilakukan dengan cara pengamatan fisik komponen pembentuk produk. Misalnya biaya untuk membuat sebuah baju antara lain bahan kain, kancing, benang, resleting, tenaga kerja, dan lain sebagainya. Penelusuran langsung memiliki kelemahan pada pembebanan biaya atas hal-hal yang secara tidak langsung berhubungan dengan sebuah produk, misalnya jasa listrik, depresiasi alat, dan lain-lain. 2.Driver Tracing (Penelusuran Penggerak) Driver tracing dapat diartikan sebagai penggunaan penggerak aktivitas untuk membebankan biaya pada objek biaya. Penggerak (driver) diartikan sebagai faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya dan memiliki hubungan sebab-akibat dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya. Diver tracing biasanya kurang akurat jika dibandingkan dengan metode penelusuran langsung. 3.Indirect Cost/Allocation (Alokasi/Biaya Tidak Langsung) Biaya tidak langsung merupakan biaya-biaya yang tidak memiliki hubungan kausal secara langsung dengan sebuah objek biaya, sehingga tidak memungkinkan untuk membebankan biaya dengan cara penelusuran langsung maupun melalui penggerak (driver). Sebagai akibat dari tidak adanya hubungan antara biaya yang terjadi dengan objek biaya maka pengalokasian biaya tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan estimasi dan asumsi manajer keuangan. B.Harga Pokok Produk dan Jasa Perusahaan komersial pada dasarnya menghasilkan produk untuk mendapatkan pemasukan (income). Produk tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yang cukup berbeda, yaitu barang (tangible product) dan jasa (intangible product). Barang atau produk berwujud biasanya dihasilkan dari pengolahan bahan baku hingga menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, seperti mobil, alat elektronik, makanan, furnitur, dan lain-lain. Barang memiliki wujud fisik yang nyata dibandingkan dengan jasa. Jasa atau produk tak berwujud biasanya berupa aktivitas pelayanan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membantu kepentingan konsumen dengan menggunakan fasilitas milik perusahaan, contohnya persewaan, jasa audit, jasa penilai, perbankan, dan lain sebagainya. Perbedaan jasa terhadap barang yang utama dapat diidentifikasi dalam empat dimensi, antara lain: 1.Intangibility Jasa merupakan sebuah produk yang tidak berwujud secara fisik. Maksudnya keberadaan produk tersebut tidak secara nyata dapat diidentifikasi oleh panca indera manusia, tetapi manfaatnya dapat dinikmati oleh komsumen. Misalnya jasa audit, konsumen tidak mengetahui bentuk fisik/proses audit tersebut seperti apa, tetapi merasakan manfaat dari adanya kegiatan audit. 2.Perishability Jasa merupakan produk yang tidak tahan lama, maksudnya adalah pemanfaatan produk berupa jasa hanya dilakukan pada saat tertentu saja. Misalnya jasa pengamanan, produk jasa tersebut hanya bisa dinikmati sepanjang kontrak/kesepakatan dibuat, lebih dari waktu yang disepakati jasa tersebut sudah tidak dapat dinikmati lagi secara langsung. 3.Inseparability Jasa merupakan produk yang tidak dapat memisahkan antara konsumen dan produsennya. Kedua belah pihak berhubungan secara langsung dalam transaksi jasa ini. 4.Heterogenity Produk jasa memiliki variasi yang sifatnya luas menyesuaikan dengan kepentingan konsumen. Namun, produk jasa hendaknya memiliki sebuah standar sebagai kontrol atas varian kepentingan konsumen. Harga pokok produk merupakan pembebanan biaya yang digunakan untuk mendukung tujuan manajerial perusahaan secara spesifik. Harga pokok produk yang disajikan untuk masing-masing tujuan dapat berbeda. Hal ini sesuai dengan prinsip dalam akuntansi biaya yaitu penetapan biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda pula. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan informasi tentang semua pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan suatu produk yang didukung oleh internal value chain. internal value chain perusahaan merupakan seperangkat aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesain mengembangkan, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan melakukaan pelayanan produk. