Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANGKA KEPATUHAN HAND HYGIENE BULAN APRIL-JUNI 2018

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan health care system yang di dalamnya terdapat
sistem surveilans sebagai upaya pengendalian dan pencegahan yang di
dalamnya Rumah sakit mempunyai peran strategis dalam upaya
mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia, karena
rumah sakit merupakan fasilitas yang padat karya dan padat teknologi.
Peran strategis rumah sakit sangat diperlukan untuk menghadapi transisi
epidemiologi yang terjadi saat ini.
HAIs (Health-care Associated Infections) merupakan kejadian infeksi yang
didapatkan penderita setelah mendapatkan perawatan >48 jam dan pasien
tidak dalam masa inkubasi. Karena HAIs, di identifikasi melalui kegiatan
surveilans, media penularan utama dari sebagian besar bakteri atau virus
penyebab infeksi nosokomial adalah tangan-tangan personil medik yang
terkontaminasi.
Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci tangan
menggunakan antiseptik pencuci tangan. Pada tahun 2009, WHO
mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care,
yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk petugas
kesehatan dengan my five moments for hand hygiene yaitu melakukan cuci
tangan sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan prosedur
bersih dan steril, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan
dengan cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah
bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien.
Pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan pencegahannya merupakan
stimulus sosial yang dapat menimbulkan respon emosional terhadap upaya
universal precaution sehingga akan meningkatkan peran sertanya dalam
upaya pencegahan infeksi nosokomial. Kegagalan melakukan kebersihan
tangan yang baik dan benar dianggap sebagai penyebab utama infeksi
nosokomial atau HAIs dan penyebaran mikroorganisme multi resisten di
fasilitas pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai kontributor yang
penting terhadap timbulnya wabah. Sehingga perlu adanya audit kepatuhan
pelaksanaan hand hygiene untuk evaluasi kegiatan hand hygiene yang telah
dilakukan oleh tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit
Umum Daerah kabupaten Aceh Besar.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud :
Meningkatkan pemahaman tentang kebersihan tangan (hand hygiene).
2. Tujuan :
a. Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan (hand
hygiene) dengan handrub maupun handwash.
b. Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam kebersihan tangan
(hand hygiene).
c. Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan cuci tangan
(hand hygiene) dengan 6 langkah dalam 5 momen.
d. Mendapatkan data tentang gambaran kepatuhan cuci tangan dan
ketersidaan fasilitas cuci tangan

C. PENGERTIAN
Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan oleh seluruh
pegawai rumah sakit terutama orang yang terlibat dalam perawatan pasien.
Untuk menanggapi hal ini, Komite PPI RSUD Kabupaten Aceh Besar
melakukan penilaian terhadap kepatuhan cuci tangan kepada petugas RSUD
Kabupaten Aceh Besar yang bersentuhan langsung dengan pasien yang
dinilai setiap bulan. Penilaian ini berdasarkan dilakukan atau tidaknya cuci
tangan dalam five moments for hand hygiene (lima momen cuci tangan)
yang ditetapkan oleh WHO.
Lima moment tersebut adalah:
1. Sebelum bersentuhan dengan pasien
2. Sebelum melakukan prosedur bersih/steril
3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien risiko tinggi
4. Setelah bersentuhan dengan pasien
5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien

Jumlah petugas yang dinilai (audit) berasal dari Profesi Pemberi Asuhan
(PPA) dan orang yang bersentuhan langsung dengan pasien untuk dilakukan
audit hand hygiene. Data dikumpulkan dengan cara menggunakan lembar
observasi. Lembar observasi berisi check list untuk melihat praktik hand
hygiene yang dilakukan oleh petugas (PPA), yang terdiri dari penilaian lima
momen cuci tangan dengan membandingkan jumlah nilai Opportunity dan
jumlah Action setiap petugas dalam melakukan tindakan cuci tangan.
Penilaian Fasilitas cuci tangan juga menggunakan lembar Observasi
dilakukan berupa format yang berisi item-item yang perlu diamati
menggunakan cheklist.

D. HASIL KEGIATAN
1. Kepatuhan Hand Hygiene di Rumah Sakit JUmum Daerah Kabupaten Aceh
Besar
Audit hand hygiene merupakan cara yang dilakukan untuk mengobservasi
dan mengukur kepatuhan para petugas kesehatan dalam melakukan hand
hygiene yang merupakan perilaku mendasar dalam upaya mencegah
timbulnya infeksi nosokomial. Dari pelaksanaan audit hand hygiene yang
dilaksanakan rutin tiap bulan di RSUD Kabupaten Aceh Besar, berikut ini
laporan kepatuhan hand hygiene pada setiap unit pelayanan kesehatan
RSUD Kabupaten Aceh Besar bulan januari-maret 2018

Tabel 1. Angka kepatuhan hand hygiene periode April s/d Juni 2018

N BULAN DOKTER PERAWAT PENUNJAN LAIN


O
1. APRIL 60,3% 61,4% 21,2%
2. MEI 77,6% 78,9% 56,5%
3. JUNI 87,5% 89,2% 71,5%

12

10

Juni
6 Mei
Apr
il
4

0
dokter perawat penunjan lain
Gambar 1. Angka Kepatuhan Hand Hygiene di RSUD Kabupaten Aceh Besar
Bulan April sampai juni 2018

Berdasarkan data pada Gambar 1, menunjukkan bahwa angka kepatuhan


Hand Hygiene di RSUD Kabupaten Aceh Besar pada bulan april-juni 2018
menunjukkan peningkatan. Angka kepatuhan Hand Hygiene mengalami
peningkatan pada bulan Februari (70,1%) dan peningkatan pada bulan
September (74,2%). Serta rata-rata kepatuhan Hand Hygiene bulan april-
juni 2018 adalah 70,4%.

2. Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Profesi


Tabel 2. Angka kepatuhan hand hygiene berdasarkan profesi bulan april-juni
2018.
No Profesi Angka kepatuhan hand hygiene
1. Dokter 77,1%

2. Perawat 57,1%

3. Tunjangan lain

Series 1
4

3.5

2.5
Series 1
2

1.5

0.5

0
dokter perawat penunjan lain
Gambar 2. Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Profesi di RSUD
Kabupaten Aceh Besar
Bulan januari-maret 2018

Berdasarkan data pada gambar 2, menunjukkan bahwa angka kepatuhan


hand hygiene bulan januari-maret 2018 di RSUD Kabupaten Aceh Besar
menurut jenis profesi paling tinggi yaitu profesi Tunjangan lain sebesar
82,8% dan angka kepatuhan hand hygiene paling rendah yaitu profesi
perawat yaitu sebesar 69,3%.

3. Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Ruangan


Tabel 3. Angka kepatuhan hand hygiene berdasarkan ruangan; januari-
maret 2018

No Ruang Angka Kepatuhan Cuci Tangan (%) Rata-Rata


Januari Februari Maret
1. IGD 80% 76% 88% 81,3%

2. R.Inap Umum 78% 82,6% 100% 86,6%

3. R.Bedah 100% 75% 85% 53,8%

4. ICU 78% 41% 67% 62%

5. NICU 83% 71% 93% 82,3%

6. R.Bersalin 67% 76% 100% 81%

7. R.Anak 91% 100% 100% 97%


Angka Kepatuhan Hand Hygiene Bulan Januari-maret 2018 Berdasarkan Ruangan
120

100

80

60
97
81.3 86.6 82.3 81
40
62
53.8
20

0
IGD R.Inap umum R.bedah R.anak ICU NICU R.bersalin

Gambar 3. Angka kepatuhan hand hygiene berdasarkan ruangan; januari-


maret 2018.

Berdasarkan data pada gambar 3, menunjukkan bahwa angka kepatuhan


hand hygiene bulan januari-maret 2018 di RSUD Kabupaten aceh besar
menurut ruangan paling tinggi yaitu ruang rawat anak sebesar 97% dan
angka kepatuhan hand hygiene paling rendah yaitu ruang R.bedah yaitu
sebesar 53,8%.

E. ANALISA DAN EVALUASI


1. Berdasarkan hasil laporan diatas terhadap kepatuhan kebersihan
tangan (hand hygiene) petugas bulan januari-maret di RSUD Kabupaten
aceh besar masih dibawah standar yaitu rata-rata 70,4%, sedangkan
standar atau target yang diharapkan yaitu ≥75%. Ini menunjukkan masih
minimalnya kepatuhan petugas RS Jiwa Aceh dalam melakukan cuci tangan.
3. Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab kurangnya
kepatuhan petugas dalam cuci tangan, antara lain:
a. Kurangnya gambaran yang positif tentang cuci tangan.
b. Kurangnya akses/fasilitas cuci tangan menggunakan sabun dan air
c. Beban kerja yang berlebihan karena jumlah pasien terlalu banyak
dibandingkan dengan petugas kesehatan

F. UPAYA TINDAK LANJUT


Maka Komite PPI merencanakan peningkatan kepatuhan kebersihan tangan
(hand hygiene) dengan cara:
1. Melakukan reedukasi rutin
2. Membuat stiker cuci tangan, yang nantinya akan diberikan kepada
setiap petugas yang sudah bisa melakukan cuci tangan dengan baik dan
benar, serta dapat menyebutkan 5 momen cuci tangan
3. Melakukan monitoring sarana dan prasarana untuk cuci tangan.
4. Menempel poster hand hygiene
5. Membagikan brosur/leaflet hand hygiene
6. Untuk pelaksaaan hand hygiene agar maksimal maka rumah sakit
perlu menyediakan fasilitas cuci tangan yang memadai
G. PENUTUP
Pemahaman petugas IPCN tentang PPI sudah memadai, dan informasi
tentang PPIRS juga sudah disampaikan ke petugas ruangan, namun untuk
merubah perilaku petugas kesehatan juga harus didukung oleh ketersediaan
fasilitas cuci tangan untuk kepentingan pasien dan rumah sakit tentunya.
Hasil akhir yang diharapkan dari meningkatnya kepatuhan petugas RSUD
Kabupaten Aceh Besar dalam kebersihan tangan ini adalah tidak terjadinya
HAIs pada pasien RSUD Kabupaten Aceh Besar. Karena kebersihan tangan
merupakan salah satu indicator pacient safety yang harus dijalankan oleh
petugas di rumah sakit, maka meningkatnya kepatuhan petugas dalam cuci
tangan juga berarti meningkatnya kualitas pelayanan RSUD Kabupaten Aceh
Besar.

Anda mungkin juga menyukai