Anda di halaman 1dari 13

1

PERBEDAAN POLA MAKAN DAN KADAR HEMOGLOBIN


ANTARA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN IBU HAMIL
PRIMIGRAVIDA MUDA DI PUSKESMAS SELO
KABUPATEN BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan sebagai salah satu syarat


Untuk meraih gelar Sarjana Gizi

Disusun oleh :

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
2

PERBEDAAN POLA MAKAN DAN KADAR HEMOGLOBIN ANTARA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN
IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA MUDA DI PUSKESMAS SELO KABUPATEN BOYOLALI. (HARNING
WIDIUTAMI)
3

PERBEDAAN POLA MAKAN DAN KADAR HEMOGLOBIN ANTARA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN
IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA MUDA DI PUSKESMAS SELO KABUPATEN BOYOLALI. (HARNING
WIDIUTAMI)

1
PENELITIAN

PERBEDAAN POLA MAKAN DAN KADAR H EMOGLOBIN ANTARA


IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA
MUDA DI PUSKESMAS SELO KABUPATEN BOYOLALI

Harning Widiutami *
Muwakhidah, SKM., M.Kes**
Dyah Widowati, SKM.***

Abstrak

Hampir 50 % perempuan Indonesia menikah pertama di bawah usia 19


tahun. Perkawinan muda terjadi pada perempuan di pedesaan, berpendidikan
rendah, berstatus ekonomi miskin, kelompo k tani, nelayan dan buruh.
Perkawinan usia muda menimbulkan risiko kematian ibu saat melahirkan dan
risiko kematian pada anak yang dilahirkan. Di Indonesia prevalensi anemia
defisiensi besi ibu hamil 50,5 %, remaja putri usia 10-18 tahun 57,1% dan usia
19-45 tahun 39,5%. Hasil survey anemia ibu hamil di Puskesmas Selo tahun
2012 sebesar 56,7% ibu hamil mengalami anemia. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis perbedaan pola makan dan kadar hemoglobin antara ibu hamil
primigravida dengan ibu hamil primigravida muda di Puskesmas Selo Kabupaten
Boyolali. Metode Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan
desain cross sectional. Subjek penelitian sebanyak 70 ibu hamil primigravida dan
primigravida muda yang dipilih secara simple random sampling. Kadar
hemoglobin diukur menggunakan metode Hemometer dengan alat Hemocue.
Analisis statistik menggunakan uji chi square dan independen sample t-test. Hasil
dari penelitian ini adalah status anemia subjek penelitian adalah 45,7%. Rata-
rata kadar hemoglobin ibu hamil primigravida adalah 11.16 ± 1.11 gr% dan ibu
hamil primigravida muda adalah 10.66 ± 1.64 gr%. Analisis statistik
menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan jenis makanan subjek
penelitian (p=0.039), tidak ada perbedaan frekuensi makan subjek penelitian
(p=0.771), tidak ada perbedaan kadar hemoglobin subjek penelitian di
Puskesmas Selo Kabupaten Boyolali (p=0.136). Kesimpulan penelitian ini adalah
terdapat perbedaan jenis makanan subjek penelitian dan tidak terdapat
perbedaan frekuensi ma kan dan kadar hemoglobin ibu hamil primigravida
dengan ibu hamil primigravida muda di Puskesmas Selo Kabupaten Boyolali.

Kata Kunci : Pola makan, Kadar hemoglobin, ibu hamil primigravida, ibu
hamil primigravida muda.
4
2

PERBEDAAN POLA MAKAN DAN KADAR HEMOGLOBIN ANTARA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN
IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA MUDA DI PUSKESMAS SELO KABUPATEN BOYOLALI. (HARNING
WIDIUTAMI)

