Anda di halaman 1dari 11

PAPER

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

CA SERVIK

Oleh :

DITA ANDRIANI DAUD SUYADI, AMK

KELAS A NON REGULER


S1 KEPERAWATAN
STIKES YATSI TANGERANG
TA 2017 / 2018
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang dapat kami sampaikan kecuali rasa syukur kehadirat Allah SWT hingga
saat ini kami diberikan kesempatan untuk dapat menulis sebuah makalah, hanya karena rahmat
yang diberikan-Nya kami dapat merangkai makalah ini hingga selesai. Apapun yang kami
sajikan semoga selalu bermanfaat bagi para pembacanya.
Pada makalah ini, kami dapat sampaikan sebuah realita yang ada di kehidupan saat ini,
yang mampu memberikan inspirasi untuk mengkaji aspek kehidupan yang berdampak dan terjadi
khususnya tentang Kanker Serviks.
Kami sangat menyadari, karya makalah ini banyak kekurangan baik isi maupun teknik
penulisan. Untuk itu kritik dan saran bersifat membangun selalu kami harapkan. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drh. Muhammad Nurhadi, M. Sc.
Selaku dosen Ilmu Dasar Keperawatan IV.

Klaten, 05 April 2018


Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................................1
B. Tujuan ……………….................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi kanker serviks ………………………..………………………... 2
B. Bahaya penyakit kanker serviks ……………………………………...… 2
C. Penyebab kanker serviks ……………………………………………….. 3
D. Cara penularan kanker servi.ks …………………………………………. 3
E. Gejala kanker serviks …….………………………………………..…… 3
F. Lama masa pertumbuhan kanker serviks …………….……………….... 4
G. Orang yang berisiko terjangkit kanker serviks .… .…………………….. 4
H. Cara mendeteksi dan pencegahan kanker serviks . .……………………. 5
I. Pentingnya vaksinasi hpv dan efek samping ….…………………...…… 5
J. Patogenesis ……………….………………………………………..…… 7
K. Komplikasi ……………………………………………………………... 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................................. 13
B. Saran …………………………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher
rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker serviks
biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90% dari kanker serviks berasal dari sel
skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada
saluran servikal yang menuju ke dalam rahim. Karsinoma serviks biasanya timbul pada zona
transisional yang terletak antara epitel sel skuamosa dan epitel sel kolumnar.
Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker
di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program skrining sitologi
dan pelayanan kesehatan diperbaiki. Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000
penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang.
Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks.
Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya pencegahan dan terapi utama
penyakit ini di masa mendatang.

B. TUJUAN
1. Mengetahui apa itu kanker serviks?
2. Mengetahui penyebab kanker serviks
3. Mengetahui carapenularan kanker serviks

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI KANKER SERVIKS


Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri
berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Pada usia berapa pun, semua wanita
bisa menderita kanker serviks. Tapi penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang aktif
secara seksual antara usia 30-45 tahun. Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma
virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila
telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh
penderita.

B. BAHAYA PENYAKIT KANKER SERVIKS

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati
peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di
dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks.
Sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan
negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia.

C. PENYEBAB KANKER SERVIKS


Pertama, kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini
memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan
lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal.
Akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18.
Kedua, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh
akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup
lama.

D. CARA PENULARAN KANKER SERVIKS


Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan
berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui
organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital.
Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh
mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa
berpindah melalui sentuhan kulit.
E. GEJALA KANKER SERVIKS
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda
yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun
sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker
stadium lanjut.
Gejala kanker serviks tingkat lanjut :
1. Munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding).
2. Keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
3. Perdarahan di luar siklus menstruasi.
4. Penurunan berat badan drastis.
5. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri
punggung
6. Juga hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.

F. LAMA MASA PERTUMBUHAN KANKER SERVIKS


Masa preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum menjadi keganasan) penyakit ini
terbilang cukup lama, sehingga penderita yang berhasil mendeteksinya sejak dini dapat
melakukan berbagai langkah untuk mengatasinya.
Infeksi menetap akan menyebabkan pertumbuhan sel abnormal yang akhirnya dapat mengarah
pada perkembangan kanker. Perkembangan ini memakan waktu antara 5-20 tahun, mulai dari
tahap infeksi, lesi pra-kanker hingga positif menjadi kanker serviks.

