Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM GETARAN MEKANIK

( Whirling Shaft, Getaran Bebas dengan Peredaman


Coulomb, dan Balancing )

Disusun Oleh:
Teddy Heriyanto
1506738315
Departemen Teknik Mesin
Universitas Indonesia
Depok 2017
MODUL 1
WHIRLING SHAFT

DATA PENGAMATAN
• Massa Jenis Alumunium (teoritis) : 2700 kg / m3
• Diameter beban (d) : 0,075 m
• Ketebalan (t) : 0,015 m
• Diameter Shaft : 0,06 m
• Nilai Modulus Young (E) (N/m2) : 6,9 x 1010

Jarak A Jarak B Putaran Kritis


(m) (m) Experiment (rpm)
0,35 0,35 755
0,35 0,4 705
0,35 0,45 684
0,35 0,5 628
0,35 0,55 623

PENGOLAHAN DATA
a. Perhitungan massa alumunium :
m=ρxV
ᴨ(0,075)2 0,015
m = 2700 x = 0,179 kg
4
ᴨ 𝑑4
b. Momen Inersia (I) Area Poros (m4) : = 1,55237E-06
64
c. Putaran kritis teoritis didapat menggunakan perhitungan :
𝐸𝐼𝐿
𝑁𝑐 = 0,276√ 2 2
𝑀𝑎 𝑏

𝑁𝑟𝑒𝑎𝑙 −𝑁𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
d. Error = 𝑥100%
𝑁𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

TABEL HASIL PENGOLAHAN DATA

Jarak A Jarak B Putaran Kritis Putaran Kritis


Error (%)
(m) (m) Experiment (rpm) Teoritis (rpm)
0.35 0.35 755 1458.571 48.237
0.35 0.4 1321.044 46.63311
705
0.35 0.45 1212.772 43.60026
684
0.35 0.5 1125.087 44.18208
628
0.35 0.55 1052.459 40.80528
623

GRAFIK

Putaran Kritis (rpm) VS Jarak B (m)


1600

1400

1200
Putaran Kritis (rpm)

1000

800

600

400

200

0
0.35 0.4 0.45 0.5 0.55
Jarak B (m)

Putaran Kritis Experiment (rpm) Putaran Kritis Teoritis (rpm)

Error (%) VS Jarak B (m)


50

48

46
Error (%)

44

42

40

38

36
0.35 0.4 0.45 0.5 0.55
Jarak B (m)

Error (%)
ANALISIS

A. Analisa Percobaan
Pada percobaan Whirling Shaft ini, sebuah shaft yang berputar yang memiliki beban
ditengah, praktikan diminta untuk secara langsung mencari dan mengamati fenomena
resonansi. Dalam melakukan percobaan, praktikan melakukan sesuai yang tertera pada cara
kerja. Ketika diamati, terdapat defleksi yang terjadi pada poros yang terbuat dari alumunium
akibat putaran atau eksitasi yang diberikan oleh motor. Hal ini dikarenakan putaran diatur
pada power supply hingga mencapai putaran kritisnya yang dapat menyebabkan resonansi
dan akan memungkinkan terjadinya patah atau failure pada poros. Untuk mendapatkannya
praktikan mengamati pengaruh dari tumpuan terhadap fenomena whirling yang terjadi,
dimana ada 2 buah tumpuan yaitu jenis fixed (A) dengan diameter 75 mm dan tumpuan
bebas (B) yang bertambah 5 cm setiap percobaannya Jarak A diatur sejauh 35 cm.
Sedangkan tumpuan B yang menjadi tumpuan bebas memiliki variasi dengan jarak 35 cm,
40 cm, 45 cm, 50 cm, dan 55 cm.

B. Analisa Hasil
Dari data yang telah didapat, praktikan mengetahui modulus elastistas, massa jenis
alumunium, dan diameter dari beban. Setelah didapatkan data, dapat dilihat dari data tersebut
bahwa terdapat penurunan putaran kritis setiap penambahan 5 cm pada jarak B. Dapat
disimpulkan bahwa semakin jauh jarak dari beban maka putaran kritis yang terjadi semakin
rendah. Dalam arti lain bahwa kecepatan putar kritis berbanding terbalik dengan jarak B. Hal
ini membuktikan bahwa dengan lebih pendeknya jarak terhadap beban, poros akan lebih
lama dalam mencapai putaran kritisnya dibandingkan dengan jarak yang lebih jauh.