THE DIFFERENCE IN FOOD PATTERN AND HEMOGLOBIN LEVEL


BETWEEN PRIMIGRAVIDA PREGNANT WOMEN AND YOUNG
PRIMIGRAVIDA PREGNANT WOMEN IN PUSKESMAS
SELO BOYOLALI

Harning Widiutami *
Muwakhidah, SKM., M.Kes**
Dyah Widowati, SKM.***

Abstract

Almost 50% of Indonesian women get married under 19 years old .. Early
marriage is commonly generated by such factors as rural area of living, less
sufficient education, and poverty. Those conditions mainly happen on farmer,
fisherman and labour. In addition, early marriage also leads to mother’s death
upon childbirth as well as the baby himself. In Indonesia, the prevalence of
anemia 50.5% in pregnant women, 57.1% in teenagers of 10 – 18, and 39.5% in
adult of 19 – 45 years old. Based on anemia survey conducted in Puskesmas
Selo, as much as 56.7% of pregna nt women experienced anemia. This objective
reserach is to analyze the difference in food pattern and hemoglobin level
between primigravida pregnant woman and young primigravida pregnant woman
in Puskesmas Selo Boyo lali. Research method in this research applied
observational one which applied cross sectional design. Subjects of this research
was 70 primigravida and young primigravida pregnant women who were selected
using simple random sampling method. Hemoglobin level was measured using
hemometer method and the instrument was hemo cue. This measurement was
carried out by the officers from UPT Puskesmas Selo Boyolali. Statistical analysis
applied was chi square test and independent sample t test. Result this research
are the prevalence of anemia was 45.7%. The average of hemoglobin level of
primigravida pregnant women was 11.16 gr% ± 1.11 while the counterpart’s
hemoglobin level was 10.66 gr% ± 1.64. From statistical analysis, there is
significant differe nce in types of food subjects research (p=0.039), there is no
significant difference in food frequency subjects research (p=0.771), there is no
significant hemoglobin level between primigravida pregnant women and young
primigravida pregnant women. This is showed in p = 0.136. This research
conclusion are there is significant difference in types of food subjects research
and there is no significant difference in food frequency and hemoglobin level
between primigravida pregnant women and young primigravida pregnant women
in Puskesmas Selo Boyolali.

Keywords: Food pattern, hemoglobin level, primigravida, young


primigravida
3
PERBEDAAN POLA MAKAN DAN KADAR HEMOGLOBIN ANTARA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN
IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA MUDA DI PUSKESMAS SELO KABUPATEN BOYOLALI. (HARNING
WIDIUTAMI)

PENDAHULUAN kematian pada wanita hamil usia


muda yaitu komplikasi kehamilan,
Gizi merupakan salah satu kelahiran bayi, dan pengguguran
penentu kualitas sumber daya yang tidak aman. Kehamilan pada
manusia. Kekurangan gizi dapat usia muda (< 20 tahun) termasuk
menyebabkan kegagalan dalam kriteria kehamilan risiko tinggi,
pertumbuhan fisik dan dapat meningkatkan morbiditas dan
perkembangan kecerdasan, mortalitas pada ibu atau janin yang
menurunnya produktifitas kerja dan dikandungnya (Prianita, 2011).
menurunnya daya tahan tubuh yang Hasil Riskesdas (2010)
dapat meningkatkan angka mengungkap kan, hampir 50 %
kesakitan dan kematian. Kecukupan perempuan menikah pertama di
gizi sangat diperlukan oleh setiap bawah usia 19 tahun. Pernikahan ini
individu sejak janin masih dalam berdampak pada kesehatan
kandungan, bayi, anak, masa reproduksi ibu dan harapan hidup
remaja, dewasa sampai usia lanjut. bayi yang dilahirkan . Perempuan
Ibu atau calon ibu merupakan yang perkawinan pertamanya umur
kelompok rawan karena 15-19 tahun sebanyak 41,9% dan
membutuhkan gizi yang cukup yang menikah pada usia 10-14
sehingga harus dijaga status gizi tahun sebanyak 4,8%. Perkawinan
dan kesehatannya agar dapat muda umumnya terjadi pada
melahirkan bayi yang sehat (Dewi, perempuan di pedesaan,
2006). berpendidikan rendah, berstatus
Be rb a g a i p e n e l i t ia n ekonomi miskin, serta kelompok tani,
menunjukkan bahwa status gizi ibu nelayan dan buruh. Karena terjadi
tidak hanya memberikan dampak pada kelompok sosial ekonomi
negatif terhadap status kesehatan miskin perkawinan usia muda
dan risiko kematian dirinya tetapi menimbulkan risiko kematian ibu
juga terhadap kelangsungan hidup saat melahirkan dan risiko kematian
dan perkembangan janin yang pada anak yang dilahirkan juga
dikandungnya sampai usia dewasa. meningkat.
Status gizi ibu menjadi penting Salah satu penyebab dari
karena di Indonesia persentase morbiditas dan mortalitas ibu atau
kehamilan pada usia muda di bawah janin yang dika ndung adalah karena
usia 20 tahun masih cukup tinggi anemia zat besi. Departemen
yaitu 12%. Kekurangan gizi sejak Kesehatan telah menetapkan batas
remaja menyebabkan ibu hamil kadar hemoglobin normal dalam
mengalami anemia yang darah untuk wanita dewasa adalah =
membahayakan persalinan. Apabila 12 mg dan untuk wanita hamil
dikaitkan dengan Angka Kematian adalah = 11 mg (Depkes RI, 2009).
Ibu layanan kesehatan tidak cukup Di Indonesia prevalensi anemia
dilakukan pada saat ibu hamil, tetapi defisiensi besi pada remaja putri
dimulai sejak perempuan dalam tahun 2006, yaitu 28% (Depkes RI,
kandungan (Depkes RI 2010). 2007). Data Survei Kesehatan
Pada saat ini ada Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004
kecenderungan wanita hamil atau menyatakan bahwa prevalensi
melahirkan pertama kali pada usia anemia gizi pada ibu hamil 50,5%,
35 tahun atau lebih, tetapi kehamilan remaja putri usia 10 -18 tahun 57,1%
pada usia muda juga menunjukan dan usia 19-45 tahun 39,5%
peningkatan. Penyebab utama (Ismiati, 2007).
4
PERBEDAAN POLA MAKAN DAN KADAR HEMOGLOBIN ANTARA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN
IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA MUDA DI PUSKESMAS SELO KABUPATEN BOYOLALI. (HARNING
WIDIUTAMI)

