Anda di halaman 1dari 37

Pengertian, Struktur, Klasifikasi, Reproduksi dan Peranan Jamur

Diposkan oleh Mesriah ria di 17:14

Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik
tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu
tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas.

Pengertian, Struktur, Jenis-jenis, Reproduksi dan Peranan Jamur

Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk,
serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim
kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya
jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping. Jamur merupakan tumbuhan yang
tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel sel eukarotik.

Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-
benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang
disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula
dengan cara generatif. Selain memiliki berbagai macam cara untuk
berkembangbiak, jamur juga terdiri dari aneka macam jenis baik yang bermanfaat
maupun yang berbahaya/beracun. Saat ini sebagian besar jamur yang
dibudidayakan masyarakat adalah jamur yang bermanfaat, khususnya jamur
konsumsi yang bisa dimakan atau dimanfaatkan sebagai obat. Sebagai makhluk
heterotrof, jamur dapatbersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Cara
hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat
tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan
tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman
kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacammacam
lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan
hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan
organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan
kebayakan dari kelas Oomycetes. Berdasarkan penjelasan di atas maka kami
menyusun makalah ini.

1. Pengertian Jamur
Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak berklorofil,
namun memiliki potensi bisnis cukup besar. Tumbuhan ini umumnya bersifat
sebagai saprofit atau parasit untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Sebagai
saprofit, jamur hidup pada sisa makhluk hidup yang telah mati, seperti di
tumpukan sampah organik, tumbuhan, atau kotoran hewan. Sedangkan sebagai
parasit, jamur hidup menempel pada organisme lain dan biasanyamerugikan media
yang ditempelinya.
Jamur dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yang agak berkaitan:
1) Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari
sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri
dari bagian yang tegak ("batang") danbagian yang mendatar atau membulat. Secara
teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium. Beberapa jamur aman dimakan
manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat, dan beberapa yang lain
beracun. Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur merang (Volvariela volvacea),
jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur kancing atau
champignon (Agaricus campestris), dan jamur shiitake (Lentinus edulis).

2) Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-
jaring di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-
berkas hifa.

3) Jamur adalah sebutan lain untuk kapang. Makna ini misalnya dapat disimak dari
ungkapan "Rotinya sudah berjamur" yang maksudnya adalah 'rotinya telah
ditumbuhi kapang'.
Jamur adalah organisme yang terdapat dimana-
mana di bumi, baik di daerah tropik, subtropik, di kutub utara, maupun antarika.
Fungi juga ditemukan di darat, di perairaian tawar, di laut, di mangrove, di bawah
permukaan tanah, di kedalaman laut, dipengunungan, maupun di udara. Banyak
faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain kelembapan,
suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien yang
diperlukan.

Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama


regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna
makanannya di luartubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi
memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota
Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang
dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukanspesiesnya sendiri. Kesulitan
dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliranketurunan yang
memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis padaserangga
atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual.

Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah mikroorganisma


eukaryotik yang hidup secara saprofit karena tidak dapat berfotosintesa. Pada
dasarnya sel -sel fungi hampir sama dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga
yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat dalam
mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek toksik bagi inang / host nya. Di alam
ini fungi dapat bersifat sangat merugikan manusia dengan menimbulkan infeksi
(penyakit) dan toksin yang dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan dengan
menghasilkan produk - produk yang dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh
antibiotika, vitamin, asam organik dan enzim.

2. Ciri-Ciri Jamur

Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan,
yaitu organismeyang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-warni,
dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah organisme
yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan sebagian besar
jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi memiliki makna yang
lebih luas. Fungi atau jamur didefinisikan sebagai kelompok organism eukariotik,
tidak berpindah tempat (nonmotile), bersifat uniselular atau multiselular, memiliki
dinding sel dari glukan, mannan, dan kitin, tidak berklorofi l, memperoleh dengan
menyerap senyawa organik, serta berkembang biak secara seksual dan aseksual. Di
alam ada sekitar 100.000 jenis jamur yang sudah dikenal dan lebih dari 1.000 jenis
baru yang berhasil dideskripsikan oleh para ahli setiap tahunnya. Bahkan mungkin
masih ada sekitar 200.000 jenis lain yang sampai saat ini belum ditemukan atau
dideskripsikan. Sementara itu, kegiatan manusia dalam mengeksploitasi alam
berpeluang mengancam keberlangsungan hidup organisme tersebut. Perusakan
hutan hujan tropis yang hampir terjadi setiap hari atau perusakan habitat jamur
yang lain tidak diragukan lagi berpotensi membawa jenis- jenis organisme
berspora tersebut kepada kepunahan, bahkan sebelum mereka sempat ditemukan
dan dipelajari oleh para ahli.
Jamur atau fungi memiliki beberapa sifat umum, yaitu hidup di tempat-
tempat yang lembab, sedikit asam, dan tidak begitu memerlukan cahaya matahari.
Jamur tidak berfotosintesis,sehingga hidupnya bersifat heterotrof. Jamur hidup dari
senyawa-senyawa organik yang diabsorbsi dari organisme lain.

3. Struktur Tubuh Jamur

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel,
misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar
yang ukurannya mencapai satumeter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun
dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut
miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa
adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.
Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya
mengandung organeleukariotik.

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa


mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang
tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh
pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi
haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat
menembus jaringan substrat.
4. Cara Hidup Jamur

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme


lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh
makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentukglikogen. Oleh karena jamur
merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan
karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh
dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit
obligat, parasite fakultatif, atau saprofit.

a) Parasit obligat
Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di
luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang
menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

b) Parasit fakultatif
Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai,
tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.

c) Saprofit
Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati.
Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu
tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim
hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul
kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa.Selain itu,
hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana
yang dikeluarkan oleh inangnya. Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan
simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan
dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang

bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat


dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-
kacangan atau pada liken. Jamurberhabitat pada bermacammacam lingkungan dan
berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat,
beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur
yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari
kelas Oomycetes.

