Indra Nugraha: Pengaruh PH, Silika (Sio) Dan Ortofosfat (O-Po) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-Ef-2101) Pt. Pupuk Iskandar Muda, 2009
Indra Nugraha: Pengaruh PH, Silika (Sio) Dan Ortofosfat (O-Po) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-Ef-2101) Pt. Pupuk Iskandar Muda, 2009
KARYA ILMIAH
INDRA NUGRAHA
062409037
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
PENGARUH PH, SILIKA (SiO2) DAN ORTOFOSFAT (O-PO4)
TERHADAP COOLING WATER TREATMENT UREA-1 (63-EF-
2101) PT. PUPUK ISKANDAR MUDA
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
INDRA NUGRAHA
062409037
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
PERSETUJUAN
Disetujui di
Medan, Juli 2009
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
PERNYATAAN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
(Indra Nugraha)
NIM : 062409037
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, maha
Pengasih dan Maha Penyayang, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya.
Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa untuk
menyelesaikan program studi D-3 Kimia Industri F.MIPA USU.
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
8. Kepada rekan satu PKL, Faisal,Awaluddin dan ricky Hidayat serta rekan-rekan
Kimia Industri angkatan 2006 yang telah membantu dalam penyelesaian karya
ilmiah ini.
9. Grup Band Wali melalui album mereka yang telah memberikan semangat dan
inspirasi dalam penyelsaian karya ilmiah ini.
10. Seluruh dosen khususnya dosen-dosen kimia industri serta para staf tata usaha
kimia industri.
11. Seluruh pihak PT.PUPUK ISKANDAR MUDA yang telah membantu, dan
mengarahkan penulis selama pengerjaan karya ilmiah ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan karya ilmiah ini bermanfaat bagi para
pembaca dalam meningkatkan wawasan pengetahuan di bidang Ilmu Pengetahuan
Alam.
( Indra Nugraha)
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
ABSTRAK
Cooling water merupakan system pendingin di pabrik urea PT.Pupuk Iskandar Muda.
Kandungan silika yang terdapat didalam cooling water berkisar <200 ppm, sedangkan
kandungan ortofosfat antara 4-6 ppm dan pH berkisar 7-9. Diluar batas kendali tersebut
dapat menyebabkan korosi dan kerak pada menara pendingin.
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
THE INFLUENCE OF PH, SILICA (SiO2) AND ORTOFOSFAT (O-PO4)
AGAINST COOLING WATER TREATMENT UREA-1 (EF-63-2101) PT.
PUPUK ISKANDAR MUDA
ABSTRACT
Cooling water system is a refrigerator factory in the urea PT.Pupuk Iskandar Muda.
Silica matrix that is in the range of cooling water <200 ppm, while the womb ortofosfat
between 4-6 ppm and the pH range 7-9. Outside the control limits can cause corrosion
and scaling in the tower.
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN ......................................................................................... i
PERNYATAAN .......................................................................................... ii
PENGHARGAAN ....................................................................................... iii
ABSTRAK................................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................ 3
1.3. Tujuan ................................................................................ 3
1.4. Manfaat .............................................................................. 3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
DAFTAR TABEL
Halaman
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
BAB 1
PENDAHULUAN
Kegunaan air dalam proses industri sangat banyak sekali, selain sebagai air baku
pada industri air minum dan pemutar turbin pada pembangkit tenaga listrik, juga
sebagai alat bantu utama dalam kerja pada proses – proses industri. Selain itu juga air
digunakan sebagai sarana pembersihan ( cleaning ) baik itu cleaning area atau alat – alat
produksi yang tidak memerlukan air dengan perlakuan khusus atau cleaning dengan
menggunakan air dengan kualitas dan prasyarat tertentu yang membutuhkan sterilisasi
dan ketelitian yang tinggi. Dalam hal ini pembahasan difokuskan pada air sebagai
penghasil energi kalor dan sebagai penyerap energi kalor ( pendingin ) dalam industri
pada umumnya.
Colling tower atau menara pendingin adalah suatu sistem pendinginan dengan
prinsip air yang disirkulasikan. Air dipakai sebagai medium pendingin, misalnya
Jika air mendinginkan suatu unit mesin maka hal ini akan berakibat air
pendingin tersebut akan naik temperaturnya, misalnya air dengan temperature awal ( T1
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
) setelah digunakan untuk mendinginkan mesin maka temperaturnya berubah menjadi (
dengan blower / fan dengan bantuan angin. Demikian proses tersebut berulang secara
terus menerus.
