Anda di halaman 1dari 7

Akar-akar fanatisme terletak pada tiga pilar, yakni pilar sosiologis, pilar epistemologis, dan pilar

psikologis manusia yang ketiganya, secara bersamaan, mendorong orang untuk menjadi fanatik.

- Pilar sosiologis

Keberagaman itu mengancam kepastian identitas, sehingga orang, karena pengaruh lingkungan
sosialnya, justru menolak keberagaman, dan semakin keras dan ekstrem dengan identitas
tradisionalnya. Fanatisme tidak ada begitu saja, melainkan dipelajari dari proses-proses sosial yang
terjadi di masyarakat, seperti melalui pola asuh orang tua, dan kebencian kelompok yang diturunkan
dari satu generasi ke generasi berikutnya.

- Pilar epistemologis

Dipicu oleh ketidakadilan global, dendam, dan trauma yang terjadi, orang lalu membangun
kelompok-kelompok untuk melawan. Di dalam proses membangun kelompok tersebut, mereka
menggunakan kesamaan identitas untuk mengikat serta mengumpulkan orang. Dalam arti ini,
fanatisme menjadi simbol untuk melakukan perlawanan politik terhadap ketidakadilan global yang
terjadi. Pengaburan cara pandang, sehingga kini diwarnai dendam, prasangka, dan trauma, adalah
pilar epistemologis yang mendorong orang untuk menjadi fanatik.

- Pilar psikologis

Fanatisme, dalam arti ini, adalah suatu cara untuk mempertahankan diri dan keterasingan dan
kesepian jiwa. Orang belajar, bahwa mengikat erat dirinya secara ekstrem terhadap satu pandangan
atau kelompok tertentu bisa membawa keselamatan dan ketenangan bagi jiwanya. Insting dasar
manusiawinya lalu bekerja, dan menggunakan pola ini, yakni sikap fanatik, sebagai sesuatu yang
normal, dan bahkan harus dilakukan demi mempertahankan diri.

Ketika berhadapan dengan yang berbeda, atau yang lain, ada dua kecenderungan manusia, yakni
penasaran, lalu menjangkaunya, atau justru menjauh, dan menjaga jarak.

Fanatisme adalah suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang sesuatu, yang positif atau yang
negatif, pandangan yang tidak memiliki sandaran teori atau pijakan kenyataan, tetapi dianut secara
mendalam sehingga susah diluruskan atau diubah.

bahwa fanatisme adalah sebuah sikap senang atau suka pada sesuatu secara berlebihan. yang
mengakibatkan tak terkontrolnya perilaku dan bersikap diluar batas. sehingga jelas sekali bahwa sikap
fanatis adalah sikap yang berbahaya.
Game ini bergenre visual novel yang bercerita tentang seorang supporter persib yang kan menghadiri
pertandingan sepak boal persib vs persija. Dalam game ini kalian akan menyelamatkan tokoh utama dari
bad ending, si tokoh utama babak belur dan dibawa kerumah sakit, menjadi dia selamat dan menjadi
supporter setia persib yang baik.

Di game ini akan diberikan beberap pilihan yang wajib anda pilih dengan bijak dan realistis agar anda
tidak terjebak pada bad ending yang berakibat buruk bagi anda dan orang di sekitar anda karena prilaku
fanatisme berlebihan pada klub sepak bola ini. Dengan memilih dengan bijak dan realistis anda akan
mendapatkan happy ending sebagai supporter setia klub sepak bola yang tidak anarkis dan fanatic
dalam mendukung klub sepak bola favorit anda.

Konsep: seorang supporter bola yang hendak menghadiri sebuah pertandingan sepak bola Persib vs
Persija. Anda akan membimbing supporter ini menjadi supporter yang baik dan mengikuti segala aturan
yang ada hingga akhir pertandingan agar supporter ini tidak merugikan diri dan orang-orang disekitarnya
karena sifat fanatisme yang berlebihan.

Fitur: bimbing supporter agar dapat menonton dan pulang dari menonton pertandingan bola antar
Persib vs persija dengan aman, dan tidak membahayakan diri dan orang lain dengan sikap fanatisme
berlebihannya.

Platform: Mobage

Muatan konten:

- pengertian umum dari fanatisme


- quotes dari beberapa tokoh
- studi kasus dalam sebuah pertandigan
- intimidasi persuasive

pesan yang akan disampaikan:

- dampak negative bersikap fanatisme bagi diri dan orang lain


- sikap yang seharusnya di lakukan oleh supporter bola untuk mendukung timnya tanpa
merugikan dirinya maupun orang lain

halaman yang bakal ada:

- pengenalan tokoh supporter bola yang akan menghadiri pertadingan sepak bola Persib vs persija
- persiaapan tokoh utama untuk mengahdiri pertandingan bola
- event-event saat pertadingan tengah berlangsung
- bad ending atau happy ending setelah pertandingan selesai
- penjelasan dampak yang dialami apabila memiliki sifat fanatisme pada suatu objek tertentu
Pasal 59 Tingkahlaku buruk melakukan tindakan rasis

Ayat (1) Siapapun yang melakukan tindakan rasis berupa tingkahlaku buruk, diskriminatif atau
meremehkan seseorang atau melecehkan seseorang dengan cara apapun dengan tujuan menyerang
atau menjatuhkan nama baik orang tersebut yang terkait dengan pertandingan, warna kulit, bahasa,
agama atau suku bangsa atau melakukan tindakan rasisme lainnya dengan cara apapun, dijatuhi
hukuman sebagai berikut:

apabila pelaku tindakan rasis tersebut adalah pemain, maka hukumannya adalah sanksi larangan ikut
serta dalam pertandingan paling tidak 5 (lima) kali di setiap jenjang pertandingan;

apabila pelaku tindakan rasis tersebut adalah suporter atau pendukung klub, maka hukumannya adalah
sanksi larangan memasuki stadion sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan bagi suporter atau pendukung
klub tersebut dan sanksi denda sedikitnya Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) yang ditanggung oleh
klubnya;

apabila pelaku tindakan rasis tersebut adalah ofisial klub, maka hukumannya adalah sanksi denda paling
sedikit Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah).

Ayat (2) Apabila penonton memasang bendera dengan tulisan slogan berbau rasis, atau terbukti
bersalah melakukan tindakan rasisme lainnya dan atau bersikap melecehkan atau merendahkan orang
lain dengan cara apapun pada saat pertandingan berlangsung, Komisi Disiplin PSSI dan atau Komisi
Banding PSSI memberikan hukuman berupa sanksi denda sedikitnya Rp. 300.000.0000 (tiga ratus juta
rupiah) kepada organisasi sepakbola atau klub yang didukung si pelaku dan diberikan hukuman lainnya
berupa sanksi bermain tanpa penonton di pertandingan resmi selanjutnya. Apabila penonton tersebut
tidak dapat diketahui asal klubnya, maka organisasi sepakbola atau klub tuan rumahlah yang akan
dijatuhi hukuman tersebut.

Ayat (3) Setiap penonton yang dinyatakan bersalah melakukan tindakan sebagaimana dimaksud Pasal 59
ayat (1) dan Pasal 59 ayat (2) Kode Disiplin PSSI ini dikenakan hukuman berupa sanksi tidak diijinkan
memasuki stadion manapun selama masa 2 (dua) tahun.

Ayat (4) Setiap pemain, ofisial suatu klub atau organisasi sepakbola atau penonton melakukan tindakan
rasis apapun atau tindakan melecehkan atau merendahkan apapun caranya sebagaimana dimaksudkan
dalam Pasal 59 ayat (1) dan Pasal 59 ayat (2) Kode Disiplin PSSI ini, maka klub tersebut dijatuhi hukuman
berupa sanksi pengurangan nilai klubnya secara otomatis 3 (tiga) poin, apabila tindakan rasisme
tersebut dilakukan pertama sekali. Dalam kasus tindakan rasisme yang kedua, klub tersebut dijatuhi
hukuman dengan sanksi pengurangan nilai 6 (enam) poin, dan untuk tindakan rasisme yang berikutnya,
maka klub tersebut dijatuhi hukuman berupa sanksi diturunkan peringkatnya ke divisi di bawahnya.
Dalam kasus dimana dalam pertandingan itu klub yang melakukan tindakan rasis itu tidak mendapatkan
nilai, maka klub tersebut dijatuhi hukuman berupa sanksi didiskualifikasi dari kompetisi atau
pertandingan itu.