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan objek dimana biaya dibebankan. Untuk tujuan yang berbeda, informasi yang diambil berdasarkan objek biaya juga berbeda. Misalnya untuk membuat keputusan strategis perusahaan, maka seluruh biaya atas aktivitas-aktivitas tersebut harus diungkapkan. Berbeda jika untuk tujuan analisis taktis manajemen, hanya beberapa aktivitas saja yang diungkapkan. Untuk penyajian laporan keuangan eksternal, perusahaan biasanya hanya mencantumkan biaya produksinya saja. Harga pokok produk dalam perusahaan manufaktur biasanya berasal dari biaya produksi yang menghitung tiga jenis biaya, antara lain: 1.Direct Material (Bahan Langsung) Bahan langsung merupakan bahan baku produksi yang secara fisik dapat ditelusuri langsung kepada sebuah produk. Biaya bahan langsung dibebankan pada biaya produk. 2.Direct Labor (Tenaga Kerja Langsung) Tenaga kerja langsung adalah waktu dan tenaga yang dapat ditelusuri secara langsung kepada produk yang dihasilkan. Item ini biasanya dihitung dengan satuan waktu atau lama pekerja menyelesaikan sebuah pekerjaan. Pengamatan secara fisik/langsung dilakukan untuk mengidentifikasi besar biayanya. 3.Overhead Overhead merupakan pos terakhir dimana biaya-biaya yang ada tidak dapat dimasukkan pada bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead juga menampung biaya-biaya tidak langsung yang dipakai untuk mendukung produksi. C.Penyusunan Laporan Laba Rugi 1.Laporan Keuangan Eksternal Untuk memenuhi kebutuhan pelaporan eksternal, biaya-biaya diklasifikasikan berdasarkan fungsi. Ketika menyusun laporan laba-rugi , biaya produksi dipisahkan dari biaya penjualan dan administrasi. Hal ini dilakukan karena biaya produksi dipandang sebagai harga pokok produk, sedangkan biaya penjualan dan administrasi dipandang sebagai biaya periode. 2.Laporan laba rugi: perusahaan manufaktur 3.Laporan Laba Rugi: Perusahaan Jasa Pada perusahaan jasa perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari biaya penjualan dalam perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal atau akhir barang jadi karena tidak mungkin perusahaan menyimpan jasa. Jadi, kaau dibandingkan dengan perusahaan manufaktur biaya penjualan jasa dapat disamakan dengan harga pokok produksi. Selain itu harga pokok penjualan jasa selama suatu periode (sama dengan harga pokok produksi) dapat dihitung dengan format yang sama dengan ilustrasi yang terlihat diatas Peran akuntansi manajemen sebagai suatu tipe akuntansi Peran akuntansi manajemen sebagai sistem pengolah informasi keuangan dalam perusahaan dibagi menjadi tiga tingkat perkembangan : a.Pencatat skor (score keeping) Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen melakukan perencanaan aktivitas dan pengendalian pelaksanaan rencana aktivitasnya. Akuntansi manajemen berperan dalam menyediakan informasi keuangan bagi penyusun rencana aktivitas, yang memberikan informasi sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya kepada berbagai aktivitas yang direncanakan. Akuntansi manajemen juga berperan besar dalam menyajikan informasi umpan balik kepada manajemen mengenai pelaksanaan rencana aktivitas yang telah disusun. Akuntansi manajemen mencatat skor dan mengkomunikasikan skor kepada manajer yang bersangkutan untuk memungkinkan manajemen mengevaluasi pelaksanaan rencana yang telah disusun. Untuk memenuhi fungsi sebagai pencatat skor bagi manajemen, akuntansi manajemen harus memenuhi persyaratan : teliti, relevan, dan andal (reliable). b.Penarik perhatian manajemen (attention directing) Sebagai penarik perhatian manajemen, akuntansi menyajikan informasi penyimpangan pelaksanaan rencana yang memerlukan perhatian manajemen, agar manajemen dapat merumuskan tindakan untuk mencegah berlanjutnya penyimpangan yang terjadi. Tahap perkembangan ini hanya dapat dicapai, jika akuntansi manajemen telah dapat menjadi pencatat skor yang baik. c.Penyedia informasi untuk pemecah masalah (problem solving) Tahap perkembangan ini merupakan akibat lebih lanjut dari status perkembangan yang sebelumnya telah dicapai, yaitu sebagai pencatat skor dan sebagai penarik perhatian. Jika manajemen telah mengandalkan informasi yang dihasilkan oleh akuntan manajemen, maka mereka akan selalu mengundangnya dalam setiap pengambilan keputusan pemecahan masalah yang akan mereka lakukan. 