Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di setiap negara. Menurut
Undang-Undang No. 20 Tahun 2004 pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran. Pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan potensi anak agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan
yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga negara.Untuk mencapai tujuan pendidikan yang
mulia ini disusunlah kurikulum yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan dan metode pembelajaran.Kurikulum digunakan sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.Untuk
melihat tingkat pencapaian tujuan pendidikan, diperlukan suatu bentuk evaluasi.

Penilaian hasil belajar merupakan bagian integral dari proses pembelajaran dan wajib dilakukan oleh
setiap lembaga pendidikan. Penilaian ( evaluasi) hasil belajar tersebut merupakan proses sistematis
untuk mengukur dan menilai kualitas proses hasil belajar. Namun perlu dicatat bahwa tidak semua
bentuk evaluasi dapat dipakai untuk mengukur pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Informasi tentang tingkat keberhasilan pendidikan akan dapat dilihat apabila alat evaluasi yang
digunakan sesuai dan dapat mengukur setiap tujuan. Alat ukur yang tidak relevan dapat mengakibatkan
hasil pengukuran tidak tepat bahkan salah sama sekali.

Penyelenggaraan penilaian hasil belajar siswa merupakan salah satu tugas kegiatan dari tata laksana
kurikulum.Evaluasi berguna dan bertujuan untuk mendapatkan umpan balik bagi guru (dosen) tentang
sejauhmana tujuan instruksional (pengajaran telah tercapai) sehingga guru dengan demikian mengetahui
apakah guru (dosen) masih harus memperbaiki lagi langkah yang ditempuh dalam kegiatan mengajar.

Aspek yang diukur dalam melaksanakan penilaian hasil belajar adalah yang pertama kemampuan
akademik yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, yang disesuaikan dengan jenis dan
jenjang tujuan belajar yang akan dicapai untuk setiap mata kuliah. Yang kedua penilaian perilaku
profesional, termasuk kejujuran akademik, kedisiplinan, kesantunan, kemampuan berinteraksi dan
bekerja sama.

Benjamin S Bloom (1956) membagi penilaian hasil pendidikan ke dalam tiga ranah pendidikan masing-
masing kognitif, afektif, dan psikomotorik yang kemudian dikenal dengan taksonomi Bloom.Cognitive
Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti
pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berfikir. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-
perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara
penyesuaian diri. Dan terakhir Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, dan mengoperasikan mesin.
Ki Hajar Dewantoro juga memberikan gambaran yang sama dengan apa yang pernah diungkapkan oleh
Bloom diatas. Istilah yang di berikan Ki hajar dewantoro untuk menggambarkan tiga ranah pendidikan
yaitu cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan. Dari
setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara
hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks.
Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih
rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan
kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana deskripsi tentang Pengertian Mekanisme Penilaian?

2. Apa Pengertian Penilaian Pendidikan?

3. Apa saja Prinsip-prinsip Penilaian?

4. Apa saja Jenis-jenis Penilaian?

5. Bagaimana Prosedur Penilaian dalam Pendidikan?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Memahami tentang Pengertian Mekanisme Penilaian?

2. Memahami Pengertian Penilaian Pendidikan?

3. Mengetahui Prinsip-prinsip Penilaian?

4. Mengetahui Jenis-jenis Penilaian?

5. Memahami Prosedur Penilaian dalam Pendidikan?

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MEKANISME PENILAIAN

Mekanisme pendidikan adalah sistem/teori/upaya yang dilakukan untuk mengukur pencapaian


kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan,
melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Untuk
mengukur keberhasilan proses pencapaian kompetensi peserta didik, perlu ditetapkan KKM. Kriteria
ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan
pendidikan.KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi. Mekanisme penilaian meliputi:

1. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang
penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

2. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh
pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.

3. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/atau aspek psikomotorik
untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian sekolah/madrasah untuk memperoleh
pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.

4. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran kelompok mata pelajaran
estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ditentukan melalui
rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik.

5. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui
rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian
sekolah/madrasah.

6. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah: (a) menyusun kisi-kisi ujian,
(b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan ujian, (d) mengolah dan menentukan kelulusan
peserta didik dari ujian sekolah/madrasah, dan (e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.

7. Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
dilakukan oleh guru agama dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan
sumber lain yang relevan.
8. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga
masyarakat dan warganegara yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan
informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.

9. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran yang relevan.

10. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan yang
ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala sekolah/madrasah.

11. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian
berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedi.

12. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu nilai
pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar.

13. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang diatur
dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN.

14. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bekerjasama dengan instansi
terkait.

15. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat kelulusan peserta
didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan
berikutnya.

16. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk pemetaan mutu
program dan/atau satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan
pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan

B. PENGERTIAN PENILAIAN PENDIDIKAN

Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas:Penilaian hasil belajar oleh Pendidik;Penilaian hasil belajar oleh Satuan Pendidikan; dan Penilaian
hasil belajar oleh Pemerintah.

1. Penilaian oleh Pendidik

Penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan/tidak terlepas dari pembelajaran. Pembelajaran di
SMA menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang melibatkan kegiatan mengamati
(observing) menanya (questioning) menalar (associating) mencoba (experimenting), dan membentuk
jejaring (networking). Langkah-langkah pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup.Penilaian dilakukan oleh pendidik selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran
untuk menilai kesiapan, proses, dan hasil belajar peserta didik yang mengarah pada ketercapaian
kompetensi yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Penilaian hasil belajar merupakan penilaian autentik (authentic assessment).Penilaian oleh pendidik
dapat berupa tes dan non tes yang dilakukan melalui ulangan dan penugasan.Perencanaan penilaian
hasil belajar oleh pendidik dicantumkan dalam silabus dan dijabarkan di dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).

a) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk: mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, memantau kemajuan, dan memperbaiki hasil belajar
peserta didik. Macam-macam ulangan terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan
akhir semester. Ulangan harian (UH) merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. Hasil ulangan
harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik
yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedial.

b) Ulangan tengah semester (UTS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada
periode tersebut.

c) Ulangan akhir semester (UAS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

Penugasan dapat diberikan oleh pendidik sebagai tugas secara mandiri (individual) atau berkelompok
dalam bentuk pekerjaan rumah, projek, dan portofolio.

a) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.

b) Portofolio adalah kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang dapat
berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.

2. Penilaian oleh Satuan Pendidikan

Satuan pendidikan mengoordinasikan penilaian yang berupa ulangan tengah semester dan ulangan akhir
semester, serta melaksanakan ujian tingkat kompetensi dan ujian sekolah.
a) Ujian Tingkat Kompetensi (UTK) merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah
Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. UTK
untuk SMA dilaksanakan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas XI dengan menggunakan kisi-kisi yang
disusun oleh pemerintah. Sedangkan UTK pada akhir kelas XII dilakukan melalui ujian nasional yang
dilaksanakan oleh pemerintah.

b) Ujian Sekolah (US) merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi yang dilakukan oleh
satuan pendidikan, di luar kompetensi yang diujikan pada Ujian Nasional (UN).Ujian sekolah dilakukan
oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kegiatan ujian sekolah dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menyusun kisi-kisi ujian;

2) Mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;

3) Melaksanakan ujian;

4) Mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik;

5) Melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.

Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi
pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah.

3. Penilaian oleh Pemerintah atau Lembaga Mandiri

Penilaian oleh pemerintah berupa ujian mutu tingkat kompetensi dan ujian nasional.

a) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK) merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah
Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. UMTK
dilakukan dengan metode survei oleh pemerintah pada akhir kelas XI.

b) Ujian Nasional (UN) merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta
didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
Ujian nasional dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan langkah-langkah yang
diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS).

C. PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN
Penilaian Hasil Belajar bertujuan untukMenilai pencapaian kompetensi peserta didik, Memperbaiki
proses pembelajaran, Sebagai bahan penyusunanlaporan kemajuan belajar siswa, Mengetahui kemajuan
dan hasil belajar siswa, Mendiagnosis kesulitan belajar, Memberikan umpan balik/perbaikan proses
belajar mengajar, Penentuan kenaikan kelas,serta Memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan
memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.

Sedangkan fungsi penilaian hasil belajar yaitu sebagai, Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan
kelas, Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar, Meningkatkan motivasi belajar siswa, dan
juga sebagai Evaluasi diri terhadap kinerja siswa.

Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, pendidik perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian
sebagai berikut:

1. Valid/Sahih, Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang
ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi
lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai
untuk mengukur kompetensi.

2. Objektif, Penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyektivitas
penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan
emosional.

3. Transparan/terbuka, Penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur
penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik
dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.

4. Adil, Penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan gender.

5. Terpadu, Penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan, Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik.

