Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRIK (ELS2102)


PERCOBAAN 5 RANGKAIAN AC

Eswin Jefri Napitupulu (14S17039) – S1 Teknik Elektro


AsistenPraktikum :Estika Ginting(14S16046)
Waktu Praktikum : 14.00 – 18.00 WIB/ 30 November 2018
Laboratorium Dasar Teknik Elektro
Institut Teknologi Del

Abstrak

In this experiment we will do practicum include measure of voltage and measure of current in RC and RL series circuits with
method of dual trace oscilloscope, understand of the relationship between voltage and current in RC series and RL series. To
understand “response” to f calculations in RC series and RL series by Observing them in the domain and result in the plot bode
for magnitude and for phase.

Key Words— Integrator, Differensiator, filter.

 Pada C ; tegangan ketinggian 90o dari arusnya.


I. PENDAHULUAN 1

Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap Bila perbandingan tegangan dan arus pada R disebut
gejala transien yang terjadi pada rangkaian yang memiliki resistansi, dan perbandingan tegangan dan arus pada L
komponen penyimpanan energy seperti, inductor dan dan C disebut reaktansi, maka akan terlihat bahwa
kapasitor. Kemudian dilakukan perbandingan terhadap hasil resistansi tidak akan “sebanding” dengan reaktansi.
percobaan dengan teori teori yang terkait. Hal ini dinyatakan dengan adanya suatu operator
Percobaan ini memiliki tujuan sebagai berikut. “j” yang besarnya = √−1 yang menunjukan perputaran
1. Memahami konsep impedansi dalam arti fisik. 90o searah atau berlawanan arah dengan jarum jam
2. Memahami hubungan antara impedansi resistansi terhadap besaran semula.
dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL.
3. Memahami hubungan tegangan dan arus pada 1. Rangkaian RC
rangkaian seri RC dan RL.
4. Mengukur pada fasa tegangan dan arus pada Perhatikan rangkaian pada Gambar 5-1.
rangkaian seri RC dan RL.
5. Memahami “response” terhadap frekuensi pada
rangkaian seri RC dan RL.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Pada praktikum kali ini kita akan melakukan percobaan
rangkaian AC dimana dalam arus bolak-balik(AC), untuk
bentuk gelombang sinus, impedansi adalah perbandingan
phasor tegangan dan phasor arus. Menurut hukum Kirchoff II (KVL), dapat di tulis:
1
Dari hubungan tegangan dan arus seperti v = RxI: vi=vR+ ∫ 𝑖. 𝑑𝑡
𝑑𝑖 𝑑𝑣 𝐶
𝑣 = 𝐿 atau 𝑖 = 𝐶 Vi= VR+ VC
𝑑𝑡 𝑑𝑡
maka akan terlihat bahwa untuk sinyal tegangan
sinusoidal(sinus atau cosinus): Tegangan resistor vR sefasa dengan I sedangkan tegangan
keterangan: kapasitor vC ketinggalan 90o dari arus. Arus total
 Pada R ; tegangan sefasa dengan arusnya. mendahului antara 0o s.d. 90o. Sudut ketertingalan vi ( θ )
 Pada L ; tegangan mendahului 90o terhadap arusnya ditentukan oleh perbandingan reaktansi dan resistansinya.
Beda fasa antara vC dan i, atau vi dan i dapat dilihat dengan
1
.

1
membandingkan beda fasa antara vC dan vR, atau antara vi C. Integrator
dan vR (mengapa?) 1
Dari persamaan Vi= VR+ VC atau vi=vR+ ∫ 𝑖. 𝑑𝑡 bila
𝐶
tegangan output diambil pada kapasitor (vo = vc) dan
A. Diferensiator vR>>vc maka vo ≈ vR sehingga vi ≈ Ri atau i ≈
𝑣𝑖
. Pada
𝑅
output diperoleh:
Masih dari persamaan di atas, bila output diambil pada 1 1 𝑣𝑖 1
resistor vo = vR, untuk vC >> vR akan diperoleh vi ≈ vC Vo =VC= ∫ 𝑖. 𝑑𝑡= ∫ 𝑑𝑡= ∫ 𝑣𝑖 𝑑𝑡. Fungsi rangkaian
𝐶 𝐶 𝑅 𝑅𝐶
sehingga: ini dikenal sebagai rangkaian integrator. Syarat
1 𝑑𝑣
vi≈vR+ ∫ 𝑖. 𝑑𝑡 atau i≈C terpenuhinya fungsi rangkaian integrator RC yang baik
𝐶 𝑑𝑡
Dengan demikian diperoleh hubungan output (vo = vR) adalah VR >> VC . Dalam bentuk phasornya, hubungan di
dengan input (vi) sebagai berikut: atas dapat dituliskan sebagai berikut :
𝑑𝑣
vo≈RC
𝑑𝑡
Rangkaian dengan persyaratan ini dikenal sebagai
rangkaian differensiator.
Dalam bentuk phasornya, persyaratan di atas dapat
dituliskan sebagai berikut :
vC >> vR atau ṽc >> ṽR
1
𝑖 >> Ri
𝑗ꙍ𝐶