5. Klasifikasi Jamur

Jamur atau fungi dipelajari secara spesifik di dalam cabang biologi yang
disebut mikologi. Para ahli mikologi (mycologist) mengelompokkan kingdom ini
ke dalam 6 divisi. Dasar yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah persamaan
ciri-ciri. Salah satu ciri jamur adalah bereproduksi dengan spora, baik spora
berflagela maupun spora tidak berflagela. Jenis-jenis jamur yang sporanya
berflagela dikelompokan dalam Dunia Protista yaitu Myxomycotina dan
Oomycotina. Sedangkan yang memiliki spora tidak berfl agela dimasukkan ke
dalam Dunia Fungi dan dibagimenjadi 3 divisi, yaitu Divisi Zygomycotina, Divisi
Ascomycotina, dan Divisi Basidiomycotina. Dasar klasifi kasi ketiga divisi
tersebut adalah cara reproduksi seksual. Sedangkan jamur-jamur yang reproduksi
seksualnya belum diketahui, diklasifi kasikan ke dalam satu divisi, yang diberi
namaDivisi Deuteromycotina

1. Myxomycotina (Jamur lendir)

Pada umumnya, jamur lendir berwarna (berpigmen) kuning atau orange,


walaupun ada sebagian yang berwarna terang. Jamur ini bersifat heterotrof dan
hidup secara bebas. Tahapan memperoleh makan dalam siklus
hidup jamur lendir merupakan suatu massa ameboid yang disebutplasmodium.
Plasmodium ini dapat tumbuh besar hingga diameternya mencapai beberapa
sentimeter. Walaupun berukuran besar, plasmodium bukan multiseluler.
Plasmodium merupakan massa tunggal sitoplasma yang mengandung banyak
inti sel. Plasmodium menelan makananmelalui fagositosis. Mereka melakukan
ini sambil menjulurkan pseudopodia melalui tanah yanglembab, daun-daunan, atau
kayu yang membusuk. Jika habitat jamur lendir mulai mongering atau tidak ada
makanan yang tersisa, plasmodium akan berhenti tumbuh dan berdiferensiasi
menjadi tahapan siklus hidup yang berfungsi dalam tahapan reproduksi seksual.
Contoh jamur lendir adalah jenis Dyctystelum discridium.

2. OOMYCOTINA

Oomycotina berarti fungi telur. Istilah ini didasarkan pada cara reproduksi
seksual pada jamur air. Beberapa anggota Oomycotina bersifat uniseluler dan tidak
memiliki kloroplas.
Jamur air memiliki dinding sel terbuat dari selulosa, yang berbeda dengan
dinding sel jamur sejati yang terbuat dari polisakarida yang disebut kitin. Yang
membedakan jamur air dengan jamur sejati adalah adanya sel bifl agellata yang
terjadi pada daur hidup jamur air. Sementara jamur sejati tidak memiliki flagella.

Sebagian besar jamur air hidup secara bebas atau melekat pada sisa-sisa
tumbuhan dikolam, danau, atau aliran air. Meraka hidup sebagai pengurai dan
berkoloni. Walaupun begitu, ada juga yang hidup pada sisik atau insang ikan yang
terluka sebagai parasit. Contoh anggota Oomycotina adalah Saprolegnia,
dan Phytoptora infestans. Selain bersifat parasit, jamur air jugabersifat patogen
(dapat menimbulkan penyakit), seperti menyebabkan pembusukan kayu pada
kentang dan tomat.

Jamur air dapat bereproduksi secara seksual atau aseksual. Secara aseksual,
jamur air menghasilkan sporangium di ujung hifa. Di dalam
sporangium tersebut, dihasilkan spora yang berflagella yang disebut zoospora.
Ketika zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka akan berkecambah
dan tumbuh menjadi mycelium baru. Adapun reproduksi secara
seksual terjadimelalui penyatuan gamet jantan dan gamet betina. Gamet jantan
dihasilkan oleh antheredium dan gamet betina dihasilkan dari oogonium.
Penggabungan gamet jantan dan gamet betina menghasilkan zigot diploid.
Zigot ini nantinya akan berkembang menjadi spora, yang berdindingtebal. Saat
spora berkecambah, akan dihasilkan mycelium baru.
3 ) ZYGOMYCOTINA
Zygomycotina disebut juga sebagai the coenocytic true fungi. Jenis jamur
yang terkenal dari kelompok ini adalah jamur hitam pada roti (black bread mold)
atau Rhizopus sp. Divisi Zygomycotina memiliki anggota yang hampir semuanya
hidup pada habitat darat, kebanyakan hidup sebagai saprofit. Tubuhnya bersel
banyak, berbentuk benang (hifa) yang tidak bersekat, dan tidak menghasilkan
spora yang berflagella.

Reproduksi Zygomycotina terjadi secara aseksual dan seksual. Pada


reproduksi seksual, jamur ini menghasilkan zigospora. Sedangkan reproduksi
aseksualnya dengan perkecambahan (germinasi) spora. Spora tersebut tersimpan di
dalam sporangium (kotak spora). Jika spora matang, sporangium akan pecah,
sehingga spora menyebar terbawa angin. Apabila spora tersebut jatuh di tempat
yang sesuai, maka spora akan tumbuh menjadi hifa baru.