7. Sistematis, Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.

8. Akuntabel, Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.

9. Beracuan kriteria,Penilaian hasil belajar oleh pendidik didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
D. JENIS-JENIS PENILAIAN

Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran, juga melakukan
penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien.Dalam rangka penilaian hasil belajar (rapor) pada semester satu penilaian dapat dilakukan melalui
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan dilengkapi dengan tugas-tugas
lain seperti pekerjaan rumah (PR), proyek, pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai
tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor semester satu.

Pada semester dua penilaian dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
kenaikan kelas dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek, pengamatan dan produk. Hasil
pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor pada semester dua. Ada
beberapajenis penilaian yaitu:

1. Penilaian formatif

Yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik setelah
menyelesaikan program dalam satuan materi poko suatu bidang study tertentu :

a) Fungsi Untuk memperbaiki proses pembelajaran kearah yang lebih baik dan efisien atau
memperbaiki satuan atau rencana pebelajaran.

b) Tujuan Untuk mengetahui hingga dimana penguasaan peserta didik tentang materi yang diajarkan
dalam satu rencana atau satuan pelajaran.

c) Aspek-aspek yang dinilai Aspek-aspek yang dinilai pada penailain formatif adalah : hasil kemajuan
belajar siswa yang ,meliputi : pengetahuan, keterampilan, sikap terhadap materi ajar agama yang di
sajikan

2. Penilaian sumatif

Yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik yang telah selesai mengikuti
pembelajaran dalam satu semester atau akhir tahun.

a) Fungsi Untuk mengetahui angka atau nilai murid setelah mengikuti program belajar dalam satu
semester.

b) Tujuan Untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan
program pembeljaran dalam satu semester, akhirtauhn atau akhir program pembelajaran pada suatu
unit pendidikan tertentu.

c) Aspek-aspek yang dinilai Aspek-aspek yang dinali ialah kemajuan jhasil belajar meliputi :
pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan murid tentang materi pembelajaran yang diberikan.
d) Waktu pelaksanaan Penilaian ini dilaksanakan sebelum peserta didik mengikuti proses
pembelajaran permulaan atau peserta didik tersebut baru akan mengikuti pendidikan disuatu tingkat
tertentu.

3. Penilain penempatan (placement)

Peserta didik untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengn kondisi peserta
didik.

a) Fungsi Untuk mengetahui keadaan peserta didik sepintas lalu termasuk keadaan seluruh
pribadinya., peserta didik tersebut ditempatkan pada posisinya. Umapamanya peserta didia berbadan
kecil jangan di tempatkan di belakang, tapi sebaiknya di depan agar tidak mengalami kesulitan dalam
PBM.

b) Tujuan Untuk menempatkan peserta didik pada temapatnya yang sebenar-benarnya, berdasarkan
bakat, minat, kemampuan, kesanggupan, serta keadaan diri peserta didik sehingga peserta didik tidak
mengalami hambatan dalam mengikuti pelajaran atau setap program bahan yang disajikan guru.

c) Aspek-aspek yang dinilai Aspek-aspek yang dinilai meliputi keadaan fisik dan psikologi, bakat,
kemampuan, pengetahuan, pegalaman keterampilan, sikap, dan aspek-aspek lain yang dianggap perlu
bagi kepentingan pendidikan peserta didik selanjutnya. Kemungkinan penilaian ini dapat juga dilakukan
setelah peserta didik mengikuti pelajran selama satu semster, satu tahun sesuai dengan maksud lembaga
penidikan yang bersangkutan.

d) Waktu pelaksanaan Penilaian ini sebaiknya dilaksanakan sebelum peserta didik menduduki kelas
tertentu sewaktu penerimaan murid baru atau setelah naik kelas.

4. Penilaian Diagnostik

Yaitu penilain yang dilakukan terhadap hasil penganalisisan tentang keadaan belajar peserta didik baik
merupakan kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam proses belajar.

a) Fungsi untuk mengetahui masalah-masalah yang diderita atau mengganggu peserta didik, sehingga
peserta didik mengalami kesulitan, hambatan, atau gangguan ketika mengikuti program pembelajaran
dalam suatu bidang study. Kesulitan peserta didik tersebut diusahakan pemecahannya.

b) Tujuan Untuk membantu kesulitan atau mengatasi hambatan yang dialami peserta didik waktu
mengikuti kegiatan pembelajaran pada suatu bidang study atau keseluruhan program pembelajaran.

c) Aspek-aspek yang dinilai Aspek-aspek yang dinilai, termasuk hasil belajar yang diperoleh murid,
latar belakang kehidupannya, serta semua aspek yang berkaitan dengan kegiattan pembelajaran.
d) Waktu pelaksanaan Pelaksanaan tes diagnostik ini, sesuai dengan keperluan pembinaan dari suatu
lembaga pendidikan, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan para peserta didiknya.