Ayat (5) Hukuman yang diberikan berdasarkan ketentuan Pasal 59 Kode Disiplin PSSI ini dapat dikurangi
atau bahkan dibebaskan apabila pemain, klub, atau organisasi sepakbola terkait tidak terbukti
melakukannya atau terbukti hanya melakukan kesalahan kecil atau dapat mengajukan bukti yang lebih
akurat, apalagi jika secara khusus tindakan tersebut dilakukan tidak disengaja tetapi terjadi karena
hasutan pemain, klub atau organisasi sepakbola agar dikenakan hukuman sesuai dengan ketentuan
pasal ini.

Bagian keempat Tingkahlaku buruk pelanggaran disiplin terhadap hak kebebasan individu

Pasal 60 Tingkahlaku buruk melakukan intimidasi, penghinaan dan atau fitnah

Ayat (1) Tingkahlaku buruk dengan melakukan intimidasi, penghinaan, penistaan, tuduhan tanpa dasar,
dan atau fitnah yang dilakukan dengan cara apapun tanpa menggunakan kekuatan fisik dengan tujuan
menyerang nama baik dan atau kehormatan dan martabat sesorang, pemain, ofisial tim, klub, perangkat
pertandingan, penonton, institusi PSSI dan atau pihak-pihak lain yang melakukan aktivitas yang
berhubungan dengan sepakbola yang dilakukan oleh seseorang atau dilakukan sekelompok orang adalah
perbuatan tidak sportif dan melanggar hak dasar kebebasan individu yang hakiki dan karenanya si
pelaku tingkahlaku buruk itu dijatuhi hukuman pelanggaran disiplin berdasarkan Kode Disiplin PSSI ini.

Ayat (2) Pemain yang melakukan tingkahlaku buruk sebagaimana disebutkan dalam Pasal 60 ayat (1)
Kode Disiplin PSSI ini, dikenakan hukuman berupa sanksi denda sekurang-kurangnya Rp. 30.000.000
(tiga puluh juta rupiah) dan sanksi larangan mengikuti 1 (satu) kali pertandingan. Mengacu ke ketentuan
Pasal 32 Kode Disiplin PSSI ini, hukuman ini tidak dapat digabungkan dengan hukuman yang lainnya.

Ayat (3) Ofisial klub yang melakukan tingkahlaku buruk sebagaimana disebutkan dalam Pasal 60 ayat (1)
Kode Disiplin PSSI ini, dikenakan hukuman berupa sanksi denda sekurang-kurangnya Rp. 30.000.000
(tiga puluh juta rupiah) dan sanksi larangan beraktivitas dalam lingkungan sepakbola sekurangnya 1
(satu) tahun. Mengacu ke ketentuan Pasal 32 Kode Disiplin PSSI ini, hukuman ini tidak dapat
digabungkan dengan hukuman yang lainnya.

Ayat (4) Setiap orang yang bukan pemain dan bukan pula ofisial klub, yang melakukan tingkahlaku buruk
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 60 ayat (1) Kode Disiplin PSSI ini, dikenakan hukuman berupa
sanksi larangan beraktivitas dalam lingkungan sepakbola sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.

Pasal 61 Tingkahlaku buruk dengan melakukan penganiayaan

Ayat (1) Tingkahlaku buruk dengan melakukan penganiayaan yang dilakukan oleh seseorang atau
dilakukan sekelompok orang terhadap sesorang, pemain, ofisial tim, perangkat pertandingan, penonton,
pengurus PSSI baik di Pusat maupun di Daerah dan atau pihak-pihak lain yang melakukan aktivitas yang
berhubungan dengan sepakbola dengan menggunakan kekuatan fisik apapun caranya dengan tujuan
merugikan kesehatan atau mengakibatkan cidera baik cidera ringan maupun cidera berat, merupakan
perbuatan tidak sportif dan melanggar hak dasar kebebasan individu yang hakiki dan karenanya si
pelaku tingkahlaku buruk itu dijatuhi hukuman pelanggaran disiplin berdasarkan Kode Disiplin PSSI ini.

