Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 2 (Oktober 2010)

PERENCANAAN DISAIN PENGELOLAAN SUMBERDAYA


PERIKANAN BERBASIS SISTEM INFROMASI MANAJEMEN

Umar Tangke
Staf Pengajar FAPERTA UMMU-Ternate, e-mail: khakafart@yahoo.com

ABSTRAK

Pengelolaan sumberdaya Perikanan harus dilakukan secara bertanggung jawab


dan tepat, dengan memanfaatkan data yang kontinyu dan teknologi yang mampu
menggambarkan wilayah, potensi sumberdaya perikanan dengan baik. Integrasi
penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan salah satu
cara untuk mengelola sumberdaya perikanan dengan data yang kontinyu dan
sebaran spasial yang bisa menampilkan secara sederhana bentuk dan potensi
sumberdaya perikanan. Tantangan dalam pengembangan usaha perikanan di
Indonesia adalah lemahnya sistem data base dan sistem informasi perikanan yang
berpengaruh terhadap akurasi dan ketepatan waktunya, kelemahan ini dapat
mengakibatkan salah perencanaan akan berakibat pada kegagalan usaha,
sehingga dalam merencanakan disain pengelolaan sumberdaya perikanan
berbasis sistem informasi manajemen, perlu beberapa kegiatan yang dilaksanakan
diantaranya (1) penyempurnaan metode dan kerangka survei statistik perikanan,
(2) penyempurnaan buku pedoman survei statistik perikanan, (3) pengembangan
sistem data statistik, (4) pelatihan enumerator dan supervisor pengumpulan data
serta pengolah data, (5) uji coba pedoman survei statistik perikanan dan (6)
sosialisasi sistem data statistik.

Kata Kunci: SIM, sistem informasi, sumberdaya perikanan

I. Pendahuluan Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan ini


1.1. Latar Belakang masih belum banyak yang digarap secara optimal
Potensi sumberdaya kelautan dan karena informasinya belum ditempatkan dalam
perikanan, merupakan salah satu komoditas suatu sistem basis data yang terpadu sehingga
unggulan yang harus dikelola secara baik dan menyulitkan dalam pencahariannya.
arif. Untuk itu diperlukan kapabilitas sumberdaya Salah satu sifat sumberdaya ikan adalah
manusia yang dapat diandalkan untuk mengelola sangat dinamis yang dapat berubah dengan cepat
potensi tersebut secara profesional dan sesuai dengan ruang dan waktu dan dengan
berkelanjutan. Keberlanjutan merupakan kata kondisi lautan yang sangat luas, maka untuk
kunci dalam pembangunan perikanan yang pengelolaan sumberdaya ikan diperlukan
diharapkan dapat memperbaiki kondisi informasi yang lebih spesifik baik secara
sumberdaya dan kesejahteraan masyarakat temporal maupun secara spasial. Masih banyak
perikanan itu sendiri (Fauzi dan Anna, 2002). informasi mengenai sumberdaya perikanan yang
Sumberdaya kelautan dan perikanan dapat belum tersedia misalnya dimana ikan berada,
dibagi atas empat kelompok, (1) sumberdaya kapan, jenis apa saja, berapa banyak, daerah
dapat pulih (renewable resources), (2) mana yang belum dimanfaatkan, bagaimana
sumberdaya tidak dapat pulih (non-renewable pengaruh kondisi oseanografi terhadap
resources), (3) energi kelautan, dan (4) jasa-jasa sumberdaya dan sebagainya.
lingkungan kelautan (environmental services). Melihat potensi perikanan yang begitu
Sumberdaya dapat pulih terdiri dari sumberdaya besar maka diperlukan adanya upaya
perikanan tangkap dan sumberdaya perikanan pengelolaan, dimana upaya tersebut diharapkan
budidaya (pantai/tambak dan laut) sedangkan dapat membantu nelayan dan pengguna lain
sumberdaya tak dapat pulih meliputi mineral, (stakeholder) untuk meningkatkan produksi hasil
bahan tambang/galian, minyak bumi dan gas. tangkapan dan produksi budidaya dengan tidak