Usia seorang perempuan hamil dan melahirkan. Umur ibu


dapat mempengaruhi emosi selama primigravida muda (<20 tahun) dan
kehamilannya. Remaja yang hamil primigravida tua (>35 tahun)
memerlukan lebih banyak perhatian mempunyai risiko yang lebih besar
dari lingkungan untuk meningkatkan untuk mengalami anemia. Hasil
kesehatan secara optimal kebutuhan penelitian Fanny (2011) membantah
secara psikologi maupun sosial bahwa umur ibu yang mengalami
untuk dirinya dan janin yang anemia adalah kelompok umur risiko
dikandungnya. Kehamilan diusia tinggi primigravida muda dan
kurang dari 20 tahun secara biologis primigravida tua (<20 tahun dan >35
belum optimal emosinya cenderung tahun) sebanyak 17,09%,
labil, mentalnya belum matang sedangkan kelompok umur risiko
sehingga mudah mengalami rendah primigravida (20 – 35 tahun)
keguncangan yang mengakibatkan sebanyak 82,91%. Ha l tersebut tidak
kurangnya perhatian terhadap sesuai dengan teori yang
pemenuhan kebutuhan zat-zat mengatakan bahwa ibu hamil usia
gizinya (Sulistyoningsih, 2011). 20 – 35 tahun merupakan kurun
Pengetahuan merupakan faktor waktu sehat, dimana alat reproduksi
yang sangat penting dalam sudah matang, psikologi ibu sudah
membentuk tindakan seseoran g. siap mengalami kehamilan dan
Tingkat pendidikan ibu hamil dapat persalinan.
diperoleh dari pendidikan formal, Salah satu penyebab
informal dan non formal. Tingkat kurangnya asupan zat besi adalah
pengetahuan ibu hamil akan karena pola makan masyarakat
mempengaruhi perilaku gizi yang Indonesia yang masih didominasi
berdampak pada pola kebiasaan sayuran sebagai sumber zat besi
makan yang pada akhirnya dapat (non heme iron), sedangkan daging
mengurangi risiko terjadinya anemia dan protein hewani lain (ayam dan
(Notoatmodjo, 2003) ikan) yang diketahui sebagai sumber
Semakin muda umur ibu hamil zat besi yang baik (heme iron)
maka semakin berisiko untuk jarang dikonsumsi terutama oleh
terjadinya anemia. Ibu hamil remaja masyarakat pedesaan sehingga hal
memiliki prevalensi anemia ini menyebabkan rendahnya
kehamilan lebih tinggi dibanding ibu penggunaan dan penyerapan zat
berusia 20 sampai 35 tahun. Hal ini besi (Ismiati, 2007).
disebabkan pada remaja putri terjadi Wilayah Kecamatan Selo
puncak pertumbuhan sehingga terletak di antara gunung Merapi dan
kebutuhan zat besi meningkat yaitu Merbabu yang merupakan dataran
untuk pertumbuhan, ditambah lagi tinggi. Sebagian besar mata
jika hamil maka kebutuhan zat besi pencaharian penduduk Selo adalah
lebih besar. Wanita cenderung petani dan rata-rata masyarakat
mempunyai simpanan zat besi yang hanya menempuh pendidikan tingkat
lebih rendah dibandingkan pria, dasar. Berdasarkan hasil survey
sehingga membuat wanita lebih anemia ibu hamil di Puskesmas Selo
rentan mengalami defisiensi zat besi dengan menggunakan metode Sahli
saat asupan zat besi kurang atau pada tahun 2012 sebesar 56,7% ibu
kebutuhan meningkat (Arumsari, hamil mengalami anemia. Dari data
2008). tersebut peneliti ingin mengetahui
Usia 20 – 35 tahun adalah perbedaan pola makan dan kadar
periode yang paling aman untuk hemoglobin antara ibu hamil
5
PERBEDAAN POLA MAKAN DAN KADAR HEMOGLOBIN ANTARA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN
IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA MUDA DI PUSKESMAS SELO KABUPATEN BOYOLALI. (HARNING
WIDIUTAMI)