Sehingga di peroleh:
ꙍCR>>1
1 1
Bila: ꙍo= atau fo= , maka persamaan di atas dapat
𝑅𝐶 2𝜋𝑅𝐶
dituliskan:
ꙍ D. Low-Pass Filter
<<1 atau ꙍ << ꙍo
ꙍo
ꙍo disebut frekuensi “cut off”. Dari persamaan , bila diambil
Kondisi terakhir ini adalah syarat frekuensi dan nilai-nilai maka dapat dituliskan:
kapasitansi dan resistansi untuk memperoleh fungsi
diferensiasi yang baik.

B. High-Pass Filter
Dari persamaan ,bila diambil maka dapat
Ada nilai utama yang diperoleh dari fungsi di atas:
dituliskan:

Ada nilai utama yang diperoleh dari fungsi di atas:

Dengan ketiga keadaan di atas, rangkaian menunjukkan


fungsi Low Pass Filter (LPF) sederhana.

2. Rangakain RL

Analisa pada rangkaian RL seperti pada Gambar


Dari, dapat diturunkan bahwa daya di R adalah 5-2 dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti
pada rangkaian RC.
Pmax adalah daya pada R saat Perhatikan rangkaian pada gambar dibawah.
ꙍ >> ꙍo . Rangkaian merupakan High Pass Filter (HPF)
yang sederhana.
3

E. Mengukur Faktor Penguat


Ada beberapa cara dalam pengukuran factor penguat,
yakni:
1. Cara langsung
Pada cara ini kita akan menghubungkan keluaran
sianyal generator masukan rangkaian penguat.
Penguat ini akan dihubungkan pada kanal 1
osiloskop. Keluaran rangkaian penguat pada kanal
2 akan dihubungkan. Ubah mode menjadi X-Y
Menurut hukum Kirchoff II (KVL): vi= vR+ vL ,
sehingga: 2. Osiloskop Dual Trace
𝑑𝑖
Vi= Ri+ 𝐿 Generator sinyal akan dihubungkan pada input
𝑑𝑡
Untuk sinyal berbentuk sinusoidal, VR sefasa dengan rangkaian penguat yang akan diamati oleh
i dan vi mendahului terhadap i (dengan sudut atara 0 o penguatnya dank anal A pada osiloskop. Output
dan 90o). Sama seperti pada rangkaian RC, sudut θ penguat dihubungkan ke kanal B osiloskop.
ditentukan oleh perbandingan reaktansi dan
resistansinya. Beda fasa antara VL dan I, atau anata vi
dan I dapat dilihat dengan membandingakan beda fasa III. PROSEDUR PERCOBAAN
VL dan VR, atau vi dan VR (mengapa?). Adapun prosedur percobaan dari praktikum ini adalah
Dengan cara yang sama seperti pada rangkaian RC, sebagaiberikut.
dapat diturunkan persyaratannya yang harus dipenuhi
agar rangkaian RL berfungsi sebagai differensiator, 1. RANGKAIAN RC
integrator, High Pass Filter, ataupun Low Pass Filter  Buatlah rangkaian dengan harga-harga besaran
seperti pada Gambar 5-3.