15
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 2 (Oktober 2010)

mengganggu potensi dan kelestarian sumberdaya 2.2. Potensi Budidaya Laut


di perairan serta menghindari terjadinya Potensi budidaya laut terdiri dari total
kerusakan pada stok sumberdaya perikanan potensi budidaya ikan, udang, moluska dan
seperti lebih tangkap (overfishing) dan mencegah budidaya rumput laut. Potensi budidaya laut
penangkapan ikan dengan menggunakan alat dan diperkirakan sebesar 46,73 juta ton per tahun.
bahan yang bersifat merusak, seperti
penangkapan ikan karang dengan alat muroami 2.3. Potensi Bioteknologi
dan penggunaan potasium. Potensi bioteknologi kelautan juga masih
Pengelolaan sumberdaya Perikanan harus besar untuk mengembangkan industri
dilakukan secara bertanggung jawab dan tepat, bioteknologi kelautan seperti industri bahan baku
dengan memanfaatkan data yang kontinyu dan untuk makanan, industri bahan pakan alami,
teknologi yang mampu menggambarkan wilayah, benih ikan dan udang, industri bahan pangan.
potensi sumberdaya perikanan dengan baik. Nilai ekonomi dari potensi bioteknologi kelautan
Integrasi penginderaan jauh dan Sistem Informasi tersebut diperkirakan mencapai US$ 40 milyar.
Geografi (SIG) merupakan salah satu cara untuk
mengelola sumberdaya perikanan dengan data III. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
yang kontinyu dan sebaran spasial yang bisa PERIKANAN
menampilkan secara sederhana bentuk dan Sistem adalah kumpulan elemen yang
potensi sumberdaya perikanan. Secara sederhana berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu,
intergrasi antara penginderaan jauh dan SIG sedangkan informasi adalah data yang telah
dapat memetakan kondisi sumberdaya perikanan diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi
sehingga dapat dipantau kondisinya. penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil
keputusan saat ini atau mendatang (Davis, 1999).
1.2. Tujuan Penulisan Informasi dapat menggambarkan kejadian nyata
Tujuan Penulisan artikel ini adalah untuk yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
membahas perencanaan disain pengelolaan Sumber dari informasi adalah data yang dapat
sumberdaya perikanan berbasis sistem informasi berbentuk huruf, simbol, alfabet dan lain
manajemen (SIM). sebagainya. Sistem informasi memiliki tiga
elemen utama, yaitu data yang menyediakan
II. SUMBERDAYA PERIKANAN informasi, prosedur yang memberitahu pengguna
Potensi sumberdaya perikanan terdiri dari bagaimana mengoperasikan sistem informasi, dan
sumberdaya perikanan tangkap, budidaya pantai orang-orang yang membuat produk,
(tambak), budidaya laut, dan bioteknologi menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan
kelautan. Potensi perikanan laut sesungguhnya menggunakan sistem informasi tersebut. Orang-
merupakan asset yang sangat besar bagi orang dalam sistem informasi membuat prosedur
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun asset untuk mengolah dan memanipulasi data sehingga
ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Potensi menghasilkan informasi dan menyebarkan
perikanan laut meliputi perikanan tangkap, informasi tersebut ke lingkungan (Soselisa,
budidaya laut, dan industri bioteknologi 2001).
kelautan. Potensi perikanan laut menurut Model dasar sistem adalah masukan,
Dahuri, (2001) sebagai berikut : pengolahan, dan pengeluaran. Fungsi pengolahan
informasi sering membutuhkan data yang telah
2.1. Potensi Perikanan Tangkap dikumpulkan dan diolah dalam waktu periode
Potensi perikanan tangkap diperkirakan sebelumnya. Oleh karena itu pada model sistem
mencapai 6,26 juta ton per tahun dengan jumlah informasi ditambahkan pula media penyimpan
tangkapan yang diperbolehkan sebesar 5.007 juta data (data base) maka fungsi pengolahan
ton atau 80% dari MSY (Maximum Sustainable informasi bukan lagi mengubah data menjadi
Yield). Hingga saat ini jumlah tangkapan informasi tetapi juga menyimpan data untuk
mencapai 3,5 juta ton sehingga tersisa peluang penggunaan lanjutan. Model dasar ini berguna
sebesar 1,5 ton/tahun. Seluruh potensi perikanan dalam memahami bukan saja keseluruhan sistem
tangkap tersebut diperkirakan memiliki nilai pengolahan informasi, tetapi juga untuk
ekonomi sebesar US$15.1 milyar. penerapan pengolahan informasi secara
tersendiri. Setiap penerapan dapat dianalisis
menjadi masukan, penyimpanan, pengolahan dan
keluaran. Keberhasilan suatu sistem informasi

