Anda di halaman 1dari 13

BAB I

DEFINISI

A. Pengertian
Obat-obatan high alert adalah obat-obatan yang sering menyebabkan terjadi
kesalahan atau kesalahan serius dan obat yang beresiko tinggi meyebabkan dampak
yang tidak diiginkan jika terdapat kesalahan penggunaannya (dosis, interval atau
pemilihannya).

B. Latar belakang
Medication error yang merupakan penggunaan obat yang tidak tepat atau
membahayakan nyawa pasien adalah suatu kejadian dapat dicegah. Kejadian ini
berkaitan prosedur, sistem, arahan verbal, pelabelan produk atau pembungkusannya.
Karena pemberian obat-obatan baik secara oral atau suntikan adalah proses yang
kompleks, maka setiap petugas kesehatan harusnya mempunyai pengetahuan umum
tentang nama obat, dosis dan efek samping dari obat-obatan sebelum obat diberikan
kepada pasien.
Menurut France D.H. et al (2005) banyak laporan kematian pasien akibat
kesalahan pemberian obat-obatan terutama di kritikal unit / unit intensif di rumah
sakit baik itu karena kesalahan dosis, kesalahan pengenceran maupun kesalahan cara
pemberian obat. Andreas V. et al. (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
kesalahan pemberian obat-obatan di unit intensif rumah sakit sering terjadi. Seperti
diketahui bahwa obat-obatan yang sering dipakai dalam perawatan pasien di unit
kritis rumah sakit adalah obat-obatan high alert (obat-obatan yang perlu
diwaspadai).Oleh sebab itu maka high alert medications (obat yang perlu
diwaspadai) memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menyebabkan komplikasi, efek
samping atau bahaya dalam penggunaannya sehingga perlu digunakan metode-
metode untuk meminimalkan kesalahan penggunaannya.
Metode yang digunakan untuk meminimalkan kesalahan pengobatan high alert
yaitu menyediakan informasi mengenai obat-obatan high alert, membatasi akses
terhadap obat-obatan high alert, menggunakan label untuk obat-obatan high alert,
menstandarisasi prosedur peresepan, penyimpanan, persiapan dan pemberian obat-
obatan high alert, melakukan pengecekan ganda untuk obat-obatan high alert.
C. Tujuan
a. Menyediakan panduan untuk rumah sakit mengenai kebijakan manajemen dan
pemberian obat-obatan yang tergolong dalam kategori obat-obatan high alert
b. Meningkatkan kewaspadaan akan obat-obatan high alert sehingga meningkatkan
keselamatan pasien
c. Menghindari kesalahan atau kesalahan serius (sentinel event ) akibat penggunaan
obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan High Alert Rumah Sakit Umum Daerah Saparua memiliki ruang lingkup
pada unit farmasi meliputi proses pelabelan obat-obatan High Alert, pengelolaan obat
menurut FIFO, pembuatan daftar obat-obat High Alert dan tata cara pengaturan obat-obat
High Alert. Untuk rawat inap meliputi pembuatan daftar obat High Alert, tata cara
pengaturan obat-obatan High Alert, alur permintaan obat High Alert dan identifikasi obat-
obat High Alert. Untuk vk, ok dan ugd meliputi pembuatan daftar obat High Alert, tata cara
pengaturan obat-obatan High Alert, alur permintan dan identifikasi obat-obatan High Alert.

2
BAB III
TATA LAKSANA

Kebijakan dan/ atau prosedur di kembangkan agar proses identifikasi, lokasi,


pemberian label, dan penyompanan obat-obat yang perlu diwaspadai.
Kebijakan dan prosedur ini di implementasikan
A. Daftar obat-obatan High Alert di rumah sakit :
Kelas obat Nama obat
Agonis adrenergik IV Epineprin
Agen anestesi (umum,inhalasi,IV,Epidural) Ketamin (KTM)
Obat inotropik IV Digoksin (Fargoxin),
Insulin (SC) Insulin reguler (Novorapid)
Sediaan narkotika IV Pethidin
B. Hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan obat-obatan high alert :
Obat-obatan yang digunakan dalam emergensi medis misalnya kondisi mengancam
nyawa yang bersifat gawat darurat tidak diwajibkan untuk mengikuti Pedoman dan
Prosedur Penggunaan high alert medications
C. Prinsip penggunaan obat-obatan high alert :
1. Mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dengan cara :
a. Mengurangi jumlah obat high alert yang disimpan di suatu unit
b. Sedapat mungkin menghindari penggunaan obat high alert
2. Melakukan pengecekan ganda