E. PROSEDUR PENILAIAN

1. Kajian Materi Pembelajaran

Tahap pertama yang harus dilakukan Guru sebagai penilai adalah mempelajari dan mengkaji
materi pembelajaran dari satu atau lebih kompetensi dasar. Kajian materi ini dapat dilakukan melalui
beberapa referensi untuk memperoleh bahan secara komprehensif dari beragam sumber dengan
bertolak pada kompetensi yang diharapkan.

2. Memilih Teknik Penilaian

Tahap kedua Guru memilih atau menentukan teknik penilaian sesuai dengan kebutuhan
pengukuran. Secara garis besar, teknik penilaian dapat digolongkan menjadi dua, yaitu penilaian melalui
tes dan non tes. Pusdik dan sekolah biasanya para Guru banyak menggunakan teknik pertama, yaitu
dengan tes. Dalam menentukan keakuratan perlu dipertimbangkan pemilihan teknik, yaitu tingkat ke-
akurat-an dan kepraktisan penyusunan dalam setiap butir soal. Pemberian nilai dengan cara tes lebih
mudah dibandingkan dengan non tes.

3. Perumusan Kisi – Kisi

Tahap ketiga merumuskan dan membuat matrik kisi-kisi sesuai dengan teknik penilaian yang telah
ditentukan. Kisi-kisi merupakan deskripsi mengenai informasi dan ruang lingkup dari materi
pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman untuk menulis soal atau matriks soal menjadi tes.
Pembuatan kisi-kisi memiliki tujuan untuk menentukan ruang lingkup dalam menulis soal agar
menghasilkan perangkat tes yang sesuai dengan indikator.

Kisi kisi dibuat berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai serta bentuk tes
yang akan diberikan kepada peserta didik. Tes dapat berbentuk tes objektif benar-salah, pilihan ganda
atau tes uraian serta non tes berupa penilaian afektif dan psikomotorik.

Kisi-kisi berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan soal dan perakitan tes. Dengan adaya kisi-kisi
penulisan soal menjadi terarah, komprehensif dan representatif. Dengan pedoman kepada kisi-kisi
penyusunan soal menjadi lebih mudah dan dapat menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan
tes.Dalam pembuatan kisi-kisi harus memenuhi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang
mengacu kepada teori Bloom sebagai berikut:

a) Aspek Kognitif :
1) Ingatan (C1) yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat. Ditandai dengan kemampuan
menyebutkan simbol, istilah, definisi, fakta, aturan, urutan, metode.

2) Pemahaman (C2) yaitu kemampuan seseorang untuk memahami tentang sesuatu hal. Ditandai
dengan kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, menentukan,
menginterprestasikan.

3) Penerapan (C3), yaitu kemampuan berpikir untuk menjaring & menerapkan dengan tepat tentang
teori, prinsip, simbol pada situasi baru/nyata. Ditandai dengan kemampuan menghubungkan, memilih,
mengorganisasikan, memindahkan, menyusun, menggunakan, menerapkan, mengklasifikasikan,
mengubah struktur.

4) Analisis (C4), Kemampuan berfikir secara logis dalam meninjau suatu fakta/ objek menjadi lebih
rinci. Ditandai dengan kemampuan membandingkan, menganalisis, menemukan, mengalokasikan,
membedakan, mengkategorikan.

5) Sintesis (C5), Kemampuan berpikir untuk memadukan konsep-konsep secara logis sehingga
menjadi suatu pola yang baru. Ditandai dengan kemampuan mensintesiskan, menyimpulkan,
menghasilkan, mengembangkan, menghubungkan, mengkhususkan.