2.Peran akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi Informasi merupakan suatu fakta, data, pengamatan, persepsi, atau sesuatu yang lain, yang menambah pengetahuan. Informasi diperlukan oleh manusia untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan selalu menyangkut masa yang akan datang, yang mengandung ketidakpastian, dan selalu menyangkut pemilihan suatu alternatif tindakan diantara sekian banyak alternatif yang tersedia. Oleh karena itu, pengambilan keputusan selalu berusaha mengumpulkan informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapinya dalam memilih alternatif tindakan tersebut. Akuntan manajemen bertanggung jawab mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, menganalisis, menyiapkan, menginterpretasikan, dan mengkomunikasikan informasi yang digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan dasar organisasi. Akuntan manajemen berfungsi sebagai anggota staf dari organisasi dan bertanggung jawab menyediakan informasi. Tujuan Akuntansi Manajemen 1. Informasi Akuntansi Penuh (full accounting information) Informasi akuntansi penuh dapat mencakup informasi masa lalu maupun informasi masa yang akan datang. Informasi ini mencakup informasi aktiva, pendapatan, dan atau biaya. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang lalu bermanfaat untuk : pelaporan informasi keuangan kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis kemampuan untuk menghasilkan laba, untuk mengetahui berapa biaya untuk mengeluarkan sesuatu dan penentuan harga jual dalam cost-type contract. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk : penyusunan program, penentuan harga jual normal, penentuan harga transfer dan penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah. 2.Informasi Akuntansi Diferensial (differential accounting information) Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan, dan atau biaya dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan lain. Informasi akuntansi ini mempunyai dua unsur pokok, yakni : merupakan informasi masa yang akan datang dan berbeda diantara alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Informasi ini diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik diantara alternatif yang tersedia. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut masa depan, maka informasi akuntansi yang relevan adalah informasi masa yang akan datang pula. 3.Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (responsibility accounting information) Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan, dan atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawan atas pusat pertanggung jawaban tertentu. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. Dengan demikian informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan dasar untuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing. Perbedaan yang paling mendasar antara Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan bisa terlihat pada: Pengguna laporan keuangan dan tujuannya Ruang Lingkup Informasi Fokus dari Informasi keuangan Rentang Waktu Kriteria bagi informasi Akuntansi Sifat dari informasi keuangan Pengguna Laporan Akuntansi Keuangan Akuntansi keuangan bertujuan untuk menyajikan sebuah informasi keuangan perusahaan bagi pengguna yang berada di luar perusahaan (pihak eksternal).Misalnya para pemegang saham, kreditur, karyawan, analis keuangan, pemerintah (instansi pemerintah, dirjen pajak) serta yang lainnya. Akuntansi Manajemen Akuntansi Manajemen memfokuskan diri dalam menyediakan