C. Analisa Grafik

Dari hasil percobaan yang telah diolah menjadi dua buah grafik, kita dapat melihat bahwa :

Grafik pertama membentuk garis putaran kritis yang semakin mengecil dimana
semakin besar jarak B maka terjadi penurunan pada putaran kritis poros. Oleh sebab itu dapat
dikatakan bahwa jarak B dan putaran kritis yang terjadi selalu berbanding terbalik dimana
pada grafik anatara jarak B dan putaran teoritis juga mengalamin penurunan.
Grafik yang kedua dapat dilihat bahwa error yang terjadi mengalami sekali naik pada
saat jarak 45 cm ke 50 cm dan mengalami penurunan yang cukup signifikan pula pada saat
jarak 50cm ke 55 cm. Grafik yang didapatkan mengalami sedikit kesalahan yang dimana
harusnya error yang terjadi akan semakain berkurang jika jarak yang diberikan semakin
besar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin jauh jarak B maka akan semakin
kecil error yang dihasilkan.

D. Analisa Kesalahan
Pada praktikum ini didapatkan hasil error atau kesalahan rata-rata sebesar 44,69 %.
Hal ini disebabkan oleh beberapa kesalahan saat percobaan. Salah satu kesalahan yang terjadi
adalah sudah rusaknya poros yang dipakai (bengkok) dimana mengurangi ketelitian yang
dilakukan saat motor memberikan putaran maka poros akan lebih cepat mencapai putaran
kritisnya. Selain itu, kurang kencang dalam mengunci penyangga juga dapat menyebabkan
putaran kritis yang dihasilkan tidak akurat karena akan lebih cepat mencapai putaran
kritisnya. Serta sudah terpakainya alat oleh kelompok lain, sehingga poros bisa saja
terdefleksi yang mengakibatkan poros bengkok. Hal ini dapat mempengaruhi error dan juga
lebih cepat mencapai putaran kritisnya.
Kemudian parameter putaran kritis kurang akurat, dimana saat mulai bergetar hebat
itu menandakan sudah mencapai putaran kritisnya bukan merupakan tolak ukur yang tepat,
sehingga menyebabkan hasil yang kurang maksimal. Seharusnya dilakukan pengukuran
panjang radius maksimal dari getaran yang dibuat poros. Selain itu penggunaan Tachometer
juga dapat berpengaruh besar dalam mendapatkan hasil dimana posisi tachometer harus tegak
lurus terhadap poros agar hasil yang didapatkan lebih maksimal.

E. Analisa Aplikasi
Salah satu contoh sederhana dari percobaan whirling shaft adalah as roda pada
kendaraan, mesin bubut, mesin gerindra dan prinsip mekanikal lainnya yang berputar dan
menggunakan sebuah poros. Fenomena resonansi yang disebabkan oleh kecepatan putaran
ini biasanya terjadi pada shaft mobil tua yang notabenenya masih menggunakan shaft yang
panjang untuk mentrasmisikan gerak dari mesin ke roda. Hal ini dapat membuat resonansi
yang hebat yang berpotensi menimbulkan kerusakan / patahan poros. Fenomena resonansi
dapat dicegah dengan adanya pemberian peredam.

KESIMPULAN

1. Semakin besar jarak antara beban dan tumpuan poros maka semakin besar resonansi yang
dihasilkan.
2. Putaran kritis akan lebih mudah terjadi saat kondisi fisik dari poros bengkok atau buruk.
3. Semakin tengah posisi beban diantara tumpuan, maka resonansinya semakin tinggi.
4. Resonansi terjadi apabila putaran kritis sama dengan frekuensi pribadi.

REFERENSI

1. Modul Praktikum Mesin Getaran Mekanis, Mata Kuliah Getaran Mekanis. Departemen
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.
2. Thomson, William. Theory of Vibration with Application 5th Edition. 1998. Prentice-
Hall International
3. Meriam, J.L, Kraige, L.G. Engineering Mechanics Dynamics Fifth Edition SI Version.
2004. John Wiley and Sons
4. Kelly, Graham. Mechanical Vibrations: Theory and Applications. 2012. Cengage
Learning.
MODUL II
GETARAN BEBAS DENGAN PEREDAMAN COULOMB

DATA PENGAMATAN
a. DATA PRAKTIKUM
Keq = 500 N/m
Massa sebenarnya = 62 kg
b. TABEL HASIL PERCOBAAN

n t (s)
Δx (m)
1 2 3 1 2 3
0.07 3,5 4,5 3,5 6,5 7,78 5,29
0.08 4,5 4 4 7,57 6,8 6,54
0.09 4 4 4 6,47 6,2 6,79
0.10 4,5 5 5 6,86 7,83 8,03
0.11 5 5 5 7,9 8,1 7,83

