Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANGKA KEPATUHAN HAND HYGIENE

BULAN JULI-SEPTEMBER 2017

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan health care system yang di dalamnya terdapat sistem surveilans sebagai
upaya pengendalian dan pencegahan yang di dalamnya Rumah sakit mempunyai peran strategis
dalam upaya mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia, karena rumah sakit
merupakan fasilitas yang padat karya dan padat teknologi. Peran strategis rumah sakit sangat
diperlukan untuk menghadapi transisi epidemiologi yang terjadi saat ini.

HAIs (Health-care Associated Infections) merupakan kejadian infeksi yang didapatkan penderita
setelah mendapatkan perawatan >48 jam dan pasien tidak dalam masa inkubasi. Karena HAIs, di
identifikasi melalui kegiatan surveilans, media penularan utama dari sebagian besar bakteri atau virus
penyebab infeksi nosokomial adalah tangan-tangan personil medik yang terkontaminasi.

Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci tangan menggunakan antiseptik pencuci
tangan. Pada tahun 2009, WHO mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe
care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan dengan
my five moments for hand hygiene yaitu melakukan cuci tangan sebelum bersentuhan dengan pasien,
sebelum melakukan prosedur bersih dan steril, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah
bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan
dengan lingkungan sekitar pasien.

Pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan pencegahannya merupakan stimulus sosial yang dapat
menimbulkan respon emosional terhadap upaya universal precaution sehingga akan meningkatkan
peran sertanya dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial. Kegagalan melakukan kebersihan tangan
yang baik dan benar dianggap sebagai penyebab utama infeksi nosokomial atau HAIs dan penyebaran
mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai kontributor
yang penting terhadap timbulnya wabah. Sehingga perlu adanya audit kepatuhan pelaksanaan hand
hygiene untuk evaluasi kegiatan hand hygiene yang telah dilakukan oleh tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Aceh Besar.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud :

Meningkatkan pemahaman tentang kebersihan tangan (hand hygiene).

2. Tujuan :

a. Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan (hand hygiene) dengan handrub
maupun handwash.

b. Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam kebersihan tangan (hand hygiene).

c. Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan cuci tangan (hand hygiene) dengan 6
langkah dalam 5 momen.

d. Mendapatkan data tentang gambaran kepatuhan cuci tangan dan ketersidaan fasilitas cuci
tangan

C. PENGERTIAN

Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan oleh seluruh pegawai rumah sakit
terutama orang yang terlibat dalam perawatan pasien. Untuk menanggapi hal ini, Komite PPI RSUD
Kabupaten Aceh Besar melakukan penilaian terhadap kepatuhan cuci tangan kepada petugas RSUD
Kabupaten Aceh Besar yang bersentuhan langsung dengan pasien yang dinilai setiap bulan. Penilaian
ini berdasarkan dilakukan atau tidaknya cuci tangan dalam five moments for hand hygiene (lima
momen cuci tangan) yang ditetapkan oleh WHO.

Lima moment tersebut adalah:

1. Sebelum bersentuhan dengan pasien

2. Sebelum melakukan prosedur bersih/steril

3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien risiko tinggi

4. Setelah bersentuhan dengan pasien

5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien

Jumlah petugas yang dinilai (audit) berasal dari Profesi Pemberi Asuhan (PPA) dan orang yang
bersentuhan langsung dengan pasien untuk dilakukan audit hand hygiene. Data dikumpulkan dengan
cara menggunakan lembar observasi. Lembar observasi berisi check list untuk melihat praktik hand
hygiene yang dilakukan oleh petugas (PPA), yang terdiri dari penilaian lima momen cuci tangan
dengan membandingkan jumlah nilai Opportunity dan jumlah Action setiap petugas dalam melakukan
tindakan cuci tangan. Penilaian Fasilitas cuci tangan juga menggunakan lembar Observasi dilakukan
berupa format yang berisi item-item yang perlu diamati menggunakan cheklist.