Reproduksi seksual atau generatif dilakukan dengan cara konjugasi. Proses


ini diawali ketika dua hifa yang berlainan jenis, yakni hifa (+) dan hifa (-), saling
berdekatan. Masing-masing hifa pada sisi-sisi tertentu mengalami pembengkakan
dan perpanjangan pada bagian- bagian tertentu, disebut gametangium. Kemudian,
kedua gametangium tersebut bertemu dan kedua intinya melebur membentuk zigot.
Zigot kemudian berkembang menjadi zigospora (diploid). Pada tahapan
berikutnya, zigospora tumbuh, dindingnya menebal dan berwarna hitam. Inti
diploid (2n) mengalami meisosis, menghasilkan inti haploid (n). Pada lingkungan
yang sesuai, zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium. Sporangium ini
memiliki struktur penopang yang disebut sporangiofora. Selanjutnya, reproduksi
secara aseksual
dimulai lagi yaitu ditandai dengan pematangan sporangiumhingga sporangium
tersebut pecah dan spora tersebar keluar.

Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam


kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan.
Jenis-jenis jamur tersebut antara lain:

a) Rhizophus stolonifera
Jamur ini tampak sebagai benang-benang berwarna putih, memiliki
rizoid dan stolon.Merupakan saprofi t yang hidup pada bungkil kedelai dan
bermanfaat dalam pembuatan tempe.

b) Rhizophus nigricans
Jamur ini dapat menghasilkan asam fumarat.

c) Mucor mucedo
Jamur ini hidup secara saprofi t. Sering dijumpai pada roti, sisa-sisa
makanan dan kotoran ternak. Miselium jamur ini berkembang di dalam substrat.
Memiliki sporangium yang dilengkapi oleh sporangiofor.

d) Pilobolus sp.
Jamur ini sering disebut ‘pelempar topi’ atau cap thrower, karena bila
sporangiumnya telah masak, jamur ini bisa melontarkannya sampai sejauh 8 meter.
Spora tersebut kemudian melekat pada rumput atau
tumbuhan lain. Ketika tumbuhan tersebut dimakan hewan, spora jamur yang
melekat tersebut akan berkecambah di dalam saluran pencernaan dan akan tumbuh
pada kotoran yang dikeluarkan hewan tersebut.

4. ASCOMYCOTINA

Ascomycotina disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi yang
reproduksi seksualnya dengan membuat askospora di dalam askus (ascus = sac
atau kantung/pundi-pundi). Askus adalah semacam sporangium yang
menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya mengelompok dan berkumpul
membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp atau askoma (kalau banyak disebut
askomata). Askomata bisa berbentuk mangkok, botol, atau seperti balon). Hifa dari
Ascomycotina umumnya monokariotik
(uninukleat atau memiliki inti tunggal) dan sel-sel yangdipisahkan oleh septa
sederhana. jadi askus merupakan struktur umum yang dimiliki oleh anggota Divisi
Ascomycotina. Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan ada pula yang
multiseluler. Hidup sebagai saprofi t dan parasit. Beberapa jenis diantaranya dapat
juga bersimbiosis dengan makhluk hidup ganggang hijau- biru dan ganggang hijau
bersel satu membentuk lumut kerak.

Siklus hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh menjadi


benang (hifa) yang bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dari beberapa sel pada
ujung hifa berdiferensiasi menjadi askogonium, yang ukurannya lebih lebar dari
hifa biasa. Sedangkan ujung hifa yang lainnya membentuk Anteridium. Anteridium
dan Askogonium tersebut letaknya berdekatan dan memiliki sejumlah inti yang
haploid.
Pada askogonium tumbuh trikogin yang menghubungkan askogonium
dengan anteredium. Melaui trikogin ini inti dari anteredium pindah ke askogonium
dan kemudian berpasangan dengan inti pada askogonium. Selanjutnya pada
askogonium tumbuh sejumlah hifa yang disebut hifa askogonium. Inti-inti
membelah secara mitosis dan tetap berpasangan. Hifa askogonium tumbuh
membentuk septa bercabang. Bagian askogonium berinti banyak, sedangkan pada
bagian ujungnya berinti 2. Bagian ujung inilah yang akan tumbuh menjadi bakal
askus.

Hifa askogonium ini kemudian berkembang disertai pertumbuhan miselium


vegetatif yang kompak, membentuk tubuh buah. Dua inti pada
bakal askus membentuk inti diploid yang kemudianmembelah secara meiosis untuk
menghasilkan 8 spora askus (askospora). Apabila askospora tersebut
jatuh pada lingkungan yang sesuai maka ia akan tumbuh membentuk hifa atau
miseliumbaru.

Reproduksi aseksual pada Ascomycotina adalah dengan cara membentuk


tunas dan spora aseksual. Pembentukan tunas terjadi pada jamur uniseluler dan
spora aseksual pada jamur terjadi pada jamur multiseluler. Spora aseksual tersebut
terbentuk pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor dan sporanya disebut
konidia. Konidia merupakan spora yang dihasilkan secara eksternal, yaitu di luar
kotak spora atau sporangium.

Berikut adalah beberapa contoh jamur anggota Divisi Ascomycotina.


a. Saccharomyces cerevisiae
Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur mikroskopis, bersel
tunggal dan tidak memiliki badan buah, sering disebut sebagai ragi, khamir,
atau yeast. Reproduksi vegetatifnya adalah denganmembentuk kuncup atau tunas
(budding). Pada kondisi optimal, khamir dapat membentuk lebih dari 20 tunas.
Tunas-tunas tersebut semakin membesar dan akhirnya terlepas dari sel induknya.
Tunas yang terlepas ini kemudian tumbuh menjadi individu baru.

