Anda di halaman 1dari 3

Kajian Metode Frobenius

1
Abdul Harits
1
Student of Mathematics Department State University of Padang, Indonesia

1
abdul_harits_01796@yahoo.com

Abstract – One of the problems in differential equation is to get solution of Ordinary differential equation
with coefficient variable. So that needed a method to solve it, it is the series solution. The series solution
at point t can be used if t  0 is ordinary point of ordinary differential equations, but if t  0 is
singular point, it is needed an extend series solution which called Frobenius method. This research aims
to determine the form of extend series solution at singular points and the form of linear independently
second solutions. The results of this research indicate the form of extend series solution at singular point
and then based on roots of indicial terms, there are three kinds linear independently second solution where
distinct roots not differing by an integer, roots differing by an integer, and double root.

Keywords - Ordinary Points, Singular Points, Series Solution, Frobenius Method

Abstrak – Salah satu masalah dalam persamaan diferensial adalah memperoleh solusi dari persamaan
diferensial biasa koefisien variable. Sehingga dibutuhkan sebuah metode untuk memperolehnya, yaitu
solusi deret. Solusi deret pada titik t dapat digunakan jika t  0 adalah titik ordinari dari persamaan
diferensial biasa, tetapi jika t  0 adalah titik singular, maka dibutuhkan suatu deret pangkat diperluas
yang dikenal dengan metode Frobenius. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bentuk solusi deret
pangkat diperluas pada titik singular dan bentuk solusi kedua yang saling bebas linear. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bentuk dari solusi deret pangkat diperluas pada titik singular dan berdasarkan
dari akar-akar persamaan indicator, ada tiga bentuk solusi kedua yang saling bebas linear dimana selisih
akar-akar bukan bilangan bulat, selisih akar-akar bilangan bulat, dan akar kembar

Kata kunci: Titik Ordinari, Titik Singular, Solusi Deret, Metode Frobenius

PENDAHULUAN digunakan adalah dengan menyatakan penyelesaiannya


Persamaan diferensial biasa adalah suatu persamaan dalam bentuk solusi deret pangkat. Metode ini sangat
diferensial yang memuat turunan dari suatu fungsi dengan efisien digunakan pada persamaan diferensial koefisien
satu peubah bebas [5]. Dalam membahas suatu persamaan variabel, sebab koefisien dari persamaan diferensial tidak
diferensial biasa, tidak terlepas dalam kajian mencari dipersyaratkan mempunyai bentuk tertentu.
solusi persamaan diferensial tersebut. Solusi dari Penyelesaian persamaan diferensial menggunakan
persamaan diferensial orde-n adalah suatu fungsi yang solusi deret pangkat memperhatikan keanalitikan
memenuhi persamaan diferensial [4]. koefisien dari persamaan diferensial. Suatu fungsi f(t)
Ada banyak cara dalam menyelesaikan suatu dikatakan analitik pada t0 jika f(t) mempunyai sebuah
persamaan diferensial biasa, akan tetapi sering terjadi bentuk deret [2]

kendala dalam memperoleh solusi persamaan diferensial, f ( n ) (t 0 )
terutama persamaan diferensial yang mempunyai f (t )   (t  t 0 ) n .
koefisien berupa variabel. Persamaan diferensial koefisien n 0 n!
variabel yang memiliki bentuk khusus seperti persamaan Jika suatu persamaan diferensial direpresentasikan dalam
diferensial Cauchy-Euler dan persamaan diferensial bentuk y"  P ( x ) y '  Q ( x ) y  0 dengan P(x) dan Q(x)
Lagrange-Legendre, dapat diselesaikan dengan analitik di x = x0, maka solusi y(x) persamaan diferensial
menyederhanakan bentuk persamaan diferensialnya. Akan tersebut akan analitik di x = x0 artinya solusi persamaan
tetapi jika koefisien variabelnya tidak memiliki bentuk diferensialnya dapat direpresentasikan dalam bentuk [1]:
khusus maka akan sulit untuk memperoleh solusi
persamaan diferensialnya. Sehubungan dengan itu 
y ( x )   a m  x  x0 
dikembangkan metode penyelesaian persamaan m

diferensial yang dapat menyelesaikan persamaan m 0


diferensial koefisien variabel tersebut. Metode yang dapat

1
Akan tetapi, jika P(x) dan Q(x) tidak analitik di x = x0, Diturunkan persamaan (2) hingga turunan kedua dan
dengan kata lain memiliki titik singular di x  x 0 maka mensubstitusikan ke dalam persamaan diferensial (1).
Karena s (t )  t adalah solusi persamaan diferensial
x
solusi y(x) tidak dapat direpresentasikan dalam deret
( x  x0 ) , sehingga dibutuhkan suatu metode deret (1) maka diperoleh,
pangkat diperluas atau dikenal dengan metode Frobenius. 
U " t x2  U ' 2 x t x1  p(t ) t x1  0
Metode ini mempunyai setidaknya satu solusi yang Dengan pengintegralan diperoleh:
berbentuk:


U  t   p0  2 x 1 k 0  k1t  k 2t 2  ...
y ( x)  x  x0   a x  x  karena S  U . t
r m x
m 0 dan merujuk ke persamaan
m 0 indikator, yang menyatakan jumlah akar-akarnya
dimana r merupakan akar dari persamaan indikator
adalah  ( p0  1) , maka diperoleh:
persamaan diferensial. Dalam menyelesaikan persamaan
diferensial orde-2, akan dicari solusi kedua dari 
S  t x k 0  k1t  k 2t 2  ... 
persamaan diferensial, dimana bentuk solusi kedua dari
Sehingga diperoleh solusi deret pertama bagi
persamaan diferensial bergantung pada akar-akar
persamaan diferensial (1) yang memiliki titik singular
indikatornya, yang mana akar-akarnya bisa sama atau
pada titik t= 0.
berbeda, dimana solusinya memuat fungsi logaritma [3].
2. Bentuk Solusi Kedua Persamaan Diferensial Koefisien
Metode Frobenius ini sangat efisien digunakan untuk
Variabel yang Saling Bebas Linear
mencari solusi persamaan diferensial dengan koefisien
Persamaan diferensial yang berbentuk:
berupa fungsi. Metode frobenius ini banyak digunakan
p (t ) q (t )
dalam mencari solusi dari penerapan persamaan S " S ' 2 S  0
diferensial, diantaranya persamaan Bessel, penyebaran t t
suhu dalam tabung, persamaan Laguerre yang digunakan dimana p(t) dan q(t) analitik di t  0 , dengan
dalam mekanika kuantum dari atom hidrogen, dan
persamaan hipergeometrik dari Gauss. x1  x2 dimana x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan
indikator x   p0  1 x  q0  0 , akan memiliki
2

METODE
solusi pertama yang dapat dituliskan dalam bentuk:
Penelitian ini adalah penelitian dasar atau teoritis. 

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan S1 (t )  t x1  k n t n (3)


n 0
menganalisis teori-teori yang relevan dengan
Dan memiliki tiga kasus bentuk solusi kedua:
permasalahan yang akan dibahas, serta berdasarkan pada
Kasus 1: akar-akar berbeda dan selisihnya bukan
studi kepustakaan. bilangan bulat.
Adapun langkah–langkah penelitian yang dilakukan
Dalam kasus ini, x1  x2  J * dengan J* adalah
adalah:
1. Menelaah teori mengenai persamaan diferensial biasa. bukan bilangan bulat
2. Menelaah teori mengenai titik ordinari dan titik Dengan memisalkan:
singular persamaan diferensial biasa. S 2  W S1 , (4)
3. Meninjau teori tentang solusi deret pangkat. dengan W adalah fungsi W(t).
4. Menelaah teorema 1 deret Frobenius. Dengan menggunakan langkah yang sama dalam
5. Menelaah akar-akar indikator persamaan diferensial
permasalah pertama, dan S1 adalah solusi persamaan
orde dua.
6. Menelaah teorema 2 deret Frobenius. diferensial (1), maka diperoleh:
t 2 S1 W "  2t 2 S1 'W '  t p S1 W '  0
HASIL DAN PEMBAHASAN Sehingga,
W"  2 x  p0  
  n t
1. Bentuk Solusi Deret Pangkat yang Diperluas (Metode
Frobenius) di Titik Singular   1 n
(5)
Persamaan diferensial:
W'  t  n 0
Dalam kasus ini, akar-akar berbeda dan selisihnya
t 2 S ' '  t p (t ) S '  q (t ) S  0 (1)
bukan bilangan bulat maka 2 x1  p0  1  J * , dan
s (t )  t merupakan solusi persamaan diferensial
x
dengan pengintegralan diperoleh:
(1), akan dicari solusi deret dari persamaan diferensial
W  V0t  J *  V1t 1 J *  V2t 2 J *  ...
yang saling bebas linear dengan memisalkan,
S  U. t x , (2) Karena S 2  W S1 , maka diperoleh solusi kedua
dengan U adalah fungsi U(t). persamaan diferensial (1) adalah:

2

S 2 (t )  t x2  K n t n p (t ) q (t )
n 0 S " S ' 2 S  0
apabila akar-akar persamaan indikator berbeda dan t t
selisihnya bukan bilangan bulat. dimana p(t) dan q(t) analitik di t  0 , memiliki
Kasus 2: selisih kedua akarnya adalah bilangan bulat setidaknya satu solusi yang dapat dituliskan dalam
Dalam kasus ini, x1  x2  J dengan J adalah bentuk:

bilangan bulat. S (t )  t x  k n t n
Dengan menggunakan langkah yang sama pada n 0
pembuktian kasus 1, sehingga akan diperoleh dengan x adalah akar-akar persamaan indikator
persamaan (5). Dalam kasus ini, selisih kedua akarnya persamaan diferensial.
adalah bilangan bulat, sehingga 2 x1  p0  1  J
dan dengan pengintegralan, diperoleh: 2. Bentuk Solusi Kedua Persamaan Diferensial Koefisien
1 J Variabel yang Saling Bebas Linear
W t  v1t 1 J  v2t 2 J  ...  v J 1t 1 Bentuk solusi kedua persamaan diferensial
J koefisien variabel yang saling bebas linear dengan
 v J ln t  v J 1t  v J  2t 2  ... x1  x2 dimana x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan
Karena S 2  W S1 , sehingga diperoleh solusi kedua indikator x 2   p0  1 x  q0  0 , akan memiliki
persamaan diferensial (1) adalah: solusi pertama yang dapat dituliskan dalam bentuk:
 
S 2 (t )  v S1 (t ) ln t  t x2
K
n 0
n t n
S1 (t )  t x1  k n t n
n 0
apabila akar-akar persamaan indikator berbeda dan Dan memiliki tiga kasus bentuk solusi kedua:
selisihnya bilangan bulat. Kasus 1: akar-akar berbeda dan selisihnya bukan
Kasus 3: akar kembar bilangan bulat.
Karena akar-akar persamaan indikator memiliki nilai 
sama yaitu x1 = x2 = x, maka akar indikatornya S 2 (t )  t x2  K n t n
1 n 0
x (1  p o ) . Kasus 2: selisih kedua akarnya adalah bilangan bulat
2 
Dengan menggunakan langkah yang sama pada S 2 (t )  v S1 (t ) ln t  t x2  K n t n , (t  0)
pembuktian kasus 1, sehingga akan diperoleh n 0
1 Kasus 3: akar kembar
persamaan (5). Karena x  (1  p o ) adalah akar- 
2
S 2 (t )  S1 (t ) ln t  t x1  K n t n , (t  0)
akar persamaan indikator, maka 2 x  p0  1 , dan n 0
dengan pengintegralan, diperoleh: Dengan K1, K2, K3, .... Kn adalah konstanta.
W  ln t  v1t  v2t 2  v3t 3  ...
Karena S 2  W S1 sehingga diperoleh solusi kedua REFERENSI
persamaan diferensial (1) adalah: [1] Boyce, William E. and Richard C. DiPrima. 2001. Elementary
 Differential Equations and Boundary Value Problems. Edisi ke-
S 2 (t )  S1 (t ) ln t  t x1  K n t n 7. USA: John Wiley & Sons, Inc.
n 0 [2] Kohler, W. & Lee Johnson. 2006. Elementary Differential
Equations with Boundary Value Problems. Edisi ke-2. USA:
apabila akar-akar persamaan indikator bernilai sama. Pearson Education, Inc.
[3] Nagy, Gabriel. 2012. Ordinary Differential Equations.
SIMPULAN Michigan State University: Mathematics Department.
Dari pembahasan yang telah dilakukan dapat [4] Rahardi, R., dkk. 2003. Persamaan Diferensial Biasa.
Universitas Negeri malang: FMIPA.
disimpulan bahwa: [5] Swift, Randal J. dan Stephen A. Wirkus. 2007. A Course in
1. Bentuk Solusi Deret Pangkat yang Diperluas (Metode Ordinary Differential Equations. Taylor & Francis Group:
Frobenius) di Titik Singular Sebarang persamaan Chapman & Hall/CRC.
diferensial yang berbentuk:

Anda mungkin juga menyukai