D. HASIL KEGIATAN

1. Kepatuhan Hand Hygiene di Rumah Sakit JUmum Daerah Kabupaten Aceh Besar

Audit hand hygiene merupakan cara yang dilakukan untuk mengobservasi dan mengukur kepatuhan
para petugas kesehatan dalam melakukan hand hygiene yang merupakan perilaku mendasar dalam
upaya mencegah timbulnya infeksi nosokomial. Dari pelaksanaan audit hand hygiene yang
dilaksanakan rutin tiap bulan di RSUD Kabupaten Aceh Besar, berikut ini laporan kepatuhan hand
hygiene pada setiap unit pelayanan kesehatan RSUD Kabupaten Aceh Besar bulan Juli-September
2017.

Tabel 1. Angka kepatuhan hand hygiene periode januari s/d maret 2018

NO BULAN DOKTER PERAWAT TUNJANGAN LAIN

1. JANUARI 73.5 54,1 84,2

2. FEBRUARI 70 86,9 85,4

3. MARET 75,7 75 75,8


Kepatuhan Kepatuhan Hh Bulan Januari S/D Maret
100
90
86.9
85.4
84.2
80
75.8
75.7
75
73.1
70 70
60
54.1
50
40
30
20
10
0
JANUARI FEBRUARI MARET

DOKTER PERAWAT TUNJANGAN LAIN

Gambar 1. Angka Kepatuhan Hand Hygiene di RSUD Kabupaten Aceh Besar Bulan januari sampai
maret 2018

Berdasarkan data pada Gambar 1, menunjukkan bahwa angka kepatuhan Hand Hygiene di RSUD
Kabupaten Aceh Besar pada bulan JANUARI-MARET 2017 menunjukkan peningkatan. Angka
kepatuhan Hand Hygiene mengalami peningkatan pada bulan ) dan peningkatan pada bulan
September (74,2%). Serta rata-rata kepatuhan Hand Hygiene bulan Juli-September 2017 adalah
70,4%.

2. Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Profesi

Tabel 2. Angka kepatuhan hand hygiene berdasarkan profesi bulan Juli-September 2017

NO PROFESI JANUARI FEBRUARI MARET

DOKTER 73,5 70 75,7

PERAWAT 54,1 86,9 75

TUNJANGAN LAIN 84,2 85,4 75,8

Gambar 2. Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Profesi di RSUD Kabupaten Aceh Besar
Bulan Juli-September 2017

Berdasarkan data pada gambar 2, menunjukkan bahwa angka kepatuhan

hand hygiene bulan Juli-September 2017 di RSUD Kabupaten Aceh Besar menurut jenis profesi paling
tinggi yaitu profesi Perawat sebesar 74,3% dan angka kepatuhan hand hygiene paling rendah yaitu
profesi gizi yaitu sebesar 63,1%.

3. Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Ruangan

Tabel 3. Angka kepatuhan hand hygiene berdasarkan ruangan; Juli-September 2017

Gambar 3. Angka kepatuhan hand hygiene berdasarkan ruangan; Juli-September 2017

Berdasarkan data pada gambar 3, menunjukkan bahwa angka kepatuhan

hand hygiene bulan Juli-September 2017 di Rumah Sakit Jiwa Aceh menurut ruangan paling tinggi
yaitu ruang rawat IGD sebesar 78,4% dan angka kepatuhan hand hygiene paling rendah yaitu ruang
Seurune yaitu sebesar 63,9%.
4. Angka Kepatuhan Hand Hygiene berdasarkan Moment

Tabel 4. Angka kepatuhan Hand Hygiene berdasarkan 5 moment

Gambar 4. Tingkat Kepatuhan Hand Hygiene di RSUD Kabupaten Aceh Besar

Bulan Juli-September 2017 Berdasarkan Moment

Berdasarkan data pada gambar 4, menunjukkan bahwa rata-rata angka kepatuhan hand hygiene
berdasarkan moment, kepatuhan yang tertinggi pada moment ke 3 sebesar 91,53% yaitu setelah
terpapar dengan darah atau cairan tubuh pasien dan yang terendah pada moment ke 5 sebesar
56,84% yaitu setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Gambar 6. Tingkat Kepatuhan Hand Hygiene di RSUD Kabupaten Aceh Besar Aceh Bulan Juli-
September 2017 Berdasarkan Moment yang dilakukan masing-masing profesi.