PENGOLAHAN DATA
Dilakukan perbandingan antara massa objek yang diukur menggunakan timbangan dengan massa
objek yang diukur menggunakan perhitungan rumus:

𝜏𝑛 2 𝑘𝑒𝑞
𝑚=
4𝜋 2

|𝑚 − 𝑚𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 |
𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 100%
𝑚𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔

Dengan:

𝑡
𝜏𝑛 =
𝑛

τn = Periode Getaran t = Waktu Getaran


k = Kekakuan Getaran n = Jumlah Getaran
m = Massa Teoritis mtimbang = Massa Beban Aktual

HASIL PENGOLAHAN DATA

𝜏𝑛 𝜏𝑛 rata- Massa Error Error Periode


Perhitungan (kg) Massa (%) 𝜏𝑛 Teoritis (%)
1 2 3 rata (s)
1.728889 1.511429 1.699153 36.56583 41.02285 2.212538 23.20342
1.857143
1.682222 1.7 1.635 1.672407 35.42374 42.86493 2.212538 24.41226

1.6175 1.55 1.6975 1.621667 33.30684 46.27929 2.212538 26.70559

1.524444 1.566 1.606 1.565481 31.03889 49.93728 2.212538 29.24499

1.58 1.62 1.566 1.588667 31.96508 48.44341 2.212538 28.19709

GRAFIK

Simpangan VS Periode
2.5

2
Waktu (s)

1.5

0.5

0
0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
Δx (m)

Tn Rata-rata (s) Tn Teoritis (s)


Simpangan VS Massa Teoritis
37
36
35
34
Massa (kg)

33
32
31
30
29
28
0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
Δx (m)

Massa Teoritis (kg)

Simpangan VS Error Periode


35

30

25
Error Periode (%)

20

15

10

0
0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
Δx (m)

Error Periode (%)


Simpangan VS Error Massa
60

50
Error Massa (%)

40

30

20

10

0
0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
Δx (m)

Error Massa (%)

ANALISIS

A. Analisa Percobaan
Pada praktikum Getaran Bebas dengan Peredaman Coulomb alat yang digunakan
berupa rangkaian bangku buatan yang memiliki 4 buah pegas (2 pegas secara seri pada
kedua sisi) dengan konstanta pegas sebesar 500 N/m dan terdapat suatu lintasan gerak
tertentu. Untuk mendapatkan data praktikum, bangku pada rangkaian diberi beban dengan
massa 62kg. Ketika diberikan massa beban dengan masaa 62 kg akan mempengaruhi osilasi
yang terjadi pada saat beban ditarik kebelakang sejauh 7 cm, 8 cm, 9 cm, 10 cm, 11 cm dari
simpangan awal kemudian dilepas. Dengan jarak tersebut akan memberikan data banyaknya
osilasi yang terjadi dan juga waktu dari osilasi yang terjadi pada rangkaian yang kemudian
dihitung oleh praktikan untuk mendapatkan data percobaan.

B. Analisa Hasil
Dari data yang telah didapat, setiap simpangan dilakukan percobaan sebanyak 3 kali
yang membuat variasi data yang dihasilkan. Dengan data tersebut praktikan mengolah untuk
mendapatkan rata-rata massa teoritis sebesar 33,66 kg. Dari data yang telah diolah dapat lihat
bahwa semakin kecil waktu (periode) yang terjadi saat percobaan dilakukan maka akan
semakin kecil massa teoritis yang didapat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar
massa yang diberikan maka akan semakin besar pula periode yang dihasilkan. Dalam arti lain
bahwa besar massa berbanding lurus dengan besar periode yang dihasilkan.

C. Analisa Grafik

Dari hasil percobaan yang telah diolah menjadi empat buah grafik, kita dapat melihat bahwa :