primigravida dengan primigravida Data primer yang terdiri dari


muda di Puskesmas Selo Kabupaten karakteristik ibu hamil yaitu meliputi
Boyolali. nama, umur, alamat, umur
Tujuan Penelitian ini adalah kehamilan, pola makan dan data
mengetahui perbedaan pola makan kadar hemoglobin yang diperoleh
dan kadar hemoglobin antara ibu secara langsung melalui wawancara
hamil primigravida dengan ibu hamil menggunakan kuesioner dan
primigravida muda di Puskesmas pemeriksaan kadar hemoglobin oleh
Selo Kabupaten Boyolali petugas.
Hipotesis dalam penelitian Wawancara kuesioner
adalah sebagai berikut : langsung pada sampel untuk data
1. Ada perbedaan pola makan nama, umur, alamat, umur
antara ibu hamil primigravida kehamilan, dan kebiasaan makan.
dengan ibu hamil primigravida Pengambilan sampel darah untuk
muda di Puskesmas Selo pemeriksaan kadar hemoglobin yang
Kabupaten Boyolali dilakukan oleh petugas laboratorium
2. Ada perbedaan kadar Puskesmas Selo. Metode
hemoglobin antara ibu hamil pemeriksaan kadar hemoglobin
primigravida dengan ibu hamil menggunakan metode Hemometer
dengan alat Hemocue.
primigravida muda di Puskesmas Analisis univariat dilakukan
Selo Kabupaten Boyolali untuk mendeskripsikan data
. karakteristik subjek, kadar
hemoglobin, pendidikan, umur
METODE PE NELITIAN kehamilan dan pola makan.
Analisisnya berupa analisis
Jenis penelitian ini adalah persentase tentang kadar
observasional. Rancangan hemoglobin, pendidikan, umur
penelitiannya menggunakan kehamilan, jenis dan frekuensi
pendekatan cross sectional. Peneliti makan ibu hamil primigravida dan
akan mengambil data variabel bebas primigravida muda.
(umur ibu hamil) maupun variabel Bivariat analitik digunakan
terikat (pola makan, kadar untuk menguji perbedaan pola
hemoglobin) pada waktu yang sama. makan dan kadar hemoglobin antara
Penelitian dilakukan di wilayah ibu hamil primigravida dengan ibu
Puskesmas Selo, Kecamatan Selo, hamil primigravida muda. Uji statistik
Kabupaten Boyolali. Penelitian yang digunakan untuk membuktikan
dilakukan selama bulan Oktober hipotesis adalah uji kolmogorov
smirnov untuk mengetahui
2012 sampai bulan Mei 2013. normalitas data. Uji statistik yang
Populasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
adalah ibu hamil primigravida dan perbedaan pola makan (jenis
ibu hamil primigravida muda yang makanan, frekuensi makan) adalah
ada di wilayah Puskesmas Selo dengan uji Chi Square. Uji
sebanyak 107 ibu hamil. Sampel independen sample t-test yaitu untuk
digunakan sebanyak 35 ibu hamil mengetahui perbedaan kadar
primigravida dan ibu hamil hemoglobin pada ibu hamil
primigravida muda sebanyak 35 primigravida dengan ibu hamil
yang diambil dengan menggunakan primigravida muda.
probability sampling dengan cara
simple random sampling.
6
PERBEDAAN POLA MAKAN DAN KADAR HEMOGLOBIN ANTARA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN
IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA MUDA DI PUSKESMAS SELO KABUPATEN BOYOLALI. (HARNING
WIDIUTAMI)

