PENDAHULUAN
1
Pusat yakni sebesar 0,27 persen. Kota Administrasi Jakarta Timur walaupun
menempati urutan pertama dari jumlah penduduk namun dari sisi laju
pertumbuhan penduduk adalah terendah kedua setelah Kota Administrasi Jakarta
Pusat yakni 1,36 persen. Wilayah lainnya yang mempunyai laju pertumbuhan
penduduk di atas angka provinsi adalah Kota Administrasi Jakarta Barat (1,81
persen), Jakarta Utara (1,49 persen) dan Jakarta Selatan (1,43 persen).
2
budaya-sejarah, kota tua, serta melanjutkan pengembangan Sentra Primer Baru
Barat sebagai pusat kegiatan wilayah. Dengan berbagai upaya seperti,
memberikan kemudahan untuk terwujudnya Sentra Primer Baru Barat sebagai
pusat perkantoran, perdagangan dan jasa, mendukung pembangunan jalan
lingkar luar dan sistem jaringan jalan Barat-Timur, serta pembangunan terminal
angkutan penumpang dan angkutan barang di Rawa Buaya yang terintegrasi
dengan pengembangan sistem angkutan kereta api.
Padatnya pembangunan properti di wilayah utara dan selatan Jakarta
membuat Pemda DKI Jakarta harus mengalihkan pembangunan ke arah barat
dan timur. Dengan begitu, sentralisasi pemukiman dan bisnis pun bisa tersebar.
Sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dalam penataan ruang
Pemda DKI Jakarta mengambil langkah dengan membangun Sentra Primer Baru
di Jakarta Barat, Sentra Primer Baru Barat (SPBB) atau Central Business
District Jakarta Barat (CBD) di bangun di daerah Puri Indah dengan luas kurang
lebih 134 hektar.
Kawasan Jakarta Barat kini dibangun dengan sistem baru, mengacu pada
Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1993 Tahun 2006. ”Pembangunan ini
merupakan strategi pemerintah provinsi untuk membatasi pertumbuhan ke arah
selatan Jakarta yang merupakan daerah serapan air. Selain itu, juga untuk
mengurangi kepadatan sanitasi lingkungan dan pencemaran air sungai,” ujar
Fausal. “CBD Jakarta Barat satu-satunya kawasan CBD di Jakarta yang dapat
ditata dengan baik dan mudah dikembangkan. Pembangunan ke arah selatan
dibatasi. Pembangunan ke depan hanya ke Jakarta Barat atau Jakarta Timur,”
tambahnya. Letak CBD Puri juga dikatakan sangat strategis karena dekat dengan
Bandara Soekarno-Hatta, Jalan Tol Jakarta-Merak, dan Jakarta Outer Ring
Road.
Pembangunan sarana kesehatan dalam sebuah kawasan yang padat
penduduk perlu dilakukan dalam upaya dalam mendukung program pemerintah
berupa program Dedicated Bidang Kesehatan, yaitu: Peningkatan Derajat
Kesehatan Masyarakat melalui kemudahan akses masyarakat luas terhadap
fasilitas kesehatan khususnya Rumah Sakit.
3
Perancangan kawasan Central Bussines District St.Moritz diperkirakan
akan mempercepat peningkatan kepadatan penduduk di Jakarta Barat dengan
adanya pembangunan kawasan hunian berupa 2.600 unit apartemen dan
condominium, sehingga sarana pelayanan kesehatan, dalam hal ini rumah sakit
telah menjadi bagian penting dalam perancangan kawasan ini, untuk melayani
kebutuhan kesehatan penghuni kawasan, dan masyarakat disekitar kawasan pada
umumnya.
