Pada zaman yang ,modern ini perkembangan teknologi semakin berkembang mengakibatkan akan tenaga manusia mulai bergeser, kemudian digantikan dengan mesin dan peralatan serba otomatis. Mesin mesin merupakan komponen utama dalam bidang manufaktur yang akan menopang kegiatan produktifitas. salah satu mesin yang menopang proses produksi yaitu pompa. Pompa merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengubah energi mekanis menjadi hidrolis. Secara umum pompa berfungsi untuk memindahkan fluida dari tempat ke tempat yang lain, melalui sambungan pipa (saluran) dengan menaikan energi pada fluida yang dipindahkan dan berlangsung terus menerus. Prinsip kerja pompa yaitu menghisap dan memberikan tekanan dalam ruang pompa sehingga akan terjadi perbedaan tekanan antara ruang pompa dengan permukaan fluida yang di hisap, akibatnya fluida akan mengalir keruang pompa. Dari elemen pompa (impeller) fluida ini akan di dorong atau di beri tekanan sehingga fluida akan mengalir kedalam saluran tekan (discharge) melalui lubang tekan. Proses kerja ini akan berlangsung terus-menerus selama pompa terus beroperasi. Pompa yang digunakan harus terlebih dulu mengetahui karakteristik pada pompa itu sendiri. dengan demikian kita dapat menentukan batas-batas kondisi kerja dimana pompa tersebut bisa mencapai efesiensi maksimun. Hal ini perlu di lakukan karena pada kenyataanya sangat sulit untuk memastikan peforma pompa pada kondisi kerja yang sebenarnya. Mulai dari tujuan penggunaan jenis dan sifat fluida yang dipompa, head dan kapasitasnya. Salah satu jenis pompa non positip yaitu pompa sentrifugal yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui komponen pompa (impeller) yang berputar dalam casing pompa. Salah salah satu dari banyaknya kerusakan pada pompa yaitu kondisi unbalance (ketidak seimbangan) dimana pusat massa tidak sesumbu dengan sumbu rotasi. Kondisi unbalance juga di sebabkan karena korosi dan keausan, kesalahan dalam proses permesinan. Akibatnya kondisi unbalance terjadi kerusakan dan terjadi getaran tinggi yang secara mudah kerusakan di tandai dengan meningkatnya noise pada mesin dengan putaran yang tinggi. Demikian pula pada komponen poros yang besar kemungkinan mengalami kasus ketidak seimbangan (unbalance) akibat geometri maupun distribusi massa poros ataupun beban. Metode masa lalu yang di gunakan untuk mendeteksi kerusakan mesin yaitu predictive maintenance (pdm) yaitu salah satu metode pemeliharaan pada kondisi equitment yang sedang di cek. Caranya yiutu operator terjun langsung ke lapangan dengan cara mendengarkan suara mesin dan menyentuh atau merabah (hearing and touching) guna menentukan apakah mesin bekerja dengan baik atau tidak. Metode klasik tersebut tidak lagi handal untuk mesin-mesin modern saat ini. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan perawatan tersebut, dikembangkan metode mendeteksi jenis kerusakan dan tingkat kerusakan pada pompa dengan mengacu karakteristik sinyal getaran. Metode ini ini banyak di apliaksikan sebagai machine condition monitoring yang ekonomis yaitu manejemen perawatan yang didasarkan pada pemantauan kondisi mesin secara langsung Produktifitas dan efesiensi suatu mesin dapat dilihat dari kondisi mesin dan peralatan yang mendukung. Penggunaan mesin yang secara kontinyu atau secara terus menerus akan mengakibatkan terjadinya penurunan efesiensi dan kerusakan dari peralatan tersebut. Kerusakan mesin juga dapat terhentinya produktifitas yang mengakibatkan banyak kerugian bagi perusahaan. Oleh sebab itu, tidak bisa di pungkiri perlunya perencanaan kegiatan perawatan bagi mesin produksi. Dalam usaha menjaga tingkat produktifitas dan efesiensi mesin agar tetap terjamin, maka dibutuhkan kegiatan perawatan atau pemeliharaan mesin. Pemeliriharaan dapat meliputi pemeliharaan cerrective maintenence yaitu pemeliharaan setelah mesin rusak ataupun preventive maintenence yaitu kegiatan pemeliharaan mesin untuk mencegah terjadinya kerusakan.