Ayat (2) Pemain yang melakukan tingkahlaku buruk sebagaimana disebutkan dalam Pasal 61 ayat (1)
Kode Disiplin PSSI ini, dikenakan hukuman berupa sanksi denda sekurang-kurangnya Rp. 50.000.000
(lima puluh juta rupiah) dan sanksi larangan mengikuti 3 (tiga) kali pertandingan. Mengacu ke ketentuan
Pasal 32 Kode Disiplin PSSI ini, hukuman ini tidak dapat digabungkan dengan hukuman yang lainnya.
Ayat (3) Ofisial klub yang melakukan tingkahlaku buruk sebagaimana disebutkan dalam Pasal 61 ayat (1)
Kode Disiplin PSSI ini, dikenakan hukuman berupa sanksi denda sekurang-kurangnya Rp. 100.000.000
(seratus juta rupiah) dan sanksi larangan beraktivitas dalam lingkungan sepakbola sekurangnya 3 (tiga)
tahun. Mengacu ke ketentuan Pasal 32 Kode Disiplin PSSI ini, hukuman ini tidak dapat digabungkan
dengan hukuman yang lainnya.

Ayat (4) Setiap orang yang bukan pemain dan bukan pula ofisial klub, yang melakukan tingkahlaku buruk
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 61 ayat (1) Kode Disiplin PSSI ini, dikenakan hukuman berupa
sanksi larangan beraktivitas dalam lingkungan sepakbola sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.

Bagian kesembilan Tanggung jawab klub dan organisasi pelaksana pertandingaan mencegah kerusuhan
dan gangguan atas ketertiban dan keamanan

Pasal 73 Tanggungjawab organisasi pelaksana pertandingan

Organisasi sepakbola yang menyelenggarakan pertandingan bertanggungjawab dan wajib untuk


melakukan tindakan dan upaya;

a. memperhitungkan dan mengantisipasi tingkatan bahaya yang akan terjadi dalam pertandingan
tersebut dan memberitahukannya kepada PSSI setiap hal yang memiliki resiko tinggi terhadap ancaman
gangguan keamanan dan ketertiban pertandingan yang mengakibatkan terganggunya kenyamanan tim,
kenyamanan perangkat pertandingan, penonton dan kelancaran pertandingan di dalam stadion atau di
luar dan sekitar stadion, baik sebelum pertandingan, pada saat pertandingan berlangsung, dan sesaat
segera setelah pertandingan selesai;

b. memastikan bahwa pertandingan dilangsungkan sesuai dan berdasarkan pada Peraturan Keamanan
(regulasi PSSI, regulasi AFC, regulasi FIFA, dan hukum nasional) dan segera mengambil tindakan–
tindakan pencegahan sesuai dengan kondisi lingkungan di lapangan sebelum, pada saat dan setelah
pertandingan selesai, serta apabila terjadi kerusuhan;

c. memastikan keamanan dan kenyamanan perangkat pertandingan, pemain, dan ofisial tim tuan rumah
dan ofisial tim tamu selama mereka berada di tempat pelaksanaan pertandingan;

d. menjamin komunikasi dan kordinasi dengan pemerintah setempat secara aktif dan efektif;

e. memastikan bahwa hukum dan peraturan tetap ditegakkan secara baik dan benar, baik di stadion
maupun di sekitar stadion dan pertandingan–pertandingan tersebut pun berjalan dan terorganisir
dengan baik.

Pasal 74 Kegagalan menjalankan tanggungjawab menjaga ketertiban dan keamanan

Ayat (1) Setiap organisasi sepakbola yang menyelenggarakan pertandingan gagal memenuhi
tanggungjawab dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan Pasal 73 Kode Disiplin PSSI ini dihukum
berupa;
(i) sanksi denda sekurang-kurangnya Rp. 20.000.000 (dua puluh juta rupiah); (ii) sanksi larangan
memasuki stadion bagi suporter dan atau pendukung klub tersebut sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan,
(iii) sanksi bertanding tanpa dihadiri penonton sekurang-kurangnya 1 (satu) kali pertandingan.

