Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI UMUM : MELIHAT GAMBAR

Disusun Oleh :

1. Rosalina Dyah L (P1337420614017)


2. Rizki Pertiwi K (P1337420614018)
3. Ratna Arista A (P1337420614019)
4. Rizki Swastika P (P1337420614020)

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

2016
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

1. TOPIK
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi umum : meihat gambar.
2. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi kesehatan nasional, psikologi dan social yan
terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, peilaku dan koping yang efektif,
konsep diri yang positif dan kestabilan emosi. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan oleh
perorangan , lingkungan keluarga , lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan,
lingkungan masyarakat yang didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa dan sarana lain
seperti keluarga dan lingkungan social. Lingkungan tersebut selain menunjang upaya
kesehatan jiwa juga merupakan stressor yang dapat mempengaruhi konisi jiwa
seseorang , pada tingkat tertentu dapat menyebabkan seseorang jatuh dalam kondisi
gangguan jiwa ( vibeeck, 2008 )
Meningkatnya pasien dengan gangguan jiwa ini disebabkan banyak hal. Kondisi
lingkungan social yang semakin keras diperkirakan menjadi salah satu penyebab
meningkatnya jumlah masyarakat yang mengalami gangguan jiwa. Apalagi untuk
individu yang rentan terhadap kondisi lingkungan dengan tingkat kemiskinan terlalu
menekan. Penatalaksanaan keperawatan klien dengan gangguan jiwa adalah pemberian
terapi modalitas yang salah satunya adalah terapi aktivitas kelompok ( TAK ). Terapi
aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat pada
sekolompok klien yang mempunyai yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas igunakan sebagai terapi dan kelompok dihgunakan sebagai target asuhan
( Fotinash & Worret , 2004 )
Terapi kelompok adalah model pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan waktu
tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu, fokuss terapi adalah
membuat adar diri ( self awareness ) peningkatan hubungan interpersonal, membuat
perubahan, atau ketiganya. Kelomopok adalah suatu system social yang khas yang dapat
didefinisikan dan dipelajari. Sebuah kelompok terdiri dari individu yang saling
berinteraksi, interelasi , interdependensi dan salinng membagikan norma social yang
sama. (stuart & sundeen , 1998 )

3. TUJUAN
a. Tujuan Umum : klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah
yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya dan klien dapat berespons
terhadap stimulus panca indra yang diberikan.
b. Tujuan Khusus :
1) Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan
tepat.
2) Klien dapat menyelesaikan masalah yang timul dari stimulus yang
dialami.
3) Klien mamu berespon terhadap suara yang didengar.
4) Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat.
5) Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar.
4. SELEKSI KLIEN
a. Kriteria Klien
Klien dengan gangguan kejiwaan : halusinasi, harga diri rendah (HDR),
b. Jumlah Peserta TAK
Peserta TAK berjumlah : 4 orang
c. Nama Peserta TAK
1) Tn.S
2) Tn.I
3) Tn.J
4) Tn.B
5. JADWAL KEGIATAN
a. Tempat Pelaksanaan TAK : ruang tamu Wisma Abiyasa
b. Lama Pelaksanaa TAK : 15 menit
c. Waktu Pelaksanaan TAK : Senin, 19 desember 2016 pukul
10.00 WIB
6. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi
d. Brain Storming
7. MEDIA DAN ALAT
a. Gambar buah-buahan
b. Buku catatan laporan TAK
c. Pulpen
d. Jadwal kegiatan klien.
8. PENGORGANISASIAN
a. Leader : Ratna Arista Atikasaari
b. Co-leader : Rosalina Dyah Lestari
c. Fasilitaor : Rizki Pertiwi K
d. Observer : Rizki Swastika Putri
9. SETTING TEMPAT
Keterangan :