16
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 2 (Oktober 2010)

sangat bergantung pada sistem basis data. Manajemen adalah proses komunikasi di mana
Semakin lengkap, akurat dan mudah dalam informasi masukan (input) direkam, disimpan,
menampilkan kembali data yang ada dalam dan diproses untuk menghasilkan output yang
sistem basis data maka akan semakin tinggi berupa keputusan tentang perencanaan,
kualitas sistem informasi tersebut (Soselisa, pengoperasian dan pengawasan, selanjutnya
2001). dikatakan oleh Kelly, J. F, Sistem Informasi
Basis data (database) merupakan Manajemen adalah perpaduan sumberdaya
kumpulan dari data yang saling berhubungan satu manusia dan sumberdaya yang berbasis komputer
dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras yang menghasilkan kumpulan penyimpanan,
komputer dan digunakan perangkat lunak untuk komunikasi, dan penggunaan data untuk tujuan
memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam operasi managemen yang efisien serta
basis data untuk keperluan penyediaan informasi perencanaan bisnis.
lebih lanjut. Dengan ditambahkannya Sistim ini menggunakan perangkat keras
penyimpanan data, fungsi pengolahan infomasi dan perangkat lunak komputer, prosedur
bukan lagi mengubah data menjadi informasi pedoman, model manajemen, dan keputusan serta
tetapi juga menyimpan data untuk penggunaan sebuah basis data (database). Komponen sistem
lanjutan (Jogiyanto, 1999). informasi manajemen dapat dilihat pada tabel 1.
Menurut Murdick, R.G & J.E. Ross dalam
(Susana, T. et al, 2004) , Sistem Informasi

Tabel 1. Komponen Sistem Informasi Manajemen


Komponen Sistim Keterangan
Perangkat Keras Terdiri atas : Komputer (pusat pengolah, unit masukan/keluaran, unit penyimpanan file, dsb),
penyiapan data, dan terminal masukan/ keluaran
Perangkat Lunak Terbagi dalam 3 jenis :
- sistim perangkat lunak umum (pengoperasian komputer),
- aplikasi perangkat lunak umum (model analisis dan keputusan)
- aplikasi perangkat lunak yang terdiri atas program spesifik yang dibuat untuk setiap aplikasi
Database - File yang berisi program dan data dibuktikan dgn adanya media penyimpanan secara fisik
seperti disket, hard disk, magnetik tape dsb.
- File juga berisi keluaran tercetak dan cacatan lain di atas kertas, mikro film dsb
Prosedur Merupakan komponen fisik karena disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan
instruksi, Ada tiga prosedur yang dibutuhkan yaitu :
- instruksi untuk pemakai,
- intruksi untuk penyiapan masukan,
- instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer
Personil Operator komputer, analisis sistim, programmer, personil data entri dan manager Sistim Informasi

Salah satu contoh penggunaan perangkat merupakan suatu metode untuk pengenalan dan
lunak dalam sistem informasi manajemen yaitu penentuan objek dipermukaan bumi tanpa harus
Sistem Informasi Geografi (SIG), dimana sistem melakukan kontak langsung dengan objek
informasi ini dirancang untuk bekerja dengan tersebut. Data penginderaan jauh dapat bersifat
data yang bereferensi spasial atau berkoordinat kontinyu karena mempunyai resolusi temporal,
geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah dapat digunakan untuk berbagai aplikasi karena
suatu sistem basis data dengan kemampuan resolusi spektralnya dan ditampilkan dalam
khusus untuk menangani data yang bereferensi berbagai bentuk skala karena resolusi spasilanya.
keruangan (spasial) bersamaan dengan
seperangkat operasi kerja (Barus dan IV. PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI
Wiradisastra, 2000). Aplikasi SIG dapat MANAJEMEN PADA PENGELOLAAN
digunakan untuk berbagai kepentingan selama SUMBERDAYA PERIKANAN
data yang diolah memiliki referensi geografi, 4.1 . Tantangan dan Permasalahan
maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena Permintaan terhadap produksi perikanan
atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk Indonesia semakin meningkat, hal menyebabkan
fisik serta memiliki lokasi keruangan. Selain itu tuntutan untuk peningkatan produksi perikanan,
kita dapat menggunakan penginderaan jauh yang tetapi dalam berbagai hal, terdapat permasalahan

17
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 2 (Oktober 2010)

yang dihadapi khususnya dalam menerapkan berbagai instansi baik pemerintah maupun
pemanfaatan sumberdaya perikanan secara swasta, baik sipil maupun militer, baik di daerah
berkelanjutan. Oleh karena itu untuk memenuhi maupun di pusat. Keberagaman ini semakin
permintaan tersebut maka tantangan utama yang bertambah parah dikarenakan pada kenyataannya
dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam tidak seluruh peralatan penunjang pengumpul
pembangunan perikanan adalah: (1) Peningkatan data bekerja penuh secara elektronik, akan tetapi
kualitas SDM perikanan dan penguasaan IPTEK masih banyak pula yang semi-elektronik dan
untuk mendukung peningkatan produksi; (2) bahkan non-elektronik, sehingga hal ini benar-
Pengembangan teknologi perikanan yang benar akan menimbulkan kesulitan di dalam
berwawasan lingkungan sebagai upaya untuk pengintegrasiannya nanti. Jika semua peralatan
menjaga kualitas produksi dan kualitas harus diubah menjadi elektronik secara
lingkungan; dan (3) Menjaga dan mengamankan keseluruhan sesuai dengan tuntutan jaman
keberlanjutan sumberdaya perikanan baik dari informasi, maka salah satu kendala yang utama
ancaman pencurian maupun over-eksploitasi adalah mahalnya harga peralatan elektronik
sumberdaya yang berlebihan. tersebut yang rata-rata memang masih merupakan
Tantangan dalam pengembangan usaha barang impor. Hal ini mendorong kemadirian
perikanan di Indonesia adalah lemahnya sistem didalam peralatan-peralatan ini sudah mutlak
data base dan sistem informasi perikanan yang diperlukan (Soselisa, 2001).
berpengaruh terhadap akurasi dan ketepatan
waktunya, kelemahan ini dapat mengakibatkan 4.2. Data dan Informasi Yang Diperlukan
salah perencanaan akan berakibat pada kegagalan Informasi tentang perikanan Indonesia saat
usaha. Namun pada masa sekarang dimana ini diperoleh dari berbagai sumber informasi baik
sumberdaya tersebut telah dimanfaatkan dan dari instansi pemerintah, swasta ataupun
keadaan lingkungan yang semakin memburuk masyarakat. 1) Instansi pemerintah yang dapat
ketepatan data dan timingnya menjadi sangat memberikan informasi tentang perikanan adalah
menentukan. Tantangan lain adalah kualitas departemen dan non-departemen. Departemen
sumberdaya manusia, karena untuk membangun yang langsung berhubungan dengan perikanan
suatu sistem informasi dibutuhkan sumberdaya adalah Departemen Kelautan dan Perikanan dan
manusia yang berkualitas dan mampu menguasai Dinas-dinas Perikanan di daerah, sementara
teknologi sistem informasi serta departemen lain yang secara tidak langsung
mengoperasikannya. berhubungan dengan informasi perikanan adalah
Salah satu permasalahan pembangunan Departemen Perindustrian dan Perdagangan,
perikanan Indonesia adalah keterbatasan data dan Departemen Perhubungan, Departemen Tenaga
informasi yang dapat dijadikan rujukan Kerja, Departemen Keuangan, Departemen Luar
perencanaan dan pengelolaan sumberdaya Negeri, Departemen Pertahanan dan
perikanan. Ketersediaan data dan informasi Keamanan/Polri dan Departemen Hukum dan
perikanan yang akurat hingga saat ini masih Perundang-Undangan. Sedangkan instansi non-
dipandang sebagai hal yang tidak begitu penting departemen yang secara tidak langsung juga
dan mendesak dalam pembangunan perikanan berhubungan dengan perikanan adalah lembaga-
nasional. Hingga saat ini, belum ada lembaga lembaga penelitian dan pengkajian seperti BPPT,
yang menangani penyediaan data dan informasi LIPI, BAKOSURTANAL, dan LAPAN, serta
secara menyeluruh, melainkan masih dilakukan Universitas-Universitas ; 2) Untuk pihak swasta,
oleh masing-masing instansi sesuai dengan informasi perikanan dapat diperoleh dari
kebutuhan. Akibatnya sering terjadi perbedaan perusahaan-perusahaan atau industri-industri
data dan informasi perikanan. yang bergerak dalam bidang perikanan; 3) untuk
Suatu sistem informasi yang bersifat lintas pihak masyarakat, informasi perikanan dapat
sektor mempunyai suatu beban yang berat yaitu diperoleh dari koperasi-koperasi unit desa (KUD)
bagaimana menyelaraskan seluruh instansi agar yang berusaha dalam bidang perikanan. Mereka
tidak ada yang merasa dirugikan, bahkan ini berada dalam jumlah yang banyak dan
seluruhnya diharapkan mempunyai inisiatif untuk tersebar di daerah-daerah yang mempunyai
bergabung demi tercapainya sistem informasi potensi perikanan. Disamping itu terdapat juga
menyeluruh yang handal. Kendala dalam lembaga-lembaga sosial masyarakat (LSM) yang
pengimplementasian sistem informasi yang berusaha di bidang Perikanan.
terintegrasi adalah keberagamannya macam Pembentukan sistem informsi perikanan
sistem yang telah ada sejak lama yang tersebar di memerlukan informasi perikanan. Informasi