6) Evaluasi (C6), Kemampuan berpikir untuk dapat memberikan pertimbangan terhadap sustu situasi,
sistem nilai, metoda, persoalan dan pemecahannya dengan menggunakan tolak ukur tertentu sebagai
patokan. Ditandai dengan kemampuan menilai, menafsirkan, mempertimbangkan dan menentukan.

b) Aspek Afektif

Aspek afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan
yang diukur adalah:

1) Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala, kesadaran, kerelaan,


mengarahkan perhatian

2) Merespon, meliputi merespon secara diam-diam, bersedia merespon, merasa puas dalam
merespon, mematuhi peraturan

3) Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu nilai, komitmen terhadap nilai

4) Mengorganisasi, meliputi mengkonseptualisasikan nilai, memahami hubungan abstrak,


mengorganisasi sistem suatu nilai

5) Karakteristik suatu nilai, meliputi falsafah hidup dan sistem nilai yang dianutnya

c) Aspek Psikomotorik
Psikomotorik meliputi (1) gerak refleks, (2) gerak dasar fundamen, (3) keterampilan perseptual;
diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan
perseptual yang terkoordinasi, (4) keterampilan fisik, (5) gerakan terampil, (6) komunikasi non diskusi
(tanpa bahasa-melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interprestatif.

Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan observasi atau pengamatan.


Observasisebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar atau
psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik, dan
partisipasi peserta didik.

4. Penulisan Butir Soal

Tahap keempat, guru menulis dan membuat butir-butir soal yang sesuai dengan kisi-kisi dan bentuk
soal yang telah ditentukan. Bila guru menggunakan teknik non tes, maka diperlukan untuk membuat
pedoman pengisian instrumen. Misalnya untuk observasi atau wawancara.

5. Penimbangan/Reviewe

Dalam tahap ini, butir soal dan atau pedoman yang telah disusun guru, ditimbang secara rasional
(analisis rasional oleh guru) ; dibaca, ditelaah dan dikaji kembali butir-butir soal dan atau pedoman yang
dibuat telah memenuhi persyaratan.

6. Perbaikan

Pedoman diperbaiki sesuai dengan hasil penimbangan, bagian-bagian mana yang perlu dikurangi atau
ditambah kalimat atau kata-katanya perbaikan inipun biasanya didasarkan kepada pemikiran peserta
didik untuk memahami isi dari kalimat yang diberikan, hal ini mengandung arti bahwa kalimat yang
disusun hendaknya mudah di pahami oleh para peserta didik.

7. Uji-coba dan Penggandaan.

Uji-coba terhadap tes/soal yang dibuat adalah untuk menentukan apakah butir soal yang dibuat telah
memenuhi kriteria yang dituntut, sudahkah mempunyai tingkat ketetapan, ketepatan, tingkat kesukaran
dan daya pembeda yang memadai. Untuk bentuk non tes kriterianya dituntut adalah tingkat ketepatan
(validitas) dan ketetapan (reliabilitas) sehingga diperoleh perangkat alat tes ataupun non tes yang baku
(standar)
8. Diuji (diteskan)

Setelah diperoleh perangkat alat tes ataupun non tes yang memenuhi persyaratan sudah barang tentu
perangkat alat ini diorganisasikan, disusun berdasarkan pada bentuk-bentuk atau model-model soal bagi
perangkat tes, dan untuk perangkat non tes.Setelah perangkat tes maupun non tes digandakan
kemudian siap untuk diujikan.

9. Pemberian Skor

Lembar jawaban peserta didik dikumpulkan dan disusun berdasarkan nomer induk peserta didik untuk
memudahkan dalam memasukkan skor peserta didik. Kemudian dilakukan pemberian skor sesuai
dengan kunci jawaban, sehingga diperoleh skor setiap peserta didik. Untuk bentuk soal objektif diberi
skor 1 jika benar dan 0 jika salah, sedangkan skor bentuk essay bergantung kepada tingkat kesulitan soal.
Untuk menafsirkan siapa yang lulus dan tidak lulus bergantung pada batas lulus yang dipergunakan oleh
guru.

10. Putusan.

Setelah pengelolaan, sampai pada menafsirkan, Guru memperoleh putusan akhir dari kegiatan
penilaian.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwaProses pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar mengajar menyangkut
kegiatan tenaga pendidik, kegiatan peserta didik, pola dan proses interaksi tenaga pendidik dan peserta
didik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar dalam kerangka keterlaksanaan program
pendidikan. Tujuan akhir dari proses pembelajaran tersebut adalah tercapainya suatu kompetensi yang
diharapkan oleh pendidik kepada peserta didik. Kompetensi salah satunya didapat dengan jalan
melakukan penilaian hasil belajar yang didapat dari pengukuran, assesment dan evaluasi (Penilaian).
B. SARAN

Sebagai manusia biasa kami tentunya masih mempunyai banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah ini, maka dari itu kami mohon kritikan dan saran dari pembaca dalam mengoreksi makalah kami
ini sehingga kami dapat membuat dapat membuat makalah yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai