Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Pada zaman yang ,modern ini perkembangan teknologi semakin
berkembang mengakibatkan akan tenaga manusia mulai bergeser, kemudian
digantikan dengan mesin dan peralatan serba otomatis. Mesin mesin merupakan
komponen utama dalam bidang manufaktur yang akan menopang kegiatan
produktifitas. salah satu mesin yang menopang proses produksi yaitu pompa.
Pompa merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengubah energi mekanis
menjadi hidrolis. Secara umum pompa berfungsi untuk memindahkan fluida dari
tempat ke tempat yang lain, melalui sambungan pipa (saluran) dengan menaikan
energi pada fluida yang dipindahkan dan berlangsung terus menerus.
Prinsip kerja pompa yaitu menghisap dan memberikan tekanan dalam ruang
pompa sehingga akan terjadi perbedaan tekanan antara ruang pompa dengan
permukaan fluida yang di hisap, akibatnya fluida akan mengalir keruang pompa.
Dari elemen pompa (impeller) fluida ini akan di dorong atau di beri tekanan
sehingga fluida akan mengalir kedalam saluran tekan (discharge) melalui lubang
tekan. Proses kerja ini akan berlangsung terus-menerus selama pompa terus
beroperasi.
Pompa yang digunakan harus terlebih dulu mengetahui karakteristik pada
pompa itu sendiri. dengan demikian kita dapat menentukan batas-batas kondisi
kerja dimana pompa tersebut bisa mencapai efesiensi maksimun. Hal ini perlu di
lakukan karena pada kenyataanya sangat sulit untuk memastikan peforma pompa
pada kondisi kerja yang sebenarnya. Mulai dari tujuan penggunaan jenis dan sifat
fluida yang dipompa, head dan kapasitasnya. Salah satu jenis pompa non positip
yaitu pompa sentrifugal yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetis
(kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui komponen pompa
(impeller) yang berputar dalam casing pompa.
Salah salah satu dari banyaknya kerusakan pada pompa yaitu kondisi
unbalance (ketidak seimbangan) dimana pusat massa tidak sesumbu dengan
sumbu rotasi. Kondisi unbalance juga di sebabkan karena korosi dan keausan,
kesalahan dalam proses permesinan. Akibatnya kondisi unbalance terjadi
kerusakan dan terjadi getaran tinggi yang secara mudah kerusakan di tandai
dengan meningkatnya noise pada mesin dengan putaran yang tinggi. Demikian
pula pada komponen poros yang besar kemungkinan mengalami kasus ketidak
seimbangan (unbalance) akibat geometri maupun distribusi massa poros ataupun
beban.
Metode masa lalu yang di gunakan untuk mendeteksi kerusakan mesin yaitu
predictive maintenance (pdm) yaitu salah satu metode pemeliharaan pada kondisi
equitment yang sedang di cek. Caranya yiutu operator terjun langsung ke lapangan
dengan cara mendengarkan suara mesin dan menyentuh atau merabah (hearing
and touching) guna menentukan apakah mesin bekerja dengan baik atau tidak.
Metode klasik tersebut tidak lagi handal untuk mesin-mesin modern saat ini. Oleh
karena itu untuk mengatasi permasalahan perawatan tersebut, dikembangkan
metode mendeteksi jenis kerusakan dan tingkat kerusakan pada pompa dengan
mengacu karakteristik sinyal getaran. Metode ini ini banyak di apliaksikan
sebagai machine condition monitoring yang ekonomis yaitu manejemen
perawatan yang didasarkan pada pemantauan kondisi mesin secara langsung
Produktifitas dan efesiensi suatu mesin dapat dilihat dari kondisi mesin dan
peralatan yang mendukung. Penggunaan mesin yang secara kontinyu atau secara
terus menerus akan mengakibatkan terjadinya penurunan efesiensi dan kerusakan
dari peralatan tersebut. Kerusakan mesin juga dapat terhentinya produktifitas yang
mengakibatkan banyak kerugian bagi perusahaan. Oleh sebab itu, tidak bisa di
pungkiri perlunya perencanaan kegiatan perawatan bagi mesin produksi. Dalam
usaha menjaga tingkat produktifitas dan efesiensi mesin agar tetap terjamin, maka
dibutuhkan kegiatan perawatan atau pemeliharaan mesin. Pemeliriharaan dapat
meliputi pemeliharaan cerrective maintenence yaitu pemeliharaan setelah mesin
rusak ataupun preventive maintenence yaitu kegiatan pemeliharaan mesin untuk
mencegah terjadinya kerusakan.

Anda mungkin juga menyukai