HASIL PENELITIAN mendistribusikan makanan kepada


seluruh anggota keluarga.
Karakteristik subjek penelitian dilihat Pengetahuan yang kurang
dari tingkat pendidikan dan umur menyebabkan kesalahan pola
kehamilan. Tingkat pendidikan makan dan pemilihan bahan
subjek penelitian dikelompokkan makanan di mana hal tersebut cukup
menjadi pendidikan dasar (SD, berperan dalam terjadinya anemia.
SMP) dan pendidikan lanjutan (SMA, Sebaliknya dengan pengetahuan gizi
PT). yang cukup dapat mengubah
Tabel 1. perilaku seseorang yang tidak benar
Karakteristik Subjek Penelitian
Primigravida Primigravida
sehingga seseorang dapat memilih
Muda bahan makanan bergizi dan
Tingkat n % n % menyusun menu seimbang sesuai
Pendidikan dengan kebutuhan dan selera, serta
Dasar 27 77.1 33 94.3
Lanjutan 8 22.9 2 5.7 akan mengetahui akibat kekurangan
Total 35 100.0 35 100.0 gizi.
Menurut Sinatra (2009) pada
Umur n % n %
Kehamilan umur kehamilan trimester 2 terjadi
Trimester 2 28 80.0 26 74.3 peningkatan rata -rata volume darah
Trimester 3 7 20.0 9 25.7
Total 35 100.0 35 100.0 40-45% yang diakibatkan
Tingkat pendidikan subjek peningkatan volume plasma 45-65%
penelitian primigravida muda 94,3% dan penambahan volume eritrosit
adalah pendidikan dasar dan subjek 450 ml atau 33%. Hal tersebut
penelitian primigravida sebanyak menyebabkan hemodilusi dan
77,1%. Umur kehamilan subjek penurunan level hemoglobin yang
penelitian primigravida sebanyak akan berpengaruh pada kejadian
80,0% pada kehamilan trimester 2 anemia defisiensi besi. Seiring
sedangkan 74,3% subjek penelitian dengan bertambahnya umur
primigravida muda pada kehamilan kehamilan, zat besi yang dibutuhkan
trimester 2. semakin banyak, sehingga risiko
Menurut Fanny (2011), tingkat anemia zat besi semakin besar.
Tabel 2.
pendidikan pada wanita hamil yang Pola Makanan Subjek Penelitian
masih rendah mempunyai pengaruh
besar terhadap pelayanan Primigravida Primigravida Muda
kesehatan. Pendidikan setara SMA Jenis Makanan n % n %
Beraga m 15 42.9 7 20.0
atau di atasnya termasuk risiko Tidak Beragam 20 57.1 28 80.0
rendah dan tingkat pendidikan Tota l 35 100.0 35 100.0
kurang atau setara SMP adalah
Frekuensi
risiko tinggi untuk terjadinya anemia. Makan
Irawati dan Farurrozi (1992) juga Sering 28 80.0 27 77.1
menyatakan bahwa tingkat Tidak Sering 7 20.0 8 22.9
Total 35 100.0 35 100.0
pendidikan yang rendah akan
menyebabkan berbagai Konsumsi
keterbatasan pengetahuan, sikap Tablet Besi
Ya 33 94.3 30 85.7
dan tindakan dalam menangani Tidak 2 5.7 5 14.3
masalah gizi. Pengetahuan gizi Total 35 100.0 35 100.0
yang dimiliki ibu hamil dapat Kebiasaan
Minum Teh
menentukan jumlah pangan dan Minum 24 80.0 34 97.1
jenis pangan yang dikonsumsi, Tidak 7 20.0 1 2.9
Total 35 100.0 35 100.0
mengolah, menyajikan dan
7
PERBEDAAN POLA MAKAN DAN KADAR HEMOGLOBIN ANTARA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN
IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA MUDA DI PUSKESMAS SELO KABUPATEN BOYOLALI. (HARNING
WIDIUTAMI)