(http://smk3ae.wordpress.com/2008/07/08/air-dan-fungsinya-sebagai-umpan-boiler-
dan-cooling-tower/)
Air untuk pendingin (Cooling Water) pada cooling tower, mesin, heat
exchanger, condenser dll. Kebutuhan akan air pendingin (cooling water) bisa di
kategorikan kebutuhan umum dalam setiap mesin penggerak, pengolahan air pendingin
biasanya kurang diperhatikan oleh operator pabrik karena persepsi yang salah dimana
setiap air bersuhu rendah bisa digunakan. Tetapi mereka lupa bahwa air pendingin
disalurkan melalui pipa-pipa yang diameternya terkadang cukup kecil, panjang dan
Sumber air baku industri yang memerlukan pembahasan lebih lanjut adalah kebutuhan
air dan sifat yang diperlukan untuk keperluan proses dan sebagai pendingin pada
Kebutuhan untuk air proses dan pendinginan sangat mendominasi kebutuhan air
untuk pabrik karena lebih dari 80% kebutuhan akan air di pabrik dikonsumsi oleh kedua
Penggunaan kolom atau tabung ion exchange untuk air baku untuk boiler (boiler
feed water)dan sistim pendinginan (cooling system) akan meningkatkan efisiensi kedua
sistim peralatan tersebut dengan cara membebaskan pipa-pipa saluran air dan uap pada
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
sistem tersebut dari karat dan endapan yang mengganggu yang dapat menimbulkan
(http://politeknikcitrawidyaedukasi.wordpress.com/2009/01/09/pengolahan-air-dengan-
ion-exchange-di-industri/)
Fungsi cooling tower dalam sistem pendinginan adalah untuk menghilangkan panas dari
peralatan proses produksi. Pendinginan alat produksi terjadi dengan meningkatnya suhu
media pendingin ( air ). Dalam interaksinya sistem media sangat dipengaruhi oleh
Masalah yang berpotensial muncul dalam sistem pendinginan adalah : Korosi, deposit
1.3 Tujuan
pendingin) akibat pengaruh dari pH, Silika (SiO2) dan Ortofosfat (O-PO4).
Iskandar Muda.
1.4. Manfaat
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
- Blowdown
- Evaporasi
- Air penambah/make up
- Chemical treatment
2.1.1 Blowdown
dilakukan secara continiu mencegah konsentrasi zat padat terlarut menjadi sedemikian
tinggi. Blowdown digunakan untuk mengurangi suspended solid (padatan terlarut) dari
Evaporasi adalah proses dimana air yang kembali dari heat exchanger,
melepaskan panas ke udara luar, karena kontak langsung dengan udara, sebahagian
Pada cooling tower tersedia kondisi ideal untuk penguapan ini, yaitu :
Air make up adalah air penggganti yang dibutuhkan untuk menggantikan air
Hanya air murni, H2O yang menguap, tidak ada mineral yang ikut menguap. Jika
terjadi kehilangan air dalam sistem, jumlah mineral akan semakin besar dalam sistem,
concentration yaitu rasio dissolved solid pada air sirkulasi dengan dissolved solid pada
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
air make up. Setiap terjadi kenaikan dissolved solid sebesar dissolved solid awal yang
ada, maka kita katakan kenaikan 1 cycle. contoh : jika dissolved solid air make up 500
ppm, dalam air sirkulasi cooling tower 1000 ppm, maka cycle of concentration adalah
1000 : 500 = 2.
