Anda di halaman 1dari 4

OPINI

Manfaat Glukosamin, Kondroitin, dan


Metilsulfonilmetana
pada Osteoartritis
Cynantya Kardiman
Staf ICTEC Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia

ABSTRAK
Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif yang paling sering ditemukan dan mengganggu kualitas hidup. Banyak penelitian
dilakukan untuk mencari terapi yang paling efektif, aman, dan bahkan mampu mengembalikan proses degenerasi pada OA. Di Indonesia, telah
banyak dokter meresepkan glucosamine sulfate, chondroitin sulfate, dan MSM yang dipercaya dapat memperlambat progresifitas perubahan
struktur anatomis sendi pada osteartritis walau masih banyak kontroversi mengenai efektivitasnya. Harga obat membuat pasien atau konsumen
menghabiskan biaya pengobatan cukup besar dan membebani biaya asuransi kesehatan.

Kata kunci: glukosamin sulfat, kondroitin sulfat, metilsulfonilmetana (MSM), osteoarthritis (OA)

ABSTRACT
Osteoarthritis (OA) is the most often degenerative disease found and impaired quality of life. Many experiments have been conducted to find
most effective, safe therapy and can recover the degenerative process in OA. In Indonesia, many medical doctors prescribed glucosamine sulfate,
chondroitin sulfate, dan MSM though there are still controversies regarding their effectiveness. The price of the drugs made additional burden
to patient, family and health care insurance. Cynantya Kardiman. The Benefits of Glucosamine, Chondroitin, and Methylsulfonylmethane
in Osteoarthritis.

Keywords : chondroitin sulfate, glucosamine sulfate, methylsulfonylmethane (MSM), osteoarthritis (OA)

PENDAHULUAN progresivitas gejala OA; tetapi penelitian GAIT usia.1 OA dapat memiliki berbagai gejala
Osteoartritis (OA) adalah suatu penyakit sendi membuktikan sebaliknya, ketiga zat tersebut klinis, di antaranya nyeri, rentang gerak yang
degeneratif yang paling sering ditemukan; tidak menghasilkan perbedaan bermakna berkurang dan dapat meningkatkan disabilitas
prevalensinya meningkat dramatis dengan sebagai symptom-modifying dan structure- penderitanya. OA menjadi penyebab utama
bertambahnya harapan hidup masyarakat.1 modifying drugs.3-6 disabilitas di Amerika Serikat. Angka kejadian
Meskipun tidak menyebabkan kematian, OA di Amerika Serikat adalah 20 juta orang,
OA merupakan penyakit yang dapat Meskipun banyak kontroversi mengenai dan diperkirakan akan meningkat sampai 20
mengganggu kualitas hidup, baik dalam glukosamin, kondroitin sulfat dan MSM, kali lipat dalam 20 tahun.2
bekerja maupun dalam melakukan kegiatan dalam praktek sehari-hari obat-obat tersebut
sehari-hari. Oleh karena itu, banyak sekali masih banyak diresepkan. Harga obat yang Analgesik, seperti parasetamol dan NSAID
penelitian dilakukan untuk mencari terapi mahal membuat pasien atau konsumen (nonsteroid antiinflammatory drug), paling
yang paling efektif, aman, dan bahkan menghabiskan biaya cukup besar dan sering digunakan sebagai obat penahan nyeri
mampu mengembalikan proses degenerasi membebani asuransi kesehatan. Di Indonesia kasus OA; NSAID dinyatakan lebih unggul
pada OA.2 glukosamin masuk dalam daftar obat yang untuk mengatasi nyeri dalam jangka pendek.
dijamin dalam asuransi kesehatan. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa
Glukosamin, kondroitin sulfat, dan keberhasilan NSAID mengatasi nyeri berkaitan
Metilsulfonilmetana (MSM) termasuk suplemen PEMBAHASAN dengan cyclooxygenase-2 inhibitor memiliki
diet paling laris di Amerika Serikat dengan Osteoartritis efikasi sedang jika dibandingkan dengan
angka penjualan mencapai sekitar $810 juta Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif, risiko efek samping pada penggunaan jangka
pada 2005.2 Glukosamin sulfat, kondroitin sulfat, kronis, progresif, umumnya mengenai sendi panjang; obat ini dapat menyebabkan efek
dan MSM dipercaya dapat memperlambat weight-bearing. OA adalah bentuk artritis yang samping gastrointestinal dan kardiovaskular,
progresivitas perubahan struktur anatomis paling sering ditemukan dan prevalensinya tanpa mempengaruhi penyebab nyeri yang
sendi pada osteartritis lutut dan mengkontrol meningkat dramatis dengan bertambahnya berasal dari kerusakan tulang rawan sendi.7