Grafik pertama adalah simpangan vs periode yang dimana menunjukan bahwa


semakin besar simpangan maka semakin kecil pula periode yang didapatkan. Dengan kata
5lain simpangan berbanding terbalik dengan periode. Grafik perbandingan yang praktikan
dapatkan tidak seperti grafik simpangan vs periode secara teoritis. Ini menunjukn bahwa
pada pengambilan data, masih terdapat beberapa kesalahan.
Grafik yang kedua adalah simpangan vs massa teoritis. Grafik massa teoritis yang
praktikan dapatkan dari perhitungan memiliki perbedaan yang cukup signifikan terutama
pada posisi simpangan 10 cm. Massa yang didapatkan juga sangat berbeda dari massa pada
pengukuran yang praktikan pakai yakni 62 kg. Grafik yang didapatkan mengalami sedikit
kesalahan yang dimana harusnya massa teoritis adalah stabil dan memiliki besar yang sama
dengan massa yang dipakai saat percobaan.
Grafik yang ketiga adalah grafik simpangan vs error periode. Error periode yang
praktikan dapat mengalami kenaikan pada simpangan 7 cm sampai dengan 10 cm, dan
mengalami penurunan pada simpangan 11 cm. Ini membuktikan bahwa pada saat proses
pengambilan data, praktikan melakukan kesalahan terutama untuk pengukuran waktu yang
didapatkan.
Grafik yang keempat adalah simpangan vs error massa yang dimana seperti pada
grafik pertama, error massa yang praktikan dapatkan semakin besar pada saat simpangannya
membesar. Massa yang dipakai oleh praktikan adalah 62 kg, sedangkan error massa yang
didapatkan paling besar adalah ketika simpangan 10 cm. Ini menunjukan bahwa adanya
kesalahan pada saat pengambilan data yang mengakibatkan adanya error massa.
D. Analisa Kesalahan

Pada praktikum ini didapatkan hasil error massa atau kesalahan rata-rata perhitungan
massa sebesar 45,7 %. Selain itu juga didapatkan error periode atau kesalahan perhitungan
periode sebesari 26,35 %. Hal ini disebabkan oleh beberapa kesalahan saat percobaan.
Beberapa faktor menyebabkan kesalahan terjadi pada percobaan ini adalah faktor lubrikasi
pada pegas dan kondisi pegas yang ada pada rangkaian. Pegas-pegas tersebut kondisinya
sdah berkarat yang menyebabkan osilasi yang terjadi tidak maksimal dan kurangnya lubrikasi
pada pegas menyebabkan sulitnya pegas untuk berosilasi Hal ini menyebabkan system
bangku tidak dapat kembali ke posisi awal pada saat bangku ditarik. Dengan kondisi tersebut
dapat dikatakan bahwa konstanta kekakuan dari masing-masing pegas tidak lagi 500 N/m .
Faktor lain yang mempengaruhi adalah adanya gesekan yang terjadi dimana saat
rangkaian kursi bekerja dengan bagian bawah rangkaian atau lintasan yang ada pada sistem.
Selain itu, tingkat ketelitian dari penggaris juga memiliki faktor yang berpengaruh walaupun
pada data yang dihasilkan pada percobaan kali ini, dengan kurang telitinya simpangan awal
yang diberikan akan mempengaruhi osilasi. Selain itu ketepatan praktikan mengatur
stopwatch juga mempengaruhi data waktu yang dihasilkan, serta posisi duduk dari praktikan
akan mempengaruhi data yang dihasilkan. Hal ni disebabkan oleh dengan tidak stabilnya
massa yang diberikan maka center of graviy dari beban akan berubah setiap waktunya. Dan
dengan demikian osilasi yang terjadi akan berubah-ubah pula.

E. Analisa Aplikasi

Salah satu pengaplikasian dari system praktikum getaran bebas dengan coulomb
adalah pada shock breaker kendaraan. Dimana saat suatu kendaraan melewati lintasan yang
berlubang maka shock breaker akan berosilasi dengan waktu dan jumlah tertentu. Dengan
pengaplikasian tersebut dapat dikatakan bahwa setiap kali kendaraan melewati jalan
berlubang maka akan terjadi osilasi pada shock breaker pada kendaraan tersebut.

KESIMPULAN

1. Semakin besar simpangan awal atau simpangan yang diberikan maka akan semakin
banyak osilasi yang terjadi
2. Massa teoritis yang dihasilkan dapat dihitung dengan perhitunga periode dan simpangan
yang diberikan
3. Kurang baiknya kondisi dari pegas mengakibatkan kurang maksimalnya osilasi yang
terjadi
4. Hubungan simpangan dengan frekuensi natural dari system adalah berbanding lurus.

