Anda di halaman 1dari 3

UJI AFAKTIF

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Uji afektif merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui produk-
produk mana yang disukai penguji dan produk-produk mana yang tidak disukai.
Salah satu contoh uji afektif adalah Uji hedonik. Uji hedonik dapat dilakukan oleh
penguji baik yang terlatih ataupun konsumen biasa.
Tujuan dari metode ini adalah untuk mengukur tingkat kesukaan
konsumen atau penguji terhadap suatu produk. Skala yang tersedia pada uji hedonik
adalah mulai dari sangat tidak suka sampai sangat suka terhadap sampel yang
diberikan. Penguji diminta untuk mengevaluasi setiap sampel produk dan
menentukan skala kesukaan mereka terhadap sampel produk tersebut. Uji ini
biasanya dilakukan oleh panelis umum, yang sudah maupun yang belum terlatih
Uji afektif yang sering digunakan adalah uji hedonik. Dalam uji hedonik
Panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya
ketidaksukaan. Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka atau
kebalikannya, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat – tingkat
kesukaan ini disebut skala hedonik.

1.2 Tujuan

2.3 Uji Afektif

Uji afektif merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui produk-produk


mana yang disukai penguji dan produk-produk mana yang tidak disukai. Salah satu
contoh uji afektif adalah Uji hedonik. Uji hedonik dapat dilakukan oleh penguji
baik yang terlatih ataupun konsumen biasa.
Tujuan dari metode ini adalah untuk mengukur tingkat kesukaan konsumen
atau penguji terhadap suatu produk. Skala yang tersedia pada uji hedonik adalah
mulai dari sangat tidak suka sampai sangat suka terhadap sampel yang diberikan.
Penguji diminta untuk mengevaluasi setiap sampel produk dan menentukan skala
kesukaan mereka terhadap sampel produk tersebut. Uji ini biasanya dilakukan oleh
panelis umum, yang sudah maupun yang belum terlatih
Uji afektif yang sering digunakan adalah uji hedonik. Dalam uji hedonik
Panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya
ketidaksukaan. Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka atau
kebalikannya, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat – tingkat
kesukaan ini disebut skala hedonik.
2.3.1 Uji Hedonik

2.3.2 Mutu Hedonik

2.3.3 Mutu Skala

Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang
dikehendakinya. Skala hedonik dapat juga diubah menjadi skala numerik dengan angka
mutu menurut tingkat kesukaan. Dengan data numeric ini dapat dilakukan analisis secara
statistik. Penggunaan skala hedonik pada prakteknya dapat digunakan untuk mengetahui
perbedaan. Sehingga uji hedonik sering digunakan untuk menilai secara organoleptik
terhadap komoditas sejenis atau produk pengembangan. Uji hedonik banyak digunakan
untuk menilai produk akhir.

Skala yang tersedia pada uji hedonik adalah mulai dari sangat tidak suka sampai sangat
suka terhadap sampel yang diberikan. Penguji diminta untuk mengevaluasi setiap sampel
produk dan menentukan skala kesukaan mereka terhadap sampel produk tersebut. Uji ini
biasanya dilakukan oleh panelis umum, yang sudah maupun yang belum terlatih.

Tanggapan senang atau suka sangat bersifat p r i b a d i . O l e h k a r e n a i t u ,


kesan seseorang tak dapat sebagai petunjuk tent angpenerimaan
suatu komoditi. Tujuan uji penerimaan adalah untuk
m e n g e t a h u i apakah suatu komoditi atau sifat sensorik tertentu dapat diterima
oleh
masyarakat.Oleh karena itu, tanggapan senang atau suka harus pula diperole
h dari s e k e l o m p o k o r a n g ya n g d a p a t m e w a k i l i p e n d a p a t u m u m
a t a u m e w a k i l i s u a t u populasi masyarakat tertentu. Dalam kelompok uji
penerimaan ini termasuk ujikesukaan (hedonik) dan uji mutu hedonik. Salah satu
uji sensoris yang sering dilakukan adalah uji kesukaan. Uji kesukaan pada dasarnya
merupakan pengujian yang panelisnya mengemukakan responnya yang
responnya yang berupa senang tidaknya terhadap sifat bahan yang di uji.
Pengujian ini umumnya digunakan untuk mengkaji reaksi konsumen terhadap suatu
bahan. Oleh karena itu panelis sebaiknya diambil dalam jumlah besar, yang
mewakili populasi masyarakat tertentu (Soekarto, 1985).

Skala nilai yang digunakan dapat berupa n i l a i n u m e r i k d e n g a n


k e t e r a n g a n v e r b a l n y a , a t a u k e t e r a n g a n v e r b a l n ya s a j a dengan
kolom yang dapat diberi tanda oleh panelis. Skala nilai dapat dinilai dalam arah
vertikal atau horizontal (Kartika, 1988).Skala nilai yang digunakan dalam
pengujian inderawi dapat berupa s k a l a numerik grafis, skala
s t r a n d a r d a n s k a l a v e r b a l . N a m u n y a n g s e r i n g digunakan
adalah skala numerik dengan deskripsinya pemilihan kolom yang satu t e r s e d i a
d a l a m g r a f i s . A p a b i l a s k a l a ya n g d i g u n a k a n a d a l a h s k a l a n i l a i
numeric, kuesioner dapat langsung ditabulasi

Anda mungkin juga menyukai