Gambar 2.8

1. Osiloskop Dual Trace


Sinyal yang dihubungkan pada kanal A. generator
dengan frekuensi yang diketahui dihubungkan Gambar 5-3 Rangkai RC untuk pengukuran fasor
pada kanal B.
Pengukuran dengan cara ini dapat dilakukan pada
Vi = 2 Vrms (bentuk gelombang sinus) R = 10 K Ώ ;
osiloskop yang waktunya kuran baik, tetapi
C= 0,1 µ F; f = 300 H
frekuensi generator sinyal harus terkalibrasi.
 Hitunglah VR dan VC dengan harga besaran yang
2. Metode Lissajous telah diketahui.
Sinyal akan diukur dihubungkan pada kanal A,  Ukurlah VR dan VC dengan multimeter. Cek
sedangkan generator pada frekuensi yang apakah Vi = VR + VC.
diketahui (sebagai sinyal rujukan) dihubungkan  Amati Vi, VR dan VC dengan osiloskop.
pada kanal B. ubah mode X-Y, kemudian atur  Carilah beda fasa antara Vi dan VR, juga antara
frekuensi generator. VC dan VR dengan bantuan osiloskop.
 Carilah hasil perhitungan, pengukuran dan
pengamatan saudara ke dalam bentuk tabel dalam
Buku Catatan Laboratorium (BCL).

2. RANGKAIAN RL

Gambar 2.9  Buatlah rangkaian dengan harga-harga besaran


3. Metode Cincin Modulasi seperti pada Gambar 5-4
Pada cara ini kita akan menghubungkan generator
sinyal sebagai input rangkaian penggeser fasa ini
ke input kanal osiloskop. Input kanal A
dihubungkan dengan sinyal yang diukur ubah
mode kerja menjadi X-Y

3
empat sebesar 4 Vpp pada frekuensi 500Hz
dengan bantuan osiloskop
 Hitunglah konstanta waktu RC dengan harga-
harga C dan R yang tersedia (lihat table-5)
 Gambarlah bentuk gelombang output (ideal)
dengan input bentuk gelombang segi empat.
 Amati dan ukurlah bentuk gelombang output yang
terjadi dengan osiloskop
 Catatlah hasil perhitungan dan pengukuran serta
Gambar 5-4 Rangkaian RL untuk Fasor
gambarlah hasil pengamatan saudara dalam bentuk
Vi = 2 V rms (bentuk gelombang sinus) tabel dalam BCL.
R = 1 KΏ ; L = 2,5 mH; f = 60 kHz  Ulangi untuk gelombang segitiga.
 Hitunglah VR dan VL dengan harga besaran yang telah
diketahui. 5. PENGARUH FREKUENSI DIAMATI PADA
 Amati nilai Vi dengan osiloskop, catat pada Buku DOMAIN FREKUENSI
Catatan Laboratorium.
 Carilah beda fasa antara Vi dan VR dan VL dengan  Buatlah rangkaian RC seperti pada percobaan
bantuan osiloskop. rangkaian diferensiator, dengan harga R = 10 KΏ
 Carilah hasil perhitungan, pengukuran dan pengamatan
dan C = 8,2Nf.
saudara ke dalam bentuk tabel dalam BCL.
 Hitunglah konstanta waktu = RC.
3. RANGKAIAN DIFERENSIATOR  Aturlah input dengan bentuk gelombang segi
empat sebesar 4 Vpp pada frekuensi 50 Hz dengan
 Buatlah rangkaian seperti pada Gambar 5-5. bantuan osiloskop.
 Ukur dan gambarlah bentuk gelombang output
untuk harga-harga frekuensi 50 Hz, 500 Hz , 5
KHz, dan 50 KHz.
 Catatlah hasilnya dalam bentuk tabel dalam BCL.
 Kemudian buatlah rangkaian RC seperti pada
percobaan rangkaian integrator, dengan harga R =
10 KΏ , dan C = 8,2nF.
Gambar 5-5 Rangkaian percobaan fungsi diferensial  pengaruh frekuensi diamati pada domain
dengan RC frekuensi.
 Aturlah input dengan bentuk gelombang segi empat  Buatlah rangkaian RC seperti pada percobaan
sebesar 4 V peak to peak (Vpp) pada frekuensi 500 Hz rangkaian diferensiator dengan harga R = 10 KΏ
dengan bantuan osiloskop. dan C = 8,2nF.
 Hitunglah konstanta waktu RC dengan harga-harga C  Hitunglah konstanta waktu ( τ = RC) serta
dan R yang tersedia. Gambarlah bentuk gelombang
frekuensi cut-off (fo) = 1/(2 𝜋τ ).
output (ideal) dengan input bentuk gelombang segi
empat.
 Aturlah bentuk masukan sinusoidal.
 Ukurlah bentuk gelombang output yang terjadi dengan  Ukurlah Vo (tegangan keluaran) /Vi (tegangan
osiloskop. masukan) dengan bantuan osiloskop (input di
 Catatlah hasil perhitungan dan pengukuran serta kanal-1 dan output di kanal-2) untuk 5 titik
gambarlah hasil pengamatan saudara dalam bentuk pengukuran yaitu:
tabel dalam BCL.  1 titik frekuensi cut off (petunjuk: ubah
frekuensi input dimana frekuensi ini di sekitar
4. RANGKAIAN INTEGRATOR frekuensi cut off hasil perhintungan sehingga
1
 Buatlah rangkaian seperti pada Gambar 5-6. diperoleh Vo/Vi = atau = 0,7. Kemudian
√2
catat frekuensi ini sebagai fo).
 2 titik untuk zona datar (LPF) atau zona naik
(HPF). (petunjuk: pilih titik frekuensi 1/100 fo
dan 1/10 fo)
 2 titik untuk zona turun (LPF) atau zona datar
(HPF). (petunjuk: pilih titik frekuensi 10 fo
dan 100 fo)
Gambar 5-6 Rangkaian percobaan fungsi integral dengan  Hitunglah Vo/Vi yang terjadi dalam dB.
RC  Catatlah hasilnya dalam tabel dalam BCL. Plot 5
 Aturlah input dengan bentuk gelombang segi titik pengukuran tersebut dengan skala logaritmik.
5