Chemical treatment pada air sirkulasi pada beberapa kasus tidak diperlukan jika
laju blowdown tinggi dan dijaga, namun beberapa kasus lainnya chemical treatment
diperlukan untuk mencegah terbentuknya kerak dan korosi. Asam Sulfat atau
poliphosfat adalah yang paling umum digunakan untuk mengontrol terbentuknya kerak
Air setelah beberapa waktu lama, akan tumbuh mikroorganisme seperti bakteri,
fungi, alga dan protozoa. Mikroorganisme ini akan berkembang terus dan menyebabkan
masalah berupa biological fouling yang mengurangi transfer panas pada cooling tower
dan menghambat laju alir air. Pengontrolan mikroorganisme harus dilakukan pada
mengandung chlorin atau bromin merupakan campuran yang efektif untuk mengontrol
cooling tower. Untuk pemeliharaan free residual clorin harus dijaga pada batas tertinggi
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
2.2 Problem utama pada Cooling Tower
1. Korosi / corrosion
logam. Sistem air pendingin menyediakan lingkungan yang ideal untuk kembalinya
logam kebentuk oksidanya. Proses korosi adalah proses elektrokimia dimana pada
anoda, besi mulai terurai ketika kontak dengan air pendingin dengan reaksi :
menuju katoda. Pada katoda terjadi reaksi kimia antara elektron dan oksigen yang
hidroksida
Ferro hidroksida sangat rendah kelarutannya dalam air, sehingga secara cepat
akan mengendap sebagai flok-flok putih di antara permukaan metal – air. Plok tersebut
Dehidrasi produk Fe(OH)3 akan membentuk korosi secara normal yang terlihat
2. Kerak/ Scale
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
Pembentukan kerak adalah merupakan penumpukan dari presipitat solid. Pada
permukaan heat exchanger, material solid ini akan menurunkan effisiensi perpindahan
panas dan juga sebagai penghalang aliran pada cooling tower dan filler.
yang mempunyai batas kelarutan rendah dan akan membentuk kristal padat calsium
karbonat sehingga akan mengendap pada permukaan yang kritikal, seperti pada pipa-
pipa kondensor.
- Konsentrasi mineral : Jika terdapat jumlah mineral yang lebih banyak daripada
yang dapat ditangani oleh air dalam bentuk larutan maka akan terbentuk kerak.
- Suhu air: Ketika suhu air meningkat, zat pembentuk kerak yang umum akan
3. Fouling
Adalah akumulasi zat padat, selain kerak, yang mengganggu kerja peralatan atau
menyebabkan kerusakan.
pertumbuhan mikroba
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
Semua zat tersebut adalah zat padat tersuspensi, mempunyai tendensi melekat
satu sama lain dan akhirnya mengendap. Jika hal ini terjadi terbentuklah deposit pada
permukaan logam yang akan mempengaruhi aliran air dan perpindahan panas dalam
Metode yang dilakukan untuk mencegah terjadinya pembentukan kerak antara lain :
Dalam keadaan asam lemah ( kira – kira pH 6,5 ). Asam sulfat yang paling
sering digunakan untuk ini, memiliki dua efek dengan memelihara pH dalam daerah
yang benar dan mengubah kalsium karbonat, ini memperkecil resiko terbentuknya kerak
kalsium sulfat. Ini memperkecil resiko terbentuknya kerak kalsium karbonat dan
Bleed off pada sirkulasi air cooling terbuka sangat penting untuk memastikan
bahwa air tidak pekat sebagai perbandingan untuk mengurangi kelarutan dari garam
mineral yang kritis. Jika kelarutan ini berkurang kerak akan terbentuk pada penukar
panas.
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
Bahan kimia umumnya berasal dari organic polimer, yaitu polyacrilik dan
polyacrilik buatan.
- Masalah mikrobiologi
permukaan. Hampir semua jasad renik ini menjadi kolektor bagi debu dan kotoran
lainnya. Hal ini dapat menyebabkan efektivitas kerja cooling tower menjadi terganggu.
- Masalah kontaminasi
organisme renik untuk tumbuh dan berkembang pada sistem, belum lagi kualitas air
Untuk ini digunakan berbagai macam fosfat, bisanya berkaitan dengan salah satu
proses yang diuraikan di atas. Proses ini digunakan untuk pengelolahan intern air ketel,
di satu pihak, dan di lain pihak untuk pengelolahan air pendingin dan air proses.
heksametafosfat, keduanya digunakan di dalam ketel uap untuk mengendapkan sisa ion
kalsium yang masih ada di dalam air ketel setelah pengelohan pertama atau karena
kebocoran di dalam kondensor. Natrium heksametafosfat sangat berguna bila air ketel
itu bersifat terlalu alkali, sebab zat ini mengurangi kelebihan alkalinitas dengan jalan
kembali ke ortofosfat asam di dalam ketel. Pengolahan air pendingin dan air proses
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
dengan beberapa ppm natrium heksametafosfat sangat bergantung pada sifat-sifat lain
fosfat kompleks ini. Zat ini dapat mencegah pengendapan pada air yang biasanya
mengendapkan kalsium karbonat kalau terlalu alkali atau karena dipanaskan. Natrium
heksametafosfat banyak digunakan untuk mengurangi korosi dan penyerapan besi oleh
air di dalam sistem sirkulasi pendinginan, sistem distribusi air pabrik, dan di dalam
b. Penyingkiran Silika.
pertukaran natrium zeolit, dan biasanya hanya tersingkir sebagian di dalam proses
gamping-soda, dingin maupun panas. Silika merupakan ketakmurnian yang sangat tidak
dikehendaki, karena dapat menyebabkan pembentukan kerak yang melekat sangat kuat.