informasi keuangan untuk keperluan pihak manajemen atau pihak internal perusahaan. Informasi yang dihasilkan nantinya akan dipakai sendiri oleh manajemen dan diharapkan bisa memberi manfaat bagi manajemen sebagai bahan pertimbangan evaluasi dan strategi yang akan dijalankan. Contohnya : Manajer disemua divisi/level, eksekutif, karyawan, sales, karyawan administrasi ataupun supervisor. Fokus Informasi Akuntansi Keuangan Akuntansi Keuangan lebih berfokus kepada informasi historical (masa lalu). Akuntansi Keuangan memberikan gambaran sekaligus menjadi sebuah bentuk pertanggung- jawaban manajemen perusahaan atas dana perusahaan yang dikelola Akuntansi Manajemen Dalam hal fokus informasi, Akuntansi Manajemen lebih cenderung berorientasi kepada masa yang akan datang. Hal ini karena pengambilan sebuah keputusan selalu menyangkut mengenai hal hal yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan di waktu yang akan datang.Tetapi untuk sumber informasi yang nanti akan diolah bisa bervariasi, ntah itu mulai dari biaya pada masa lalu, biaya pada masa saat ini ataupun kemungkinan biaya di masa mendatang. Rentang Waktu Akuntansi Keuangan Dari sudut rentang waktu, Akuntansi Keuangan menghasilkan laporan keuangan yang kurang fleksibel serta hanya bisa mencakup rentang jangka waktu tertentu.Misalnya periode satu tahun, setengah tahun, kwartalan atau bulanan. Akuntansi Manajemen Akuntansi Manajemen memiliki rentang waktu yang jauh lebiih fleksibel dibanding dengan Akuntansi Keuangan.Ini bisa terjadi karena tuntutan dari manajemen yang harus mengambil keputusan penting secara cepat, singkat dan tepat, baik yang terstrukture, semi terstruktur, hingga tidak terstruktur sekalipun.Rentang jangka waktu yang diberikan bisa harian, mingguan, bulan, bahkan hingga 10 tahun periode. Kreteria Informasi Akuntansi Keuangan Kriteria informasi akuntansi keuangan merupakan seluruh prinsip akuntansi yang lazim digunakan atau berterima umum.Prinsip akuntansi tersebut adalah hasil dari perumusan oleh lembaga yang berwenang seperti IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dan BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal).Hal ini merupakan hasil dari sebuah tuntutan dari pengguna eksternal laporan keuangan perusahaan.Pengguna eksternal laporan keuangan perusahaan tidak memiliki pengetahuan langsung tentang hal hal pencatatan didalam perusahaan.Laporan keuangan adalah satu satu media komunikasi antara manajemen dengan pihak eksternal.Maka laporan keuangan membutuhkan suatu standarisasi bentuk laporan keuangan.Hal ini supaya pemakai laporan keuangan dari eksternal perusahaan bisa membandingkannya dengan laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang beda. Akuntansi Manajemen Bertolak belakang dengan akuntansi keuangan, kriteria informasi dari Akuntansi Manajemen tidak terbatasi oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum.Tidak ada patokan selama informasi itu memberikan manfaat untuk manajemen perusahaan. Sifat Informasi Akuntansi KeuanganSifat atas informasi dari Akuntansi Keuangan membutuhkan tingkat ketepatan yang sangat tinggi, obyektif, bisa diuji kebenarannya, serta akurat karena para penggunanya adalah pihak dari luar perusahaan.Dalam mendapatkan tingkat ketepatan yang tinggi, pihak manajemen perusahaan terkadang wajib mempergunakan layanan jasa dari pihak ketiga yang independen dan bebas dari berbagai kepentingan bentuk apapun.Untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan perusahaan yang telah disusun, yaitu akuntan publik atau yang lebih dikenal sebagai auditor. Akuntansi Manajemen Akuntansi Manajemen memberkan informasi yang bisa membantu manajemen dalam pengambilan suatu keputusan yang berhubungan langsung dengan kebijakan perusahaan. Pengguna akuntansi manajemen pengguna internal: 1.Owner (pemilik) 2.Manajemen 3.Karyawan Pengguna external: 1.Kreditor 2.Investor 3.Pemerintah 4.Konsumen 5.Beasiswa Penelitian 6.Lembaga Keuangan 7.Agen Regulatory 8.Otoritas Pajak