Pada penelitian ini 80,0% subjek subjek penelitian ibu hamil


penelitian primigravida muda primigravida sebanyak 20,0% dan
mengkonsumsi makanan tidak subjek penelitian ibu hamil
beragam dan 57,1% subjek primigravida muda sebanyak 22,9%.
penelitian primigravida Baik subjek penelitian primigravida
mengkonsumsi makanan tidak dan primigravida muda hanya
beragam. Jenis makanan subjek makan 2 kali sehari yaitu makan
penelitian lebih dari separuhnya siang dan malam. Menurut Khomsan
tidak beragam yaitu sebesar 68,6%. (2006) frekuensi makan akan
Jenis makanan yang dikonsumsi menentukan jumlah makanan yang
oleh subjek penelitian hanya terdiri masuk ke dalam tubuh seseorang,
dari makanan pokok (nasi, mie sehingga akan menentukan tingkat
instan, jagung), lauk nabati (tahu, kecukupan gizi.
tempe) dan sayur (daun adas, kol, Subjek penelitian primigravida
labu siam, sawi). Lauk hewani (telur, yang tidak mengkonsumsi tablet besi
ikan) yang merupakan sumber zat sebanyak 5,7% dan pada subjek
besi dan buah (rambutan, apel) yang penelitian primigravida muda
mengandung sumber vitamin C yang sebanyak 14,3%. Subjek penelitian
dapat meningkatkan penyerapan zat yang tidak mengkonsumsi tablet besi
besi yang berasal dari non heme karena masih mual, tablet besi dari
hanya dikonsumsi 2 kali dalam program Dinas Kesehatan rasanya
seminggu. tidak enak dan subjek penelitian
Menurut Arumsari (2008) belum tahu manfaat dari tablet besi.
bioavailabilitas zat besi dalam Subjek penelitian primigravida
makanan sangat dipengaruhi oleh yang minum teh sebanyak 80,0%
faktor pendorong dan penghambat. dan primigravida muda sebanyak
Faktor pendorong penyerapan zat 97,1%. Sebagian besar ibu hamil
besi antara lain adalah besi heme baik yang primigravida maupun yang
yang terdapat pada daging, unggas, primigravida muda mempunyai
ikan, vitamin C yang terdapat dalam kebiasaan minum teh setiap hari (>
buah-buahan dan makanan 5 gelas) karena wilayah Kecamatan
fermentasi seperti asinan dan kecap. Selo adalah daerah dataran tinggi
Makanan tersebut tidak dikonsumsi sehingga lebih enak minum teh
oleh subjek penelitian setiap hari, hangat/panas. Kebiasaan minum teh
sehingga penyerapan zat besi setelah makan mempunyai dampak
kurang baik. dalam penurunan kadar hemoglobin,
Frekuensi makan subjek karena dalam teh terkandung tanin
penelitian termasuk kategori sering yang bersifat inhibitor terhadap
apabila subjek penelitian sehari absorpsi zat besi (Argana, 2004).
makan = 3 kali/hari dan tidak sering
Tabel 3.
apabila < 3 kali/hari. Sebagian besar
Status Anemia Subjek Penelitian
subjek penelitian frekuensi
makannya sering tetapi rata-rata Status
subjek penelitian makan 3 kali/hari. Umur Ibu Anemia Total
Normal Anemia
Ibu hamil memerlukan tambahan Hamil
energi sebesar 350 kkal selama n % n % n %
trimester 2 dan 3 yang dapat Primigravida 19 54.3 16 45.7 35 100
Primigravida 19 54.3 16 45.7 35 100
diperoleh dengan menambah muda
frekuensi makan dalam sehari. Tabel 3 menunjukkan status
Frekuensi makan tidak sering pada anemia subjek penelitian
8
PERBEDAAN POLA MAKAN DAN KADAR HEMOGLOBIN ANTARA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN
IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA MUDA DI PUSKESMAS SELO KABUPATEN BOYOLALI. (HARNING
WIDIUTAMI)