18
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 2 (Oktober 2010)

perikanan yang diperlukan dikelompokkan dalam sistem network perikanan, (3) mendisain dan
informasi perikanan tangkap dan informasi membangun pusat-pusat pelayanan data
perikanan budidaya. Informasi perikanan tangkap informasi, dan (4) merekayasa sebuah “protokol”
yang diperlukan meliputi: (1) distribusi spasial bagi sistem “network” perikanan Indonesia
dan temporal jenis-jenis sumberdaya perikanan, (Soselisa, 2001).
(2) potensi lestari setiap jenis sumberdaya
perikanan, (3) persyaratan ekologis bagi V. PERENCANAAN PENGELOLAAN
kehidupan dan pertumbuhan setiap jenis SUMBERDAYA BERBASIS SIM
sumberdaya perikanan, (4) trophodynamics Pengelolaan Sumberdaya Perikanan adalah
(transfer energi dan materi antar trophic level) suatu konsep yang diterapkan dibidang perikanan
dalam suatu ekosistem perairan dimana dengan tujuan agar pemanfaatan sumberdaya
sumberdaya perikanan yang dikelola hidup, (5) perikanan dapat dioptimalkan serta kelestarian
dinamika populasi sumberdaya perikanan, (6) dari potensi perikanan tetap terjaga, oleh karena
sejarah hidup dari sumberdaya perikanan, (7) itu dalam pemanfaatan dan pengelolaan suatu
kualitas perairan dimana sumberdaya hidup, dan sumberdaya perikanan diperlukan suatu model
(8) tingkat penangkapan/pemanfaatan terhadap yang dapat dipakai untuk mengoptimalkan
sumberdaya perikanan, dalam bentuk upaya pemanfaatan serta tetap menjaga kelestarian
tangkap secara berkala, (9) Jumlah armada sumberdaya perikanan sehingga pengelolaan
penangkapan ikan dari berbagai ukuran baik yang dapat berkelanjutan. SIM adalah suatu solusi
artisanal maupun modern secara spasial dan yang tepat untuk pemanfaatan sumberdaya secara
temporal serta jumlah nelayan yang memang optimal serta dapat melestarikan sumberdaya.
benar-benar melakukan kegiatan sebagai nelayan Perencanaan pengelolaan berbasis sistem
(Soselisa, 2001). informasi manajemen perikanan dapat dilakukan
Dalam upaya mendapat sistem informasi dengan 2 tahap yaitu :
perikanan yang terpadu, sistem informasi
perikanan Indonesia dikembangkan dengan 5.1. Ide Perencanaan SIM
konsep sebagai berikut: Sistem Informasi Manajemen adalah
1) Sistem informasi perikanan Indonesia sebuah sistim manusia/mesin yang terpadu untuk
dikembangkan secara bertahap dan menyajikan informasi guna mendukung fungsi
berkelanjutan. operasi organisasi, managemen, dan proses
2) Mendayagunakan sistem-sistem yang sudah pengambilan keputusan di dalam suatu
ada - baik sistem informasi maupun sistem organisasi.
komunikasi secara maksimal. Dalam kegiatan perikanan, pertanyaan klasik
3) Dalam langkah pendayagunaan tersebut, maka yang sering terdengar adalah dimana wilayah
usaha intervensi dan atau modifikasi sistem yang sesuai untuk melakukan suatu aktifitas
informasi yang telah ada ditekan seminimal perikanan. Meskipun sulit mencari jawabannya,
mungkin. perntanyaan penting ini perlu dicari solusinya.
4) Pemanfaatan teknologi-teknologi mutakhir, Hal ini antara lain karena usaha perikanan
yang cocok dengan spesifikasi di atas. dengan mencari habitat yang sesuai untuk ikan
Sistem informasi perikanan Indonesia pada yang tidak menentu akan mempunyai
dasarnya berfungsi sebagai infrastruktur konsekuensi yang besar yaitu memerlukan biaya
informasi yang dapat digunakan untuk yang besar, waktu dan tenaga. Alternatif yang
memecahkan berbagai permasalahan dan juga menawarkan solusi terbaik adalah
mengakomodir semua tujuan yang diharapkan. mengkombinasikan kemampuan SIG dan
Sistem ini diharapkan dapat memberikan penginderaan jauh (inderaja) kelautan. Dengan
informasi yang berbasis multimedia kepada teknologi inderaja faktor-faktor lingkungan laut
penggunanya. yang mempengaruhi distribusi, migrasi dan
Sesuai dengan tujuannya, prinsip kelimpanan ikan dapat diperoleh secara berkala,
pengembangan sistem informasi perikanan cepat dan dengan cakupan area yang luas. Oleh
Indonesia adalah (1) mengembangkan dan sebab itu perlu ada ide dasar untuk membentuk
menyatukan sistem informasi tentang perikanan suatu Sistem informasi manajemen yang
Indonesia yang sudah ada menjadi sebuah sistem menggunakan tools SIG dan Penginderaan jauh
“network” perikanan, (2) mendisain dan untuk dapat melakukan suatu sistem pengelolaan
membangun sistem informasi yang belum sumberdaya perikanan yang terpadu.
tersedia kemudian menyambungkannya dalam

19
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 2 (Oktober 2010)

5.2. Disain SIM Sumberdaya Perikanan b. Data Storage and Retrieval: sub sistem ini
Sistem informasi Geografis adalah alat mengorganisasikan baik data spasial maupun
dengan sistem komputer yang digunakan untuk atribut kedalam sebuah basis data sehingga
memetakan kondisi dan peristiwa yang terjadi mudah dipanggil, diperbaharui dan diedit.
dimuka bumi. Teknologi SIG ini dapat c. Data manipulation & analysis : sub sistem ini
mengintegrasikan sistem operasi database seperti menentukan informasi-informasi yang dapat
query dan analisis statik dengan berbagai dihasilkan oleh SIG. selain itu, juga
keuntungan analysis geografis yang ditawarkan melakukan manipulasi dan pemodelan data
dalam bentuk peta. SIG memiliki kapabilitas untuk menghasilkan informasi yang
menghubungkan berbagai lapisan data di suatu diharapkan.
titik yang sama pada waktu tertentu, d. Data output/reporting : sub sistem ini
mengkombinasikan, menganalisis data tersebut menampilkan keluaran seluruh atau sebagian
dan memetakan hasilnya. Teknologi ini juga basis data baik dalam bentuk soft copy
dapat mendeskripsikan karakteristik objek pada maupun hard copy seperti tabel, grafik dan
peta dan menentukan posisi koordinatnya, lain-lain.
melakukan query dan analisis spasial serta Selanjutnya hasil proses (out put) yang
mampu menyimpan, mengelola, mengupdate data berupa peta, citra satelit dan laporan yang
secara terorganisir dan efisien (Zainuddin, 2006). kemudian dilakukan pengawasan. Setelah
Bertolak dari pengertian SIG diatas maka, pengawasan dilakukan model pengelolaan ini
disain perencanaan pengelolaan sumberdaya masuk ketahap selanjutnya yaitu tahap evaluasi
perikanan dapat dilakukan dengan 6 tahap yaitu : jika model sudah sesaui maka dilanjutkan dengan
5.2.1. Sumberdaya perikanan proses pelaksanaan pembangunan pengelolaan
Pada tahap ini perlu adanya suatu tersebut, tetapi jika belum sesuai maka, dilakukan
komitmen untuk penentuan jenis sumberdaya evaluasi terhadap data base serta manajemen dan
perikanan yang akan di manfaatkan manipulasi data.
5.2.2. Data base 5.2.4. Pengawasan Sistem Informasi
Data base sangat berperan penting untuk Manajemen Sumberdaya Perikanan
tujuan pengelolaan sumberdaya kelautan dan Pada tahap ini pengawasan hanya
perikanan. Data base dapat berupa data dilakukan untuk melihat apakah model tersebut
pengukuran lapangan, data digital, peta, laporan sudah sesuai dengan tujuan pengelolaan
maupun data lainnya dan data base bias didapat sumberdaya perikanan atau kah tidak.
dari berbagai sumber diantaranya instansi 5.2.5. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen
pemerintah maupun non-pemerintah, swasta dan Sumberdaya Perikanan
masyarakat. Evaluasi bersama secara terpadu dengan
5.2.3. Manajemen dan manipulasi data melibatkan seluruh pihak yang berkepentingan.
Pada tahap ini semua data di analisis Melalui evaluasi ini akan diketahui kelemahan
dengan menggunakan sistem analisis dengan dan kelebihan dari perencanaan yang ada guna
barbagai program yang kemudian ditranfers ke perbaikan untuk pelaksanaan tahap berikutnya.
program SIG untuk melakukan proses untuk 5.2.6. Pelaksanaan Sistem Informasi
menghasilkan bahan informasi yang dapat berupa Manajemen Sumberdaya Perikanan
peta tematik dan laporan akhir. Pada tahap ini Pada tahap implementasi ini juga
proses dimulai dari proses pemasukan data base diperlukan kesamaan persepsi antara masyarakat
kemudian selanjutnya di lakukan proses lokal dengan lembaga atau orang-orang yang
manajemen dan manipulasi, pada proses terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini sehingga
manajemen dan manipulasi proses masyarakat benar-benar memahami rencana yang
yang dilakukan melalui sub-sub sistem sebagai akan dilaksanakan. Menurut Zamani dan
berikut : Darmawan (2000) kegiatan-kegiatan yang perlu
a. Data Input : sub sistem ini berfungsi dilakukan pada tahap implementasi ini adalah:
mengumpulkan dan mempersiapkan data (1) integrasi ke dalam masyarakat, dengan
spasial dan atribut dari berbagai sumber melakukan pertemuan dengan masyarakat untuk
sekaligus bertanggung jawab dalam menjawab seluruh pertanyaan yang berhubungan
mengkonversi atau mentransformasikan dengan penerapan konsep dan mengidentifikasi
format-format data aslinya kedalam format pemimpin potensial yang terdapat di lembaga
yang dapat digunakan oleh SIG. masyarakat lokal. (2) pendidikan dan pelatihan
masyarakat, metoda pendidikan dapat dilakukan

