Makalah Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah Ejaan Bahasa Indonesia
Oleh :
2014
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian lain ejaan ialah seperangkat aturan atau kaidah yang mengatur
cara melambangkan bunyi, cara memisahkan atau menggabungkan kata dan cara
menggunakan tanda baca. Dalam sistem ejaan suatu bahasa ditetapkan bagaimana
fonem-fonem dalam bahasa itu dilambangkan. Lambang fonem itu dinamakan
huruf. Susunan sejumlah huruf dalam suatu bahasa disebut abjad.
Dalam menyusun ejaan tersebut, Van Ophuijsen dibantu oleh dua orang
pakar bahasa dari Melayu, yaitu Engkoe Nawawi Soetan Ma’moer dan
Moehammad Thaib Soetan Ibrahim. Dengan menggabungkan dasar-dasar ejaan
Latin dan ejaan Belanda, Van Ophuijsen dan teman-teman berhasil membuat
ejaan bahasa Melayu, yang ejaan tersebut diresmikan pemakaiannya pada tahun
1901. Ejaan ini dipakai selama 46 tahun. Huruf-huruf yang mendukung Ejaan
Ophuijsen adalah sebagai berikut :
Bunyi vokal A è E i o u
Bunyi diftong ai Au Oi oe
Bunyi konsonan B P M g k ng
D T N dj tj nj
R S L j h w
Bunyi hamzah ‘
Bunyi ain ‘
Bunyi trema
Bunyi asing ch Sj Z
Ejaan ini belum dikatakan berhasil karena Van Ophuijsen dan teman-
temannya mendapat kesulitan memelayukan tulisan beberapa kata yang diambil
dari bahasa Arab yang mempunyai warna bunyi bahasa yang khas. Oleh sebab itu,
dia memlilih bunyi ch, sj, z, f, secara tidak taat asas karena sudah banyak bahasa
Arab yang dimelayukan sehingga empat huruf itu tidak terpakai dengan
baik.kemudian muncul persoalan warna bunyi dari Arab yang disebut hamzah
dan ain yang dilambangkan masing-masing dengan tanda apostrof (‘). Kesukaran-
kesukaran itu selalu diperbaiki dan disempurnakan oleh Van Ophuijsen. Ejaan
tersebut secara lengkap termuat dalam buku yang berjudul Kitab Logat Melajoe.
Pada tahun 1926 sistem ejaan mendapat bentuk yang tetap.
2. Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
Beberapa tahun sebelum Indonesia merdeka yakni pada masa pendudukan
Jepang, pemerintah sudah mulai memikirkan keadaan ejaan kita yang tidak
mampu mengikuti perkembangan ejaan internasional. Oleh sebab itu, Pemerintah
melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melakukan pengubahan ejaan untuk
menyempurnakan ejaan yang dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, pada tahun 1947 muncullah
sebuah ejaan baru sebagi pengganti ejaan Van Ophuijsen. Ejaan tersebut
diresmikan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Dr. Soewandi , pada tanggal 19 Maret 1947. Hal-hal yang menonjol
dalam Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi adalah sebagai berikut :
a. Huruf “oe” diganti dengan “u”, seperti dalam kata berikut :
Goeroe menjadi guru
Itoe menjadi itu
Oemoer menjadi umur
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan “k”, seperti dalam kata
berikut :
Tida’ menjadi tidak
Ra’yat menjadi rakyat
Pa’ menjadi pak
c. Angka dua boleh dipakai untuk menyatakan pengulangan, seperti dalam
kata berikut :
Anak-anak menjadi anak2
Berjalan-jalan menjadi ber-jalan2
d. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya, seperti dalam kata berikut :
Diluar (kata depan), dikebun (kata depan), ditulis (awalan), ditimpa
(awalan)
e. Tanda trema tidak dipakai lagi sehingga tidak ada perbedaan antar suku
kata diftong, seperti dalam kata berikut :
Didjoeempai menjadi didjumpai
Moelai menjadi mulai
f. Tanda aksen pada huruf e tidak dipakai lagi, seperti dalam kata berikut :
Èkor menjadi ekor
Hèran menjadi heran
g. Di hadapan tj dan dj, bunyi sengau ny dituliskan dengan n untuk
mengindah cara tulis
Menjtjuri menjadi mentjuri
Menjdjual menjadi mendjual
h. Ketika memotong kata-kata di ujung baris, awalan dan akhiran dianggap
sebagai suku-suku kata yang terpisah
Be-rangkat menjadi ber-angkat
Atu-ran menjadi atur-an
i. Huruf-huruf q, x, dan y tidak diatur pemakaiannya dalam ejaan, huruf c
hanya dipakai dalam hubungannya dengan huruf ch.
3. Ejaan Malindo
Ejaan Malindo (Melayu-Indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan
ejaan Melayu dan Indonesia. Perumusan ini berangkat dari kongres Bahasa
Indonesia tahun 1954 di Medan, Sumatera Utara. Ejaan Malindo ini belum sempat
diterapkan dalam kegiatan sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara
Indonesia dan Malaysia.
4. Ejaan yang Disempurnakan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) diresmikan oleh presiden soeharto
pada 16 agustus 1972. Dikatakan Ejaan Yang Disempurnakan karena merupakan
penyempurnaan dari ejaan yang telah ada sebelumnya. Kebijakan baru yang
ditetapkan dalam EYD antara lain :
a. Perubahan huruf
1. Pemakaian huruf
2. Penulisan huruf
3. Penulisan kata
4. Penulisan unsur serapan
5. Pemakaian tanda baca
D. Fungsi Ejaan
1. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
2. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan
3. Penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://kesmas-fkm.blogspot.com/2012/12/contoh-makalah-ejaan.html
http://muhammadfahliadi.blogspot.com/2013/09/pengertian-ejaan.html
http://ejaanindonesia.blogspot.com/
http://budipurnomoagung.blogspot.com/2013/11/fungsi-ragam-bahasa-dan-ejaan.html