primigravida dan primigravida muda sebanyak 22,9%. Ibu hamil di


adalah 45,7%. Berdasarkan besaran wilayah Kecamatan Selo baik yang
anemia tersebut maka telah dapat primigravida maupun yang
disebutkan sebagai masalah primigravida muda masih ada yang
kesehatan masyarakat karena mempunyai kebiasaan tidak sarapan
Departemen Kesehatan menetapkan pada pagi hari.
ambang batas masalah anemia
pada ibu hamil adalah > 15%. Perbedaan Kadar Hemoglobin
Subjek Penelitian Primigravida
dan Primigravida Muda
Perbedaan Pola Makan Subjek
Tabel. 4
Penelitian Primigravida dan Kadar Hemoglobin Subjek Penelitian
Primigravida Muda Variabel Min Maks Rata- SD p
rata value
Pola makan subjek penelitian Kadar
Hemoglobin
dilihat dari jenis makanan dan Ibu Hamil 8.7 13.3 11.16 1.11
frekuensi makan pada ibu hamil Primigravida
primigravida dan ibu hamil (gr%) 0.136
Kadar
primigravida muda. Hasil uji Chi Hemoglobin
Square menunjukkan terdapat Ibu Hamil 6.3 14.1 10.66 1.64
Primigravida
perbedaan jenis makanan subjek Muda (gr%)
penelitian ibu hamil primigravida
dengan subjek penelitian ibu hamil Rata -rata kadar hemoglobin
primigravida muda (p = 0.039). Jenis subjek penelitian primigravida
makanan tidak beragam pada ibu adalah 11.16 + 1.11 gr%. dan rata-
hamil primigravida sebanyak 57,1% rata kadar hemoglobin subjek
dan ibu hamil primigravida muda penelitian primigravida muda adalah
sebanyak 80,0%. 10.66 + 1.64 gr%. Hasil uji
Menurut Sulistyoningsih independen t test menunjukkan tidak
(2011) kehamilan pada usia kurang terdapat perbedaan yang signifikan
dari 20 tahun dapat menyebabkan antara kadar hemoglobin subjek
anemia karena secara biologis penelitian primigravida dengan
belum optimal emosinya cenderung kadar hemoglobin subjek penelitian
labil yang dapat mengakibatkan primigravida muda (p = 0.136).
kurangnya perhatian terhadap Tidak adanya perbedaan yang
pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi signifikan kadar hemoglobin subjek
selama hamil salah satunya penelitian primigravida dan
kebutuhan zat besi. Selain itu juga primigravida muda dapat disebabkan
terjadi kompetisi makanan antara oleh faktor-faktor yang
janin dan ibunya yang masih dalam mempengaruhi anemia pada ibu
masa pertumbuhan. hamil.
Hasil uji Chi Square Anemia gizi dipengaruhi oleh
menunjukkan tidak ada perbedaan beberapa faktor diantaranya asupan
frekuensi makan subjek penelitian zat besi dalam makanan tidak
ibu hamil primigravida dengan ibu cukup, penyerapan zat besi yang
hamil primigravida muda (p = 0.771). tergantung pada jenis dan bahan
Frekuensi makan tidak sering pada makanan yang dapat menghambat
subjek penelitian ibu hamil dan meningkatkan penyerapannya,
primigravida sebanyak 20,0% dan kebutuhan meningkat pada masa
ibu hamil primigravida muda pertumbuhan (bayi, anak-anak,
9
PERBEDAAN POLA MAKAN DAN KADAR HEMOGLOBIN ANTARA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN
IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA MUDA DI PUSKESMAS SELO KABUPATEN BOYOLALI. (HARNING
WIDIUTAMI)

remaja, kehamilan dan menyusui), perbedaan sehingga mempengaruhi


kehilangan zat besi yang disebabkan kadar hemoglobin pada subjek
perdarahan oleh infeksi dan penelitian.
kehilangan zat besi baik basal atau
melalui menstruasi (Masrizal, 2007).
Pada penelitian ini subjek KESIMPULAN
penelitian tidak berdasarkan status 1. Status anemia subjek penelitian
anemianya. Meskipun tidak ada ibu hamil primigravida dan ibu
perbedaan yang signifikan antara hamil primigravida muda sama
kadar hemoglobin subjek penelitian yaitu 45.7%.
primigravida dan primigravida muda 2. Jenis makanan tidak beragam
tetapi rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil primigravida sebanyak
subjek penelitian primigravida 57.1% dan ibu hamil
tergolong normal dan subjek primigravida muda sebanyak
penelitian primigravida muda 80.0%.
tergolong anemia. 3. Frekuensi makan tidak sering ibu
Hasil penelitian ini tidak sejalan hamil primigravida sebanyak
dengan penelitian Fanny dkk (2011) 20,0% dan ibu hamil
yang menunjukkan bahwa umur ibu primigravida muda sebanyak
hamil yang mengalami anemia dari 22.9%.
kelompok umur risiko tinggi (< 20 4. Rata-rata kadar hemoglobin
dan > 35 tahun) sebanyak 17,09% subjek penelitian ibu hamil
sedangkan kelompok umur risiko primigravida adalah 11.16 + 1.11
rendah (20–35 tahun) sebanyak gr%.
82,91%. Usia 20–35 tahun 5. Rata-rata kadar hemoglobin
merupakan waktu reproduksi yang subjek penelitian ibu hamil
sehat karena alat reproduksi sudah primigravida muda adalah 10.66
matang dan keadaan psikologi ibu + 1.64 gr%.
sudah siap mengalami kehamilan 6. Terdapat perbedaan yang
dan persalinan. signifikan jenis makanan subjek
Kadar hemoglobin yang tidak penelitian ibu hamil primigravida
normal dapat disebabkan karena dengan ibu hamil primigravida
kekurangan zat gizi yang berperan muda (p=0.039)
dalam pembentukan hemoglobin, 7. Tidak ada perbedaan frekuensi
baik karena kekurangan konsumsi makan subjek penelitian ibu
maupun karena gangguan absorpsi. hamil primigravida dengan ibu
Anemia dipengaruhi secara hamil primigravida muda
langsung yaitu pola konsumsi (zat (p=0.771 ).
besi, protein, vitamin C, vitamin B12, 8. Tidak terdapat perbedaan yang
tanin, asam fitat), umur, penyakit signifikan antara kadar
infeksi dan perdarahan, sedangkan hemoglobin subjek penelitian ibu
tidak langsung yaitu sosial, ekonomi, hamil primigravida dengan ibu
pendidikan, budaya, ANC, paritas, hamil primigravida muda
umur kehamilan dan dukungan (p=0.136).
suami. Pada penelitian ini
pendidikan, umur kehamilan, pola SARAN
makan (frekuensi makan), konsumsi 1. Meningkatkan penyuluhan
tablet besi dan kebiasaan minum teh tentang anemia, gejala anemia,
subjek penelitian primigravida dan penyebab anemia dan cara
primigravida muda tidak ada penanggulangan anemia kepada
10
PERBEDAAN POLA MAKAN DAN KADAR HEMOGLOBIN ANTARA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN
IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA MUDA DI PUSKESMAS SELO KABUPATEN BOYOLALI. (HARNING
WIDIUTAMI)