: Leader

: Co-leader

: observer

: peserta

: fasilitator

10. LANGKAH KEGIATAN TAK


a. Persiapan
1) Alat dan bahan
a) Persiapan tempat yang aman dan tenang
b) Tempat yang cukup luas atau longgar
c) Alat dan bahan : Gambar buah-buahan, Buku catatan laporan TAK,
Pulpen, Jadwal kegiatan klien
2) Pasien
a) Membuat kontrak pertemuan dengan klien
b) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy klien, hanya ada perawat dan
klien saja.
3) Pelaksanaan
a) Mengumpulkan klien yang pernah melakukan TAK stimulasi persepsi
umum.
b) Membuat kontrak dengan klien.
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Fase orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat ( misalnya dengan selamat pagi atau
selamat siang).
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan (lebih bagus pakai papan
nama).
c) Memberi kesempatan kepada klien untuk memperkenalkan nama masing-
masing (dan beri papan nama)
2) Evaluasi atau Validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK SP Umum yang lalu
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu melihat gambar
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
i. Jika ada anggota kelompok yang ingin meninggalkan kelompok
harus minta ijin
ii. Mengikuti kegiatan sampai selesai
iii. Mempersilahkan klien untuk minum atau kencing dulu sebelum
acara dimulai.
iv. Lama kegiatan tidak lebih dari 15 menit.
c. Fase Kerja
1) Tentukan satu atau dua gambar yang umum dikenal orang.
2) Tunjukkan gambar pada klien (jika besar dapat didepan saja, jika kecil
diedarkan)
3) Tanyakan pendapat seorang klien mengenai isi gambar yang telah dilihat.
4) Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya atau
yang memberikan pendapat.
5) Berikan pujian atau penghargaan atas kemampuan klien memberi
pendapat, hindari penggunaan tepuk tangan dalam memberikan penghargaan,
akan lebih baik jika dengan mengucapkan kata “bagus”.
6) Ulangi langkah tersebut sampai semua klien mendapatkan kesempatan.
7) Perawat memberikan kesimpulan tentang gambar yang dibaca.
d. Fase Terminasi
1) Leader melakukan evaluasi subjektif (perasaan klien setelah terapi
aktifitas kelompok)
2) Leader melakukan evaluasi objektif (menanyakan hal-hal terkait dengan
topik TAK yg sudah dilakukan)
3) Leader bersama klien membuat rencana tindak lanjut terkait topik TAK
untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
4) Membuat kontak dengan klien tentang topik TAK, waktu TAK, tempat
TAK yang akan datang
11. PROGRAM ANTISIPASI
a. Klien yang tidak aktif
1) Panggil nama klien
2) Beri kesempatan pada klien tersebut untuk menyapa atau menjawab
sapaan perawat
b. Klien yang meninggalkan permainan tanpa pamit
1) Panggil nama klien
2) Tanyakan alasan klien meninggalkan permainan
3) Berikan penjelasan pada klien bahwa klien dapat ikut kembali bila klien
mau
c. Klien yang ingin mengikuti permainan
1) Beri penjelasan kepada kllien tersebut bahwa permainan ini ditujukan
pada klien yang telah dipilih
2) Katakan pada klien lain tersebut akan ada waktu khusus untuk mereka
3) Bila klien tersebut memaksa, izinkan masuk ruangan tetapi tidak ikut
terlibat
12. EVALUASI
a. Evaluasi Proses
1) 1. 75 % peserta dapat mengikuti kegiatan sampai selesai.
2) Perawat mampu melakukan kegiatan sesuai perannya.
b. Evaluasi Hasil
50 % peserta mampu mendemonstrasikan dengan benar sesuai tujuan.
c. Menggunakan format evaluasi standar

No Aspek yang Dinilai Nama Klien

Tn.S Tn.I Tn.J Tn.B

1. Memberikan
pendapat tentang
gambar

2. Memberikan
tanggapan terhadap
pendapat klien lain
3. Mengikuti kegiatan
sampai selesai.

13. DAFTAR PUSTAKA


Budi Anna Keliat. 1998. Terapi Aktivitas Kelompok. EGC : Jakarta
Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundeen. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3.
EGC : Jakarta
Herawati, Neti. 1999. Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok. FIK : Jakarta
Lampiran 1

Lembar Penilaian klien

No Aspek yang Nama Klien


Dinilai
Tn.S Tn.I Tn.J Tn.B

1. Memberikan
pendapat tentang
gambar √ √ √ √

2 Memberikan
tanggapan
terhadap √ √ √ √
pendapat klien
lain

3 Mengikuti
kegiatan sampai
selesai. √ √ √ √
Lampiran 2

Penilaian secara keseluruhan

1. Moderator :

Moderator sudah menjalankan perannya dengan baik akan tetapi ada satu tahap yang moderator
lewati yaitu menentukan rencana tindak lanjut. Jadi, diharapkan untuk terapi aktivitas kelompok
selanjutnya moderator lebih teliti dalam melakukan tahap-tahap dalam terapi aktivitas kelompok.

2. Co-Leader

Co-leader disini sudah menjalankan perannya dengan baik karena leader sendiri sudah mampu
menjalankan perannya. Akan tetapi Co-Leader lupa mengingatkan kepada leader bahwa ada satu
tahap yang terlewati yaitu rencana tindak lanjut. Jadi peran Co-leader disini kurang optimal.

3. Fasilitator

Untuk fasilitator sendiri kurang baik dalam menjalankan perannya. Fasilitator tidak menegur atau
melakukan tindakan agar peserta dapat berkonsentrasi. Perserta menjadi acuh ketika fasilitator
tidak memfokuskan kembali peserta kedalam terapi aktivitas kelompok ini.

4. Peserta

Untuk peserta sendiri sudah aktif dalam terapi aktivitas kelompok walaupun sesekali peserta asik
dengan dirinya sendiri karena fasilitator tidak mampu memfokuskan peserta keterapi tersebut.
Peserta disini juga sudah mampu memahami isi dan manfaat dari terapi aktivitas kelompok.

Anda mungkin juga menyukai