Keterangan: Moment 1; Sebelum kontak pasien, Moment 2; Sebelum prosedur aseptik,

Moment 3; Setelah terpapar darah dan cairan tubuh, Moment 4; Setelah kontak pasien, Moment 5;
Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Berdasarkan gambar 6, menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan berdasarkan penerapan 5 moment


dari masing-masing jenis profesi adalah sebagai berikut :

1. Angka kepatuhan teringgi berdasarkan moment pada profesi Dokter, Perawat, dan
Laboratorium adalah moment ke 3 yaitu setelah kontak darah dan cairan tubuh.

2. Pada profesi gizi, farmasi, psikolog, fisioterapi, radiologi, tidak dapat diidentifikasi kepatuhan
hand hygiene berdasarkan moment karena tidak semua moment dilakukan oleh masing-masing
profesi tersebut.

E. ANALISA DAN EVALUASI

1. Berdasarkan hasil laporan diatas terhadap kepatuhan kebersihan tangan (hand hygiene)
petugas bulan Juli-September di RS Jiwa Aceh masih dibawah standar yaitu rata-rata 70,4%,
sedangkan standar atau target yang diharapkan yaitu ≥75%. Ini menunjukkan masih minimalnya
kepatuhan petugas RS Jiwa Aceh dalam melakukan cuci tangan.

2. Angka kepatuhan cuci tangan paling rendah berdasarkan moment adalah moment 5 yaitu
setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

3. Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab kurangnya kepatuhan petugas dalam cuci
tangan, antara lain:

a. Kurangnya gambaran yang positif tentang cuci tangan.

b. Kurangnya akses/fasilitas cuci tangan menggunakan sabun dan air

c. Beban kerja yang berlebihan karena jumlah pasien terlalu banyak dibandingkan dengan
petugas kesehatan

F. UPAYA TINDAK LANJUT

Maka Komite PPI merencanakan peningkatan kepatuhan kebersihan tangan (hand hygiene) dengan
cara:

1. Melakukan reedukasi rutin

2. Membuat stiker cuci tangan, yang nantinya akan diberikan kepada setiap petugas yang sudah
bisa melakukan cuci tangan dengan baik dan benar, serta dapat menyebutkan 5 momen cuci tangan

3. Melakukan monitoring sarana dan prasarana untuk cuci tangan.

4. Menempel poster hand hygiene

5. Membagikan brosur/leaflet hand hygiene

6. Untuk pelaksaaan hand hygiene agar maksimal maka rumah sakit perlu menyediakan fasilitas
cuci tangan yang memadai

G. PENUTUP

Pemahaman petugas IPCN tentang PPI sudah memadai, dan informasi tentang PPIRS juga sudah
disampaikan ke petugas ruangan, namun untuk merubah perilaku petugas kesehatan juga harus
didukung oleh ketersediaan fasilitas cuci tangan untuk kepentingan pasien dan rumah sakit tentunya.

Hasil akhir yang diharapkan dari meningkatnya kepatuhan petugas RSUD Kabupaten Aceh Besar
dalam kebersihan tangan ini adalah tidak terjadinya HAIs pada pasien RSUD Kabupaten Aceh Besar.
Karena kebersihan tangan merupakan salah satu indicator pacient safety yang harus dijalankan oleh
petugas di rumah sakit, maka meningkatnya kepatuhan petugas dalam cuci tangan juga berarti
meningkatnya kualitas pelayanan RSUD Kabupaten Aceh Besar.

Anda mungkin juga menyukai