Alamat korespondensi email: yusuf_pluss@yahoo.com

936 CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013


OPINI

Karena terapi medis OA hanya memiliki efisiensi


sedang, dan merupakan terapi jangka pendek
untuk pain control, pengembangan obat-obat
lain yang dapat mengatasi nyeri dalam jangka
panjang dan memperbaiki kerusakan tulang
rawan sendi akibat hilangnya tulang rawan
hialin pada OA dewasa ini menarik dilakukan1.
Obat-obat terapi OA diklasifikasikan menjadi Gambar 2 Struktur kimia dari (A) Glukosamin HCl, (B) Glukosamin sulfat, (C) Glukosamin sulfat- natrium klorida kopresipitat.1
symptom-modifying dan structure-modifying.
Sampai saat ini belum ada obat yang terbukti
structure-modifying dalam penyakit OA,
namun penelitian terus dilakukan untuk
mencari senyawa yang dapat memiliki efek
lain selain mengatasi nyeri. Senyawa ini dalam
pemakaian jangka panjang diharapkan dapat
memiliki efek lain yang lebih menguntungkan
daripada NSAID dalam mengatasi kerusakan
struktur sendi, berlawanan dengan efek NSAID
yang dapat meningkatkan progresi kerusakan
sendi.5

Glukosamin
Glukosamin (2-amino-2-deoxi-β-d-gluko-
piranosa), merupakan zat yang normal Gambar 3 Struktur Biokimia Kondroitin10
ditemukan di matriks tulang rawan sendi dan
cairan sendi manusia. Glukosamin merupakan Glukosamin secara struktural merupakan inti aggrekan dan mRNA, juga penurunan
prekusor utama untuk biosintesis berbagai basa lemah, sehingga sediaan glukosamin matrix metalloproteinase-3. mencegah
makromolekul seperti asam hialuronat, yang beredar harus distabilkan dalam produksi interleukin1 (IL-1), stimulasi
proteoglikan, glikosaminoglikan (GAGs), bentuk garam. Glukosamin ditemukan dalam prostaglandin E. 6
glikolipid, dan glikoprotein. Glukosamin berbagai bentuk, antara lain glukosamin sulfat,
terdapat di hampir semua jaringan lunak hidroklorida, N-asetilglukosamin, atau garam Kondroitin
dalam tubuh manusia, konsentrasi tertinggi klorohidrat, dan isomer dekstraoratorik.8 Kondroitin merupakan glikosaminoglikan
di tulang rawan.1 Sediaan oral yang paling banyak ditemukan yang diperlukan untuk pembentukan
di pasaran adalah dalam bentuk glukosamin proteoglikan di tulang rawan sendi.
Pada kartilago sehat, glikosaminoglikan hidroklorida (HCl) dan cocrystals atau Kondroitin memiliki struktur hidrofilik,
memiliki muatan negatif sehingga dapat coprecipitates glukosamin sulfat dengan makromolekul polisakarida dalam bentuk
mengikat molekul air (H2O). Dengan kalium atau natrium klorida. 6 gel yang memfasilitasi rawan sendi untuk
berjalannya usia yang menyebabkan proses menyerap air dalam jumlah banyak sehingga
degenerasi, rantai samping glikosaminoglikan Dosis harian glukosamin bervariasi antara menyebabkan sendi dapat bersifat seperti
berkurang, menghilangkan kemampuan berbagai sediaan. Peningkatan kadar bantalan.10 Kondroitin dipercaya memperbaiki
tulang rawan untuk mengikat air, yang pada glukosamin yang diberikan secara oral pada fungsi sendi dengan meningkatkan
akhirnya mengganggu hidrasi tulang rawan sinovium terjadi selama 12 jam; absorbsi sintesis endogen dan mencegah degradasi
tersebut.6 glukosamin oral pada usus adalah sebesar enzimatik glikosaminoglikan. Penelitian klinis
90%, tetapi first pass metabolisme di hati mendukung pemberian obat oral kondroitin
menyebabkan bioavailabilitas glukosamin sulfat untuk penyakit degeneratif sendi,
turun sampai 44%. 9 baik sebagai obat untuk mengurangi nyeri
sekaligus mengurangi penggunaan NSAID. 10
Mekanisme efek kondroprotektif glukosamin
yang mungkin adalah stimulasi langsung Bentuk kondroitin terbanyak di dalam jaringan
kondrosit, memasukkan sulfur ke dalam sendi adalah kondroitin sulfat A (Kondroitin-
tulang rawan sendi, dan perlindungan 4-sulfat) dan kondroitin sulfat C (Kondroitin-6-
terhadap proses degenerasi tubuh dengan sulfat).
cara mengubah ekspresi genetik.6
Dosis yang direkomendasikan untuk
Secara molekuler penggunaan glukosamin kondroitin adalah sebesar 800 sampai 1200
Gambar 1 Struktur Kimia Glucosamine6 menyebabkan peningkatan signifikan protein mg per hari.10 Mayoritas dosis oral kondroitin

CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013 937


OPINI

sulfat dihidrolisis menjadi monosakarida di menemukan perbedaan bermakna kualitas Pada akhir tahun 1990, National Institutes of
saluran cerna, hanya sejumlah kecil dari di-, nyeri dan fungsi antara kelompok plasebo Health (NIH) di Amerika Serikat mensponsori
oligo-, dan polisakarida yang dapat melewati dengan kelompok glukosamin, terdapat 11,7 % penelitian klinis multicenter, double-
proses pencernaan di usus dan diserap ke reduksi indeks WOMAC dibandingkan plasebo, blind, placebo- dan celecoxib-controlled,
dalam aliran darah dan sendi.8-10 tetapi tidak terdapat perbedaan dalam untuk menilai efektivitas dan keamanan
penilaian kekakuan sendi. Indeks WOMAC glukosamin dan kondroitin sulfat baik
Mekanisme kerja kondroitin sulfat adalah (Western Ontario and McMaster Universities)4 sebagai monoterapi dan sebagai kombinasi
dengan meningkatkan konsentrasi GAG merupakan salah satu kuesioner yang paling terapi OA sendi lutut. Penelitian terbesar
sendi dan meningkatkan viskositas cairan umum digunakan dalam penelitian klinis yang melibatkan 1583 orang pasien, The
sendi. Penyembuhan struktur sendi dan untuk menilai derajat nyeri dan kekakuan, Glukosamin/Kondroitin Artritis Intervention
pengembalian fungsi merupakan akibat dari: serta gangguan fungsional yang disebabkan Trial7 (GAIT) meneliti pasien OA lutut, untuk
(1) peningkatan sintesis asam hialuronat Osteoartritis. Dalam penelitian ini ditemukan menerima glukosamin HCI 1500 mg per
endogen dan glikosaminoglikan sulfat juga pengurangan penyempitan ruang sendi hari, natrium kondroitin sulfat 1200 mg per
dari kondroitin sulfat, dan (2) berkurangnya dibandingkan kelompok plasebo, seperti hari, dan kombinasinya dengan celecoxib
pemecahan glikosaminoglikan sendi akibat yang ditunjukkan hasil radiografi weight- 200 mg per hari atau plasebo. Penelitian
menurunnya aktivitas collagenolitic dan bearing anteroposterior (0.06 mm versus 0.31 ini dilakukan scara double blind selama
inhibisi enzim seperti phospholipase A2 mm). kedua perbedaan tersebut bermakna 24 minggu. Para peneliti GAIT 2006 tidak
dan N-asetilglukosamineidase; kedua enzim secara statistik; tetapi belum ada korelasi dapat menarik simpulan apakah glukosamin
tersebut memiliki kemampuan mendegradasi antara perbaikan gejala dengan penemuan berguna untuk terapi OA. Hasil penelitian
glikosaminoglikan yang ada di sendi.10 radiografis.12 tersebut adalah penurunan 2 0% skor
WOMAC dalam 24 minggu, dibandingkan
Methylsufonylmethane Pada percobaan serupa yang dilakukan tahun dengan sebelum terapi. Pada penelitian
Methylsulfonylmethane (MSM) merupakan 2002 di Prague, Czech, 202 pasien Osteoartritis ini, disimpulkan bahwa bila dibandingkan
bentuk teroksidasi dari dimetil-sulfoksida sendi lutut diberi plasebo atau 1500 mg plasebo, terapi glukosamin saja dan atau
(DSMO), yang merupakan sebuah sediaan glukosamin dan diikuti selama 3 tahun.6 Studi kombinasinya dengan kondroitin tidak
organik sulfur. MSM memiliki sifat analgetik, kedua ini melaporkan perbedaan bermakna menurunkan kualitas nyeri secara signifikan
memblokir proses inflamasi dan meningkatkan derajat nyeri, fungsi, derajat kekakuan pada setelah 6 bulan terapi, pada pasien OA
aktivitas kortisol, sebuah hormon anti grup yang diberi glukosamin. Terdapat lutut. Para peneliti menyatakan bahwa
inflamasi yang secara alamiah dibentuk di perbaikan berarti pada grup glukosamin kombinasi glukosamin dan kondroitin
dalam tubuh. MSM telah diteliti untuk dapat (26%), dibandingkan dengan grup plasebo efektif bagi pasien subgroup nyeri lutut
menggantikan sulfur yang hilang pada proses (16%) dengan menggunakan skor WOMAC hebat. Penemuan penting pada penelitian
artritis. Kadar sulfur pada tulang rawan yang sebagai tolok ukur dan bukti radiografi yang ini adalah efek plasebo sebesar 60%
mengalami artritis adalah sepertiga dari kadar menunjukkan berkurangnya penyempitan menyatakan kurangnya jumlah sampel pada
sulfur tulang rawan normal. Dosis optimal ruang antar sendi pada kompartemen sendi penelitian tersebut.7 Penelitian lanjutan
MSM tidak diketahui, tetapi dosis 1-2 gram medial (rerata penambahan 0.04 mm vs 0.19 GAIT selama 2 tahun dengan 662 pasien OA,
dalam dua dosis sehari adalah dosis yang mm pada penyempitan ruang antar sendi).6-7 dengan randomisasi menggunakan terapi
direkomendasikan.11