G. ORANG YANG BERISIKO TERJANGKIT KANKER SERVIKS


Ada banyak penelitian yang menyatakan hubungan antara kebiasaan merokok dengan
meningkatnya risiko seseorang terjangkit penyakit kanker serviks. Salah satunya adalah
penelitian yang dilakukan di Karolinska Institute di Swedia dan dipublikasikan di British Journal
of Cancer pada tahun 2001.
Menurut Joakam Dillner, M.D., peneliti yang memimpin riset tersebut, zat nikotin serta “racun”
lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan
terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim.
Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah yang berusia antara 35-50 tahun,
terutama yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia
terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker leher rahim sebesar 2 kali dibandingkan
perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.
Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah lawan seksual. Semakin banyak lawan seksual
yang dimiliki, maka kian meningkat pula risiko terjadinya kanker leher rahim. Sama seperti
jumlah lawan seksual, jumlah kehamilan yang pernah dialami juga meningkatkan risiko
terjadinya kanker leher rahim.
Orang yang terinfeksi virus HIV dan yang dinyatakan memiliki hasil uji pap smear abnormal,
serta para penderita gizi buruk, juga berisiko terinfeksi virus HPV. Pada orang yang melakukan
diet ketat, rendahnya konsumsi vitamin A, C, dan E setiap hari bisa menyebabkan berkurangnya
tingkat kekebalan pada tubuh, sehingga mudah terinfeksi.
H. CARA MENDETEKSI DAN PENCEGAHAN KANKER SERVIKS
Pap smear adalah metode pemeriksaan standar untuk mendeteksi kanker Serviks atau kanker
leher rahim. Namun, pap smear bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk
mendeteksi penyakit ini. Ada pula jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka).
Menggunakan asam asetat cuka adalah yang relatif lebih mudah dan lebih murah dilakukan. Jika
menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini
kanker leher rahim, yang dinamakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII).
Meski menempati peringkat tertinggi di antara berbagai jenis penyakit kanker yang
menyebabkan kematian, kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang telah
diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya pencegahannya pun sangat mungkin dilakukan. Yaitu
dengan cara :
· Tidak berhubungan intim dengan pasangan yang berganti-ganti
· Rajin melakukan pap smear setiap dua tahun sekali bagi yang sudah aktif secara seksual
· Melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum pernah melakukan kontak secara seksua dan
memelihara kesehatan tubuh

I. PENTINGNYA VAKSINASI HPV DAN EFEK SAMPING


Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang
menjadi penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh
dan menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks.
Selain membentengi dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi
perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin. Yang perlu
ditekankan adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada perempuan berusia 9 sampai
26 tahun yang belum aktif secara seksual.
Vaksin telah diujikan pada ribuan perempuan di seluruh dunia. Hasilnya tidak menunjukkan
adanya efek samping yang berbahaya. Efek samping yang paling sering dikeluhkan adalah
demam dan kemerahan, nyeri, dan bengkak di tempat suntikan.
Efek samping yang sering ditemui lainnya adalah berdarah dan gatal di tempat suntikan. Vaksin
ini sendiri tidak dianjurkan untuk perempuan hamil. Namun, ibu menyusui boleh menerima
vaksin ini.

1. Faktor Alamiah
Faktor alamiah adalah faktor-faktor yang secara alami terjadi pada seseorang dan memang kita
tidak berdaya untuk mencegahnya. Yang termasuk dalam faktor alamiah pencetus kanker serviks
adalah usia diatas 40 tahun. Semakin tua seorang wanita maka makin tinggi risikonya terkena
kanker serviks. Tetapi hal ini tidak hanya sekedar orang yang sudah berumur saja, yang berusia
muda pun bisa terkena kanker serviks. Tentu kita tidak bisa mencegah terjadinya proses penuaan.
Akan tetapi kita bisa melakukan upaya-upaya lainnya untuk mencegah meningkatnya risiko
kanker serviks. Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor genetik tidak terlalu berperan dalam
terjadinya kanker serviks.
2. Faktor Kebersihan
· Keputihan yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada 2 macam keputihan, yaitu yang
normal dan yang tidak normal. Keputihan normal bila lendir berwarna bening, tidak berbau, dan
tidak gatal. Bila salah satu saja dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi berarti keputihan
tersebut dikatakan tidak normal. Segeralah berkonsultasi dengan dokter bila mengalami
keputihan yang tidak normal.
· Penyakit Menular Seksual (PMS). PMS merupakan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual. PMS yang cukup sering dijumpai antara lain sifilis, gonore, herpes
simpleks,HIV-AIDS, kutil kelamin, dan virus HPV.
· Membasuh kemaluan dengan air yang tidak bersih, misalnya di toilet-toilet umum yang tidak
terawat. Air yang tidak bersih banyak dihuni oleh kuman-kuman.
3. Faktor Pilihan
Faktor ketiga adalah faktor pilihan, mencakup hal-hal yang bisa di tentukan sendiri, diantaranya
berhubungan seksual pertama kali di usia terlalu muda. Berganti-ganti partner seks. Lebih dari
satu partner seks akan meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin, termasuk virus HPV.
Memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang). Saat dilahirkan, janin akan melewati serviks dan
menimbulkan trauma pada serviks.