Silika dapat di singkirkan dari air ketel dengan menggunakan gaming dolomite atau
sebelumnya, sebagian silika dapat disingkirkan dengan koagulat feri. Zat ini sangat
cocok bila konsentrasi silika tinggi di dalam air penambah. Metode ini tidak dapat
membuang seluruh silika yang larut, tetapi dapat menurunkan konsentrasinya sampai
pembentukan kerak di dalam ketel bila dilakukan dengan baik. Cara yang paling umum
digunakan untuk menghasilkan air yang hanya mengandung sedikit silika ialah
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
2.3 Analisa Karekteristik Cooling Tower
1. OrtoFosfat
anodik ke atas dan bersenyawa dengan ion-ion Ca serta ion-ion Zn untuk membentuk
lapisan film pelindung yang tidak larut dalam air pada permukaan logam. Lapisan film
yang terbentuk antara ortofosfat dengan ion Ca2+ akan berperan besar dalam proses
inhibisi.
(kapur) dengan jalan berikatan dengan Ca2+ membentuk kalsium fosfat (CaSO4).
setempat dari baja karbon. Penambahan garam-garam Zn yang mudah larut dalam
sistem pendingin juga berperan penting dalam proses inhibisi karena akan menambah
2. Hardness / Kesadahan
Hardness adalah nilai kesadahan dari calsium dan magnesium yang membuat air
“susah dicuci”. Hardness harus dikontrol secara teratur karena mineral ini dapat
Hardness dinyatakan dengan satuan mg/l CaCO3 dan dibagi kedalam dua
macam,yaitu :
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
- Kesadahan carbonat, yaitu kesadahan yang berasal dari senyawa-senyawa metal
dengan HCO3-
3. Alkalinity
Alkalinity adalah komponen air yang penting, jika terlalu tinggi dapat terbentu
deposit kerak. Jika terlalu rendah air cenderung korosif. Dua bentuk alkalinity yang
penting : carbonate alkalinity dan bicarbonate alkalinity. Pada kondisi tertentu calsium
dan carbonat bereaksi membentuk calsium carbonat, yang disebut “deposit kapur”.
4. pH / Derajat Keasaman
pH merupakan faktor penting yang harus dikontrol sesuai batas kontrol yang
ditentukan agar program treatment dapat bekerja dengan baik. Jika pH turun maka air
akan bersifat asam dan korosif, sebaliknya jika pH naik maka air akan bersifat basa dan
5. Dissolved Solid
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
2.4 Perawatan Cooling Tower
mulai dari tandon air, perpipaan, cooling tower sampai pada cooling point ( pendingin
alat produksi ).
korosi.
Penentuan dosis chemical didasar pada total volume system, make up / air yang
dikonsumsi, jenis cooling tower, tata letak dan system perpipaan serta analisa air yang
dipakai.
Adakalanya terbentuk endapan yang berlebihan, hal ini terjadi karena kondisi
solid dalam air yang terlalu tinggi. Bila pembentukan lumpur terbentuk pada system
terbuka pada bagian sisi dari cooling tower, maka perawatan cukup dengan
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
BAB 3
3.1. Alat-alat
- Menara Pendingin
- pH meter
3.2. Bahan-bahan
- Klorin
- Silika
- Ortofosfat
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
BAB 4
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
Berikut ini adalah sebagian data Cooling Water Urea-1 Periode Juni 2008 yang
Muda . Data ini diambil khusus untuk melihat treatment dari cooling water Urea-1
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
n 8,6 2,32 7,75 0,2 4
d 8,7 2,61 8,32 52,51 133,66 5 34,91
s 8,4 2,71 6,09 3
2 Juni 20;00 8,6 0 2
n 8,5 2,5 5,23 0,2 4
d 7,5 2,7 8,19 146,71 490,07 5 310,1
s 6,8 2,96 8,04 3
3 Juni 20:00 7,4 0,2 2
n 7,5 2,5 9,12 0,3 4 40,65
d 8,5 2,96 6,13 78,59 173,75 9 54,44
s 8,3 2,82 6,35 3
4 Juni 20;00 8,7 0,1 2
n 8,5 2,7 6,52 0,4 4
d 8,5 2,96 6,13 78,59 173,75 5 54,44
s 8,3 2,82 6,35 3
5 Juni 20:00 8,7 0,1 2
n 8,5 2,7 6,52 0,4 4
d 7,9 2,67 5,81 69,45 189,35 5 64,54
s 8,4 1,79 5,91 3
6 Juni 20:00 8,3 0,5 2
n 8,5 2,7 6,13 0,4 4
d 8,5 3,66 5,35 90,04 200,48 5 65,82
s 8,1 2,96 5,71 3
7 Juni 20:00 8,2 0,1 2
4.2. Pembahasan
seperti penanggulangan korosi yang sering terjadi dan dapat melemahkan pipa-pipa atau
Sistem injeksi Inhibitor dan Asam sulfat dibutuhkan untuk menolah air yang
memisahkan sebahagian dari total suspended solid pada air yang disirkulasikan.