Reproduksi generatif terjadi dengan mem ben tuk askus dan


askospora. Askospora dari 2tipe aksus yang berlainan bertemu dan menyatu
menghasilkan sel diploid. Selanjutnya terjadi pembelahan secara meiosis, sehingga
beberapa askospora (haploid) dihasilkan lagi. Askosporahaploid tersebut berfungsi
secara langsung sebagai sel ragi baru. Cara reproduksi seksual ini terjadi saat
reproduksi aseksual tidak bisa dilakukan, misalnya
bila suplai makanan terganggu ataulingkungan hidupnya tidak mendukung. Dalam
kehidupan manusia, S. cerevisiae
dimanfaatkandalam pembuatan roti, tape, peuyeum, minuman anggur, bir, dan sake.
Proses yang terjadi dalam pembuatan makanan tersebut adalah fermentasi.
Saccharomyces cerevisiae

b. Penicillium sp.
Penicillium hidup sebagai saprofi t pada substrat yang banyak mengandung
gula, seperti nasi, roti, dan buah yang telah ranum. Pada substrat gula tersebut,
jamur ini tampak seperti noda biru atau kehijauan. Perhatikan Gambar 5.18.
Reproduksi jamur Penicillium berlangsung secara vegetatif (konidia) dan secara
generatif (askus).

Beberara contoh jamur anggota genus Penicillium antara lain:


- Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum
- Kedua jenis Penicillium ini menghasilkan zat antibiotik (penisilin)
- Penicillium roquefortii dan Penicillium camemberti
- Kedua jenis jamur ini biasa dimanfaatkan dalam memberti cita rasa atau
mengharumkan keju.
c. Aspergillus spp.
Jamur ini biasanya tumbuh berkoloni pada makanan, pakaian, dan alat-
alat rumah tangga.Koloni Aspergillus berwarna abu-abu, hitam, coklat, dan
kehijauan. Distribusinya luas, dapat tumbuh di daerah beriklim dingin maupun
daerah tropis. Reproduksi secara vegetatif dengan konidia yang disebarkan oleh
angin. Beberapa jenis jamur anggota marga Aspergillus adalah:

d. Aspergillus oryzae
Jamur ini biasa digunakan untuk mengempukkan adonan roti, dan jamur
tersebut dapat menghasilkan enzim protease.

e. Aspergillus wentii
Aspergilus jenis ini berperan dalam dalam pembuatan sake,
kecap, tauco, asam sitrat,asam oksalat, dan asam format, serta penghasil
enzim protease.

f. Aspegillus niger
Jenis ini dimanfaatkan untuk menghilangkan gas O2 dari sari buah, dan
dapat menjernihkannya. Jamur tersebut juga dapat menghasilkan enzim glukosa
oksidase dan pektinase.

g. Apergillus flavus
Jenis Aspergilus ini menghasilkan aflatoksin, penyebab kanker pada
manusia.

h. Apergillus nidulans
Jamur ini hidup sebagai parasit pada telinga, menyebabkan automikosis.

i. Neurospora crassa
Neurospora crassa dikenal sebagai jamur oncom karena sering digunakan
untuk membuat oncom. Warna merah muda atau jingga yang muncul pada oncom
merupakan warna konidia jamur tersebut. Awalnya jenis ini dikelompokkan ke
dalam Divisi Deuteromycota, dengan nama Monilia sitophila. Tetapi setelah
ditemukan alat reproduksi generatifnya, berupa askus, sekarang jamur ini
dimasukkan ke dalam kelompok Ascomycotina.

i. Morchella deliciosa dan Morchella esculenta


Kedua jenis jamur ini merupakan jamur makroskopis, hidup di tanah.
Karena rasanya yang lezat, jamur ini menjadi konsumsi manusia. Dalam dunia
perdagangan jamur ini dikenal dengan nama morel, ukuran
tubuhnya sedang, berwarna coklat kemerahmerahan, tubuhnya seperti spons dan
sering dijual dalam bentuk awetan.

5. BASIDIOMYCOTINA

Divisi Basidiomycotina sering disebut juga sebagai the club fungi atau
yang sering disebutjamur pada umumnya (cendawan atau mushrooms). Jamur ini
bereproduksi secara seksual dengan membentuk basidia yang kemudian
menghasilkan basidiospora di dalam tubuh buah yang disebut basidioma atau
basidiokarp . Basidia tersebut bisa berkembang dalam bentuk seperti insang, pori-
pori, seperti gigi, atau struktur lain. Hifa dari Basiomycotina umumnya
dikaryotik (binukleat, dengan2 inti) dan terkadang memiliki hubungan yang sa ling
mengapit. Sel-sel tersebut dipisahkan oleh septa yang kompleks. Anggota nya
kebanyakan berupa jamur makroskopis. Kelompok ini memiliki miselium yang
bersekat dan memiliki tubuh buah (basi diokarp) yang panjang, berupa lembaran-
lembaran, yang berliku-liku atau bulat. Jamur ini umumnya hidup

saprofi t dan parasit, umumnya berkembang biak secara aseksual dengan


konidium.

Siklus hidup Basidiomycota dimulai dari spora basidium atau konidium yang
tumbuh menjadi hifa yang bersekat dengan 1 inti (monokariotik). Hifa
tersebut kemudian tumbuh membentukmiselium. Hifa-hifa yang berbeda, hifa (+)
dan hifa (-), bersinggungan pada masing- masing ujungnya dan melebur
diikuti dengan larutnya masingmasing dinding sel. Kemudian inti sel dari salah satu
sel pindah ke sel yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel
(dikariotik). Sel dikariotik tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium dikariotik
dan selanjutnya menjadi tubuh buah (basidiokarp).

Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung. Pada bagian bawahnya


terdapat basidium yang terletak pada bilah-bilah (lamela). Masingmasing
basidium memiliki 2 inti (2n). Kemudian 2 inti tersebutmengalami meiosis dan
akhirnya terbentuk 4 inti haploid. Dan apabila mendapatkan lingkungan yang
sesuai, inti haploid tersebut akan tumbuh menjadi spora basidium, atau disebut juga
spora seksual. Begitu seterusnya membentuk siklus hidup Basidiomycotina.
Berbagai jenis jamur yang dikonsumsi kita konsumsi dalam kehidupan
sehari-hari adalah anggota Basidiomycotina. Jenis-jenis tersebut antara lain:
a. Volvariella volvacea (jamur merang)
Jamur ini mempunyai tubuh buah berbentuk seperti payung, terdiri atas
lembaran-lembaran (bilah), yang berisi basidium. Tubuh buahnya berwarna putih
kemerah-merahan. Jamur ini merupakan sumber protein, kadar kalorinya tinggi,
tetapi kadar kolesterolnya rendah. Karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi,
jamur ini banyak dibudidayakan.

b. Auricularia polythrica (jamur kuping)


Jamur kuping merupakan jamur saprofit pada kayu yang mati. Tubuh
buahnya berbentuk seperti daun telinga (kuping), berwarna merah

kecoklat-coklatan. Rasanya enak dan bisa dimakan seperti sayuran. Jamur ini pun
sekarang sudah banyak dibudidayakan.

c. Amanita phalloides
Amanita phalloides merupakan salah satu anggota suku Amanitaceae.
Amanita, merupakan cendawan yang indah, tetapi juga
merupakan anggota daftar cendawan yang mematikandi bumi, mengandung cukup
racun untuk membunuh seorang dewasa hanya dengan sepotong tubuhnya. Jamur
ini hidup sebagai saprofi t pada kotoran hewan ternak, memiliki tubuh buah
berbentuk seperti payung. Perhatikan Gambar .

d. Puccinia graminis (jamur karat)


Jamur ini hidup parsit pada daun rumput-rumputan (Graminae), tubuhnya
makroskopik, tidak memiliki tubuh buah, dan sporanya berwarna merah kecoklatan
seperti warna karat.

6. DEUTEROMYCOTIN

Beberapa jamur yang belum diketahui alat reproduksi generatifnya


dimasukkan ke dalam Deuteromycotina. Kelompok jamur ini juga sering
disebut sebagai jamur tidak sempurna atau theimperfect fungi. Jamur ini tidak
mengalami reproduksi seksual atau mereka menunjukkan tahap aseksual
(anamorph) dari jamur yang memiliki tahap seksual (teleomorph). Jamur ini
menyerupai Ascomycotina (septanya sederhana). Jadi, kelompok ini bisa dikatakan
sebagai “keranjang sampah”, tempat sementara untuk menampung jenis-jenis
jamur yang belum jelas statusnya. Apabila pada penelitian berikutnya ditemukan
cara reproduksi seksualnya, maka suatu jenis jamur anggota Deuteromycotina akan
bisa dikelompokkan ke dalam Divisi Ascomycotina atau Divisi Basidiomycotina.
Contohnya adalah Neurospora crassa yang saat ini dimasukkan ke dalam kelompok
Ascomycotina.

Semua jamur anggota divisi artifi sial ini bereproduksi secara aseksual
dengan konidia. Konidia dibentuk diujung konidiosfora, secara langsung pada hifa
yang bebas. Beberapa jenis hidup pada dedaunan dan sisa-sisa tumbuhan yang
tenggelam di dasar sungai yang berarus deras. Beberapa kelompok yang lain
merupakan parasit pada protozoa dan hewan-hewan kecil lainnya dengan berbagai
cara. Beberapa jenis juga ditemui pada semut dan sarang rayap.
Beberapa jamur parasit pada hewan-hewan kecil mengembangkan
unbranched body di dalam tubuh korbannya, kemudian secara perlahan- lahan
menyerap nutrien sampai korbannya mati. Setelah itu jamur tersebut memproduksi
rantai spora yang mungkin menempel atau termakan oleh hewan-hewan lain yang
akan menjadi korbannya. Cara lain adalah dengan
menangkapmangsanya dengan hifa yang dapat menusuk, dengan menumpangi
dan melekat pada amuba. Salahsatu kelompok jamur penghuni tanah ada yang
mampu menangkap cacing nematoda dengan membentuk cincin hifa atau
hyphal loop. Ukuran cicin hifa tersebut lebih kecil dari ukuran tubuhnematode dan
run cing pada kedua ujungnya. Ketika nematoda memasukkan kepalanya ke dalam
cincin hifa, cacing tersebut cenderung berusaha keluar dengan bergerak maju,
bukan mundur, sehingga cacing tersebut justru terjebak pada kumparan hifa jamur
tersebut. Perhatikan Gambar 5.26. Setelah berhasil menjerat korbannya, jamur
tersebut kemudian membentuk haustoria yang tumbuh menembus ke dalam tubuh
cacing dan mencernanya.

Pada manusia, jamur anggota Divisi Deuteromycotina umumnya


menyebabkan penyakit. Epidermophyton fl oocosum menyebabkan penyakit kaki
atlet, sedangkan Microsporum sp. dan Trichophyton sp. menyebabkan penyakit
kurap atau panu. Karena hidup dikulit, kedua jamur tersebut sering disebut juga
sebagai dermatophytes. Jenis lain yang merupakan penyebab penyakit pada
manusia adalah Candida albicans. Jamur mikroskopis
ini memiliki bentuk tubuh mirip ragi,tetapi sifat hidupnya adalah parasit. Penyakit
yang ditimbulkannya adalah penyakit keputihan yang terjadi karena adanya infeksi
pada vagina.
Deuteromycotina juga memiliki beberapa anggota yang merupakan
penyebab penyakit pada tanaman. Sclerotium rolfsie adalah jamur yang
menyebabkan penyakit busuk pada tanaman budidaya. Sedangkan
Helminthosporium oryzae adalah contoh jamur parasit yang dapat merusak
kecambah dan buah serta dapat menimbulkan noda-noda berwarna hitam pada
daun inangnya.