Ayat (2) Komisi Disiplin PSSI diberi haknya berdasarkan Kode Disiplin PSSI ini untuk memberikan
hukuman tertentu dengan alasan keamanan untuk mencegah kerusuhan, sekalipun belum terbukti
adanya pelanggaran disiplin atas aturan disiplin sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 7 ayat (2) Kode
Disiplin PSSI ini.

Pasal 75 Tanggungjawab dan kewajiban tuan rumah karena kerusuhan yang dilakukan penonton

Ayat (1) Panitia pelasana pertandingan tuan rumah atau klub tuan rumah memiliki tanggungjawab atas
terjadinya kerusuhan yang dilakukan akibat tingkahlaku buruk dan tindakan yang tidak semestinya oleh
penonton, khususnya dalam hal terjadinya kegagalan dan kelalaian menegakkan aturan disiplin, apapun
alasan tingkahlaku buruk yang dilakukan itu, dihukum dengan sanksi denda dan hukuman lainnya sesuai
dengan situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan. Hukuman lainnya dapat pula dijatuhkan pada kasus
kerusuhan yang serius.

Ayat (2) Tim tamu atau klub tamu bertanggungjawab atas terjadinya tingkahlaku buruk yang dilakukan
supporter pendukung timnya, khususnya dalam hal terjadinya kerusuhan dan atau kegagalan dan
kelalaian menegakkan aturan disiplin, apapun alasan dan cara tingkahlaku buruk itu dilakukan dihukum
dengan hukuman sanksi denda dan hukuman lainnya sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi di
lapangan. Suporter pendukung yang duduk di stadion pada sektor yang berseberangan dengan suporter
tuan rumah adalah pendukung tim lawan tuan rumah, kecuali apabila terbukti sebaliknya.

Ayat (3) Tingkahlaku buruk berupa kerusuhan dan atau tingkahlaku yang tidak semestinya seperti yang
dimakasudkan pada Pasal 75 ayat (2) Kode Disiplin PSSI ini, juga termasuk kekerasan yang dilakukan
terhadap orang–orang atau benda, meledakkan alat ledak, melempar peluru, menunjukkan slogan
menghina atau berbau politik dalam bentuk dan cara apapun, menggunakan kata–kata atau suara–suara
menghina atau memaksa masuk ke dalam lapangan dengan cara apapun.

Ayat (4) Kewajiban yang dipersyaratkan pada Pasal 75 ayat (1), Pasal 75 ayat (2), dan Pasal 75 ayat (3)
Kode Disiplin PSSI ini juga termasuk pertandingan–pertandingan di daerah netral, khususnya pada saat
putaran final.

Ayat (5) Terhadap klub tuan rumah sebagai penyelenggara pertandingan yang gagal memenuhi
tanggungjawab dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan Pasal 75 ayat (1), dan atau Pasal 75 ayat (2),
dan atau Pasal 75 ayat (3) Kode Disiplin PSSI ini dihukum berupa; (i) sanksi denda sekurang-kurangnya
Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah); dan (ii) sanksi bertanding tanpa dihadiri penonton dengan jarak
radius sekurang-kurangnya 100 km (seratus kilometer) dari kota klub tuan rumah itu sekurang-
kurangnya selama 3 (tiga) bulan.

Ayat (6) Terhadap suporter pendukung tim tuan rumah yang melakukan kerusuhan tersebut dihukum
dengan sanksi larangan memasuki stadion sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan.

Ayat (7) Terhadap suporter pendukung tim tamu yang melakukan kerusuhan tersebut dihukum dengan
sanksi larangan memasuki stadion sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan.
Ayat (8) Terhadap klub tamu yang suporternya melakukan kerusuhan tersebut dihukum dengan dengan
sanksi denda sekurang-kurangnya Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah).

Anda mungkin juga menyukai