DISKUSI
Beberapa penelitian klinis yang menyelidiki
terapi glukosamin untuk OA, menggunakan
preparat glukosamin sulfat produksi
perusahaan farmasi, cenderung menghasilkan
efek positif glukosamin terhadap OA, tetapi
simpulan ini cenderung ditolak karena jumlah
sampel terlalu sedikit, randomisasi tidak
adekuat, tidak ada prinsip intention to treat,
dan bias akibat dipengaruhi sponsor. Dua
uji klinis skala besar pernah dilakukan untuk
menilai fungsi glukosamin sulfat terhadap
gejala dan perubahan radiologis OA.

Penelitian pertama mengevaluasi 212 pasien


OA lutut selama 3 tahun secara acak, salah
satu grup menerima 1500 mg glukosamin
sulfat, dan grup lainnya plasebo.7 Penelitian ini Gambar 4 Tingkat Efek Menurut Tahun Publikasi

938 CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013


OPINI

yang sama tidak menghasilkan perbaikan analisis untuk mengevaluasi efek kondroitin struktur sendi OA lutut pada 622 pasien
skor WOMAC maupun fungsi sendi jika sulfat untuk mengatasi nyeri sendi lutut selama 2 tahun. Pada penelitian tersebut
dibandingkan dengan plasebo. Meskipun dan panggul.4 Para peneliti menemukan ditemukan pengurangan nyeri VAS dan
grup glukosamin dan celecoxib menunjukan heterogenitas besar dalam berbagai WOMAC, meskipun tidak signifikan.14 Hasil
angka perbaikan nyeri dan fungsi yang lebih penelitian, sehingga sulit melakukan penelitian GAIT selama 2 tahun menemukan
baik, namun tidak bermakna secara klinis. 1 interpretasi hasil penelitian tersebut. Analisis tidak ada perbedaan kualitas nyeri yang
dikelompokkan dalam 3 penelitian yang dinilai dengan WOMAC, antara pasien yang
Efektivitas kondroitin sulfat dibandingkan memiliki jumlah sampel lebih besar, memiliki menerima terapi kondroitin sulfat sendiri,
plasebo untuk penatalaksanaan nyeri analisis intention to treat, dan blinding yang maupun dalam kombinasi.7
osteoartritis telah banyak dilaporkan oleh adekuat; ditemukan bahwa kondroitin sulfat
sejumlah penelitian kecil, tetapi hasilnya tidak efektif untuk mentatalaksanai nyeri. SIMPULAN
bervariasi. Beberapa tahun terakhir, Meta-analisis lain yang terbit pada tahun Penggunaan glukosamin, kondroitin, dan MSM
penelitian skala besar telah menemukan yang sama mengevaluasi data uji klinis pada kasus osteoartritis masih dipertanyakan
bahwa kondroitin tidak memiliki, atau hanya acak mengenai berbagai jenis analgesik efektivitasnya sebagai sebuah structure
memiliki sedikit efek terhadap tingkat untuk tatalaksana OA13; 362 pasien dari modifying drugs yang mampu mengembalikan
nyeri OA. GAIT merupakan penelitian yang 6 buah penelitian RCT memberikan struktur sendi yang mengalami degenerasi.
di disusun terutama untuk menilai efek data penggunaan kondroitin sulfat, dan Meskipun terdapat bukti bahwa glukosamin,
kondroitin dan glukosamin pada OA lutut keuntungan pemberian yang secara statistik kondroitin, dan MSM memiliki potensi
yang memiliki gejala. Penelitian ini gagal bermakna ditemukan dalam 4 minggu terapi. sebagai symptom modifying drugs pada kasus
menemukan perbedaan signifikan antara Akan tetapi efek yang diobservasi lebih kecil osteoartritis ringan.
subyek yang diberi kondroitin dengan subyek daripada ambang batas untuk menyatakan
yang diberi plasebo. 3 adanya kemajuan setelah terapi. Uji klinis Karena itu, diperlukan studi lanjutan guna
acak baru-baru ini meneliti peran kondroitin mengevaluasi efektivitas zat-zat tersebut
Reichenbach dkk membuat sebuah meta- dalam mencegah progresifitas kerusakan pada OA.