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
Pada periode 1-7 juni 2008 Cooling Water System beroperasi secara normal
(tidak kondisi preservasi). Pada periode ini kondisi parameter control adalah sebagai
berikut :
- pH
Periode Juni 2008 parameter pH terkendali dengan baik 77,2% masuk dalam
batas kendali 22,8% berada diluar batas kendali. pH tertinggi 8,7 terendah 6,1 dengan
hal ini disebabkan oleh konsentrasi NH3 content yang disaat awal terkontaminasi akan
- O-PO4
Untuk O-PO4 tidak memuaskan, periode yang sama 31,1% berada didalam batas
kendali 68,9% berada diluar batas kendali. O-PO4 tertinggi 13,78 ppm terendah 4,63
ppm dengan rata-rata 7,88 ppm. Hal ini disebabkan kurang terkontrolnya sewaktu
- SiO2
SiO2 periode ini sangat memuaskan yang masuk batas kendali 100% dan tidak
ada yang berada diluar batas kendali. SiO2 tertinggi 155,83 ppm dan terendah 52,51
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
Berikut adalah parameter control system air pendingin urea yang dipakai selama
KONTROL
pH 7–9
Ca.Hard <450
NH3 <100
BAB 5
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data pengamatan dan hasil pembahasan, maka dapat diambil beberapa
1. Periode Juni 2008 parameter pH terkendali dengan baik 77,2% masuk dalam
batas kendali 22,8% berada diluar batas kendali. pH tertinggi 8,7 terendah 6,1
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
2. Untuk O-PO4 tidak memuaskan, periode yang sama 31,1% berada didalam batas
kendali 68,9% berada diluar batas kendali. O-PO4 tertinggi 13,78 ppm terendah
3. SiO2 periode ini sangat memuaskan yang masuk batas kendali 100% dan tidak
ada yang berada diluar batas kendali. SiO2 tertinggi 155,83 ppm dan terendah
4. pH, silica dan ortofosfat apabila tidak dikontrol dengan baik akan menyebabkan
5.2 SARAN
cycle.
2. Waktu dan dosis chlorinasi perlu ditambah agar T.Res Cl2 masuk dalam batas
kendali dengan tetap memonitor pH dan perlu diadakan perbaikan pada system
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
http://politeknikcitrawidyaedukasi.wordpress.com/2009/01/09/pengolahan-air-dengan-
http://smk3ae.wordpress.com/2008/07/08/air-dan-fungsinya-sebagai-umpan-boiler-
Austin, George T.1996. Industri Proses Kimia. Edisi kelima, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Betz Laboratories, 1991. Betz Handbook of Industrial Water Conditioning, The 9th
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
Kurita Kōgyō Kabushiki Kaisha.1985. Kurita Handbook of Water Treatment. Kurita
Water Industries .
Mathie, Alton J. 1988. Chemical Treatment For Cooling Water. Fairmont Press.
Industry.
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
d 8,7 2,61 8,32 52,51 133,66 5 34,91
s 8,4 2,71 6,09 3
20;00 8,6 0 2
n 8,5 2,5 5,23 0,2 4
d 7,5 2,7 8,19 146,71 490,07 5 310,1
s 6,8 2,96 8,04 3
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika (SiO2) Dan Ortofosfat (O-PO4) Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 (63-EF-
2101) PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.