Anda di halaman 1dari 5

6.

Manajamen Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja


6.1 Implementasi Manajamen Lingkungan dan K3
Sesuai dengan visi perusahaan yang peduli terhadap lingkungan maka PLTA Sutami
akan selalu berusaha menjadi perusahaan yang ramah lingkungan dan mengupayakan
agar dapat memeberi dampak positif bagi masyarakat sekitar. Untuk mencapai visi
tersebut, PLTA Sutami melaksanakan program Community Development. Program
Community Development meliputi social ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Dalam
melaksanakan program tersebut, PLTA Sutami telah menetapkan system manajemen
lingkungan yang berstandar internasional yaitu ISO 14000.
PLTA Sutami memegang teguh komitmen dengan melakukan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan meliputi :
1. Kualitas air dengan parameter sesuai peraturan
2. Sedimentasi, berupa penelitian tingkat erosi tahunan
3. Geologi
Keberadaan PLTA Sutami ini juga memberi dampak positif bagi masyarakat di
sekitar PLTA Sutami, misalnya :
a. Menghasilkan listrik
b. Meningkatkan keandalan penyediaan air untuk air minum dan irigasi
c. Memacu perkembangan industry
d. Mendorong kegiatan ekonomi di sekitar Unit Pembangkit
e. Mengembangkan usaha perikanan, pertanian dan perkebunan
f. Pengendalian banjir
g. Pariwisata
h. Menyediakan lapangan kerja baru
Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan prioritas utama dalam menunjang
operasional. Oleh karena itu, PLTA Sutami konsisten menerapkan system manajemen K3
untuk mempertahankan Zero Accident. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah
segala upaya yang melindungi atau menjaga keselamatan dan kesehatan badan, jiwa
manusia sesuai dengan syarat–syarat keselamatan dan kesehatan yang diberlakukan.
Pemerintahan dalam melindungi tenaga kerja mengeluarkan peraturan yang
dicantumkan pasal 27 ayat 2 UUD’45 yang menyatakan “Setiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Sedangkan penerapannya
sampai di tingkat pelaksanaan diatur dengan berbagai peraturan/edaran dari pemerintah
maupun instansi terkait.
Implementasi dari K3 ini dapat dilihat ketika kami melaksanakan kunjungan adalah
menggunakan safety helm dimana untuk melindungi kepala jika terdapat benda jatuh dari
atas. Penggunaan safety helm adalah wajib baik bagi karyawan maupun pengunjung
dimana berada dalam kawasan PLTA Sutami. Sedangkan untuk karyawan (khususnya
sebagai teknisi), selain menggunakan safety helm juga menggunakan safety shoes, baju
khusus dan jika diperlukan menggunakan earplug.
6.2 Peralatan K3 yang diperlukan
Peralatan keselamatan kerja yang dipergunakan untuk menerapkan prosedur
keselamatan kerja pada instalasi tegangan tinggi / ekstra tinggi adalah sebagai berikut :

No. Nama Peralatan Fungsi /kegunaan Keterangan

1. Shacket Stock  Terbuat dari bahan isolasi bentuknya


(tongkat ) merupakan tongkat dan ujungnya dilengkapi
penghubung besi melengkung ke dalam dan keluar juga
dilengkapi dengan kawat arde/pentanahan.
 Gunanya untuk mengeluarkan/memasukan
PMS/Load Break Switch (LBS )
 Cara pemakaian :
 Pilih Shacket Stock yang sesuai dengan
tegangan kerja
 Sebelum digunakan, alat pentanahan
Shacket Stock harus dipasang terlebih
dahulu.
 Pakailah sarung tangan dan sepatu
berisolasi.
2. PMS Tanah  Alat ini dipergunakan sebagai pengaman
pada penyulang/penghantar terhadap
tegangan sisa.
 Cara penggunaannya :
 PMS pentanahan di masukan setelah
penyulang/penghantar tersebut bebas dari
tegangan kerja.
3. Alat Pentanahan  Digunakan untuk mengetanahkan
Portable peralatan/instalasi

4. Voltage Tester (alat  Terbuat dari bahan non konduktor seperti :


test tegangan) Ebonite, plastik, Fiber Glass dll. Kekuatan
isolasinya disesuaikan dengan tegangan
kerjanya.
 Berbentuk seperti galah dan pada ujungnya
terdapat alat yang dapat menyalakan
indikator tegangan.
 Alat ini gunanya untuk meyakinkan apakah
penyulang – penyulangan/alat listrik lainnya
yang telah dibebaskan dari tegangan kerja
masih bertegangan atau sudah bebas, hal ini
dapat dilihat pada indikator tegangan alat
tersebut.
5. Bangku isolator  Bangku yang terisolasi terhadap tanah yang
berfungsi sebagai alat bantu bagi pertugas
pada waktu melaksanakan pekerjaan.
6. Rambu – rambu  Macamnya :
pengaman/tanda  Pita/rantai yang terbuat dari bahan non
peringatan konduktor yang berwarna merah, dilengkapi
dengan tonggak – tonggak/patok untuk
penyangga pita/rantai plastik tersebut dan
dipasang sebagai pembatas daerah
pemeliharaan.
 Bendera merah dipasang pada tonggak –
tonggak didaerah atau lokasi yang
berbahaya (diluar lokasi pekerjaan
pemeliharaan)
 Bendera hijau dipasang pada tonggak –
tonggak didaerah atau lokasi pekerjaan yang
aman.
 Tanda – tanda peringatan yang bertuliskan
peringatan atau larangan.
 Daerah berbahaya dipasang tanda
peringatan “awas berbahaya ada tegangan”
7. Topi pengaman  Terbuat dari bahan non konduktor,
(Helm) fungsinya :
 Melindungi kepala dari benturan/kejatuhan
benda keras dan tajam
8. Pakaian kerja  Dapat menyerap keringat dan memenuhi
syarat untuk pekerjaan dibengkel, reguu
jaga maupun regu pemeliharaan dan
berfungsi untuk melindungi diri.
8. Sarung tangan  Berfungsi untuk melindungi tangan pada  Macamnya :
saat melaksanakan pekerjaan.  Sarung tangan
isolasi (tahan
tegangan )
 Sarung tangan
tahan panas
 Sarung tangan
kulit
9. Kaca Mata  Berfungsi untuk melindungi mata pada
waktu melaksanakan pekerjaan juga
melidungi mata dari cahaya – cahaya yang
dapat merusak mata.
11. Sabuk Pengaman  Dipergunakan oleh para petugas yang
bekerja memanjat ke tempat – tempat tinggi
seperti tower atau tiang meanar.
10. Sepatu kerja  Terbuat dari bahan karet atau kulit yang  Macamnya :
bersifat konduktor dengan sol dan lars yang  Sepatu tahan
tinggi. tegangan
 Berfungsi untuk melindungi kaki pada saat  Sepatu tahan
melaksanakan pekerjaan. pukul
 Sepatu anti
selip
13. Masker hidung  Berfungsi untuk mengamankan petugas dari
gangguan pernafasan terhadap kotoran /
debu atau bahan kimia
14. Pelindung telinga  Berfungsi untuk melindungi telinga dari
kebisingan.

Tabel Data Peralatan K3


(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Anda mungkin juga menyukai