3. Meminimalkan kesalahan dalam penanganan obat high alert dengan cara :


a. Memisahkan obat-obat dengan nama atau rupa yang mirip , Look Alike
Sound Alike (LASA)
b. Meminimalkan instruksi verbal dan menghindari penggunaan singkatan
c. Membatasi akses terhadap obat high alert
D. Peresepan High alert
1. Sedapat mungkin tidak memberikan instruksi hanya secara verbal mengenai
high alert medications
2. Instruksi harus mencakup minimal:
a. Nama dan nomor rekam medis pasien
b. Tanggal dan waktu instruksi dibuat
c. Nama obat, dosis, jalur pemberian dan tanggal pemberian setiap obat
d. Kecepatan dan atau durasi pemberian obat
3. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi dan indikasi penggunaan setiap
high alert medications secara tertulis
3
E. Persiapan dan penyimpanan High alert
1. Obat High alert disimpan di farmasi dengan diberi label yang bertuliskan
‘HIGH ALERT’ di setiap kemasan obat dan dipisahkan dari obat lain
ditempatkan dalam wadah berwarna merah. Obat-obatan high alert diberi label
high alert sampai di kemasan primer obat sehingga memungkinkan petugas unit
lain untuk mengidentifikasi obat-obatan high alert di bagiannya. Label obat-
obatan high alert berupa stiker berwarna merah dengan tulisan HIGH ALERT
berwarna hitam. Label ditempel pada bagian obat yang tidak menutupi
keterangan dari obat baik itu nama, komposisi, dosis, nomor batch atau tanggal
kadaluwarsa obat.
Label high alert :

HIGT
ALERT

Label bentuk segitiga ditempelkan pada kemasan sekunder obat-obatan high alert

HIGH ALLERT

Label bentuk persegi panjang ini ditempelkan pada kemasan primer obat-obatan
high alert

2. Untuk obat-obatan LOOK ALIKE SOUND ALIKE (LASA) disimpan di bagian


farmasi dengan penandaan khusus yaitu :
a. Obat look alike diberi tulisan ‘ HATI-HATI LOOK ALIKE’ dengan
kertas berwarna hijau

HATI-HATI

LOOK ALIKE

NAMA OBAT

MIRIP OBAT
4
b. Obat sound alike diberi tulisan ‘HATI-HATI SOUND ALIKE’ dengan
kertas berwarna kuning

HATI-HATI

SOUND ALIKE

NAMA OBAT

UCAPAN MIRIP

Obat – obatan yang masuk dalam daftar obat LASA diberikan label hanya pada
tempat penyimpanan saja, tidak ditempel di kemasan obatnya
F. Pemberian obat High alert
1. Perawat harus melakukan pengecekan ganda terhadap semua obat-obatan high
alert sebelum diberikan kepada pasien
2. Pengecekan ganda terhadap obat high alert bertujuan untuk mengidentifikasi
obat-obatan yag memerlukan pengecekan ganda oleh petugas kesehatan lainnya
sebagai orang kedua sebelum memberikan obat tersebut untuk meningkatkan
keselamatan pasien

5
3. Pengecekan ganda obat high alert :
a. Dilakukan sebelum memberikan obat high alert tertentu dan pada saat
laporan pergantian jaga atau saat melakukan transfer pasien
b. Pengecekan ganda dicatat dalam rekam medis pasien atau pada catatan
pemberian medikasi pasien
c. Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang berwenang
memberikan instruksi, meresepkan atau memberikan obat-obatan antara lain
: perawat, ahli farmasi dan dokter
d. Pengecekan kedua dilakukan oleh petugas yang berwenang, teknisi atau
perawat lainnya (petugas tidak boleh sama dengan pengecek pertama)
e. Kebutuhan pengecekan ganda dilakukan pada keadaan sebagai berikut :
 Setiap akan memberikan injeksi obat
 Untuk infus :
 Saat terapi inisial
 Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
 Saat pemberian bolus
 Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
 Setiap terjadi perubahan dosis obat
f. Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari dokter