masyarakat khususnya ibu hamil Pasir Kecamatan IV Angkat


sehingga kesehatan ibu hamil Candung Tahun 2008 .
menjadi lebih baik.
2. Pemberian konseling kepada Khomsan, Ali. 2003, Pangan dan
keluarga agar lebih Gizi untuk Kesehatan, PT Raja
meningkatkan pemenuhan gizi Grafindo Persada. Jakarta
keluarga terutama ibu hamil.
3. Suplementasi Fe perlu dilakukan Masrizal, Anemia Defisiensi Besi.
dengan dosis dan waktu yang Dimuat dalam Jurnal
sesuai. Demikian juga Kesehatan Masyarakat
suplementasi Vitamin A dan September 2007 II
Vitamin C dapat (1).www.google.com. Diakses
dipertimbangkan untuk diberikan tanggal 12 April 2012.
disesuaikan dengan dana yang Notoatmodjo , S. 2003. Prinsip-
tersedia. prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Rineka Cipta.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta.
Arumsari, Ermita. 2008 Faktor Risiko Prian ita, Anna Widi. 2011. Pengaruh
Anemia pada Remaja Putri Faktor Usia Ibu Terhadap
Peserta Program Keluaran Maternal dan
Pencegahan dan Perinatal pada Persalinan
Penanggulangan Anemia Primigravida di RS dr Kariadi
Gizi Besi di Kota Semarang PeriodeTahun
Bekasi. 2010.
Candra Dewi, Ratna. 2007. Riskesdas 2010, Badan Penelitian
Pengaruh Suplementasi dan Pengembangan
Tablet Darah, Seng dan Kesehatan Kementrian
Vitamin A terhadap Kadar Hb Kesehatan Republik
Bumil. Indonesia. Jakarta.
Fanny, Lydia, Theresia Dewi KB, Hj Sinatra, MT, Suharsono, Siswanto F.
Siti Zaenab. Gambaran 2009 Perbedaan Prevalensi
Tingkat Anemia pada Ibu Anemia Defisiensi Besi pada
Hamil di Puskesmas Bara- Perempuan Hamil di Daerah
Baraya Kota Makasar Tahun Pantaidan Pegunungan di
2011. Di,muat dalam Jurnal Wilayah Semarang . Jurnal
Media Gizi Pangan Vol XII, Kesehatan, Vol 33, No. 2, April
Edisi 2 Juli-Desember 2011. 2009. www.google.com.
Diakses Tanggal 18 Mei 2013.
Irawati dan Fahchrurrozi. 1992.
Penilaian gizi dan Makanan.
Pusat Penelitian dan Sulistyoningsih, Haryani. 2011. Gizi
Pengembangan Gizi. Bogor. Untuk Kesehatan Ibu dan
Anak. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Ismiati, 2007. Efek Suplementasi
Tablet Fe + Obat Cacing
Terhadap Kadar Hb Remaja * Harning Widiutami: Mahasiswa
yang Anemia di Pondok S1 Gizi FIK UMS. Jln A Yani Tromol
Pesantren Tarbiyah Islamiah Post 1 Kartasura
11
PERBEDAAN POLA MAKAN DAN KADAR HEMOGLOBIN ANTARA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN
IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA MUDA DI PUSKESMAS SELO KABUPATEN BOYOLALI. (HARNING
WIDIUTAMI)

**Muwakhidah,SKM.,M.Kes: Dosen
Gizi FIK UMS. Jln A Yani Tromol
Post 1 Kartasura.
***Dyah Widowati, SKM.: Dosen
Gizi FIK UMS. Jln A Yani Tromol
Post 1 Kartasura.

Anda mungkin juga menyukai