6. Habitat Jamur

Jamur hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur
hidup di tempatyang lembab. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat
lembab. Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau
sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan
yang asam.

Sedangkan reproduksinya fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan


seksual.Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas
pada jamur uniselule serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan
pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi
jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan secara
singami. Singgami terdiri dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami dan tahap
kariogami.
7. Pertumbuhan dan Reproduksi

Spora dari jamur

Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif).


Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda- beda bentuk dan
ukurannya dan biasanya

jamur memperbanyak diri deng

uniseluler, tetapi adapula yang


multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai,
an
memproduksisejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau
angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan
tumbuh menjadi jamur dewasa.

Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan


konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu
persatuan sel dari dua individu. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa
yang terspesalisasi. Ketika kondisi lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang
cepat, fungi mengklon diri mereka sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekal
spora secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-spora tersebut
berkecamabh jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan yang sesuai
(Campbell 2003).
Menurut Pelczar (1986), bahwa spora seksual yang dihasilkan dari peleburan
dua nukleus. Ada beberapa spora seksual yaitu:
a. Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang
dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
b. Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada
yang dinamakan basidium.
c. Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila
ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangin, pada
beberapa cendawan melebur.
Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut
ooginium, pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam
anteredium mengasilkan oospora.

8. Peran Jamur Bagi Manusia


Penggunaan manusia jamur untuk persiapan makanan atau pelestarian dan
keperluan lainnya sangat luas dan memiliki sejarah panjang. Jamur pertanian dan
mengumpulkan jamur merupakan industri besar di banyak negara. Studi tentang
dampak menggunakan historis dan sosiologis dari jamur ini dikenal sebagai
ethnomycology .

Karena kapasitas kelompok ini untuk menghasilkan berbagai besar produk


alami denganantimikroba aktivitas biologis atau lainnya, banyak spesies telah lama
digunakan atau sedang dikembangkan untuk industri produksi antibiotik , vitamin,
dan anti-kanker dan kolesterol-menurunkan obat. Baru-baru ini, metode telah
dikembangkan untuk rekayasa genetika jamur, yang memungkinkan rekayasa
metabolik spesies jamur. Sebagai contoh, modifikasi genetik dari spesies ragi yang
mudah tumbuh pada tingkat yang cepat dalam fermentasi besar kapal-telah
membuka cara farmasi produksi yang berpotensi lebih efisien daripada produksi
oleh organisme sumber asli.
Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang
merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi
berbagai jenis antara lain sebagai berikut.
e. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan
berprotein tinggi.
f. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam
pembuatan tempe dan oncom.
g. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti,
dan bir.
h. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
i. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai
peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut.
a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit
rebah semai.
b. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman
kentang.
c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air. Albugo merupakan
parasit pada tanaman pertanian.
d. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru
manusia.
e. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.

Mata Dunia
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Silahkan
SUBMIT
Tags : klasifikasi

Related : Pengertian, Struktur, Klasifikasi, Reproduksi dan Peranan Jamur

 Sistem Klasifikasi Makhluk HidupSistem Klasifikasi Makhluk


Hidup, Makhluk hidup yang ada di bumi ini sangat banyak dan beraneka ragam.
Bahkan di tiap daerah memiliki jenis makhluk hidup yang khas, ...

 Pengertian, Morfologi, Fisiologi, Klasifikasi dan Reproduksi Alga (


Ganggang )Pengertian, Morfologi, Fisiologi, Klasifikasi dan Reproduksi Alga (
Ganggang ) - Tumbuhan ganggang merupakan tumbuhan talus yang hidup di air,
baik air tawar maupun air ...

 Pengertian, Struktur, Klasifikasi, Reproduksi dan Peranan Jamurv\:*


{behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:*
{behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} Kita telah
mengenal jamur d ...

 Klasifikasi Hewan Dan TumbuhanSecara bahasa klasifikasi memiliki arti


mengelompokan atau menggolongkan, jika diartikan secara umum klasifikasi
adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengelompokan b ...

 Klasifikasi dan Peranan EchinodermataKlasifikasi dan Peranan


Echinodermata - Setelah sebelumnya kita telah membahas secara lengkap
tentang Ciri-ciri, Struktur, Anatomi dan Sistem Reproduksi Echino ...

Comments
0 Comments
Skip to content

backup1
Just another Wadah Aspirasi, Kreasi dan Catatan Harian Aktivitas Mahasiswa
UGM site
 HOME
 SAMPLE PAGE
Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar Acara Morfologi Jamur

MAY 10, 2015 ~ SOBAH

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR


ACARA VI
MORFOLOGI JAMUR
Disusun oleh :

Kelompok X

Imam Ikhsani PT/06444

Lintang Anggoro PT/06501

Nurul Azizah PT/06528

Nurus Sobah PT/06587

Mahadhika A.P.W.P PT/06595

Asisten : Okti Widayati


LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISI
BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

ACARA VI
MORFOLOGI JAMUR

Tujuan Praktikum
Praktikum morfologi jamur bertujuan untuk mempelajari morfologi jamur
benang dan khamir.