REFERENSI

1. Modul Praktikum Mesin Getaran Mekanis, Mata Kuliah Getaran Mekanis. Departemen
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.
2. Thomson, William. Theory of Vibration with Application 5th Edition. 1998. Prentice-
Hall International
3. Meriam, J.L, Kraige, L.G. Engineering Mechanics Dynamics Fifth Edition SI Version.
2004. John Wiley and Sons.
MODUL III
BALANCING
DATA PENGAMATAN
• RMS Awal : 3,6
• Unbalance : 2215.2 g.mm
• Massa Baut : 9,555 gr
• Massa yang diberi : 8,97 gr
• R pada disk : 45 mm
• Positive Peak Awal : 8,23511 mm
• Positive Peak Akhir : 8,08511 mm
• Max Value Awal : 8,65
• Max Value Akhir : 4,49
• RMS Akhir : 2,2
• Kecepatan Putar : 75,36 RPM

ANALISIS

A. Analisa Percobaan

Pada praktikum Balancing ini, praktikan akan melakukan percobaan untuk


membuktikan secara metode untuk menyeimbangkan (balancing) suatu system yang
unbalance dan untuk mengetahui penyebab unbalance dari suatu system, menggunakan alat
yang berbentuk disc (piringan) untuk mengetahui massa counter balance yang harus
diberikan dan letak unbalance dan berapa besarnya.

Proses yang harus dilakukan pertama adalah menyalakannya stroboskop dengan


diarahkan terhadap mesin balancing yang memililiki motor yang membuat adanya
perputaran pada disc. Jika frekuensi antara stroboskop dan motor sama maka angka pada
disk akan terlihat seakan-akan berhenti, angka yang seolah-olah berhenti adalah angka 3 dan
7. Oleh karena itu, praktikan mencoba untuk menyesuaikan frekuensi dari rotor agar RMS
dari dari system dapat terbaca. Setelah itu praktikan akan mencatat data-data yang dihasilkan
dari system unbalance yang terjadi pada disk tersebut berupa amplitude, RMS, max value
yang tertera pada computer yang sudah tersambung melalu kabel NI DAQ kepada motor.

Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan praktikan akan mengolah data tersebut
yang akan menghasilkan jumlah massa counter balance yang akan diberikan agar system
tersebut dapat seimbang. Setelah mendapatkan massa counter balance, praktikan akan
menimbang sejumlah mu, washer dan baut yang akan diletakkan pada disk sebagai massa
counter balance tersebut.
B. Analisa Hasil

Dari table ISO 1940 disk yang digunakan, disk dapat berputar balance pada
kecepatan 2,5 mm/s . Namun penambahan massa counter balance masih belum dapat
membuat system menjadi balance karena menghasilkan RMS menjadi 2,2 mm/s dari RMS
awal 3,6 mm/s. Data yang berubah-ubah pada computer juga menyebabkan perhitungan
kurang akurat yang juga menyebabkan hasil kurang maksimal.

C. Analisa Kesalahan

Pada percobaan kali ini terdapat beberapa kesalahan dalam proses percobaan yaitu
diantaranya ketidak akuratan dalam menyamakan frekuensi dari stroboskop dengan
frekuensi putaran yang dihasilkan oleh motor. Selain itu putaran yang tidak stabil yang
dihasilkan oleh motor mengakibatkan data RMS berubah-ubah setiap waktunya. Hal ini
menyebabkan sulitnya bagi praktikan untuk mendapatkan hasil yang akurat. Pada praktikum
kali ini data yang digunakan praktikan adalah data yang palinge mendekati keadaan balance.

Dengan demikian praktikan masih belum mengetahui data yang harus digunakan untuk
dapat menghitung massa counter balance. Selain itu ketidakakuratan data yang dihasilkan
menjadi factor utama dalam penentuan massa counter balance yang diberikan. Dengan
demikian massa counter balance yang diberikan masih belum mampu membuat disk menjadi
balance.

D. Analisa Aplikasi

Contoh pemgaplikasian proses balancing biasa terjadi pada ban mobil dimana ban mobil
diberikan massa tambahan atau massa counter balance agar dapat berputar dengan balance
dan menghidnari resonansi akibat unbalance yang ada pada ban. Contoh lain aplikasi yang
sering ditemui adalah suspensi yang terdapat ada kendaraan beroda.

KESIMPULAN

1. Counter balance pada prinsipnya adalah memberikan massa yang sesuai dengan posisi
180o dari posisi unbalance
2. Unbalance terjadi akibat pusat posisi massa yang mengalami pergeseran yang dapat
menyebabkan system unbalance saat motor memutar disc. Center of mass yang
mengalami pergeseran disebabkan oleh proses manufaktur disc.

REFERENSI

1. Modul Praktikum Mesin Getaran Mekanis, Mata Kuliah Getaran Mekanis. Departemen
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.
2. Thomson, William. Theory of Vibration with Application 5th Edition. 1998. Prentice-
Hall International
3. Meriam, J.L, Kraige, L.G. Engineering Mechanics Dynamics Fifth Edition SI Version.
2004. John Wiley and Sons.

Anda mungkin juga menyukai