DAFTAR PUSTAKA
1. Miller KL, Clegg DO. Glucosamine and chondroitin sulfate. Rheum Dis Clin N Am. 2011; 37:103–18.
2. Lawrence RC, Felson DT, Helmick CG, Arnold LM, Choi H, Deyo RA, et al. Estimates of the prevalence of arthritis and other rheumatic conditions in the United States. Part II. Arthritis Rheum.
2008; 58(26): 56-61.
3. Clegg DO, Reda DJ, Harris CL, Klein MA, O’Dell JR, Hooper MM, et al. Glucosamine, chondroitin sulfate and the two in combination for painful knee osteoarthritis. N Engl J Med.
2006;354:795–808.
4. Reichenbach S, Sterchi R, Scherer M, Trelle S, Burgi E, Burgi U, et al. Meta-analysis: Chondroitin for Osteoarthritis of the Knee or Hip. Ann Intern Med. 2007;146:580-90.
5. Reginster JY, Deroisy R, Rovati LC, Lee RL, Lejeune E, Bruyere O, et al. Long-term effects of glucosamine sulphate on osteoarthritis progression: a randomised, plasebo-controlled clinical
trial. Lancet. 2001;357:251-66.
6. Dahmer M, Schiller RM. Glucosamine. American Family Physician Ann Intern Med. 2008;78:470-476.
7. Towheed TE, Maxwell L, Judd MG. Acetaminophen for osteoarthritis. Cochrane Database Syst Rev.2006; 345-57.
8. Persiani S, Roda E, Rovati LC, Locatelli M, Giacovelli G, Roda A. Glucosamine oral bioavailability and plasma pharmacokinetics after increasing doses of crystalline glucosamine sulfate in
man. Osteoarthritis Cartilage.2005;13:1041-46.
9. Jackson CG, Plaas AH, Sandy JD. The human pharmacokinetics of oral ingestion of glucosamine and chondroitin sulfate taken separately or in combination. Osteoarthritis
Cartilage.2010;18:297-303.
10. Chondroitin sulfate. Alternative medicine review. 2006; 11: 337-43.
11. Lawrence RM. Methylsulfonylmethane (MSM): a double-blind study of its use in degeneratif arthritis. Int J Anti-Aging Med. 1998; 1 (1):50-55.
12. McAlindon TE, LaValley MP, Felson DT. Efficacy of glucosamine and chondroitin for treatment of osteoarthritis. JAMA. 2000;284:1241-48.
13. Bjordal JM, Klovning A, Ljunggren AE, Slordal L. Short-term efficacy of pharmacotherapeutic interventions in osteoarthritic knee pain: a meta-analysis of randomised plasebo-controlled
trials. Eur J Pain. 2007;11:125-40.
14. Kahan A, Uebelhart D, De Vathaire F. Long-term effects of chondroitins 4 and 6 sulfate on knee osteoarthritis: the study on osteoarthritis progression prevention, a two-year, randomized,
double-blind, plasebo-controlled trial. Arthritis Rheum. 2009; 60 :524.

CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013 939

Anda mungkin juga menyukai