4. Obat-obatan High alert yang memerlukan pengecekan ganda yaitu : Insulin dan
Infus narkotika

5. Prosedur
1. Untuk dosis inisial atau inisiasi infus baru :
a. Petugas kesehatan menyiapkan obat dan hal – hal dibawah ini untuk
menjalani pengecekan ganda oleh petugas kedua :
 Obat-obatan dengan label yang menempel pada sediaan obat
 Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi pasien atau resep/
instruksi tertulis dokter
b. Petugas kedua akan memastikan hal-hal sebagai berikut:
 Obat telah disiapkan sesuai instruksi
 Perawat pasien harus memverifikasi bahwa obat yang hendak
diberikan telah sesuai dengan instruksi dokter
 Obat memenuhi persyaratan 5 benar
 Membaca label dengan suara lantang kepada perawat lainnya untuk
memverifikasi persyaratan 7 benar yaitu :
 Benar obat

6
 Benar dosis dan kecepatan pemberian
 Benar rute pemberian
 Benar frekuensi atau interval waktu pemberian
 Benar pasien
 Benar cara
 Benar dokumentasi
c. Pada beberapa kasus, harus tersedia juga kemasan atau vial obat untuk
memastikan bahwa obat yang disiapkan adalah obat yang benar misalnya
: dosis insulin
d. Ketika petugas kedua telah selesai melakukan pengecekan ganda dan
kedua petugas telah puas bahwa obat sudah sesuai, maka petugas
melakukan pencatatan pada rekam medis atau catatan pemberian
medikasi pasien
e. Petugas kedua harus menulis ‘dicek oleh’ dan diisi dengan nama
pengecek
f. Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat diberikan kepada pasien

g. Pastikan infus obat berada pada jalur atau selang yang benar dan lakukan
pengecekan selang infus mulai dari larutan atau cairan infus, pompa
hingga tempat insersi selang
h. Pastikan pompa infus terprogram dengan kecepatan pemberian yang
tepat, termasuk ketepatan data berat badan pasien
2. Untuk pengecekan saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien :
a. Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini :
 Obat yang diberikan harus memenuhi persyaratan 7
benar
 Perawat berikutnya akan membaca label dengan
lantang kepada perawat sebelumnya untuk
memverifikasi persyaratan 5 benar
b. Saat pengecekan telah selesai dan kedua perawat yakin bahwa obat telah
sesuai, maka petugas melakukan pencatatan di rekam medis pasien
6. Sesaat sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama pasien,
memberitahukan kepada pasien mengenai nama obat yang diberikan, dosis obat
dan tujuan pengobatan
7. Semua pemberian high alert medications IV yang bersifat kontinyu harus
diberikan melalui pompa infus IV
8. Setiap selang infus harus diberi label dengan nama obat yang diberikan di ujung
distal selang dan pada pintu masuk pompa untuk mempermudah verifikasi dan

7
meminimalkan kesalahan
9. Pada situasi emergensi, dimana pelabelan dan prosedur pengecekan dapat
menunda penatalaksanaan dan berdampak negatif terhadap pasien, maka
pengecekan ganda dapat ditunda, namun petugas yang memberikan obat
menyebutkan dengan lantang semua terapi obat yang diberikan sebelum
memberikannya kepada pasien
10. Obat yang tidak digunakan segera dikembalikan ke bagian farmasi
G. Penggunaan High Alert Medications
1. Agonis adrenergik IV (epineprin)
a. Instruksi medikasi harus meliputi ‘kecepatan awal’
b. Konsentrasi standar untuk infus kontinyu epineprin adalah 4 mg/250 ml
c. Pada kondisi klinis dimana diperlukan konsentrasi infus yang tidak sesuai
standar, maka spuit atau botol infus harus diber label ‘konsentrasi yang
digunakan adalah ........’
2. Infus narkotika
a. Sediaan harus disimpan dalam lemari penyimpanan yang terkunci di bagian
farmasi
b. Sedapat mungkin setiap kali mengeluarkan sediaan tersebut dari farmasi
menggunakan instruksi tertulis
c. Berikan label high alert untuk sediaan tersebut
d. Jika diperlukan perubahan, hubungi dokter yang bertanggung jawab
e. Lakukan pengecekan ganda
3. Agen sedasi IV (ketamin)
a. Lakukan monitor selama pemberian obat meliputi oksimetri denyut, tanda
vital, tersedia peralatan resusitasi)