20
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 2 (Oktober 2010)

secara non formal menggunakan kelompok- dirancang untuk bekerja dengan data yang
kelompok kecil dengan cara tatap muka sehingga bereferensi spasial atau berkoordinat geografi
dapat diperoleh informasi dua arah dan atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu
pengetahuan masyarakat lokal (indigenous sistem basis data dengan kemampuan khusus
knowledge) dapat dikumpulkan untuk untuk menangani data yang bereferensi
dimasukkan dalam konsep penerapan (3) keruangan (spasial) bersamaan dengan
memfasilitasi arah kebijakan, dalam hal ini seperangkat operasi kerja (Barus dan
segenap kebijakan yang berasal dari masyarakat Wiradisastra, 2000). Aplikasi SIG dapat
dan telah disetujui oleh koordinator pelaksana digunakan untuk berbagai kepentingan selama
hendaknya dapat didukung oleh pemerintah data yang diolah memiliki referensi geografi,
daerah, sehingga kebijakan bersama tersebut maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena
mempunyai kekuatan hukum yang jelas, dan (4) atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk
penegakan hukum dan peraturan, yang fisik serta memiliki lokasi keruangan.
dimaksudkan agar seluruh pihak yang terlibat Pengembangan data dan informasi sebagai
akan dapat menyesuaikan tindakannya dengan bahan perencanaan pembangunan perikanan
hukum dan peraturan yang berlaku. haruslah mengintegrasikan data-data lainnya
Secara umum tahap-tahap dalam seperti aspek lingkungan, sosial dan ekonomi.
perencanaan disain pengelolaan sumberdaya Sehubungan dengan sifat yang dinamis dan
perikanan dapat lihat pada gambar 1. kompleksitas dari sumberdaya perikanan, maka
ketersediaan data yang akurat dan terpecaya
VI. PENUTUP menjadi penting. Dalam merencanakan disain
Sumberdaya perikanan, merupakan salah pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis
satu komoditas unggulan yang harus dikelola sistem informasi manajemen, perlu beberapa
secara baik dan arif. Oleh karena diperlukan kegiatan yang dapat dilaksanakan adalah (1)
perencanaan Sistim Informasi manajemen penyempurnaan metode dan kerangka survei
pengelolaan dan pembangunan Sistim informasi statistik perikanan, (2) penyempurnaan buku
manajemen pengelolaan untuk pemanfaatan pedoman survei statistik perikanan, (3)
berkelanjutan sehingga sumberdaya perikanan pengembangan sistem data statistik, (4) pelatihan
dapat terjaga kelestariannya. Salah satu contoh enumerator dan supervisor pengumpulan data
penggunaan perangkat lunak dalam sistem serta pengolah data, (5) uji coba pedoman survei
informasi manajemen yaitu Sistem Informasi statistik perikanan dan (6) sosialisasi sistem data
Geografi (SIG) dimana sistem informasi ini statistik.