Hasil plot 5 titik pengukuran adalah seperti grafik Dengan inputan yang diberikan adalah: Vi=2vrms ;
pada Gambar 5-7. R = 1 KΏ ; L= 2.5 mH; f = 60 kHz
 Ukur beda fasa dengan menggunakan metode Dari tabel diatas kita melihat bahwa vi dan vR
Lissajous mempunyai beda fasa yang sama. Pada perhitungan vi
 Plot hasil tersebut ke dalam grafik frekuensi-fasa dengan vL , jika dihitung secara teori maka hasil yang
seperti contoh pada Gambar 5.8. diperoleh adalah 2v. berikut perhitungan vi dengan vL.
Virms=√𝑉𝑅2 + 𝑉𝐿2
Virms=√(1.88)2 + (0.108)2
Virms=1.883v.

4.3 RANGKAIAN DIFFERENSIATOR

Hasil grafik yang kami dapatkan dari percobaan ini


selalu berbeda karena grafik dipengaruhi oleh
besarnya resistansi(R) dan kapasitansi(C). semakin
besar nilai resistansi(R) maka semakin besar juga
konstanta waktu yang di peroleh, sama halnya dengan
capasitor, semakin besar nilai kapasitansi(C) semakin
Gambar 5-8 Contoh plot Bode untuk fasa besar juga konstanta waktu.
Kapasitor resistor τ Grafik
 Kemudian buatlah rangkaian RC seperti pada 0.1µF 1kΏ 10-4
percobaan 4.5 (Rangkaian Integrator) dengan
harga R = 10 KΏ , dan C = 8,2nF.

IV. HASIL DAN ANALISIS


Pada praktikum kali ini data yang kami peroleh
adalah sebagai berikut.
10kΏ 10-3
4.1 RANGKAIAN RC

Pada praktikum data yang kami peroleh dari


rangkaian RC adalah sebagai berikut.
Yang diukut Beda fasa(θ) Keterangan
vi dengan vR 27.48 o Virms= 1.98
Vc dengan vR 34.85 o Vc=0.943 100kΏ 10-2
vi dengan vc 4.32 o VR=1.743
Dengan inputan yang diberikan adalah: Vi=2vrms ;
R = 10 KΏ ; C= 0,1 µF; f = 300 Hz
Dari data diatas tampak hasil percobaan diatasa di
hasil dari percobaan diukur dengan menggunakan
metode osiloskop dual trace. Dari data tampak beda
fasa dari setiap pengukuran berbeda. 0.0082µF 1kΏ 8.2x10-6
Sesuai dengan rumus:
Virms=√𝑉𝑐 2 + 𝑉𝑟 2
Virms=√(1.748)2 + (0.942)2
Virms=1.98v.

