TUGAS
Diajukan guna melengkapi tugas polimer & komposit dan salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Studi Teknik (S1) dan mencapai gelar Sarjana Teknik
Oleh
TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2008
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Ramat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah tepat pada waktunya. Dimana materi dari
penyusunan makalah ini berdasarkan teori-teori yang telah didapat dibangku
kuliah, dan dibantu dengan pustaka online yang berhubungan dengan penulisan
laboran ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laboran ini tidak akan dapat
terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan baik berupa dukungan moril dan
material juga rangkaian keputusan kebijaksanaan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis igin mengucapkan tarima kasih
kepada yang terhormat:
1. Bapak Sholahudin Yunus, selaku Dosen Mata Kuliah Komposit
2. Serta teman-teman Jurusan Teknik Mesin
Akhir kata tiada gading yang tak retak, karena itu penulis menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
Penyusun
ABSTRAK
Orientasi, ukuran, dan bentuk serta material serat adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi properti mekanik dari lamina. Serat alam yang dikombinasikan
dengan resin sebagai matrik akan dapat menghasilkan komposit alternatif yang
salah satunya berguna untuk aplikasi material industri. Dengan memvariasikan
lebar serat tersebut diharapkan akan didapatkan hasil properti mekanik komposit
yang maksimal untuk mendukung pemanfaatan komposit alternatif. Makalah ini
menganalisa tentang komposit penguat serat alam acak.
Dalam makalah ini dapat dicontohkan dalam serat alam yang berupa serat
bambu. Dengan perlakuan yang pertama dilakukan adalah penentuan
materialbambu, kemudian perlakuan yang terdiri dari cara pemotongan,
pengeringan,mengiris / mengirat bambu dengan lebar 5 mm dengan ketebalan 0,5
mm danmenganyam untuk membuat bahan layer komposit. Kemudian dilanjutkan
denganpembuatan komposit dengan ketebalan tertentu dengan proses hand lay up.
Untuk kekuatan dan kekakuan komposit ini akan dilakukan pengujian tarik dan
bending. Dari pengujian didapatkan bahwa kekuatan tarik aktual terbesar dimiliki
oleh komposit dengan lebar serat 5 mm dengan nilai σaktual sebesar 16,806
Kg/mm2. Regangan tarik terbesar dimiliki komposit dengan lebar serat 5 mm
dengan nilai εaktual sebesar 0,012. Sedangkan modulus elastisitas tarik terbesar
dimiliki komposit dengan lebar serat 5 mm dengan nilai sebesar 1421,129
kg/mm2. Kekuatan bending terbesar dimiliki oleh komposit dengan lebar serat
5mm dengan nilai 17,60533 kg/mm2. Hasil tersebut sudah memenuhi syarat untuk
aplikasi material kulit kapal, sesuai standar BKI (Biro Klasifikasi Indonesia).
PENDAHULUAN
Serat sebagai elemen penguat sangat menentukan sifat mekanik dari komposit
karena meneruskan beban yang didistribusikan oleh matrik. Orientasi, ukuran, dan
bentuk serta material serat adalah faktor-faktor yang mempengaruhi property
mekanik dari lamina. Serat alam yang dikombinasikan dengan resin sebagai
matrik akan dapat menghasilkan komposit alternatif yang salah satunya berguna
untuk aplikasi material industri. Dengan memvariasikan lebar serat woven
tersebut diharapkan akan didapatkan hasil properti mekanik komposit yang
maksimal untuk mendukung pemanfaatan komposit alternatif.
Dalam pembahasan komposit penguat serat alam acak yang dicontohkan
dengan bambu memiliki keunggulan komposit serat bambu dibandingkan dengan
fiber glass adalah komposit serat bambu lebih ramah lingkungan karena mampu
terdegradasi secara alami dan harganya pun lebih murah dibandingkan fiber glass.
Sedangkan fiber glass sukar terdegradasi secara alami. Selain itu fiber glass juga
menghasilkan gas CO dan debu yang berbahaya bagi kesehatan jika fiber glass
didaur ulang, sehingga perlu adanya bahan alternatif pengganti fiber glass
tersebut.
Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat
istimewa yang sulit didapat dari logam. Komposit merupakan material alternative
yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Material komposit
adalah gabungan dari penguat (reinforced) dan matriks. Kelebihan material
komposit jika dibandingkan dengan logam adalah perbandingan kekuatan
terhadap berat yang tinggi, kekakuan, ketahanan terhadap korosi dan lain-lain.
Oleh karenanya, dewasa ini teknologi komposit mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Perkembangan komposit tidak hanya dari komposit sintetis tetapi
juga mengarah ke komposit natural dikarenakan keistimewaan sifatnya yang
renewable atau terbarukan, sehingga mengurangi konsumsi petrokimia maupun
gangguan lingkungan hidup.
Dari uraian diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah bagaimana membuat bahan yang lebih kuat dari fiber glass tetapi tetap
ramah lingkungan. Salah satu bahan alternatif yang ditawarkan untuk mengatasi
masalah tersebut atau dengan kata lain bahan yang dapat menggantikan fiber glass
sebagai bahan kulit kapal adalah komposit laminat bambu serat woven roving.
Makalah ini diharapkan bisa digunakan sebagai referensi dalam
menentukan lebar serat yang dipakai untuk memperoleh kekuatan, keuletan dan
kekakuan yang diinginkan dari komposit laminat bambu serat woven, dan
diharapkan bisa memberikan kontribusi terhadap perkembangan material
alternative yang lebih murah, berkualitas dan mudah dalam proses produksinya.
PEMBAHASAN
I. PENGERTIAN KOMPOSIT
Secara garis besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat yang
digunakannya, yaitu:
1. Fibrous Composites ( Komposit Serat )
Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau satu
lapisan yang menggunakan penguat berupa serat / fiber. Fiber yang digunakan
bisa berupa glass fibers, carbon fibers, aramid fibers (poly aramide), dan
sebagainya. Fiber ini bisa disusun secara acak maupun dengan orientasi tertentu
bahkan bisa juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman.
2. Laminated Composites ( Komposit Laminat )
Merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung
menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat sendiri.
3. Particulalate Composites ( Komposit Partikel )
Merupakan komposit yang menggunakan partikel/serbuk sebagai
penguatnya dan terdistribusi secara merata dalam matriksnya.
Kroschwitz dan rekan telah menyatakan bahwa komposit adalah bahan
yang terbentuk apabila dua atau lebih komponen yang berlainan digabungkan.
Rosato dan Di Matitia pula menyatakan bahwa plastik dan bahan-bahan penguat
yang biasanya dalam bentuk serat, dimana ada serat pendek, panjang, anyaman
pabrik atau lainnya. Selain itu ada juga yang menyatakan bahwa bahan komposit
adalah kombinasi bahan tambah yang berbentuk serat, butiran atau cuhisker
seperti pengisi serbuk logam, serat kaca, karbon, aramid (kevlar), keramik, dan
serat logam dalam julat panjang yang berbeda-beda didalam matriks.
Definisi yang lebih bermakna yaitu menurut Agarwal dan Broutman, yaitu
menyartakan bahwa bahan komposit mempunyai ciri-ciri yang berbeda untuk dan
komposisi untuk menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat dan ciri
tertentu yang berbeda dari sifat dan ciri konstituen asalnya. Disamping itu
konstituen asal masih kekal dan dihubungkan melalui suatu antara muka.
Konstituen-konstituen ini dapat dikenal pasti secara fisikal.
Dengan kata lain, bahan komposit adalah bahan yang heterogen yang
terdiri dari dari fasa tersebar dan fasa yang berterusan. Fasa tersebar selalunya
terdiri dari serat atau bahan pengukuh, manakala yang berterusannya terdiri dari
matriks.
• SERAT ALAM
Serat alam dapat diperoleh dari tanaman pisang, bambu, nanas, rosella,
kelapa, kenaf, dan lain-lain. Saat ini, serat alam mulai mendapatkan perhatian
yang serius dari para ahli material komposit karena:
• Serat alam memiliki kekuatan spesifik yang tinggi karena serat alam memiliki
berat janis yang rendah.
• Serat alam mudah diperoleh dan merupakan sumber daya alam yang dapat
diolah kembali, harganya relatif murah, dan tidak beracun.