Gambar 1. Model Perencanaan Disain Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

21
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 2 (Oktober 2010)

DAFTAR PUSTAKA

Barus, Baba., dan U.S. Wiradisastra., 2000. Sistem Informasi Geografi; Sarana Manajemen
Sumberdaya. Laboraturium Pengindraan Jauh dan Kartografi Jurusan Tanah Fakultas
Pertanian IPB. Bogor.
Cholik, F. 2000. Kondisi Perikanan Peluang dan Tantangan. Makalah disajikan pada Seminar
Nasional dan Talk Show Marine Techno and Fisheries 2000, Jakarta. 8 – 9 Agustus.
Dahuri, R., J.Rais, S.P. Ginting, dan M.J. Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan
Secara Terpadu. Pradnya Paramita. Jakarta.
Damardjati, D.S., I.G. Ismail dan T. Alihamsyah, 2000. Pengembangan pertanian berkelanjutan di
lahan rawa untuk mendukung ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis : konsepsi
dan strategi pengembangannya. Dalam Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan
Pengembangan Pertanian di Lahan Rawa. Cipayung, 25-27 Juli 2000.
DKP., 2008. Urgensi RUU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Artikel on-line Dinas
Kelautan dan Perikanan.
Dahuri, R. 1993. Model Pembangunan Sumber Daya Perikanan Secara Berkelanjutan. Dalam
Prosiding Simposium Perikanan Indonesia I. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan,
Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia dan Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia
bekerjasama dengan Japan International Cooperation Agency. Jakarta, Indonesia. hal 297 -
316.
Dahuri, R. 2000. Otonomi Daerah, Peluang dan Tantangannya Dalam Sektor Kelautan dan Perikanan
Indonesia. Makalah disajikan pada Seminar Nasional dan Talk Show Marine Techno and
Fisheries 2000, Jakarta. 8 – 9 Agustus.
Dahuri, R. 2000. Pengembangan IPTEK Kelautan Untuk Pengelolaan Sumberdaya Kelautan. Dalam
Prosiding Seminar Kelautan 2000 Peranan Ilmu Ilmiah Dalam Eksplorasi, Eksploitasi, dan
Pelestarian Sumber Daya Laut. Pusat Studi Kelautan FMIPA Universitas Indonesia
bekerjasama dengan Puslitbang Oseanologi LIPI. Jakarta, Indonesia. hal 33 – 48.
Davis, G.B. 1999. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian I Pengantar. Pustaka
Binaman Pressindo. Jakarta, Indonesia.
Jogiyanto, H.M. 1992. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Tersruktur Teori dan
Praktek Aplikasi Bisnis. Andi Yogyakarta. 887 hal.
KOMNAS KAJIS KANLAUT (Komisi Nasional Pengkajian Sumber Daya Perikanan Laut). 1998.
Potensi, Pemanfaatan dan Peluang Pengembangan Sumber Daya Ikan Laut di Perairan
Indonesia. Puslitbang Oseanologi LIPI. Jakarta, Indonesia. 251 hal.
NOAA., 2002. Environmental Sensitivity Index Guidelines, Version 3.0. NOAA Technical
Memorandum NOS OR&R 11. Office of Response and Restoration, National Oceanic and
Atmospheric Administration.
Pharmasetiawan, B., R.Mastra, B.P.Resosudarmo, S.Hakim Ad Dairi dan Y.Budiyanto. 2000. Sistim
Informasi Kelautan Terpadu, Sebuah Sumbangan Konsep Untuk Pembangunan Pusat Data
Kelautan di Indonesia. Makalah disajikan pada Seminar Nasional dan Talk Show Marine
Techno and Fisheries 2000, Jakarta. 8- 9 Agustus.
Sari, T.E.Y. 2000. Pengembangan Sistem Informasi Perikanan di Perairan Bengkalis Propinsi Riau.
M.Si Thesis Teknologi Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia.
Soselisa, A., 2001. Pendekatan Sistem Informasi dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan.
Makalah Falsafah Sains. Institut Pertanian Bogor.
Susana, T. et al., 2004. Laporan Akhir Penelitian Perairan untuk Mendukung Pemanfaatan dan
Pengendalian Sumberdaya Perairan Banteng. Proyek Penelitian IPTEK Kelautan Puslit
Oseanografi-LIPI, Jakarta.
Tahir, A. 2000. Kebutuhan Data dan Informasi Bagi Perencanaan Pembangunan Perikanan. Warta
Pesisir dan Lautan II (04): 8-10. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut
Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia.

22

Anda mungkin juga menyukai