4.2 RANGKAIAN RL
10kΏ 8.2x10-5
Pada praktikum data yang kami peroleh pada
rangkaian RC adalah sebagai berikut.
Yang diukut Beda fasa(θ) keterangan
VR dengan vL 4.32o Virms= 2v
Vc dengan vL 41.8 o VR=1.88v
vi dengan vR 0o

5
100kΏ 8.2x10-4 10kΏ 10-3

Dengan masukan inputan dari generator sinyal pada


osiloskop: V= 4vpp , f=500hz. 100kΏ 10-2
Dengan perhitungan sebagai berikut:
τ = RxC dengan:
τ = konstanta waktu (s)
R= resistansi (Ώ)
C= kapasitansi (F)
 R=1kΏ
C=0.1µF 0.0082µ 1kΏ 8.2x10
τ = 1kΏ x 0.1µF F -6

τ = 10-4s
 R=10kΏ
C=0.1µF
τ = 1kΏ x 0.1µF
τ = 10-3s
 R=100kΏ 10kΏ 8.2x
C=0.1µF 10-5
τ = 1kΏ x 0.1µF
τ = 10-2s

 R=1kΏ
C=0.0082µF
τ = 1kΏ x 0.1µF 100kΏ 8.2x
τ = 8.2x10-6s 10-4
 R=1kΏ
C=0.0082µF
τ = 1kΏ x 0.1µF
τ = 8.2x 10-5s
 R=1kΏ
C=0.0082µF Dengan masukan inputan dari generator sinyal pada
τ = 1kΏ x 0.1µF osiloskop: V= 4vpp , f=500hz.
τ = 8.2x 10-4s Dengan perhitungan sebagai berikut:
τ = RxC dengan:
4.4 RANGKAIAN INTEGRATOR τ = konstanta waktu (s)
R= resistansi (Ώ)
Hasil grafik yang kami dapatkan dari percobaan ini selalu C= kapasitansi (F)
berbeda karena grafik dipengaruhi oleh besarnya  R=1kΏ
resistansi(R) dan kapasitansi(C). C=0.1µF
Adapun grafik yang kami peroleh sebagai barikut. τ = 1kΏ x 0.1µF
kapasitor resisto τ(s) Grafik τ = 10-4s
r  R=10kΏ
0.1µF 1kΏ 10-4 C=0.1µF
τ = 1kΏ x 0.1µF
τ = 10-3s
 R=100kΏ
C=0.1µF
τ = 1kΏ x 0.1µF
τ = 10-2s

 R=1kΏ
C=0.0082µF
7

τ = 1kΏ x 0.1µF
τ = 8.2x10-6s
 R=1kΏ
C=0.0082µF
τ = 1kΏ x 0.1µF
τ = 8.2x 10-5s
 R=1kΏ
C=0.0082µF
τ = 1kΏ x 0.1µF
τ = 8.2x 10-4s

V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang kami dapat dari praktikum ini
adalah:
 rangkaian RC dan RL dapat menyebabkan
pergeseran fasa 90o.
 Rangkaian RL dan RC dapat menghasilkan
Rangkaian yang bersifat Integrator, Diferensiator,
High Pass Filter, dan Low Pass Filter.
 Konstanta waktu sangat mempengaruhi nilai
ω dimana, nilai ω sangat mempengaruhi sifat dari
rangkaian tersebut (bersifat Integrator,
Diferensiator, High Pass Filter, dan Low Pass
Filter).
 Hubungan arus dan tegangan pada rangkaian seri
RL adalah beda fasa tegangan mendahului beda
fasa arus sebesar 90º.
 Rangkaian seri RC saat menerima frekuensi yang
berbeda memberikan respon yang berbeda juga.
Semakin besar frekuensi yang kita pakai, maka
tegangan yang dihasilkan akan semakin kecil.
 Konstanta waktu (τ) selalu bergantung pada
seberapa besar nilai resistansi(R) dan
kapasitansi(C) pada sebuah percobaan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] C.K. Alexander & M.N.O. Sadiku, "Fundamentals of Electric
Circuits", Mc Graw Hill, Fifth Edition, 2013.
[2] Hartarto indra tambunan,
dkk.2018.Modul_ELS2102_Praktikum.Sitoluama:modul rangkaian
elektronik institute teknologi del.
[3] http://teknikelektronika.com/pengertian-osiloskop- spesifikasi-
penentukinerjanya/ (Handbook style) Transmission Systems for
Communications, 3rd ed., Western Electric Co., Winston-Salem, NC,
1985, pp. 44–60.
[4] M. Nahvi & Joseph A.E, “Electric Circuits Schaum Series”, Mc
Graw Hill, Fourth Edition, 2003.
[5] Mervin T Hutabarat. Praktikum Rangkaian Elektrik. Laboratorium
Dasar Teknik Elektro ITB,Bandung.

Lampiran

Adapun lampiran yang diperoleh saat melakukan


praktikum yaitu:

Anda mungkin juga menyukai