Lokasi ini merupakan lokasi yang strategis dan berpotensi menjadi pusat
kesehatan masyarakat, karena jarak antara lokasi rumah sakit ini dengan rumah
sakit terdekat lainnya yang cukup jauh, yaitu:
Timur : RS Graha Medika berada dalam jarak 5.6 kilometer
Utara : RSUD Cengkareng berada dalam jarak 8.8 kilometer
Barat : RS Usada Insani berada dalam jarak 15.8 kilometer
Selatan : RSU Bhakti Asih berada dalam jarak 6.6 kilometer
4
Tabel 2. Jumlah penduduk Kabupaten / Kota Administratif (sensus 2010)
Saat ini dari rumah sakit-rumah sakit yang ada di Wilayah Kota
Administrasi Jakarta Barat baru tersedia sekitar ± 2529 tempat tidur sehingga
kebutuhan akan fasilitas tempat tidur rumah sakit di Jakarta Barat masih sangat
tinggi, mencapai ± 2029 tempat tidur, ditambah dengan terbatas nya jumlah
fasilitas rawat inap bagi golongan masyarakat dengan ekonomi menengah
kebawah (Jamkesmas dan Askes).
Tabel 3. Jumlah tempat tidur rumah sakit di Jakarta Barat (JDA 2010)
5
I.2 Latar Belakang Topik dan Thema
Perancangan gedung rawat inap rumah sakit beserta fasilitas penunjang
yang berwawasan arsitektur berkelanjutan merupakan salah satu upaya untuk
menjawab tantangan dunia mengenai Pemanasan Global, Masalah pemanasan
global yang timbul di era modern ini, adalah salah satu dampak yang timbul
dari rusaknya lingkungan hidup, pembangunan suatu kawasan sebagai ruang
aktifitas manusia berakibat pada berkurangnya lahan hijau dan daerah resapan
air.
Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan
arsitektur berkelanjutan khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan
energi listrik menjadi perhatian dalam merancang gedung rawat inap, yang
seperti diketahui bersama memberikan pelayanan 24jam non-stop dan
memerlukan energi listrik yang besar untuk menunjang operasionalnya.
Penggunaan energi listrik menjadi masalah penting untuk menunjang
kebutuhan operasional sebuah rumah sakit, baik untuk penerangan buatan dan
pendingin udara sebuah gedung rawat inap. Kebutuhan akan pendingin udara
(AC) berkaitan dengan kenyamanan thermal bagi kesembuhan pasien dan
mengacu pada persyaratan mengenai suhu udara dan kelembaban unit
perawatan.
Sehingga diharapkan dengan strategi perancangan yang diterapkan
dalam desain, dapat memodifikasi kondisi termal luar yang tidak nyaman
menjadi kondisi termal ruang yang nyaman, serta mampu menunjang
kenyamanan visual (penerangan) tanpa banyak mengonsumsi energi listrik.
6
hijau yang dapat berfungsi sebagai area mengunggu bagi keluarga pasien dan
sarana untuk outdoor fisioterapi.
Perancangan Gedung rawat inap yang berwasasan arsitektur
berkelanjutan, diharapkan dapat dengan meminimalisasi dampak pencemaran
lingkungan, Perancangan bangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip
arsitektur hemat energi yang memperhatikan kondisi tapak, orientasi massa
bangunan, serta organisasi ruang diharapkan dapat menghasilkan desain
bangunan yang optimal dalam memberikan pelayanan kesehatan dan
meminimalisasi konsumsi energi listrik.
7
nyaman menjadi kondisi termal dalam ruang yang nyaman tanpa banyak
mengonsumsi energi listrik.
Bab I Pendahuluan
Berisikan gambaran secara umum mengenai perlunya
penambahan Gedung Rawat Inap Rumah Sakit Puri Indah, latar
belakang pemilihan topik sustainable architecture ,khususnya
hemat energi ,dan pendekatan pelayanan kesehatan yang optimal
sebagai solusi desain perancangan gedung rawat inap, maksud
dan tujuan, lingkup pembahasan, sistematika pembahasan dan
kerangka berpikir dari proses perancangan Gedung Rawat Inap
Rumah Sakit Puri Indah.
8
Bab IV Analisa
Menganalisa permasalahan dalam perancangan mengunakan
metode Broadbent yang membagi permasalahan dalam 3 aspek,
yaitu aspek manusia, aspek bangunan, dan aspek lingkungan.
9
I.6 Kerangka Berpikir
10