Tinjauan Pustaka
Jamur adalah makhluk hidup yang akrab dengan kehidupan kita sehari-hari.
Jamur atau fungi bervariasi dalam ukuran, dari ragi yang uniseluler sampai jamur
multiseluler, seperti jamur payung dan jamur kuping yang tumbuh di kayu. Pada
umumnya, jamur memiliki 3 karakteristik utama, yaitu (1) eukariotik, (2)
menggunakan spora sebagai alat perkembangbiakannya, dan (3) heterotrof.
Sebagai tambahan, jamur membutuhkan tempat yang lembab dan hangat agar
dapat tumbuh. Oleh karena itu, jamur banyak ditemukan di makanan yang lembab,
di dasar kulit batang pohon, di dasar lantai hutan, serta di lantai kamar mandi yang
lembab. Oleh karena bersifat heterotrof, secara ekologi jamur sangat penting
karena berperan sebagai pengurai dan ikut andil dalam daur nutrisi yang ada di
tanah (Subahari, 2008).
Sebagian besar tubuh fungsi terdiri atas benang-benang yang disebut hifa, yang
saling berhubungan menjalin semacam jala yang disebut miselium. Miselium dapat
dibedakan atas miselium vegetatif yang berfungsi menyerap nutrien dari
lingkungan dan miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi. Fungsi tingkat
tingi maupun tingkat rendah mempunyai ciri khas yaitu berupa benang tunggal
atau bercabang-cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua golongan
yaitu kapang dan khamir (Syamsuri, 2004).

Semua jamur adalah eukariota, mereka memiliki sel membran yang menutupi inti
dan mitokondria dan organel bermembran lainnnya. Meskipun mereka berbeda
mencolok dalam ukuran dan bentuk, tetapi jamur memiliki karakter tertentu,
termasuk car mereka mendapatkan makanan. Jamur yang paling sederhana adalah
ragi, uniseluler, dengan bentuk bulat atau oval. Ragi tersebar luas di tanah, daun,
buah, dan juga pada tubuh kita. Ragi berperan penting dalam kedokteran,
penelitian biologi, dan industri makanan (Solomon, 2011).

Struktur tubuh jamur yang paling umum adalah filamen multiseluler dan sel
tunggal (ragi). Banyak spesies yang dapat tumbuh baik sebagai filamen dan ragi,
tetapi kebanyakan tumbuh sebagai filamen, hanya sedikit spesies yang tumbuh
sebagai ragi. Ragi biasanya berada di tempat yang lembab, termasuk getah
tumbuhan dan jaringan hewan, dimana terdapat nutrisi seperti gula dan asam
amino (Campbell et al., 2009).

Materi dan Metode

Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum morfologi jamur adalah gelas
benda, gelas penutup, pembakar spiritus, pipet tetes, ose cincin, jarum preparat,
dan mikroskop.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum morfologi jamur adalah biakan
murni jamur pada medium PDA dalam tabung reaksi umur 4 sampai 5 hari
( Aspergilus niger, dan Saccharomyces cerevisiae) dan medium PDA.

Metode
Gelas benda dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol sampai bebas
lemak dan debu. Aquades diteteskan di bagian tengan gelas benda. Biakan jamur
diambil dengan menggunakan ose dan diletakkan di atas gelas benda yang telah
diberi aquades. Ose sebelumnya telah dibersihkan dengan alkohol dan dibakar
hingga membara agar ose menjadi steril. Miselia dipisahkan dengan dua buah
jarum preparat apabila miselia tersebut menggumpal. Gelas benda yang sudah
diberi jamur dan aquades ditutup dengan gelas penutup dan diusahakan tidak
terdapat gelembung udara di dalam preparat. Preparat diamati dengan perbesaran
lemah terlebih dahulu. Jamur yang ukuran kecil dilanjutkan dengan perbesaran
sedang dan jika diperlukan amati bagian yang diinginkan dengan perbesaran kuat
dengan ditambah minyak immersi, khususnya untuk pengamatan bentuk dan
struktur spora atau konidia. Hasil pengamatan digambar dan diberi keterangan
lengkap.

Hasil dan Pembahasan


Fungi atau jamur adalah suatu divisi organisme eukariotik yang tumbuh dalam
massa iregular, tanpa akar, batang, atau daun, dan tanpa klorofil atau pigmen lain
yang mampu untuk berfotosintesis. Setiap organisme (talus) bersifat uniseluler
hingga filamentosa, dan memiliki struktur somatik bercabang (hifa) yang
dikelilingi oleh dinding sel yang mengandung selulosa atau sitin atau keduanya,
dan mengandung nuklei asli. Organisme ini bereproduksi secara seksual atau
aseksual (pembentukan spora) dan dapat memperoleh makanan dari organisme
hidup lain sebagai parasit atau dari bahan organik sebagai saprofit (Direkx, 2001).

Jenis jamur yang digunakan dalam praktikum morfologi jamur ini


adalah Aspergillus niger dan Saccharomycces cerevisiae. Aspergillus
niger merupakan salah satu dari tiga spesies Aspergillus. Menurut Sacher et
al.(2002), jamur jenis Aspergillus mudah tumbuh pada medium bakteri dan jamur,
membentuk koloni yang dapat dilihat dalam 3 hari inkubasi. Bagod dan Laila
(2006) juga mengatakan, Aspergillus dapat hidup sebagai saprofit dan parasit pada
substrat makanan, pakaian, manusia, dan burung. Aspergillus biasanya tumbuh
berkoloni pada makanan, pakaian, dan alat-alat rumah tangga.
Koloni Aspergillus biasanya tampak berwarna abu-abu, hitam, cokelat, dan
kehijauan. Jamur ini dapat tumbuh di daerah beriklim dingin maupun
tropis. Aspergillus melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi
secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur
uniseluler serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan
spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi jamur secara
seksual dilakukan oleh spora seksual.

Bagian tubuh dari Aspergillus niger yang tampak ketika diamati dengan
menggunakan mikroskop adalah bagian spora, sporangium dan sporangiofor.
Rizoid dari Aspergillus niger tidak tampak disebabkan ketika
pengambilan Aspergillus niger dari medium kurang ke bawah, sehingga yang
terambil hanyalah bagian sporangiofor dan sporangiumnya saja. Spora
pada Aspergillus niger berfungsi sebagai reproduksi seksualnya sedangkan
sporangium berfungsi sebagai tempat spora berada. Menurut Miskiyah et
al.(2006), Aspergillus niger mempunyai hifa bersepta, koloninya berwarna putih
pada PDA 25oC dan berubah menjadi hitam ketika konidia dibentuk. Kepala
konidia dari Aspergillus niger berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi
bagian-bagian yang lebih longgar seiring dengan bertambahnya umur. Selain
itu, Aspergillus niger memiliki warna dasar berwarna putih atau kuning dengan
lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam. Secara
makroskopis, permukaan terlihat berwarna kehitaman, ketika diposisi terbalik
(berlawanan) terlihat berwarna putih kekuningan.
Aspergillus niger dalam kehidupan memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah
digunakan dalam proses fermentasi. Menurut Miskiyah et al. (2006), proses
pembuatan ampas menjadi pakan dilakukan secara fermentasi menggunakan
spora Aspergillus niger. Penggunaan cara ini dapat mempengaruhi kandungan
nutrisi produk pakan. Kadar lemak yang masih tinggi dapat dikurangi dengan
adanya aktivitas enzim lipase dari Aspergillus niger selama fermentasi. Selain itu
menurut Bagod dan Laila (2006), Aspergillus niger dapat digunakan untuk
menghilangkan oksigen (O2) dara sari buah dan menjernihkan sari buah. Jamur
tersebut dapat menghasilkan enzim glukosa oksidase dan pektinase.
Saccharomyces merupakan jamur uniseluler. Jamur ini biasa dikenal orang sebagai
ragi, khamir, atau yeast. Ragi dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual.
Menurut Bagod dan Laila (2006), reproduksi aseksual biasa dilakukan dengan cara
membentuk kuncup kecil (budding) pada sel yang berbentuk oval. Kuncup tersebut
membesar dan akhirnya terlepas dari sel induknya. Reproduksi seksual terjadi jika
suplai makanan terhenti atau lingkungan tidak mendukung untuk melakukan
reproduksi secara aseksual. Akibatnya, terbentuk askus dan askospora. Askospora
dari dua tipe yang berlainan bertemu dan menyatu menghasilkan sel diploid.
Selanjutnya, terjadi pembelahan secara meiosis sehingga beberapa askospora
(haploid) dihasilkan lagi. Askospora haploid tersebut berfungsi secara langsung
sebagai sel ragi baru.
Gambar.3 Saccharomyces cerevisiae
hasil pengamatan Gambar.4 Saccharomyces
(Ahmad, 2005)

Saccharomyces cerevisiae merupakan khamir sejati yang secara morfologi hanya


membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong, silindris, oval atau bulat telur
yang dipengaruhi oleh strainnya. Dapat berkembang biak dengan membelah diri
melalui budding cell. Reproduksinya dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
serta jumlah nutrisi yang tersedia bagi pertumbuhan sel. Penampilan makroskopik
mempunyai koloni berbentuk bulat, warna kuning muda, permukaan berkilau,
licin, tekstur lunak dan memiliki sel bulat dengan askospora 1 sampai 8 buah
(Ahmad, 2005). Menurut Bagod dan Laila (2006), Saccharomyces
cerevisiae banyak digunakan dalam pembuatan roti, tapai, minuman semacam
anggur, dan bir. Saccharomyces hidup sebagai saprofit pada substrat yang banyak
mengandung karbohidrat. Dengan menggunakan enzim amilase, jamur ini mampu
menguraikan glukosa menjadi alkohol dan karbon dioksida dalam proses
fermentasi. Adapun reaksi kimianya adalah:
C6H12O6 è 2C2H5OH + 2 CO2 + energi.
Kesimpulan

Aspergillus niger memiliki bagian-bagian tubuh diantaranya adalah spora,


sporangium, sporangiofor dan rizoid. Sedangkan pada Saccharomyces
cerevisiae membentuk suatu koloni yang berbentuk bulat yang tidak begitu
kelihatan.

Daftar Pustaka

Ahmad, Riza Z. 2005. Pemanfaatan Khamir Saccharomyces cerevisiae Untuk


Ternak. Balai Penelitian Veteriner. Bogor.
Campbell, N.A., J.B Reece., L.A Urry., M.L Cain., S.A Wasserman., P.V
Minorsky., and R.B Jackson. 2009. Biology Ninth Edition. Pearson Education Inc,
Benjamin Cummings. San Fransisco.

Direkx, John H. 2001. Kamus Ringkas Kedokteran Stedman Untuk Profesi


Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Miskiyah., I. Mulyawati., dan W. Haliza. 2006. Pemanfaatan Ampas Kelapa


Limbah Pengolahan Minyak Kelapa Murni Menjadi Pakan. Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Kampus Penelitian Pertanian. Bogor.

Nishimura, K. 1999. Aspergillus niger Microscopy. (http://www.pf.chiba-


u.jp/gallery/fungi/a/Aspergillus_niger_microscopy.html). Diakses tanggal 18 Mei
2014 pukul 23.32 WIB.
Sacher, R.A., and R.A McPherson. 2002. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Solomon, E.P., L.R Berg., and D.W Martin. 2011. Biology Ninth Edition.
Brooks/Cole Cengage Learning. USA.

Subahar, T.S.S. 2008. Biologi. Penerbit Quadra. Surabaya.

Sudjadi, Bagod., dan S. Laila. 2006. Biologi : Sains Dalam Kehidupan. Penerbit
Yudhistira. Jakarta.

Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

POSTED IN FEATURED, LAPORAN PRAKTIKUM

<

 Aspergillus wentii, Untuk membuat sake, kecap, tauco, asam sitrat, asam
oksalat, dan asam formiat.

Anda mungkin juga menyukai