J. PATOGENESIS
1. Tahap Inkubasi
Kanker berkembang menjadi stadium 1 dimana Human papillomavirus(HPV) menginvasi
serviks pada bagian lebih dalam.
2. Tahap penyakit dini
Setelah Human papillomavirus (HPV) menginveksi (stadium satu) berlanjut pada stadium 2.
Pada stadium 2 ini kanker mulai menyebar di sekitar leher rahim. Stadium 3, kanker menyebar
ke daerah panggul (Syuhada, 2011).
3. Tahap penyakit lanjut
Tahap penyakit dini, penyakit kanker serviks mulai menunjukkan gejala. Menurut Syuhada
(2011), pada awalnya kanker serviks tidak menimbulkan tanda dan gejala, namun apabila kanker
serviks telah berada pada stadium lanjut maka akan menimbulkan gejala sebagai berikut :
a. Nyeri dan pendarahan selama berhubungan seksual.
b. Pendarahan vagina yang abnormal.
c. Pendarahan vagina pada periode antar menstruasi.
d. Pendarahan vagina setelah menopause.
e. Kaki sakit atau bengkak.
f. Sakit pada bagian punggung.
g. Kelelahan.
h. Keputihan yang tidak biasa dan berbau
4. Tahap akhir
Dengan disertai pengobatan, pada tahap awal infasif kanker serviks memiliki harapan hidup
selama 5 tahun kedepan sebesar 92%, dan secara keseluruhan dari semua stadium memiliki
harapan hidup selama 5 tahun sebesar 72%. Kemungkinan ini dapat diperbaiki bila penderita
yang baru terdiagnosis segera diberikan informasi pentingnya pengobatan kanker serviks.
Dengan pengobatan, 80-90% dari wanita dengan stadium I dan 50 – 65% dari perempuan pada
stadium II masih hidup 5 tahun setelah diagnosis. Sedangkan 25-35% dari wanita dengan kanker
stadium III dan 15% atau lebih dari perempuan dengan kanker stadium IV masih hidup setelah 5
tahun terdiagnosis stadium tersebut.
K. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi karena efek dari penyakit kanker yang sudah stadium lanjut.
1. Nyeri
Jika sel kanker sudah menyebar pada ujung saraf, tulang, atau otot, biasanya menimbulkan nyeri
yang berat. Dapat diatasi dengan obat pengurang rasa sakit, tergantung dari berat ringan nyeri
yang dirasakan. Obat yang digunakan bisa dari parasetamol dan NSAID (obat anti inflamasi non
steroid) seperti ibuprofen, hingga pereda nyeri yang lebih besar seperti golongan opiat contohnya
kodein dan morfin.

2. Gagal Ginjal
Ginjal manusia berfungsi menyaring “sampah” dari darah. Produk sisa ini akan dikeluarkan dari
tubuh melalui urin melalui saluran bernama ureter. Pada beberapa kasus kanker serviks stadium
lanjut, sel kanker dapat menekan ureter sehingga mengganggu aliran urin dari ginjal. Urin yang
terganggu penyalurannya akan menumpuk dalam ginjal atau disebut juga dengan hidronefrosis.
Hal ini bisa menyebabkan ginjal membengkak dan membesar.
Pada kasus hidronefrosis yang berat, ginjal bisa rusak dan tidak bisa menjalankan fungsinya. Hal
ini disebut juga gagal ginjal. Gejala gagal ginjal antara lain:
· Perasaan lelah
· Bengkak pada pergelangan kaki, kaki, atau tangan karena penumpukan cairan
· Nafas pendek (atau sesak)
· Perasaan tidak nyaman/fit
· Darah dalam urin (hematuria)
Penanganan gagal ginjal yang disebabkan oleh kanker serviks bisa dilakukan dengan pembuatan
saluran untuk mengeluarkan urin yang menumpuk dari ginjal dengan selang yang dimasukkan
melalui kulit ke masing-masing ginjal (nefrostomi perkutan). Selain itu bisa juga dengan
melebarkan saluran ureter dengan memasukkan cincin logam (stent) di dalamnya.