H. Obat-obatan LASA
Daftar obat-obatan LASA di rumah sakit seperti di bawah ini :
N Look Alike (Rupa Mirip) N Sound Alike (Ucapan Mirip)
O O
1 Captopril 12,5 Captopril 25, 50 1 NICARdipin NIPEdipin

2 Ceftriaxon Cefotaxim 2 AmitTRIPYlin amiNOPHylin


3 Amlodipin 5 Amlodipin 10 3 ChlorproPAMIDE chlorpromazine

8
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Kepatuhan terhadap SPO.


Kepatuhan pelaksanaan SPO akan dievaluasi setiap bulan dan dilaporkan kepada
direktur.
2. Daftar obat-obatan High Alert.
Melakukan review secara berkala berkenaan dengan adanya penambahan atau
perubahan obat-obtan.
3. Labelisasi.
Memberikan label pada obat yang termasuk dalam High alert.

9
LAMPIRAN
Lampiran 1.

Pengelolaan High Alert Medications di farmasi

No Pertanyaan Jawaban 1 2 3 Keterangan


1 Petugas memberi label obat high alert Ya/Tidak
dengan benar
2 Petugas memisahkan obat high alert dan obat Ya/Tidak
LASA terhadap obat yang lain
3 Petugas menyimpan obat high alert dan Ya/Tidak
LASA

Keterangan :

Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengelolaan high alert medications. Petugas evaluator adalah manajer
keperawatan atau petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam
bentuk persentase pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai

10
Lampiran 2.

Pengecekan Ganda Obat High Alert

No Pertanyaan Jawaban 1 2 3 Keterangan


1 Perawat pertama menyiapkan : Ya/Tidak
a. obat
b. rekam medis
2 Perawat kedua memastikan: Ya/Tidak
a. Obat telah disiapkan sesuuai instruksi
b. Memverifikasi bahwa obat yang
hendak diberikan kepada pasien
sudah sesuai dengan instruksi dokter
c. Obat yang akan diberikan memenuhi
persyaratan 5 benar
d. Perawat membaca label dengan suara
lantang kepada perawat yang lain
untuk memverifikasi ke 5 persyaratan
5 benar yaitu benar obat, benar dosis
atau kecepatan pemberian obat, benar
rute pemberian obat, benar frekuensi
pemberian obat dan benar pasien
3 Setelah kedua perawat yakin bahwa obat Ya/Tidak
telah benar, petugas melakukan pencatatan
pada rekam medis
4 Petugas kedua menulis ‘dicek oleh’ dan diisi Ya/Tidak
dengan nama pengecek
5 Petugas memastikan infus obat berada pada Ya/Tidak
selang yang benar dan pompa infus
terprogram dengan kecepatan pemberian
yang benar sebelum obat diberikan kepada
pasien

Keterangan :

Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengecekan ganda high alert medications. Petugas evaluator adalah manajer
keperawatan atau petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam
bentuk persentase pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai

11
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI dengan KARS, Standar Akreditasi Rumah
Sakit, 2011 hal 228-229
Institute for Safe Medications Practices ( ISMP), ISMP’s List of High Alert
Medications,ISMP,2011
Institute for Safe Medications Practices ( ISMP), ISMP’s List of Drug Names,ISMP,2011
WHO Model List of Essential Medicines,
http//www.who.int/medicines/publications/essentialmedicines/en/index.html,17 th,Maret
2011
Saleha Binti Awang Besar dan Zainab Binti Hamid, Klinikal Audit Pemberian Ubatan dan
Suntikan Di Jabatan Kecemasan Dan Trauma Hospital Sultan Abdul Halim Sungai Petani
Kedah, diunduh tanggal 24 April 2013

12
13

Anda mungkin juga menyukai