Kita bisa melihat definisi komposit ini dari beberapa tahap seperti yang telah
digariskan oleh Schwartz :
1. Tahap/Peringkat Atas
Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih atom yang berbeda bolehlah
dikatakan sebagai bahan komposit. Ini termasuk alloyr polimer dan keramik.
Bahan-bahan yang terdiri dari unsur asal saja yang tidak termasuk dalam
peringkat ini.
2. Tahap/Peringkat Mikrostruktur
Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih struktur molekul atau fasa
merupakan suatu komposit. Mengikuti definisi ini banyak bahan yang secara
tradisional dikenal sebagai komposit seperti kebanyakan bahan logam.
Contoh besi keluli yang merupakan alloy multifusi yang terdiri dari karbon
dan besi.
3. Tahap/Peringkat Makrostruktur
Merupakan gabungan bahan yang berbeda komposisi atau bentuk bagi
mendapatkan suatu sifat atau ciri tertentu. Dimana konstituen gabungan
masih tetap dalam bentuk asal, dimana dapat ditandai secara fisik dan
melihatkan kesan antara muka satu sama lain.
Oleh sebab itu bahan komposit yang mempunyai gabungan sifat yang
diperlukan seperti yang tertera pada tabel di bawah ini yang mulai mendapatkan
perhatian untuk menggantikan bahan konvensional
Tabel 1.
Serat kaca (glass fibre) adalah material yang umum digunakan sebagai
serat. Namun, teknologi komposit saat ini telah banyak menggunakan karbon
murni sebagai serat. Serat karbon memiliki kekuatan yang jauh lebih baik
dibanding serat kaca tetapi biaya produksinya juga lebih mahal. Komposit dari
serat karbon memiliki sifat ringan dan juga kuat. Komposit jenis ini banyak
digunakan untuk struktur pesawat terbang, alat-alat olahraga, dan terus
meningkat digunakan sebagai pengganti tulang yang rusak.
Selain serat kaca, polimer yang biasanya menjadi matriks juga dapat
dipakai sebagai serat atau penguat. Contohnya, kevlar merupakan serat polimer
yang sangat kuat dan dapat meningkatkan toughness dari material komposit.
Kevlar dapat digunakan sebagai serat dari produk komposit untuk struktur
ringan yang handal, misalnya bagian kritis dari struktur pesawat terbang.
Sebenarnya, material komposit bukanlah pengguaan asli dari kevlar. Kevlar
dikembangkan untuk pengganti baja pada ban radial dan untuk membuat rompi
atau helm antipeluru.
Untuk tujuan khusus, digunakan matriks dari keramik, karbon dan logam.
Contohnya, keramik digunakan untuk material komposit yang didesain bekerja
pada temperatur sangat tinggi dan karbon digunakan untuk produk yang
menerima gaya gesek seperti bearing dan gir.
1. Rotan
Penelitian yang dilakukan adalah proses pengambilan serat dari batang rotan,
menghitung massa jenis serat, menguji kekuatan tarik serat, menguji kekuatan
tarik resin poliester, membuat komposit dengan matriks poliester dengan orientasi
serat random dan anyaman, menguji kekuatannya dengan pengujian kekuatan
tarik komposit serta membandingkan hasilnya dengan komposit serat gelas.
Dari hasil penelitian didapat bahwa diameter serat yang didapat masih terlalu
besar, kekuatan komposit serat rotan meningkat seiring peningkatan fraksi serat
(yang menunjukkan adanya penguatan dari serat rotan), serta hasil perbandingan
dengan serat gelas, kekuatan serat dan komposit serat rotan masih dibawah
komposit serat gelas, dengan perbandingan untuk komposit serat random pada
fraksi berat 20%, komposit serat rotan masih 2/3 kali kekuatan komposit serat
gelas, dan untuk komposit serat anyaman, pada fraksi berat serat 40 %, komposit
serat rotan masih ¼ kali kekuatan komposit serat gelas.
2. Bambu
Bambu adalah tanaman termasuk Bamboidae, salah satu anggota sub familia
rumput, pertumbuhannya sangat cepat. Pada masa pertumbuhan, bamboo tertentu
dapat tumbuh vertikal 5cm per jam, atau 120 cm per hari. Tanaman bambu
mempunyai ketahanan yang luar biasa. Rumput bambu yang telah dibakar, masih
dapat tumbuh lagi. Bambu dapat tumbuh di lahan yang sangat kering seperti di
kepulauan Nusa Tenggara atau di lahan yang banyak disirami air hujan seperti
Parahiyangan.
Di dunia tercatat lebih dari 75 genus dan 1250 spesies bambu. Bambu yang ada
di Asia Selatan dan Asia Tenggara kira-kira 80% dari keseluruhan yang ada di dunia.
Genus Bambusa mempunyai jumlah spesies yang paling banyak, dan terutama
banyak terdapat di daerah tropis, termasuk Indonesia.
Karakteristik Bambu
Adapun beberapa sifat fisik penting bambu antara lain sebagai berikut :
• Wettability
Wettability menunjukkan kemampuan cairan untuk menempel pada permukaan
benda padat. Wettability memberikan pengaruh yang cukup besar pada adhesi.
• Kandungan air
Kandungan air merupakan sifat fisik bambu yang penting karena
mempengaruhi sifat mekanik dari bambu. Kandungan air pada batang bamboo setelah
di potong adalah antara 50-99% sementara bambu yang telah kering adalah sekitar
12-18%.
• Berat jenis
Bambu memiliki berat jenis yang berkisar antara 600-900 kg/m3 . Untuk jenis bambu
tali memiliki berat jenis rata-rata 820 kg/m3. Penelitian di bidang bambu juga
dilakukan oleh Morisco pada tahun 1994-1999. Semua spesimen dibuat dari bambu
yang tanpa buku. Sebagai pembanding dipakai baja tulangan beton dengan tegangan
luluh sekitar 2400Kg/cm2 . Pengujian memakai mesin Universal Testing Machine
merk UNITED dengan kapasitas tarik 13,6 ton. Mesin uji dilengkapi dengan
computer yang dapat memberi keluaran berupa diagram tegangan-regangan.
Dalam makalah ini jenis bambu yang dipilih sebagai serat penguat pada
sistem material komposit adalah bambu tali dengan pertimbangan bahwa bamboo ini
bersifat kuat, liat, lurus, serta paling baik untuk anyaman. Bambu tali tidak mudah
terserang hama bubuk, sekalipun tidak diawetkan.
Abu sekam padi ternyata mengandung senyawa silika cukup tinggi. Hasil
analisa menunjukkan kandungan SiO2 93 %, pH = 8, kadar air 2,70 %, luas
permukaan butiran 68 m2/gr pada ukura butir – 325 Mesh. Abu dengan sifat
demikian terbukti dapat dipakai sebagai bahan penguat komposit karet alam.
Bila nilai tegangan putus dan modulus 300 % dipakai indikator untuk
menilai kekuatan dari komposit karet, maka secar umum kekuatan komposit abu –
karet masih lebih rendah daripada kekuatan komposit silika sintesis – karet.
Komposit abu – karet hanya mampu mencapai nilai tegangan putus dan modulus
300 % masing- masing 157 kg/cm2 dan 57 kg/cm2 sedangkan komposit silika
sintesis – karet mencapai 210 kg/cm2 dan 77 kg/cm2. Dari uji dengan SEM
(Scanning Electron Microscope) dikatehui bahwa interaksi abu – karet masih
belum efektif terbukti dengan adanya gejala ‘dewetting’ pada bidang antar
mukanya.
V. KEGUNAAN BAHAN KOMPOSIT
a. Angkasa luar
- Komponen kapal terbang
- Komponen Helikopter
- Komponen satelit
- Dan lain-lain
b. Automobile
- Komponen mesin
- Komponen kereta
- Dan lain-lain
c. Olah raga dan rekreasi
- Sepeda
- Stick golf
- Raket tenis
- Sepatu olah raga
- Dan lain-lain
d. Industri Pertahanan
- Komponen jet tempur
- Peluru
- Komponen kapal selam
- Dan lain-lain
e. Industri Pembinaan
- Jembatan
- Terowongan
- Rumah
- Dan lain-lain
f. Kesehatan
- Kaki palsu
- Sambungan sendi pada pinggang
- Dan lain-lain
g. Marine / Kelautan
- Kapal layar
- Kayak
- Dan lain-lain
h. Dan lain-lain