Anda di halaman 1dari 4

PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:

PROSEDUR TETAP Tanggal terbit: Disahkan Oleh


Direktur RSU Aisena

dr. Antiono

1. Batasan Terhambat nya pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim sehingga
beberapa parameter janin berada dibawah 10 persentil (< 2 SD) dari umur
kehamilan yang seharusnya.
2. Etiologi Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian pertumbuhan janin terhambat (PJT)
dibedakan atas :
1) Faktor plasenta :
a) Infark plasenta
b) Solusio plasenta
c) Plasenta previa
d) Kelainan pembuluh darah plasenta
e) Insersi velamentosa
f) Korioangioma
g) Plasenta sirkumvalata
2) Faktor ibu :
a) Faktor konstitusi
b) Faktor nutrisi
c) Kondisi hipoksia
d) Problem vaskuler
 Hipertensi kronik
 Preeklampsi
 Antiphospolipid syndrome (APS)
 Insulin dependent diabetes mellitus (IDDM)
 Penyakit Kolagen
e) Penyakit ginjal
f) Faktor lingkungan :
 Merokok
 Penggunaan obat-obatan
 Dataran Tinggi
g) Riwayat obstetric buruk :
 Riwayat PJT
 Riwayat Lahir mati
 Riwayat premature
3) Faktor janin :
a) Kelainan kromosom
 Trisomi 13, 18 dan 21
 Sindroma Turner
b) Malformasi Janin
 Anensefal
 Kelainan Jantung
 Hernia Diaghfragmatika
 Kelainan Ginjal
c) Kehamilan multifetus
d) Infeksi janin
 Rubella
 Cytomegalo virus (CMV)
 Varicella-zoeste

4) Pembagian Klinik 1. Tipe I (PJT-simetris)


2. Tipe II (PJT-asimetris)
3. Tipe kombinasi

5) Diagnosis Usia kehamilan harus diketahui dengan pasti :


1. Anamnesis : ada riwayat atau faktor risiko
a. Hipertensi
b. Penyakit paru kronis
c. Penyakit Jantung sianotik
d. Pemakaian obat-obatan
e. Merokok
f. Infeksi Jantung
g. Riwayat PJT sebelumnya
2. Pemeriksaan untuk mencari faktor risiko
3. Pemeriksaan klinis
Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dan lingkaran perut (LP)
kecurigaan PJT ditegakkan apabila TFU ditemukkan menetap pada 2
kali pemeriksaan dengan selang 1-2 minggu atau menurun dibawah 10
persentil.
4. USG : untuk menentukan biometri dan keadaan fungsi organ lain :
a. Diameter Biparietal
b. Panjang femur
c. Lingkaran kepala
d. Lingkaran perut
e. Taksiran berat badan janin (TBBJ)
f. Dopler
g. Cairan Amnion
6) Evaluasi Evaluasi kesejahteraan janin untuk mendiagnosis keadaan hipoksia janin,
dengan melakukan pemereiksaan :
 Pemantauan gerakan janin (fetal kick count) setiap hari
 USG doppler setiap minggu
 NST (uji tanpa kontraksi) setiap minggu
 OCT ( uji dengan kontraksi) bila NST non-reaktif
 Cairan Amnion untuk mendiagnosis oligohidramnion (diameter
kantung terdalam < 2cm atau AFI < 5)
 BPP setiap minggu
7) Pengelolaan 1. Therapy kausal terhadap penyebab atau penyakit yang mendasari.
2. Konservatif
a. Tirah baring (tidur miring)
b. Pemberian kalori ≥ 2600 kalori per oral atau Parenteral
c. Pemberian kostikosteroid (lihat bab premturitas)
d. Pertimbangkan pemberian aspirin bila tidak ada kontraindikasi
3. Terminasi kehamilan
Tergantung pada perkembangan hasil terapi (lihat pengelolaan
kehamilan lewat waktu).
Terminasi kehamilan dilakukan apabila ditemukkan satu dari hal-hal
dibawah ini :
a. Hamil aterm (≥ 37 minggu )
b. Sudah mendapatkan terapi kortikosteroid (kehamilan 24-34
minggu) yang disertai tanda-tanda dibawah ini :
 Skor Biofisik < 2 (terutama bila ditemukkan oligohidramnion
 Deselerasi lambat, variable yang berulang ( lihat bab
resusitasi intra uterin)
 Doppler a. umbilikalis : REDF (reversed end diastolic – flow)
atau AEDF (Absent of End Diastolic-flow)

Anda mungkin juga menyukai