3. Penggumpalan Darah
Sebagaimana halnya dengan kanker-kanker lainnya, kanker serviks dapat menyebabkan darah
menjadi lebih kental sehingga mudah terjadi penggumpalan. Tirah baring (bed rest) setelah
operasi dan kemoterapi juga dapat meningkatkan risiko pembentukan gumpalan.
Tumor yang besar dapat menekan pembuluh darah vena di panggul sehingga menyebabkan
lambatnya aliran darah. Hal ini menyebabkan penggumpalan darah di daerah kaki.
Gejala adanya penggumpalan darah antara lain:
· Nyeri dan bengkak di salah satu kaki (biasanya di betis)
· Nyeri hebat di daerah yang terdapat gumpalan darah
· Kulit teraba hangat di area gumpalan darah
· Kulit kemerahan di bagian belakang kaki, di bawah lutut
Hal yang sangat diwaspadai dari terjadinya gumpalan darah ini adalah gumpalan ini dapat
mengalir terbawa aliran darah ke paru-paru dan menyumbat aliran darah di sana. Kasus ini
dikenal dengan embolisme paru. Efeknya fatal, bisa menyebabkan kematian.
4. Perdarahan
Jika kanker menyebar ke vagina, usus besar, atau kandung kemih, dapat menyebabkan kerusakan
parah dan menghasilkan perdarahan. Perdarahan bisa terjadi di vagina, rektum (usus besar
sebelum anus), atau bisa juga keluar bersama urin.

5. Fistula
Fistula adalah saluran yang tidak normal yang menghubungkan dua bagian pada tubuh. Pada
kebanyakan kasus kanker serviks, fistula terbentuk di antara kandung kemih dan vagina.
Kelainan ini menyebabkan adanya cairan urin yang keluar terus menerus dari vagina (berasal
dari kandung kemih). Selain itu fistula juga dapat terbentuk antara vagina dan rektum.
Fistula merupakan komplikasi yang tidak umum terjadi pada kanker serviks. Kejadiannya 1
berbanding 50 kasus kanker stadium lanjut. Penanganannya adalah dengan operasi. Meskipun
kadang ini sulit dilakukan untuk penderita kanker serviks karena kondisinya yang rapuh sehingga
tidak sanggup menghadapi efek operasi. Selain operasi, gejala fistula bisa diatasi dengan
penggunaan obat untuk mengurangi cairan yang keluar serta penggunaan krim atau lotion untuk
mengatasi kerusakan jaringan di sekitarnya dan mencegah iritasi.

6. Cairan Berbau Dari Vagina


Komplikasi lainnya yang tidak umum terjadi tapi mengganggu adalah keluarnya cairan berbau
tidak sedap dari vagina. Keluarnya cairan ini bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti kerusakan
jaringan, kebocoran dari kandung kemih atau rektum melalui vagina, atau infeksi bakteri pada
vagina.
Penanganannya adalah dengan memberikan gel antibakteri yang mengandung metronidazol dan
menggunakan pakaian yang mengandung karbon (arang). Karbon atau arang efektif dalam
menyerap bau yang tidak sedap.

7. Terapi Paliatif
Kanker serviks stadium lanjut yang sudah sangat berat, sulit untuk disembuhkan. Terapi
pengobatan yang dilakukan memiliki efektifitas yang sangat kecil untuk menyembuhkan
penyakit. Pada kondisi seperti ini, penanganan yang diberikan oleh tim medis tidak lagi
bertujuan untuk mengobati penyakit tapi lebih pada menangani gejala yang muncul dan
membantu pasien untuk merasakan kenyamanan sebisa mungkin. Terapi yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup pasien ini disebut juga terapi paliatif (palliative care).
Terapi paliatif termasuk di dalamnya terapi dukungan psikologi, sosial, dan spritual untuk pasien
juga keluarganya. Pasien atau keluarganya bisa mendiskusikan dengan dokter perawatan
bagaimana yang dirasa terbaik untuk akhir hidup pasien, apakah di rumah sakit atau dibawa
pulang ke rumah. Dukungan dari orang terdekat sangat penting pada fase ini.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling sering ditemukan dikalangan wanita
2. HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak kanker serviks.

B. SARAN
Berhati-hatilah dengan penyakit kanker serviks, lebih baik mencegah dari pada
mengobati.Ternyata tidak mudah menjadi seorang wanita, tapi bukan berarti sulit untuk
menjalaninya. Penyakit bisa kita hindari asal kita selalu berusaha hidup sehat dan teratur.
DAFTAR PUSTAKA

www.alodokter.com/kanker-serviks/
http://ekstrakherbal.com/artikel-kesehatan/146-info-tandagejalacara-pencegahan-kanker-
serviks.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_leher_rahim

https://aniqnurafanishofi.wordpress.com/2012/11/25/kanker-servik/

http://kesehatanholistik.com/komplikasi-kanker-serviks/

Anda mungkin juga menyukai